Professional Documents
Culture Documents
Pengertian, Contoh Paragraf Narasi, Beserta Ciri dan Jenisnya (Narasi Sugestif dan
Ekspositoris) - Berdasarkan urutan waktu yang runtut. Paragraf ini bertujuan untuk
menceritakan sesuatu atau untuk menghibur dengan memberikan pengalaman estetis kepada
pembacanya.
Cerita yang disampaikan dalam paragraf ini boleh merupakan cerita yang benar-benar terjadi
(fiksi) ataupun cerita yang berupa karangan atau khayalan (non fiksi). Paragraf narasi banyak
ditemukan di dalam novel, roman, cerpen, drama dan biografi.
perkoso. Dia menerjang Raden Perkoso tepat di dadanya. Raden Perkoso pun terpental dan
pedangnya jatuh ke tanah. Dengan cepat Raden Perkoso bangkit dan mengambil pedangnya
kembali. Pertarungan antara 2 patih terhebat itu kembali berlangsung. Mereka saling serang
selama 2 hari 2 malam hingga akhirnya Patih Gajah Mada memenangkan pertarungan itu dan
Patih Raden Perkoso tewas.
Itu saja bahasan bloggerndesonet kali ini mengenai karangan narasi. Semoga
bermanfaat bagi kamu yang membutuhkan.
c.
d. Ciri-Ciri Karangan Narasi
e.
Sebuah karangan dapat dikatakan sebagai karangan narasi jika memiliki
ciri-ciri
sebagai
berikut:
1. Isi karangan narasi berupa sebuah cerita, atau peristiwa tertentu.
2. Cerita atau peristiwa yang disampaikan memiliki urutan waktu yang
jelas
dari
tahap
awal
hingga
akhir.
3. Menampilkan suatu peristiwa atau konflik di dalam cerita.
4. Memiliki unsur-unsur berupa latar, setting, tema, karakter, dan lain-lain.
f.
g. Contoh-Contoh Karangan Narasi Pendek
h.
1.
Narasi
Informatif/Ekspositoris
Surabaya
j.
di
Pagi
Buta
Kala itu mentari belum bangun dari peraduannya, ayam-ayam jago pun
belum melakukan tugasnya. Namun, Pak Raden telah keluar dari
rumahnya. Kulitnya yang keriput dan tipis seolah-olah tidak mempan oleh
hembusan angin yang sedari tadi berusaha untuk membekukannya.
Tangannya yang kekar memikul sebuah pancul di tangan kanannya
sedangkan di tangan kirinya memegang sebuah bingkisan besar.
Pada saat Pak Raden melangkahkan kakinya menuju sawahnya,
langkahnya terhenti oleh tangisan anak bayi yang memecah keheningan
pagi itu. Dengan sangat ketakutan Pak Raden mencari sumber datangnya
suara itu. Betapa terkejutnya Pak Raden melihat seorang bayi yang mungil
tergeletak di bawah pohon beringin besar itu. Bayi siapa ini? Haruskah
aku
membawanya?
Pak
Raden
bimbang.
Ketika dia ingin mengangkat bayi itu, tiba-tiba seekor harimau yang cukup
besar menyerangnya, tetapi dengan sigap Pak Raden mengelak terkaman
harimau itu. Ternyata suara tangis bayi itu, turut memancing seekor
harimau. Tampaknya harimau tersebut sedang kalaparan dia memandangi
bayi yang tergeletak tersebut dengan tatapan yang mengerikan.
Melihat harimau tersebut pak Raden menggunakan cangkulnya untuk
menjauhkan harimau itu. Tetapi harimau itu melawan, dia berbalik dan
menyerang Pak Raden. Terkaman harimau itu berhasil melukai Pak Raden.
Dia jatuh di tanah dan terdesak, saat harimau tersebut hendak
menerkamnya kembali, Pak Raden mengambil cangkul yang berada di
sampingnya dan mengarahkan kepada hariamu itu. Lalu tembuslah
cangkul itu di perut harimau, kemudian harimau itu pun mati.
Setelah berhasil membunuh harimau itu, Pak Raden mengangkat bayi itu
dan membawanya pulang bersamanya untuk diurus dan diangkat menjadi
anaknya.
3.
Narasi
Sugestif
yang
Ditanam
Itu
yang
Dituai
Hari itu langit sangat terik, Namun Budi tetap menarik gerobaknya. Dia
susuri lorong-lorong pasar itu dengan harap ada yang membeli getuk
buatan ibunya. Hari itu Budi sangat membutuhkan uang untuk biaya
pengobatan
ayahnya.
Sejak pagi tadi Budi mengelilingi pasar itu, tetapi tak ada seorang pun
yang membeli bahkan hanya untuk menawarnya pun tidak ada. Budi
hampir putus asa, pikiran-pikiran jahat pun mulai masuk ke otaknya.
Namun, Budi teringat kata-kata ibunya bahwa berbuat baik dan berdoalah
agar mendapat berkah dari Allah. Lalu Budi menepis semua pikiran itu dan
berdoa kepada Allah agar dia bisa mendapatkan uang untuk mengobati
ayahnya.
Lalu Budi melanjutkan perjalananya. Pada saat Budi melewati kios-kios
toko Budi melihat seorang pria yang sedang mengikuti seorang wanita
tua. Pasti orang itu akan berbuat yang tidak-tidak! pikir Budi dan benar
saja seketika pria itu merampas tas wanita itu. Wanita itu menjerit,
dengan cepat kilat Budi menjegal pencuri itu hingga terjatuh. Tas itu pun
terjatuh bersama si pencuri, lalu pencuri tersebut melarikan diri. Budi
mengambil
tas
itu
dan
memberikannya
kepada
wanita
itu.
Terimakasih nak, untung ada dirimu, kata wanita itu memuji Budi. iya,
lain kali hati-hati ya bu! jawab Budi sambil meninggalkan wanita itu. Hey
nak tunggu, ini ada sesuatu untukmu, kata wanita itu. tidak usah buk,
aku tadi hanya kebetulan lewat, jawab Budi. Wanita itu merasa heran
dengan kebaikan Budi, lalu tanpa sengaja dia melihat gerobak getuk Budi
dan berkata Baiklah kalau kamu tidak maenginginkan uang ini, biarakan
saya membeli semua getukmu. Mendengar suara itu Budi menjadi
senang dan haru akhirnya dia bisa mendapatkan uang dan membelikan
obat untuk ayahnya. Terimakasih bu! jawab Budi kepada Wanita itu.