You are on page 1of 6

AKAN TERJADINYA ORANG-ORANG MENCINTAI LIMA PERKARA

DAN MELUPAKAN LIMA PERKARA

u%äa=æpufeãÖM<pkb~fQhwBeã
S~j-u&jÏQpu%<9]8q-qæé~2Uã $ã8q-qUãS~j-
u&jb2æ,=5ãú;eãufe9j<ã
,ãqiãkÊw%kfR}pÀ$ätivãlqËæðGn<ãGmãSjB}
uîîeãoi uîîîmä2çBYÀ$ãqivã
Á$wjneãè~æ8éZ5<q6Jeã8ãqA2Qú=}pÀ$ã=5ã?
eã<q2çeã
cî}=E vr91pufeãvãueãvlã
9tEãpÁ$äY8ã=&UkRneãcf%2Q1äR%p
umä2çAr9Mã
gIktfeãÁ$ã8äBeã9~AueqA<pr9çQã9j2iän~çmpä
m9~Alã 9tEãpÁ$ ä}=çeãå<ue
À$ä^~jeãhq}1ãGi>w&iGjyã8äiwApÕwIuæä2Iã
pueã2Qp9j2iäm9~A2QkfAp
ÁãR*aäj~fB%kfAp
ÁlqjfBik&mãp vão%qj%vpu%ä^%_1ufeããq^
%ãÀufeã8äçQ
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia

Bertaqwalah kalian kepada Allah SWT taqwa dalam arti memelihara diri dari segala
bentuk kemusyrikan dan kemunafikan yakni dengan mentaati dan mengerjakan semua
perintah serta meninggalkan larangan-larangan-Nya.

Juga taqwa yang dapat menimbulkan amal-amal saleh yang nyata sebagai pembuktian
kebenaran iman; sebab segala perbuatan dan amal manusia, baik atau jahatnya merupakan
pencerminan imannya terhadap Allah SWT.
Rasulallah SAW bersabda :

ÀÕ=5vãlqBn}pä~m9eããlqç2}áCj>ãlqBn}pCj>ãl
qç2}läi>.iã2Qû%ý~A
lqBn}pdäUãlqç2}pÀ<qç^eãlqBn}p<qJ^eãlqç2}p
À$qUãlqBn}pÕä~<ãlqç2}p
Á_eä>ãlqBn}p_f>ãlqç2}pÀåäB<ã
Artinya :
“Akan datang kepada umatku suatu masa dimana mereka mencintai lima perkara dan
melupakan lima perkara pula. Mereka mencintai dunia dan melupakan akhirat. Mereka
mencintai kehidupan dan melupakan kematian. Mereka mencintai gedung-gedung dan
melupakan kubur. Mereka mencintai harta benda dan melupakan hisab (penelitian amal di
akhirat). Mereka mencintai makhluk dan melupakan penciptanya”.

Di dalam hadits ini tersirat suatu peringatan Rasulallah SAW akan tibanya suatu masa
dimana pada waktu itu orang sudah tergila-gila mencintai hal-hal yang bersifat keduniaan dan
melupakan hal-hal yang bersifat keakhiratan. Padahal semestinya orang itu harus menyadari
bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara dalam rangkaian perjalanan menuju kehidupan
yang sebenarnya, yaitu di alam akhirat yang abadi. Oleh Allah, manusia sewaktu mengarungi
hidup di dunia yang sifatnya sementara ini supaya bekerja giat mencari bekal untuk persiapan
dalam perjalanannyamenuju akhirat yang abadi. Ibarat seorang musafir yang akan menempuh
perjalanan juah, maka lama sebelumnya dia harus mempersiapkan diri dengan mengumpulkan
bekal sebanyak mungkin untuk keperluan dalam perjalanannya. Dengan perbekalan itu pasti
akan dapat mencari tujuan dengan selamat. Sebaliknya bila dia hanya berpangku tangan saja
tanpa berusaha mengumpulkan bekal, tentu penderitaan dan kesengsaraan silih berganti akan
menimpanya, itu pasti, sebab setiap perjalanan memerlukan bekal.

Namun manusia adalah tempatnya lupa. Apalagi kalau manusia itu tidak dibekali
dengan iman yang kuat. Pasti jiwanya gersang yang selalu diselimuti hawa nafsu. Dan hawa
nafsu itulah yang akan membawa manusia tenggelam dalam kenikmatan-kenikmatan di dunia
semata, tanpa memperdulikan kenikmatan-kenikmatan di akhirat yang telah dijanjikan oleh
Allah bagi setiap orang yang patuh berbakti kepada-Nya.

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.

Dunia adalah alam yang fana. Artinya segala yang ada di dunia ini bakal mengalami
keursakan. Bumi dan langit rusak, bulan, matahari, dan semua planet di alam raya ini juga
rusak. Manusia dengan berbagai karya dan ciptaan-Nya juga rusak. Semuanya rusak, tidak ada
yang tersisa. Kebahagiaan, kemewahan, kemegahan, kedudukan, jabatan dan lain-lain juga
rusak, tidak ada yang abadi.

Akan tetapi justru semua yang tidak abadi ini malah disenangi oleh semua orang.
Sudah barang tentu tidak ada salahnya bahkan tidak ada larangan mencintai dunia. Namun
perlu dimengerti terlalu mencintai dunia bisa menggelincirkan orang lupa kepada akhirat.
Padahal sudah disebutkan bahwa duni ini hanya tempat lintasan saja dalam rangkaian
perjalanan menuju akhirat.

Allah SWT berfirman:


        
 
Artinya :
Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara)
dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal
(Q.S : Al Mukmin : 39).

Cinta kepada dunia itu bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Seorang yang tetap
meneruskan tidurnya padahal sudah mendengar adzan shalat sehingga waktu shalat habis,
maka orang ini termasuk mencintai dunia lupa akhiratnya. Menghambur-hamburkan uangnya
hingga lupa memberi nafkah kepada keluarganya, ini juga termasuk mencintai dunia
melupakan akhiratnya, dan masih banyak lagi contoh-contoh perilaku atau perbuatan yang
dapat dikategorikan sebagai cinta dunia.

Oleh sebab itu, karena begitu halusnya bujukan dunia yang dapat melupakan akhirat,
sebaiknya orang selalu berhati-hati dalam setiap tingkah lakunya. Dalam hal ini Allah telah
berfirman di dalam surat Luqman ayat 33 :
           

Artinya :
Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan
kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.

Mati adalah suatu keadaan yang pasti dialami setiap orang. Tidak seorangpun yang
mampu menghindari mati, betapa pun dia telah berusaha sekuat tenaga. Meskipun demikian
banyak orang melalaikan mati, seolah-olah mati ini tidak bakal terjadi. Padahal mati itu
datangnya tak terduga-duga sebelumnya. Bahkan tidak jarang orang yang pagi hari itu masih
segar bugar tetapi siang harinya telah mati.

Allah SWT telah berfirman :


           

Artinya :
“Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”. (Al A’raf:34)

Di zaman akhir masa sekarang ini sudah termasuk zaman akhir akan terjadi orang-
orang sudah melupakan mati. Mereka terlalu sibuk dan tenggelam dalam kenikmatan hidup.
Selah-olah hidup mereka itu kekal abadi, tidak akan terjamah oleh kematian. Maka berbuatlah
mereka seenaknya sendiri dengan menuruti semua kehendak hawa nafsunya. Setiap tingkah
dan polahnya selalu diwarnai kemaksiatan. Mereka sudah lupa bahwa hidup itu mengmban
amanat. Amanat yang dahulu telah berupa tugas-tugas keagamaan. Namun mereka enggan
untuk memikulnya karena khawatir mengkhianatinya. Lalu dipikullah amanat itu oleh
manusia.

Allah SWT berfirman :


        
         
Artinya :
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat
itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh” (Al Ahzab:72)
Rasulallah SAW menganjurkan kepada umatnya jangan sampai melupakan mati,
bahkan harus memperbanyak mengingatnya, baik dalam keadaan suka maupun duka, kaya
atau miskin, sehat atau sakit. Sebab orang banyak mengingat mati akan giat beramal saleh.
Karena amal saleh itulah satu-satunya bekal yang dapat diadakan orang pada waktu mati.

Rasulallah SAW bersabda :

rãqAäji c~fB} r=a:läY$qUã=a: ãp=*aã


Artinya :
“Banyak-banyaklah mengingat mati, karena sesungguhnya ingat kepada kematian bisa
menghiburmu dari sesuatu selain-Nya” (HR. Ibnu Abid Dun-ya).

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.

Membangun gedung atau rumah-rumah mewah tidak ada larangan di dalam agama
islam. Bahkan lebih baik bila umat Islam dapat menikmati rumah-rumah yang indah, memiliki
gedung-gedung yang indah. Sebab Rasulallah SAW sendiri lebih senang dan bangga bila
umatnya semuanya kaya, memiliki rumah indah, gedung megah dan lain sebagainya. Akan
tetapi janganlah karena rumah yang indah ini jadi lupa kepada rumah yang terakhir, yaitu
kuburan.

Ketahuliah, bahwa kuburan itu merupakan permulaan tempat dari tempat-tempat di


akhirat. Sayyidina Utsman bin Affan apabila melewati kuburan lalu berhenti kemudian
menangis. Ketika ditanya mengapa beliau menangis, beliau menjawab: Saya pernah
mendengar Rasulallah SAW bersabda : “Kuburan itu merupakan permulaan tempat-tempat di
akhirat. Apabila orang selamat dari siksa kubur, maka lebih selamat lagi keadaannya
seterusnya”.

Rasulallah SAW bersabda :

ä~m9eãd> änioid?
ni=5ãpÕ=5ãpÕ=5vãd>änioid=&idpã=ç^eã
Artinya :
“”Kuburan itu merupakan permulaan tempat dari tempat-tempat di akhirat dan tempat
terakhir dari tempat-tempat di dunia”.

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.

Pada hari kiamat kelak, semua manusia akan diperiksa utnuk dimintai pertanggungan
jawabnya ketika di dunia. Semua harta dan perilakunya diperiksa dengan teliti, tak sedikitpun
yang tak tercecer. Keadaan seperti itu disebut yaumul hisab (hari perhitungan amal).

Pada hari perhitungan amal, manusia akan diberi ketentuan nasibnya, di surga atau di
neraka. Mereka yang menerima catatan amal dengan tangan kanan, pertanda mendapat
keberuntungan masuk surga. Sedang yang menerima catatan amal dengan tangan kiri pertanda
nasib buruk masuk neraka.

Allah SWT berfirman :


          
         
        
Artinya :
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan
diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan Dia akan kembali kepada kaumnya (yang
sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari
belakang, Maka Dia akan berteriak: "Celakalah aku". dan dia akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka)”. (Al Insyiqaq:7-12).
Ingat kepada Allah bukan selalu menyebut nama-nama-Nya saja,melainkan
menyesuaikan perilaku kita dengan kehendak-Nya pun termasuk ingat kepada-Nya. Bahkan
cara inilah yang terpenting. Karena percumalah orang yang selalu menyebut nama-nama-Nya
dengan jumlah-jumlah tertentu atau sebanyak-banyaknya, sementara dia terus berbuat
kemaksiatan.
         
    
Artinya :
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(Ali Imron:31)

Ák~b<ã=a;eãp$ä}vãoiu~Yäjækaä}ãp&RZmpÁk~Ï
Reãlã=^eãðkbep1ufeã!<äæ
1k~ÏReãufeã
=ZV&Aãp;s1q]dq]ãÁk~fReãS~jBeãqsumã u%p w
%kbnip&igç^%p
qsumã
rp=ZV&AäY$äniÒjeãpGniÒjeãp$äjfBUãpGjfB
Uã=yäBepkbep
Ák~1=eã<qZVeã

You might also like