You are on page 1of 11

MANUAL BOOK COMPRESSOR

INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING

A. INSTALLATION
1. Pemilihan Lokasi
a. Lokasi Harus bersih dan kering dengan lantai yang kuat untuk menyangga beban
kompresor
b. Maksimum Temperatur ruang yang direkomendasikan adalah 40 oC (104oF). Jika
temperatur ruang lebih dari itu maka diperlukan ventilasi yang memadahi
2. Instalasi Motor
a. Cek suplay listrik ke motor, Tegangan, phasa dan frekuensi dengan mencocokan
name plate yang tertera pada motor.
b. Pasang V-belt seperti gambar berikut

(gbr :1) Instalasi V-belt

c. Cek Tegangan V-belt seusaikan tegangan dengan cara seperti ditunjukan pada gambar
berikut ini. Declination kira-kira3/8-1/2 inchi.

(gbr :2) Tegangan pada V-belt

Catatan :

- Tegangan V-Belt yang terlalu kencang menyebabkan oveloading motor dan V-belt
akan cepat putus.
- Teganan V-Belt yang terlalu longar menyebabkan kecepatan yang tidak stabil dan V-
Belt akan cepat panas.
- Untuk mengubah tegangan dilakukan dengan mengedurkan baut pada motor dan
menggeser motor pada base, gunakan lever jika dibutuhkan.
3. Wiring/Pengawatan
Sistem pengawatan dapat dilihat pada manual book. Penggunaan kabel listrik
yang sesuai ukuran dapat menghantarkan beban arus listrik motor tanpa mengakibatkan
tegangan turun yang berlebih. Ikutilah pedoman pengawatan sesuai kode standart listrik
nasional atau kode listrik lokal penyedia, penyambungan dan pemutusan switch.
4. Tindakan Pencegahan untuk Keamaan
a. Instal cover pengaman belt dan yang menghubungkan motor dengan penggerak
piston. Akan lebih baik apabila letak flywheel menghadap ke dinding. Agar mudah
dalam melakukan perawatan mesin, jarak minimal unit compresor ke dinding yaitu 2
feet.
b. Matikan dan pastikan terkunci switch sambungan listrik sebelum melakukan
perawatan atau perbaikan pada unit untuk mencegah unit bekerja secara tiba-tiba.
c. Buang semua tekanan udara dari sistem sebelum melakukan perkerjaan pada unit, hal
ini ditujukan untuk tindakan pencegahan.
d. Jangan mem by-pass pelindung overcurrent motor.
e. Jangan merubah setelan atau hal-hal lain yang mempengaruhi valve pengaman.
f. Pastikan unit tidak dapat bergerak/berpindah dengan sendirinya akibat getaran karena
dapat memutuskan sambungan kabel, pipa hubung atau sambungan udara penerima.

B. PREVENTIF MAINTENANCE
Perawatan yang bagus akan menambah umur pakai kompresor anda.
Matikan POWER sebelum melakukan servise.
1. Perawatan harian
a. Cek level oli tambahkan oli jika diperlukan
b. Tab atau buka kran keluaran angin pada tangki penampung setiap 8 jam atau 4 jam
tergantung pada kelembaban daerah anda.
c. Cek jika didapati sura dan getaran yang tidak seperti biasanya.
2. Perawatan mingguan
a. Bersihkan filter air. Penyumbatan pada filter air dapat menyebabkan masalah serius
pada efisiensi kompresor dan data menyebabkan overheating.
b. Bersihkan semua bagian-bagian luar dari unit kompresor dan motor. Pastikan sirip-
sirip pendingin pada permukaan two-stage comproser dalam kondisi bersih. Kotoran-
kotoran pada kompresor dapat menyebabkan panas yang tinggi karena panas tidak
dapat terlepas kelingkungan akibat tetahan oleh kotoran, selain itu juga dapat
menyebabkan carbonization oli (kerak karena oli) pada komponen dalam dalam
valve.
c. Cek valve pengaman secara manual (dengan menaring cincin atau pengungkit) untuk
memastikan bahwa tidak terdapat penyumbatan.
3. Perawatan Bulanan
a. Lakukan inspeksi sistem secara menyuluruh dari kebocoran.
b. Lakukan inspeksi kondisi oli dan lakukan penggantian bila diperlukan.
c. Lakukan inspeksi pada tekanan pada v-belt lakukan pengencangan bila diperlukan.
4. Perawatan per 3 Bulanan
a. Lakukan penggantian oli secara berkala.
b. Lakukan inspeksi pada valve. Bersihkan valve dan head silinder dari kerak karena oli
jika dibutuhkan.
c. Lakukan pengecakan pada kekencangan baud, mur dan lain sebagainya
d. Lakukan pengecekan pada sistem tanpa adanya beban.
C. TROUBLE-SHOOTING
Perhatian ! Sebelum melakukan perawatan atau perbaikan pastikan compressor dalam
keadaan off, matikan sakelar pada kompresor untuk memutuskan power listrik dan buang semua
tekanan angin dalam sistem.
1. Flywheel berputar berlawanan arah
Penyebab :
a. Salah dalam melakukan pemasangan kabel listik pada terminal motor.
Penyelesaian :
a. Lakukan pembetulan dalam pemasangan kabel motor
2. Putaran motor terlalu pelan.
Penyebab :
a. Pelumasan yang tidak sesuai, atau oli terlalu kental
b. Turunnya tegangan pada sumber listrik.
c. Kerusakan pada pendingin motor
Penyelesaian :
a. Ganti oli dengan kekentalan oli yang lebih rendah dan lakukan pengatian secara
periodik.
b. Hubungi PLN setempat.
c. Ganti pendingin motor dengan yang baru.
Pelumasan
- Gunakan pelumas sesuai dengan yang dianjurkan oleh manufaktur pembuat misal
Untuk kompresor pabrikan FUSHENG
Dianjurkan untuk mengunakan oli SAE 20 di musim dingin dan SAE 30 di musim
panas.
- Untuk pelumas yang baik kompresor tidak direkomendasikan bekerja dibawah atau
diatas kecepatan RPM yang dianjurkan.
- Pertahankan level oli diantara batas atas dan batas minimal seperti yang tertera
pengukur oli seperti pada gambar berikut :

Level yang seharusnya

(gbr :3) Level oli

- Matikan kompresor saat menambahkan oli.


- Jangan menambahkan oli diatas batas maksimal dan jangan menjalankan kompresor
pada keadaan oli dibawah batas minimal.
- Lakukan pengantian oli secara berkala untuk pertama kali 100 jam pemakaian, untuk
pengantian kedua dan selanjutnya setiap 1000 jam atau sesuai keadaan. Untuk daerah
dengan keadaan cuaca, kelembaban yang tidak normal dapat disesuaikan dengan
keadaan.
3. Motor tidak dapat berputar.
Penyebab :
a. Turunnya tegangan pada sumber listrik.
b. Putusnya jalur listrik
c. Kerusakan pada komponen listrik (kontaktor, Overload relay dll)
Penyelesaian :
d. Hubungi PLN setempat.
e. Periksa jalur listrik dan ganti dengan yang baru
f. Ganti komponen listrik dengan yang baru.
4. Motor berputar akan tetapi tiba-tiba motor tidak dapat berputar.
Penyebab :
a. Turunnya tegangan pada sumber listrik yang menyebabkan pengaman kontaktor
bekerja
b. Rusaknya Check Valve (gbr :4) biasanya kerusakan pada spring/pegas chek valve
akibat terjadinya kerak/karat dan panas sehingga pegas menjadi getas dan akhirnya
patah.

(gbr :4) check valve

Penyelesaian :
a. Riset kontaktor pengaman pada panel.
b. Fungsi kerja check valve : Merupakan valve dengan mekanisme nonreturn, sistem
pegas dan katupnya hanya memperbolehkan aliran udara lewat dengan satu arah saja.
(dari sistem ke tangki), Check valve ini banyak digunakan pada rangkaian pneumatic
sebagai pengaman.

Sistem Tangki

(gbr :5) Diagram check valve


Oleh karena kerusakan pegas (pegas putus) maka fungsi kerja check valve tergangu.
Biasanya serpihan pegas dapat membuat pegas tidak dapat meregang atau mengendur
sehingga angin dari sistem tidak dapat dialirkan ketangki sehingga beban motor
menjadi berat dan ahkirnya motor off secara sendirinya.
Cara Penyelesaian pertama : Lepaskan check valve dari pipa keluaran dari piston dan
dari tangki, kemudian lepas tutup dan ganti spring.
Cara Penyelesaian kedua : check valve bisa diperbaiki tanpa membuka tutup dengan
cara mengeluarkan serpihan spring yang putus dalam check valve dari bawah (gbr :6),
Cara ini kurang efektif tetapi lebih cepat.
Cara Penyelesaian ketiga : ganti check valve dengan yang baru.

( gbr :6) check valve


5. Slip pada V-belt
Penyebab :
a. Tekanan kerja yang terlalu tinggi.
b. Tidak benar dalam pemasang belt (lihat gbr 1 dan 2)
c. Keausan pada belt
Penyelesaian :
a. Turunkan tekanan kerja. (lihat gbr 7,8)
b. Lakukan penyetelan ulang (baca bagian istalasi motor)
c. Ganti dengan yang baru.
Cara melakukan penyetelan/adjustment pada tekanan kerja.
Pada kompresor jenis fusheng tekanan kerja diset pada
Tekanan tanpa beban (maksimal) : 7 kg/cm2
Tekanan mulai pembebanan (minimal) : 5 kg/cm2
Tekanan kerja kompresor dapat diseting atau dirubah sesuai prosedur dibawah ini :
Cara pertama Pilot valve control lihat:
a.) Seting tekanan maksimal
- Lepas/kedurkan baud pengunci atas
- Putar baud pengaturan tanpa maksimal searah jarum jam untuk menaikan tekanan
masimal dan putar beralawanan arah jarum jam untuk menurunkan tekanan
maksimal.
- Pasangkan/kencangkan baud pengunci atas
b.) Seting range tekanan
- Lepas/kedurkan baud pengunci bawah
- Putar baud pengaturan range tekanan searah jarum jam untuk menurunkan range
tekanan dan putar beralawanan arah jarum jam untuk menaikan range tekanan.
- Pasangkan/kencangkan baud pengunci bawah.
c.) Seting sefety valve (untuk kompresor tanpa pilot valve).
- Lakukan juga penyetelan pada safety valve untuk keamanan.
- Lepas/kedurkan baud pengunci.
- Putar baud penyetel pada safety valve untuk menyesuaikan level tekanan serta
menjaga tekanan maksimum dibawah 10 kg/cm2.
- Pasangkan/kencangkan baud pengunci .

Ring
Baud pengunci
atas
Baud pengatur tekanan

Baud pengunci
Baud pengatur tekanan bawah

Safety valve
Pilot valve

( gbr :7) pilot valve dan safety valve


Cara kedua Pressure Switch Control:
a.) Seting tekanan maksimal.
Putar baud pengatur tekanan searah jarum jam tanpa beban untuk meningkatkan
tekanan masimal (cut off) dan juga meningkatkan tekanan minimal atau mulai
pembebanan (cut in)
b.) Seting range tekanan
Putar baud pengatur perbedaan tekanan searah jarum jam tanpa beban untuk
meningkatkan tekanan masimal (cut off) dan tanpa mempengaruhi tekanan minimal
atau mulai pembebanan (cut in). Sehingga range perbedaan tekanan semakin besar.

Screw pengatur
tekanan tanpa beban Screw pengatur
perbedaan set tekanan

ground
( gbr :8) check valve

6. Motor listrik terlalu panas


Penyebab :
a. Tekanan kerja yang terlalu tinggi.
b. Tidak benar dalam pemasang belt
c. Keausan pada belt
Penyelesaian :
a. Turunkan tekanan kerja. (lihat gbr 7,8)
b. Lakukan penyetelan ulang (baca bagian istalasi motor)
c. Ganti dengan yang baru

7. Silinder tidak dapat bekerja (tidak dapat membangun tekanan)


Penyebab :
a. Kerusakan pada valve.
b. Kebocoran pada safety valve.
c. Kebocoran pada lubang baud atau o-ring cover penutup valve.
d. Kerusakan pada ring piston.
e. Kerusakan pada gasket.
Penyelesaian :
a. Ganti komponen valve yang rusak atau ganti set valve yang baru.
b. Perbaiki atau ganti safety valve dengan yang baru.
c. Kencangkan baud-baud pengunci dan ganti o-ring yang rusak (gbr 10)
d. Ganti ring piston dengan yang baru.
e. Kerusakan gasket bisa dikarenakan gasket terlalu tipis, atau sobek. Ganti gasket
dengan yang baru.
Tahapan-Tahapan pengecekan
Mula-mula lepaskan baud pengunci pada inlet dan outlet valve cover. (gbr 9)

Inlet dan outlet valve cover

(Gbr 9 inlet & outlet cover)

Angkat inlet dan outlet valve cover dari silinder head dan keluarkan valve (gbr 10) dan
untuk dapat melakukan pengecekan pada valve, seal dan gasket.

Inlet valve

O-ring

Outlet valve
Tidak tdpt O-ring
(Gbr 10 inlet & outlet cover)

a. Ganti komponen valve yang rusak atau ganti set valve yang baru.

Plat Dudukan

Letak plate
Letak pegas

(Gbr 11 inlet valve kiri dan outlet valve kanan)

(Gbr 12 Contoh kerusakan plate pada outlet valve)


Lakukan pemeriksaan valve sekaligus lakukan pembersihan kerak-kerak pada valve.
Untuk kerusakan valve plate ada beberapa kasus sebagai berikut.
- Valve kotor dan berkerak sehingga pegas tidak bekerja dengan normal
- Spring pada valve putus karena terkena panas yang terus menerus. Cek apakah pegas
inlet valve dapat bekerja dengan normal (gbr 11 kiri)
- Plate pada valve rusak atau pecah. (gbr12)
- Terdapat kotoran/kerak pada valve.
- Plat Dudukan pada valve sudah tidak rata. (gbr 11)
Jika didapati spring yang rusak atau plate dapat diganti dengan spare part baru tanpa
mengganti 1 set valve. Akan lebih baik jika dilakukan penggantian 1 set valve. Lakukan
pemeriksaan pula pada kerataaan dudukan valve.

8. Bunyi pada silinder piston yang tidak normal.


Penyebab :
a. Kurang kencang pada assembly valve.
b. Piston menumbuk silinder
c. Kerusakan pada bearing.
Penyelesaian :
a. Kurang kencang pada assembly valve.
b. Piston menumbuk silinder
c. Kerusakan pada bearing.

Mula-mula temukan terlebih dahulu sumber suara yang tidak normal tersebut.
Silinder bagian manakah sumber itu berasal?
Caranya

Dorong piston kearah ekspansi saat TMA

(Gbr 13 inlet cover dan tampilan piston setelah inlet cover)

Buka inlet atau outlet valve cover (gbr 9)


a. Lakukan pengecekan pada assembly valve,
Apabila didapati kondisi assembly vakve pada kondisi yang semestinya, berarti
kesalahan hanya pada assembly valve. lakukan pengencangan baud dan pengunci
pada valve.
b. Lakukan pada pengecekan pada piston,
Apabila semua kondisi assembly valve dalam keadaan baik, akan tetapi masih
terdapat suara yang tidak normal maka dalam kondisi inlet cover terbuka jalankan mesin
kompresor. Pada kondisi ini, ketidaknormalan bunyi pada silinder akan semakin keras
sehingga dapat diketahui silinder yang bermasalah tersebut.
Selanjutnya :
- Lakukan pengecekan Titik Mati Atas (TMA) piston.
Apabila TMA piston sampai menumbuk head silinder maka bisa ditambahkan
gasket tambahan antara cylinder dan head cylinder.
- Lakukan pengecekan fungsi penghubung seperti pin metal, pin bus. dll.
Apabila TMA piston tidak menumbuk silinder, Lakukan dorongan paksa pada
kepala piston (gbr 13) untuk memastikan piston tidak kocak yang disebabkan
komponen seperti pin metal, pin bus atau bus piston dalam keadaan aus.
Piston yang kocak menyebabkan terlemparnya piston melebihi TMA oleh karena
gerakan sentrifugal piston menumbuk head silinder.

Berikut langkah-langkah dalam melakukan pengecekan piston dan contoh-contoh


komponen yang rusak.
1). Lepaskan silinder dan silinder head dari piston (Gbr 14)

(Gbr 14 silinder dan silinder head)

2). Lepaskan piston dari conecting rod/setang piston (Gbr 15)

Pin bush aus

(Gbr 15 Connecting rod kiri dan piston kanan)

3). Lepaskan Conecting rod/setang piston dari crank as. Dengan cara melepas baud pada
big end conecting rod.
4). Kemudian lakukan pengecekan komponen komponen yang rusak.
- piston : cek Bush piston (tempat pin piston) jika aus ganti (gbr 15) maka harus
ganti dengan piston yang baru

(Gbr 16 Bush piston yang aus bahkan pecah)


- pin Bush : Cek Pin Bush pada connecting rod jika aus (gbr 15) keluarkan pin bush dari
conecting rod. (gbr 15 kiri) ganti dengan pin bush yang baru

(Gbr 17 pin Bush piston yang aus )

Hal yang perlu diperhatikan dalam memasang pin bush pada connecting rod. Bush
pada connecting rod ini terbuat dari bahan yang lebih lunak dibandingkan dengan pin
pistonnya seperti kuningan. Di dalam pin bush terdapat alur untuk pelumasan gerakan pin
piston.
Mula-mula pasangkan pin bush pada connecting rod, usahakan alur melewati lubang
conecting rod. Kemudian lakukan pengeboran melalui lobang oli di connecting rod pada
pin bush (gbr 18)

(Gbr 18 membuat alur oli pada pin Bush)

- pin metal : cek pin metal crank connecting rod (gbr 19) jika aus ganti maka harus
komponen yang baru.
Berbeda dengan pin bush piston, pin metal ini berbentuk setengah lingkaran (gbr 20)
dan bahannya terbuat dari bahan yang lebih lunak dibanding pin bush seperti
aluminium. Oleh sebab itu lebih mudah dalam hal pemasangan.

(Gbr 19 pin metal pada crank connecting rod)


(Gbr 20 Bentuk dan bahan pin metal pada crank connecting rod)

c. Lakukan pada pengecekan pada bearing.


Apabila pengecekan pada valve assembly dan piston dalam keadaan bagus, akan
tetapi masih didapati bunyi yang tidak normal.
Hal ini dimungkinkan karena kerusakan bearing pada crank as, lakukan pengecekan
dan pengantian segera mungkin.

9. Kompresor tidak bisa dijalankan bunyi sekring cenderung keras


Penyebab :
a. Sekring terlalu lembut
b. Salah penyambungan
c. Overload motor.
d. Overload motor sampai pada kerusakan pada outlet valve.
e. Crankshaft terlalu sesak
Penyelesaian :
a. Ganti dengan yang lebih keras.
b. Ganti sambungan.
c. Ganti dengan outlet valve yang baru
d. Lepaskan crankshaft dan perbaiki.

10. Pemakaian oli pelumas yang berlebihan.


Penyebab :
a. Kerusakan pada ring piston
b. Kerusakan pada piston
c. Kerusakan pada silinder
Penyelesaian :
a. Ganti dengan yang baru
b. Ganti dengan yang baru
c. Ganti dengan yang baru

You might also like