Professional Documents
Culture Documents
PERILAKU KONSUMEN
MODUL 2
Oleh :
Kelompok 7
1. Angga Pradikta 0610460005
2. Dimas Apriyanto 0710440008
3. Indri Ruspitasari 0710440032
4. Arif Rizka K 0710440065
5. Agustin Lolita 0710440073
6. Armieta A. Irianti 0710443010
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
MALANG
2010
TUGAS KEGIATAN BELAJAR 2
Pengetahuan konsumen terdiri dari tiga jenis, yaitu yang pertama adalah tujuan
pengetahuan, atau memperbaiki informasi tentang kelas produk dimana konsumen
telah menyimpannya dalam memori jangka panjang. Jenis yang kedua
adalahpengetahuan subjektif, atau persepsi konsumen tentang apa atau seberapa
banyak pengetahuannya dengan kelas produk. Di sini yang menarik adalah terdapat
perbedaan besar antara berapa banyak orang yang mereka pikir ketahui dan yang
benar – benar mereka ketahui, sehingga pengetahuan objektif dan subjektif sama
sekali tidak berkorelasi. Jenis pengetahun yang ketiga adalah informasi tentang
pengetahuan lainnya.
Bentuk produk
kantong
Menenangkan
pikiran
Antioxidan bagi
kulit
Pikiran tenang
Pemasar sangat tertarik pada pengetahuan konsumen tentang merek. Sebagian besar
pemasar berorientasi pada merek dagang. Untuk konsumen yang mempunyai
pengetahuan tingkatan pengetahuan rendah tentang merek, barulah konsumen dapat
memiliki atau mencari pengetahuan tentang model. Model adalah contoh spesifik dari
suatu merek yang memiliki satu atau lebih ciri produk yang berbeda – beda model.
Adapun selanjutnya kelas produk. Kelas produk ataupun tingkatan pengetahuan
produk yang paling luas dan lengkap, dapat terdiri dari beberapa bentuk produk
(termasuk merek – merek model).
Contoh dalam produk the celup sari wangi. Kita dapat menciptakan suatu rantai arti
akhir yang lebih rinci dengan membagi tingkatan ciri dan nilai dalam dua kategori :
Tampilan di atas menyajikan devinisi keenam tingkatan dalam rantai arti akhir dan
memberikan contoh setiap tingkatan. Untuk memperjelas rantai arti akhir, maka
dibuat deskripsi tiap – tiap rantai arti akhir untuk pengetahuan produk the celup sari
wangi oleh konsumen seperti di bawah ini :
Ciri
Ciri nyata: harga terjangkau (murah), praktis
Ciri abstrak: kualitas bagus, rasanya enak
Konsekuensi
Konsekuensi fungsional: dengan minum teh sari wangi membuat badan
menjadi lebih segar, dan pikiran menjadi tenang
Konsekuensi psikososial: sari wangi membuat kami lebih disukai teman,
harmonis dengan keluarga
Nilai
Nilai instrumental : menjadi lebih tenang dan berpikiran jernih karena teh sari
wangi
Nilai terminal: menjadi sehat dan bahagia
Titik utama model rantai akhir adalah konsumen berfikir dalam konteks konsekuensi
personal. Karena konteks personal, maka konsumen yang berbeda cenderung
memiliki rantai arti akhir yang berbeda untuk produk atau merek yang sama,
walaupun tetap ada persamaan diantaranya. Dengan pernyataan tersebut, pengetahuan
produk actual dalam rantai arti akhir konsumen tidak berisikan keseluruhan tingkatan
dari keenam arti produk yang ditujukan pada model rantai arti akhir ideal. Beberap
cirri produk dapat memiliki rantai arti akhir nilai ganda, yang dapat saling
bertentangan. Yaitu beberapa cirri dapat membawa ke akhir positif maupun negative
sekaligus.
3. Jelaskan pula hubungan produk yang anda uraikan diatas dengan strategi
pemasaran yang perlu dikembangkan.
Terdapat beberapa implikasi pengetahuan konsumen yang utama yang berlaku bagi
para manajer pemasaran. Pertama, sejalan dengan meningkatnya pengetahuan
konsumen, konsumen menjadi lebih terorganisir, menjadi lebih efisien dan akurat
dalam memroses informasi mereka, dan memberikan ingatan informasi yang lebih
baik. Oleh karenanya, para manajer perlu mempertimbangkan tingkat pengetahuan
konsumen ketika mengembangkan sebuah produk. Orang yang berbeda memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang berbeda tentang produk.
Implikasi kedua bagi para manajer pemasaran adalah bahwa informasi tentang
seberapa luasnya pengetahuan konsumen akan mempengaruhi strategi promosi.
Secara khusus, pesan yang ditujukan kepada prospek yang berpengetahuan dapat
lebih kompleks daripada yang diarahkan untuk seorang pemula.
Para manajer produk memiliki taruhan yang besar dalam mempengaruhi apa yang
konsumen pelajari tentang produk mereka. Aktivitas promosi perusahaan dapat
mendidik para konsumen, dan kepercayaan yang terbentuk melalui pendidikan seperti
ini dapat secara langsung mempengaruhi sikap dan tindakan berkenaan dengan
produk tersebut. Apa yang konsumen pelajari melalui pendidikan seperti ini seringkali
mempengaruhi bagaimana mereka menginterpretasikan pengalamannya dengan
produk itu.jika sebuah perusahaan menjanjikan kinerja produk yang baik sekali dalam
iklannya dan ternyata produk tersebut gagal mewujudkan harapan seperti yang
dijanjikan, maka interpretasi psikologi konsumen dari pengalaman mereka dengan
produk itu mungkin menjadi negatif walaupun jika produk itu, dalam kenyataannya
menampilkan kinerja yang selayaknya.
Dengan mengetahui kenyataan yang seperti itu, maka produk teh sari wangi layaknya
perlu mengembangakan strategi pemasaran selain memasang iklan di televisi. Strategi
pemasaran yang bisa dikembangkan misalnya saja :
Melakukan inovasi rasa pada produk. Terdapat sebagian konsumen yang
menginginkan hal baru dari suatu produk yang menjadi andalan mereka.
Memang tidak semua konsumen bisa menerima hal baru karena kesetiasan
mereka pada produk yan telah mereka gunakan. Tetapi dengan inovasi produk
yang baru dan cara pengenalan produk yang komunikatif, kemungkinan besar
akan meningkatkan daya jual dari produk tersebut. Dalam hal ini misalnya saja
sari wangi bisa menciptakan rasa baru yaitu teh dengan rasa caramel, atau
yang lainnya.
Melalui pamflet dan spanduk yang dipasang di jalan-jalan. Pemasangan
pamflet dan spanduk produk sari wangi di jalan-jalan strategis ini bertujuan
agar konsumen dapat melihat dan tertarik untuk membeli produk ini. Dengan
penggunaan pamphlet dan spanduk, bisa juga mempengaruhi afeksi, kognisi,
serta perilaku konsumen. Keunggulan dalam penggunaan pamphlet dan
spanduk yaitu konsumen tidak perlu melihat tv untuk dapat mengetahui
keunggulan produk, karena konsumen bisa langsung melihatnya di jalan yang
dilewati. Bagi konsumen, pamphlet dan spanduk merupakan media periklanan
yang ekonomis / tanpa mengeluarkan biaya karena konsumen dapat melihat di
jalan-jalan yang sehari-hari dilalui.
Pemberian diskon atau bonus. Pemberian diskon atau bonus disini adalah
misalkan konsumen membeli produk sari wangi kemasan isi 20 kantung maka
akan mendapatkan bonus saring wangi kemasan isi 5 kantung secara cuma-
cuma atau gratis. Dengan demikian semakin banyak konsumen yang tertarik
dan ingin membeli produk sari wangi.
Menjadi sponsor suatu acara. Jika suatu produk menjadi sponsor suatu acara,
biasanya acara tersebut akan sering mempromosikan dan menjelaskan manfaat
serta spesifikasi produk tersebut. Dengan demikian akan lebih banyak
konsumen yang mengetahui manfaat dan keunggulan pruduk sehingga tertarik
untuk membeli produk tersebut. Keunggulan lain dari menjadi sponsor suatu
acara adalah dapat menyumbangkan produknya untuk dibagikan kepada
konsumen sehingga konsumen dapat mencoba produk tersebut dan apabila
cocok dapat melakukan pembelian untuk mengkonsumsi produk tersebut.
TUGAS KEGIATAN BELAJAR 3
b) Perceptual organization
Organisasi perceptual (perceptual organization) mengacu pada proses dimana
orang memandang potongan, bentuk, gambar, dan garis dalam dunia visual.
Organisasi persepsi (perceptual organization) berarti bahwa konsumen
mengelompokan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang
menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman tersebut.
Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah integrasi, artinya bahwa berbagai
stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh.
Terdapat tiga prinsip perceptual organization :
1) Figure and Ground (Gambar dan Latar Belakang)
Gambar adalah objek atau stimulus yang ditempatkan dalam suatu latar
belakang. Konsumen cenderung memisahkan mana objek yang harus
diperhatikan dan mana latar belakangnya. Pemasar harus membuat iklan
dimana objek dan latar belakangnya mudah dibedakan.
Stimulus yang diterima konsumen cenderung akan dihubungkan dengan
konteks atau situasi yang melingkupi konsumen. Setting iklan (latar belakang,
music, suara) akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk.
Dengan demikian pengiklan atau pemasar hendaknya bisa memperjelas bahwa
produk merupakan gambar (sesuatu yang lebih menonjol/diutamakan) dan
settingnya adalah latar, sehingga konsumen tidak salah dalam mempersepsi
iklan.
2) Grouping (Pengelompokan)
Orang biasanya mengelompokkan stimulus sehingga membentuk satu
kesatuan arti. Ketika teman anda menanyakan nomor telepon, anda menyebut
486 15 15. Menyebutkan tiga angka pertama, kemudian berikutnya dua angka
– dua angka, proses menyebutkan angka nomor telepon terpisah-pisah tersebut
sebagai pengelompokan (grouping) agar mudah terlihat.
Pengelompokan informasi tersebut memungkinkan konsumen untuk
mengevaluasi merek berdasarkan atribut yang berbeda, sesuai dengan
perangkat psikologis yang dimiliki.
Tiga prinsip grouping adalah kedekatan (proximity), kesamaan (similarity),
dan kesinambungan (continuity). Kedekatan adalah suatu usaha untuk
mengkaitkan suatu objek/stimulus dengan sesuatu hal, karena keduanya
memiliki hubungan yang erat. Konsumen akan mengelompokan objek
berdasarkan kesamaan bentuk, nama, atau lainnya (similarity). Konsumen
akan menyatukan objek ke dalam suatu kesatuan tanpa terpisah-pisah.
3) Closure (Penutupan)
Closure paling tepat dipakai untuk merek produk yang telah cukup dikenal
konsumen. Prinsip ini cocok untuk menguji apakah konsumen. Masih
mengingat merek produk atau malah sudah lupa. Pemakaian prinsip closure
dalam iklan didasarkan bahwa konsumen cenderung mengisi elemen yang
kosong ketika stimulus tidak lengkap. Bisa juga digunakan untuk iklan merek
baru.
5. Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu panca indera
konsumen menerima input dalam bentuk stimulus (produk, nama merk,
kemasan, iklan, dan nama perusahaan). Uraikan tahapan atau proses
pengolahan informasi yang anda tangkap pada waktu menerima stimulus,
jelaskan dengan contoh produknya.
Dalam hal ini kita mengambil stimulus iklan, mengapa kita mengambil
stimulus iklan, karena di dalam iklan itu berhubungan dengan citra merek suatu
produk, dimana citra merek itu sendiri dapat mempresentasikan keseluruhan persepsi
yang dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap suatu produk. Citra
terhadap merk behubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi
terhadap suatu merek, dan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh
karena itu kegunaan utama dari iklan adalah untuk membangun citra positif terhadap
merek. Dimana manfaat dari citra merek yang positif adalah perusahaan dapat
mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra merek lama yang sudah ada
tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertahankan dan
meningkatkan citra merek yang sudah positif. Jika suatu perusahaan ingin mengubah
merek produk yang telah lama ada dan mempunyai citra yang positif, maka
perubahaan itu harus terlebih dahulu menilai inferensi konsumen atas perubahan yang
akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Daru SE., M.Si. 2009. Prilaku Konsumen. Pusat Pengembangan Bahan Ajar –
UMB.
Cahyowati, Tri Dhiah Dra. M.Si. 2009. Modul Perilaku Konsumen. Pusat
Pengembangan Bahan Ajar – UMB.
Engels, James F., Blackwell, Roger D., Miniard, Paul W. 1994. Perilaku Konsumen
Jilid 1 Edisi Keenam. Binarupa Aksara, Jakarta.
Fedrianto, Yusa. 2009. Kognisi Konsumen dan Strategi Pemasaran.
http://wordpress.com/arsipmatakuliah Diakses pada tanggal 15 Maret 2010.
Putra, Siroyudin. 2009. Persepsi Konsumen dan Pembelajaran Konsumen.
http://wordpress.com/arsipblog/pkp Diakses pada tanggal 15 Maret 2010.
Solomon, Michael R. 2002. Customer Behavior, Buying, Having, and Being.
Prentice-Hall. New Jersey.
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapaanya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta.