You are on page 1of 10

LAPORAN BIOLOGI

“ MIKROSKOP ”

Oleh

Nama : Hendro Fadly

NPM : E1C009055

Jurusan : Peternakan

Asisten :-

Jurusan Peternakan

Fakultas Pertanian

Universitas Negeri Bengkulu

2009

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keanekaragaman makhluk hidup yang merupakan sumber acuan


dalam proses pembelajaran yang memiliki peran penting dalam melakukan
kegiatan praktikum ini, yang mana dalam proses kegiatan ini penulis akan
menjelaskan berdasarakan dengan susunan materi yang telah kami pelajari,
yaitu pada “Mikroskop”. Mikroskop merupakan alat yang memiliki fungi
penting dalam mengamati benda-benda, organisme makhluk hidup yang
pada umumnya berukuran sangat kecil, salah satu contoh yang kami
lakukan adalah mengamati sel-sel makhluk hidup serta struktur yang
terbentuk di dalamnnya.

B. Tujuan

Tujuan dalam kegiatan ini adalah :

 Mengetahui, mengenal bagian-bagian mikroskop, cara


mempergunakannya, serta perawatannya.

 Mengetahui jenis-jenis mikroskop, dan

 Memahami strukutur-struktur yang terdapat dalam objek penelitian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
 Pengertian

Kata mikroskop (microscope) berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata


micron=kecil dan scopos=tujuan, yang maksudnya adalah alat yang
digunakan untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata
telanjang. Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama
kali adalah 2 ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen
(ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong
ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama.
Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan
mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo.
Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop
optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optic memiliki kemampuan terbatas
dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi
cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis,
panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk
itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah
200 nanometer.

Untuk melihat benda berukuran di bawah 200 nanometer, diperlukan


mikroskop dengan panjang gelombang pendek. Dari ide inilah, di tahun 1932
lahir mikroskop elektron. Sebagaimana namanya, mikroskop elektron
menggunakan sinar elektron yang panjang gelombangnya lebih pendek dari
cahaya. Karena itu, mikroskop elektron mempunyai kemampuan
pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik.
Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran obyek, mikroskop elektron juga
menggunakan lensa, namun bukan berasal dari jenis gelas sebagaimana
pada mikroskop optik, tetapi dari jenis magnet. Sifat medan magnet ini bisa
mengontrol dan mempengaruhi elektron yang melaluinya, sehingga bisa
berfungsi menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik. Kekhususan lain
dari mikroskop elektron ini adalah pengamatan obyek dalam kondisi hampa
udara (vacuum). Hal ini dilakukan karena sinar elektron akan terhambat
alirannya bila menumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal.
Dengan membuat ruang pengamatan obyek berkondisi vacuum, tumbukan
elektron-molekul bisa terhindarkan.

Ada 2 jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan, yaitu


transmission electron microscopy (TEM) dan scanning electron microscopy
(SEM). TEM dikembangkan pertama kali oleh Ernst Ruska dan Max Knoll, 2
peneliti dari Jerman pada tahun 1932. Saat itu, Ernst Ruska masih sebagai
seorang mahasiswa doktor dan Max Knoll adalah dosen pembimbingnya.
Karena hasil penemuan yang mengejutkan dunia tersebut, Ernst Ruska
mendapat penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1986. Sebagaimana
namanya, TEM bekerja dengan prinsip menembakkan elektron ke lapisan
tipis sampel, yang selanjutnya informasi tentang komposisi struktur dalam
sample tersebut dapat terdeteksi dari analisis sifat tumbukan, pantulan
maupun fase sinar elektron yang menembus lapisan tipis tersebut. Dari sifat
pantulan sinar elektron tersebut juga bisa diketahui struktur kristal maupun
arah dari struktur kristal tersebut. Bahkan dari analisa lebih detail, bisa
diketahui deretan struktur atom dan ada tidaknya cacat (defect) pada
struktur tersebut. Hanya perlu diketahui, untuk observasi TEM ini, sample
perlu ditipiskan sampai ketebalan lebih tipis dari 100 nanometer. Dan ini
bukanlah pekerjaan yang mudah, perlu keahlian dan alat secara khusus.
Obyek yang tidak bisa ditipiskan sampai order tersebut sulit diproses oleh
TEM ini. Dalam pembuatan divais elektronika, TEM sering digunakan untuk
mengamati penampang/irisan divais, berikut sifat kristal yang ada pada
divais tersebut. Dalam kondisi lain, TEM juga digunakan untuk mengamati
irisan permukaan dari sebuah divais.

Tidak jauh dari lahirnya TEM, SEM dikembangkan pertama kali tahun
1938 oleh Manfred von Ardenne (ilmuwan Jerman). Konsep dasar dari SEM ini
sebenarnya disampaikan oleh Max Knoll (penemu TEM) pada tahun 1935.
SEM bekerja berdasarkan prinsip scan sinar elektron pada permukaan
sampel, yang selanjutnya informasi yang didapatkan diubah menjadi
gambar. Imajinasi mudahnya gambar yang didapat mirip sebagaimana
gambar pada televisi.

Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi
pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan
deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul
dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut discan dengan
sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi
selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan
dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di
layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat.
Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan,
sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.

Demikian, SEM mempunyai resolusi tinggi dan familiar untuk


mengamati obyek benda berukuran nano meter. Meskipun demikian, resolusi
tinggi tersebut didapatkan untuk scan dalam arah horizontal, sedangkan
scan secara vertikal (tinggi rendahnya struktur) resolusinya rendah. Ini
merupakan kelemahan SEM yang belum diketahui pemecahannya. Namun
demikian, sejak sekitar tahun 1970-an, telah dikembangkan mikroskop baru
yang mempunyai resolusi tinggi baik secara horizontal maupun secara
vertikal, yang dikenal dengan "scanning probe microscopy (SPM)". SPM
mempunyai prinsip kerja yang berbeda dari SEM maupun TEM dan
merupakan generasi baru dari tipe mikroskop scan. Mikroskop yang
sekarang dikenal mempunyai tipe ini adalah scanning tunneling microscope
(STM), atomic force microscope (AFM) dan scanning near-field optical
microscope (SNOM). Mikroskop tipe ini banyak digunakan dalam riset
teknologi nano "
BAB III

PEMBAHASAN

 Cara Menggunakan dan Merawat Mikroskop

 Bagian-bagian penting mikroskop :


1. Okuler, terdiri atas susunan lensa, biasanya 2 buah dengan
perbesaran masing-masing 6X dan 10X.

2. Objektif juga merupakan susunan lensa, biasanya terdiri atas 3 buah


dengan perbesaran masing-masing 6X dan 10x, 40x dan 100x. objektif
kuat ketebalannya lebih kecil dari objektif lemah. Ketiga objektif
tersebut diletakkan pada revolver.

3. Revolver ( penukar objek berputar ) untuk mengganti-ganti objektif


cukup dengan memutar revolver sampai terasa bunyi berdetik.

4. Tubus menghubungkan okuler dengan objektif.

5. Meja sendiaan, terdapat dua jepitan untuk memegang kaca objek


atau memegang yang dapat digerakkan segital ( depan belakang ) dan
frontal ( kanan kiri ). Pada mikroskop Spencher terdapat sekrup
pengendali kondensor.

6. Kondensor untuk menurunkan cahaya. Dapat dinaik-turunkan dengan


sekrup pengendali kondensor.

7. Diafragma iris terletak di bawah kondensor, untuk mengatur


banyaknya cahaya yang masuk. Dibawahnya terdapat cincin filter
yang dapat dikisarkan keluar.

8. Cermin berguna untuk mengarahkan cahaya, dapat diputar balikkan


sehingga dapat dipakai cermin cekung atau datar.

9. Kaki mikroskop sebagai penegak

 Jenis-jenis mikroskop

Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah
mikroskop optik. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu
atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah
benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Berdasarkan sumber
cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan
kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan
pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi
untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan
binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler
merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler
memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang
dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana
(yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-
field, fluoresens, fase kontras.

 Struktur mikroskop

Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:

 Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa
okuler.

 Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop,


diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca
objek, dan sumber cahaya.

o Pembesaran

Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda
yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai faktor,
diantaranya titik fokus kedua lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau
jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang
mata normal(sn). Rumus:
 Sifat bayangan

Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa


cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan
sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap
posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir
selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik,
dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan
diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya
meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A
yang terbalik dan diperbesar.

BAB IV

KESIMPULAN

 Mikroskop memilki berbagai jenis macam, dan salah satunya adalah


mikroskop optik yang merupakan mikroskop pertama yang ditemukan.

 Dengan memanfaatkan mikroskop sebagai alat optik yang sangat


berfungsi untuk mengamati organisme yang berukuran sangat kecil,
kita dapat mengetahui semua susunan yang terbentuk / terdapat di
dalamnya serta memahami tata cara penggunaanya dan mengerti
akan bagian-bagian dari mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.org.co.id/mikroskop

Penulis, dkk. 2001. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Bengkulu:


Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Bengkulu.

You might also like