You are on page 1of 14

Makalah

Disusun untuk melengkapi tugas terstruktur pada mata kuliah geologi Indonesia
Dosen pengampu:
1. Drs, Sriyono, M. Si
2. Drs, Sutardji

Disusun Oleh:
Aditya Ade 3201406501 Chalimatus S 320140 6548
Siti Rukayah 3201406544 Iis Setyowati 3201406504
Taqorrub U 3201406546 Dian Khoirun 3201406568
Ayu Dyah 3201406011 Sinus Ahmad 3201406529
Sukur 3201406505 Evi Anindya 3201406022

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur atas segala rahmat, taufiq, dan hidayahNya sehingga makalah yang
bertema “Deskripsi Wilayah Pantai Parangtritis dan Sekitarnya” dapat terselesaikan tanpa
suatu halangan apapun. Sholawat serta salam selalu kami sampaikan kepada rasul seluruh
umat, dimana atas segala jeripayahnya kita semua dapat menikmati indahnya beribadah dan
menuntut ilmu.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:
1. Rektor UNNES
2. Dekan FIS UNNES
3. Ketua Jurusan Geografi FIS UNNES
4. Seluruh Mahasiswa Geografi FIS UNNES
Dan masih banyak lagi yang mana tidak mungkin kami sebutkan satu persatu
Taklupa kami harapkan kepada semua pihak atas saran dan kritik yang bersifat
membangun demi memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.
Dan semoga Allah selalu mempermudah segala urusan yang kita hadapi, amin.

Penyusun

DAFTAR ISI

2
Halaman judul…………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar………………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang Masalah…………………………………………………………………...1
B. Tujuan penulisan………………………………………………………………………......1
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
D. Manfaat Penulisan………………………………………………………………………....1
Bab II Pembahasan
A. Deskripsi Wilayah Pantai Parangtritis…………………………………………………….3
B. Sejarah Geologi dan Geomorfologi Umum Pantai Parangtritis…………………………...4
C. Pebagian DaerahParangtritis………………………………………………………………5
1. Dataran Aluvial…………………………………………………………………….5
2. Dataran Pantai dengan Bukit-bukit Pasir………………………………………......5
3. Karst Gunung Sewu………………………………………………………………..7
4. Pegunungan Patahan Batur Agung………………………………………………...8
Bab III Penutup
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..9
B. Saran……………………………………………………………………………………...10
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….11

BAB I PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang Masalah
Parangtritis merupakan daerah yang sudah tak asing lagi untuk kita bicarakan, karena
keindahan alamnya serta berbagai macam fungsinya sehingga wilayah tersebut sangatlah
sering dikunjungi banyak orang. Namun demikian orang berkunjug kebanyakan hanya
berwisata/melepas lelah disana dan sangat jarang diketemukan orang melakukan penelitian
disana. Padahal apabila kita melakukan riset atau penelitian disana, kita akan mendapati
berbagai macam hal yang menarik seperti gejala-gejala geologi dan geomorfologi dan
sebagainya. Oleh karena itu kami mempunyai inisiatif untuk mempelajari dan
mendeskripsikan wilayah tersebut dan sehingga dalam makalah ini kami bertema “Deskripsi
Wilayah Pantai Parangtritis Dan Sekitarnya”.

B. Tujuan Penulisan
Dari penulisan makalah ini kami mempunyai tujuan, yaitu:
Mencoba mendeskripsikan berbagai kemungkinan yang terdapat pada wilayah pantai
Parangtritis dan sekitarnya. Melalui telaah kepustakaan yang ada, baik itu dari letaknya
sampai sampai sejarah dan pembagian daerah tersebut.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana daerah Parangtritis dilihat dari letaknya?
2. Bagaimana terjadinya wilayah Parangtritis dilihat dari sejarahnya?
3. Bagaimana pembagian daerah Parangtritis menurut wilayahnya?

D. Manfaat Penulisan
Banyak berbagai kemanfaatan yang dapat diperoleh dari penulisan ini yang
diantaranya sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui wilayah pantai parangtritis menurut letaknya, sejarah dan pembagian
wilayahnya dilihat dari sudut geologi-geomorfologi
2. Dapat mengetahui gambaran / deskipsi dari wilayah pantai parangtritis dan sekitarnya

4
3. Dengan mengetahui atau mengerti keindahan alam yang terdapat dalam wilayah
parangtritis dan struktur batuannya, diharapkan kita dapat menjaganya dan tidak
merusaknya.

BAB II PEMBAHASAN

5
A. Deskripsi Wilayah Pantai Parangtritis
Daerah pantai Parangtritis merupakan suatu daerah yang sangat menarik dan penting
dipandang dari sudut ilmu kebumiaan (Geologi dan Geomorfologi), karena memiliki sifat
karakteristik bentang alam pantai dan gunung pasir yang langka serta merupakan
laboratorium alam kita yang terletak disebelah selatan kota Yogyakarta.
1. Letak astronomis pantai Parangtritis
Berdasarkan peta topografi lembar 47/XL III-C, lembar 47/XL II-C dan lembar
47/XL II-Bpada skala 1:25.000, daerah Parangtritis terletak antara 8 Lintang Selatan dan
antara 110 Bujur Timur. Daerah ini berada di Selatan sungai Oyo dan sungai Opak, jarak
dareah Parangtritis dari kota Ibukota Propinsi D.I Yogyakarta kurang lebih sejauh 28 KM ke
arah Selatan.
2. Letak administrasi Parangtritis
Berdasarkan letak administrasi daerah Parangtritis termasuk di wilayah Kecamatan
Kretek, Kabupaten Bantul, Propinsi D.I Yogyakarta.
3. Letak geologis dan fisiografik Parangtritis
Secara geologis, daerah Parangtritis terletak pada Propinsi geologi Jawa Tengah zone
pegunungan sewu dan zone dataran aluvial pantai (Van Bemmelen, 1949).
Sedangkan secara fisiografik, daerah Parangtritis dan sekitarnya terletak pada zone Plato
Selatan Jawa Tengah yang berupa pegunungan Karts yang dibatasi oleh jalur Batur agung,
selain itu disekitar muara sungai Opak merupakan dataran alluvial pantai (Pennekoek, 1949)
Secara alami daerah Parangtritis ini dibatasi oleh:
a. Bagian Utara dibatasi oleh sungai Opak dan sungai Oyo
b. Bagian Selatan dibatasi oleh Samudra Hindia
c. Bagian Timur dibatasi oleh pegungan karst (Pegunungan Sewu)
d. Bagian Barat dibatasi oleh sungai Opak hilir

B. Sejarah Geologi / Geomorfologi Umum Parangtritis

6
Menurut Pennekoek (1949) fisiografi Pulau Jawa dapat dibagi menjadi tiga zone, yaitu
zone Utara, zone Tengah (Pegunungan Serayu Utara, depresi yang ditandai munculnya
vulkan muda, Serayu Selatan), dan zone Selatan berdasarkan pembagian ini maka daerah
Parangtritis hingga pantai Baron melalui daerah karts, termasuk bagian dari zone Selatan
Jawa.
Secara lebih rinci Van Bemmelen (1970) didalam teori analisis evolusi Jawa
menerangkan bahwa dalam proses pembentukannya, Jawa Tengah mengalami tiga masa
geantiklinal (pengangkatan), geantiklinal pertama terjadi pada zaman Miosen Tengah selama
kurang lebih 500 ribu tahun, proses geantiklinal ini pertama mengakibatkan terbentuknya
pegunungan Jawa. Dalam perkembangan selanjutnya, pegunungan yang terangkat tadi
dibeberapa tempat mengalami patahan dan tenggelam dibawah permukaan laut, misalnya
antara sungai Opak (Parangtritis) hingga Pulau Nusakambangan mengalami patahan dan
tenggelam, kecuali pagunungan karang bolong dan gunung seloh, sedangkan pegunungan
seribu tidak mengalami patahan, sehingga struktur geologi daerah karang bolong sama sperti
dipegunungan seribu, yaitu berupa Limestone.
Pada proses geantiklinal kedua daerah yang sekarang ditempati oleh pegunungan serayu
mengalami pengangkatan, proses pengangkatan ini berlangsung pada awal Pliosen selama
500 ribu tahun.
Proses geantiklinal ketiga berlangsung dan membentuk pegunungan serayu utara.
Pembentukan pegunungan serayu utara ini menyebabkan terjadinya cekungan yang
memanjang diantara pegunungan serayu selatan dan utara, cekungan ini dikenal sebagai
lembah sungai serayu.
Gerak pengangkatan dari Pulau Jawa terus berlangsung hingga sekarang, diduga olaeh
Speelman (1979:17) yang mendasarkan pada jarak waktu antara setiap geantiklin, ialah dua
juta tahun dan waktu yang digunakan pada setiap pengangkatan antara dua ratus ribu tahun,
maka diperkirakan sekarang ini sedang berlangsung proses geantiklin yang ke empat.

C. Pembagian Daerah Parangtritis

7
Daerah ini terbagi atas empat bentangan alam geomorfik dan geologik, yaitu:
1. Dataran alluvial
2. Dataran pantai dengan bukit pasir
3. Karst gunung sewu
4. Pegunungan Batur Agung
3 dan 4 tidak dijadikan sebagai Field Work

1. Dataran alluvial terbagi 2 yaitu:


a. Dataran alluvial sungai Opak yang banyak mengandung pasir, karena merupkan
kelanjutan dari flavio-vulcanic foot plain bersifat andesitis
b. Dataran alluvial selatan sungai Opak lebih bersifat lempung, karena terpengaruh material
alluvial yang berasal dari pegunungan sebelah timur yang diendapkan banjir, lembah sungai
Opak berbentuk huruf U yang berarti termasuk stadium dewasa.

2. Daratan pantai dengan bukit–bukit pasir


Bentuk lahan ini terbentuk karena dua factor utama yaitu adanya kekuatan tiupan
angain dan adanya material pasir. Pasir yang berasal dari daratan (vulkan merapi) yang
dihapuskan kembali oleh angina secara selektif, akhirnya diendapkan menjadi bermacam-
macam bentuk bukit pasir (sand dunes). Secara garis besar bentuk endapan eolus tersebut
dikelompokan menjadi dua yaitu:
a. Bentuk mikro, yaitu berupa riak-riak pasir/gelombang kecil pasir (sand ripples). Bentuk
ini juga terdapat didasar laut berpasir dengan gelombang (riak laut) yang tenang.
b. Bentuk makro, yaitu berupa bukit-bukit pasir yang bermacam-macam bentuknya seperti
bukit pasir bujur sisir, sapit parabola, dan lain-lain, bentuk-bentuk ini dipengaruhi oleh garis
pesisir, tumbuhan dan arah tiupan angin.

Proses terbentuknya bukit pasir sabit ( barhcan )

8
Bukit pasir di parangtritis membujr kearah barat pantai selatan Jawa Tengah sampai
daerah Cilacap. Sifat materialnya hamper homogen dengan bahan dasarnya dari batuan
andesitis yang mengandung mineral-mineral plagioklos hormblende, magmatit. Bentuk-
bentuk bukit pasir tidak selalu sama, tetapi selalu berubah-rubah sesuai dengan gangguan
yang dialami seperti adanya tumbuhan penghalang, perubahan arah angina. Bentuk bukit
pasir yang sudah tidak beraturan disebut “kapusten”. Didaerah pantai berpasir prang tritis
terdpat sumur-sumur buatan dengan air tawar yang cukup, terapung diatas air tawar.
c. Pantai
Pantai parangtritis sebenarnya tergolong pantai emergence ( pantai terangkat ),
kemudian tenggelam sebagian,namun masih tergolong pantai emergence ( khususnya bagian
timur )sedang bagian barat lebih mencirikan sub emergence yang telah ter endapi oleh hasil
erosi berupa dataran alluvial serta gumuk-gumuk pasir. Sebelah timur pantai parang tritis
terdapat bentuk pantai yang sangat kontras yaitu pantai terjal sampai pantai tergantung. Hal
itu disebabkan oleh abrasi diseerta engan pengangkatan. Wilyah pantai dapat menjadi
kawasan industri danjasa fasilitas transport, namun pantai parangtritis lebih cenderung
kepada nilai kepariwisataan.
d. Hidrologi
Hidrologi suatu daerah ditentukan oleh keadaan iklim dan geologi ataau
geomorfologi daerah tersebut. Atas dasar itu, daerah parangtritis terdiri dari empat bagian
hidrologik.
1. Daerah yang dilalui oleh kali opak, dengan mata air dadri gunung merapi, dan kali
oya dengan mata air dari pegunungan batur agung. Bentuk lembah kedua sungai ini adalah
U, itu berarti termasuk stadium dewasa.

9
2. Daerah alluvial pantai dan gumuk-gumuk pasir, dimana hujan sebagian besar
meresap kedalam tanah yang poreus menjadi air tanah. Didaerah pesisir masih dijumpai
sumur-sumur dengan air tawar yang mengapung diatas air laut yang masuk ke darat (intrusi )
3. Daerah hidrologik topografi Karst dengan fenomena-fenomena khusus, seperti
sungai di bawah tanah, aliran air tiba-tiba menghilang dan sebagainya.
4. Daerah hidrologik pegunungan batur agung.

Disamping gejala dan karakteristik secara hidrologik tersebut diatas, masih diketemukan
mata air panas ( parang wedang ) yanag merupakan “fissure spring”. Gejala ini masih
berubungan dengan vulkanisme pada zone tengah. Air parang wedang banyak mengandung
belerang yang berkaitan dengan vulkanisme dan chlor yang berkaitan dengan intrusi air laut.

3. Karst Gunung Sewu


Secara geologis daerah pegunungan sribu ( sewu ) termasuk formasi wonosari yang
berumur miosen tengah sampai pleistosen bawah. Formasi wonosari tersusun dari gamping
terumbu, kalkaranit dan kalkarenit tufaan ( Warton o Raharjo 1977:2 ).
Daerah Karst ini merupakan hasil proses pengikisan dan pengangkatan. Dengan adanya
diaklas-diaklas pada lapisan batuan kapur yang jumlahnya takterbilang, air ujan yang jatuh
dipermukaan bumi menghilang dalam lubang ponor ( penghujung sungai bawah tanah
menuju laut ), dan meresap melalui diaklas-diaklas yang kemudian melarutkan dinding
kapur yang melaluinya dan membentuk pipa-pipa karst, rongga (gua ), dan sungai bawah
tanah.
Bagian permukaan sekitar ponor lambat laun mengalami korasi sehingga menjadi
cekungan yang yang dinamakan dolina ( danau didaerah karst karena proses solusional ).
Apabila dasar dolina tertutp oleh abu guung api atau sisa-sisa pelapukan kimiawi yang
berupa terrarosa ( endapan berwarna merah ) akan menutup lubang ponor, sehingga dolina
merupakan cekungan yang dapat menampung air hujan dan disebut lokva. Selain adanya
dolina, didaerah topografi karst banyak dijumpai gejala-gejala karst lainnya seperti uvala,

10
polje, gua, stalaktit, stalagmite, sungai bawah tanah, karst windaw, bukit-bukit kapur dan
sebagainya.

4. Pegunungan Patahan Batur Agung


Penyusun Baur Agung Range( patahan ) adalah lapisan nglanggaran dan semilir yang
berusia miosen. Formasi nglanggaran terdiri dari breksi volkanik , breksi aliran, aglomerat,
lava dan tuuf. Sedangkan formasi semilir terdiri dari perselingan antara breksi tuuf, breksi
batu apung, tuf dasit, tuf andesit, dan batu lempung tufaan ( wartono Raharjo, 1977: 3 )
Batur Agung Range membentang dari selatan prambanan sampai parang tritis dengan arah
barat dayatimur laut. Pegunungan batur agung didaerah parang tritis dan sekitarnya terletak
pada sis bagian barat dan utara pegunungan selatan ( sebelah barat dan utaranya plato
gunung sewu). Fault scrap aslinya menghadap kea rah barat dan utara, yang muncul akibat
patahan pegunungan selatan pada pleistosen tengah. Patahan berikutnya pada pleistosen atas
sehingga sisi selatan membentuk plato dengan topografi karst. Pada tepi utara batur agung
range, semula merupakan bidang patahan, tetapi sekarang sudah tererosi dan bekasnya
berupa lembah kecil. Erosinya berjalan mundur, sehingga bidang patahan semula berada
dibagian depan lereng sekarang berpindah kebagian belakangnya.

BAB III PENUTUP

11
A. Kesimpulan
Daerah pantai parangtritis merupakan suatu daerah yang sangat menarik dan penting
dipandang dari sudut ilmu kebumian, karena memiliki sifat karakteristik bentang alam
panatai dan gunung pasir yang langka, serta merupakan laboratorium alam yang terletak
disebelah selatan kota Yogyakarta.
Berdasarkan letak astronomis, pantai parang tritis berada antara 08 00 37-8 01 42 LS
dan antar 110 16 4-110 19 29 BT. Berdasarkan letak administrasi, pantai parangtritis
termasuk diwilayah kecamatan Kretek Kabuopaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Berdasarkan letak geologis daerah pantai parangtritis terletak pada Provinsi
geologi Jawa Tengah zone pegunungan sewu dan zone dataran alluvial pantai
(Van Bemelen, 1949). Sedangkan secara fisiografik daerah parang tritis dan sekitarnya
terletak pada zone plato selatan Jawa Tengah ynang berupa peguinungan karst yang dibatasi
oleh jalur batur Aung. Selain itu disekitar muara sungai opoak merupakan dataran alluvial
pantai ( Pannekoek, 1949 ).
Sejarah geologi/geomorfologi untuk wilayah pantai Parangtritis, secara lebih rinci
Van Bemmelen (1970) didalam teori analisis Jawa menerangkan bahwa dalam proses
pembentukannya Jawa Tengah mengalami tiga kali masa geantiklinal (pengangkatan).
Geantiklinal pertama kali terjadi pada jaman miosen tengah selama kurang lebih 500 ribu
tahun. Proses geantiklinal pertama ini mengakibatkan terbentuknya pegunungan Selatan
Jawa. Daerah Parangtritis terbagi atas 4 bentangan alam geomorfologi dan geologi, yaitu:
1. Daratan alluvial
2. Daratan pantai dengan bukit pasir
3. Karst pegunungan
4. Pegunungan patahan batur agung

B. Saran

12
Kami sadar betul dari penulisan makalah ini masih banyak terdapat adanya kesalahan
maupun kekurangan baik dalam penjelasan ataupun penulisannya serta dalam mengambil
bahan kepustakaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari
para pembaca demi memperbaiki segala kesalahan dan kekuranagan yang terdapat dalam
makalah ini, sehingga untuk penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dari apa yang
kami tulis saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

13
Bemmelen, R.W, Van, 1970, The Geology Of Indonesia, Martinus Nijhoft, The
Hague, The Netherlands.
Betemen, AM, 1971, Economic Mineral Peposifs, New York, John Willey And Son.
Koesoemadinata, Rp, 1980, Geologi Wilayah Dan Gas Bumi, Bandung: Penerbit
ITB.
Pannekoek, A.J, 1949, Out Line Of The Geomorphology, Of Java, Geologi Survey,
T.A.G, The Netherlands
Verstappen, H Th, Tanpatahun, Geomorfologi (Gaya Dan Proses), Bandung: Balai
Pendidikan Guru.
Wartono Raharjo, Sukandarrumidi, HND, Rosidi, 1977, Peta Geologi Lembar
Yogyakarta, Jawa, Bandung: Direktorat Geologi

14

You might also like