You are on page 1of 12

Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil
karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah:
Cn(H2O)n atau CnH2nOn. Molekul karbohidrat yang paling sederhana adalah polihidroksi
aldehida dan polihidroksi keton yang mempunyai tiga hingga enam atom karbon. Fungsi
utama karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka pendek (gula merupakan sumber
energi). Dan sebagai cadangan energi jangka menengah (pati untuk tumbuhan dan glikogen
untuk fungsi lainnya adalah sebagai komponen struktural sel.

1. Klasifikasi karbohidrat

Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut jumlah unit gula, ukuran dari rantai karbon,
lokasi gugus karbonil (-C=O), serta stereokimia.
Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan menjadi 4 golongan
utama yaitu:
1. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
2. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)
3. Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula)
4. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)
Pembentukan rantai karbohidrat menggunakan ikatan glikosida.
Berdasarkan lokasi gugus –C=O, monosakarida digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Aldosa (berupa aldehid)
2. Ketosa (berupa keton)
Berdasarkan jumlah atom C pada rantai, monosakarida digolongkan menjadi:
1. Triosa (tersusun atas 3 atom C)
2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom C)
3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C)
4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C)
5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C)
6. Oktosa (tersusun atas 8 atom C)

1. Proses Metabolisme Karbohidrat


Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk monosakarida. Energi
yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP). Glukosa merupakan karbohidrat
terpenting. Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran
darah, atau ke dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari
glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan
bahan bakar metabolik utama bagi jaringan mamalia. Unsur ini diubah menjadi karbohidrat
lain dengan fungsi sangat spesifik, misalnya glikogen untuk simpanan, ribose dalam bentuk
asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam senyawa lipid kompleks tertentu dan
dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu glikoprotein serta proteoglikan.
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong sebagai
katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis, siklus asam sitrat (siklus Kreb’s),
glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah)
menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam
tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan
yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
3. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa
tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen)
proses tersebut dinamakan Glikogenesis. Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai
cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh,
maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi
jangka panjang.
4. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka
glikogen dipecah menjadi glukosa, proses ini disebut juga Glikogenelisis. Selanjutnya
glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus
asam sitrat.
5. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini
dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan
protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme
untuk memperoleh energi.
2. Pengertian dan Proses Glikolisis
Glikolisis adalah rangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi dua molekul
asam piruvat (ATP) dan merupakan jalur pertama yang dilakukan glukosa untuk
menghasilkan energi dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat
(Siklus Kreb’s). Glikolisis terjadi dalam sitoplasma sel secara anaerobik (tidak
membutuhkan oksigen)menghasilkan asam laktat dan aerob menghasilkan asam piruvat.
Proses glikolisis adalah sebagai berikut :
1. Pada awalnya glikolisis dibutuhkan energi yang berasal dari dua molekul ATP,
yang pertama untuk mengikat glukosa yang masuk lintasan glikolisis, melalui fosforilasi
menjadi glukosa-6 fosfat dengan dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase
pada sel parenkim hati dan sel Pulau Langerhans pankreas.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6- fosfat dengan bantuan enzim
fosfoheksosa isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. -glukosa 6-fosfat.

3. ATP yang kedua digunakan untuk mengubah fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa
1,6-difosfat, menggunakan enzim fosfofruktokinase dan menghasilkan ADP.
4. Fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu gliseraldehid 3-
fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa
1,6-bifosfat aldolase).

5. Gliseral
dehid 3-fosfat dapat

berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya (reaksi interkonversi). Reaksi
bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim fosfotriosa isomerase.
6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-
bifosfogliserat, dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksi
aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3-fosfat.
1,3-bifosfogliserat + NADH + H+↔D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD + Pi
Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat
dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD.
7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan
sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam
posisi 1 senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP
dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase.
Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.
3-fosfogliserat + ATP↔1,3-bifosfogliserat + ADP
Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2 x 1P
= 2P (+2P)
8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim
fosfogliserat mutase. Senyawa 2,3-bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan
intermediat dalam reaksi ini.
9. Fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase.
Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di dalam molekul,
menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi. Enolase dihambat oleh
fluoride, suatu unsur yang dapat digunakan jika glikolisis di dalam darah perlu dicegah
sebelum kadar glukosa darah diperiksa.
10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga
menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi
spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah
besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah irreversible. 2 molekul PEP maka
terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil energi pada tahap ini adalah 2 x 1P
= 2P. (+2P)

11. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reoksidasi NADH melalui
pemindahan sejumlah unsure ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan direduksi
oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehidrogenase.
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi
asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s).
Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan
diambil oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik.

Kesimpulan:

Pada glikolisis aerob, energi yang


dihasilkan terinci sebagai berikut: Pada glikolisis anaerob, energi yang
- hasil tingkat substrat :+ 4P dihasilkan terinci sebagai berikut:
- hasil oksidasi respirasi :+ 6P - hasil tingkat substrat :+ 4P
- jumlah :+10P - hasil oksidasi respirasi :+ 0P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa - jumlah :+ 4P
dan fruktosa 6P : - 2P - dikurangi untuk aktifasi glukosa
+ 8P dan fruktosa 6P : - 2P
+ 2P

3. Pengertian dan Proses Glikogenesis dan Glikogenelisis

1. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan
dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di
dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat
didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot
jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga
sampai empat kali lebih banyak.
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim
terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di
hati oleh glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan
bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan
gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah
glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 1-fosfat↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat ↔Enz-P + Glukosa 6-fosfat
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.
UDPGlc + PPi↔UTP + Glukosa 1-fosfat
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik
akan menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan
glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin
difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDP + (C6)n+1◊UDPGlc + (C6)n
Glikogen Glikogen

2. Glikogenelisis
Glikogenelisis adalah sintesis glikogen menjadi glukosa (pada hati) dan asam piruvat
dan laktat pada otot. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen
diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini digunakan untuk proses fosforolisis rangkaian 1
menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang 6.◊lebih ada 4 buah residu glukosa yang
tersisa pada tiap sisi cabang 1. Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator
pemindahan unit trisakarida 6 dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik
cabang 1 6 memerlukan kerja enzim enzim pemutus. Hidrolisis ikatan 1 cabang
(debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja
enzim. fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.

4. Pengertian dan Proses Heksosa Monofosfat dan Glukogenesis

1. Heksosa Monofosfat
Heksosa monofosfat (HMP) adalah jalur penguraian gula dalam metabolisme. Reaksi
ini berguna untuk membentuk gula pentosa dll, untuk keperluan biosintesis juga untuk
mensintesis lipid. Jalur ini berlansung di sitosol.
Reaksi berlangsung sebagai berikut : lewat gula C5, ribulosa 5-fosfat, yang
merupakan prekursor gula ribosa, deoksiribosa, komponen asam nukleat, asam amino
aromatik, enzim yang digunakan adalah G6PD, Transketolase, Transaldolase, juga ATP,
NAD, FAD dan sebagainya. HMP tidak langsung menghasilkan energi, tetapi terutama
membentuk NADPH2. Dan dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. oksidatif : menghasilkan NADPH2.
b. nonoksidatif : menghasilkan prekursor- prekursor ribosa.

2. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses biosintesis glukosa yang tidak berasal dari senyawa-
senyawa non-karbohidrat. Pelopor glukoneogenesis termasuklah laktat, asid amino
glukogenik dan α-gliserol. Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak
tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak
juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein
berperan pokok sebagai pembangun tubuh.
Jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
o Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol.
Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk
dalam siklus Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
o Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.
(Gambar proses Glukoneogenesis)

5. Pengertian dan Reaksi Energetika dan Peran Enzim dalam Siklus


Kreb’s

1. Reaksi Energetika
Reaksi energetika adalah perubahan energi yang terjadi dalam proses atau reaksi.
energetika meliputi hubungan kalor, kerja dan bentuk energi lain, dengan kesetimbangan
dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Prinsip energetika dalam tubuh dimulai
dari pembentukan energi (Reaksi Ersekgonik) → ATP → pemakaian energi (Reaksi
Endorgenik) → ADP →Pembentukan energi, berulang hingga menjadi sebuah siklus.
. Energi yang digunakan oleh sel-sel tubuh manusia dihasilkan dari hidrolisis ATP
sebesar 200-300 mol setiap harinya. Artinya, setiap molekul ATP didaur ulang 2000-3000
kali setiap harinya. ATP tidak dapat disimpan, karena itu, produksinya harus selalu
mengikuti penggunaannya.
Reaksi energetika yang berlangsung dalam tubuh kita dapat digambarkan seperti
berikut :
2. Peran Enzim dalam Siklus Kreb’s
Siklus Kreb’s berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur
bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat merupakan rangkaian
reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil KoA, dengan membebaskan sejumlah
ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagian
besar energi yang tersedia dari bahan bakar jaringan, dalam bentuk ATP. Residu KoA,
asetat aktif),∼ asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3-CO suatu ester koenzim A.
Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam
amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut.
Reaksi dalam siklus Kreb’s tidak mungkin terjadi tanpa bantuan enzim. Enzim- enzim
tersebut mempunyai tugasnya masing- masing.
(Gambar Siklus Kreb’s)

Berikut ini adalah enzim- enzim dan peranannya dalam siklus Kreb’s :
No. Enzim Peranannya
1. Sitrat Sintase Pembentukan asam sitrat :
Kondensasi antara Arsetil CoA dan Oksalosetat →
Asam Sitrat
2. Akonitat Hidratase Perubahan Sitrat → Isositrat :
Asam Sitrat → Asam CIS-Akonitat → Asam Isositrat
3. Isositrat Dehidrogenase Oksidasi isositrat → ά Ketoglutarat :
Oksaloluksinat → ά Ketoglutarat
4. ά Ketoglutarat Dehidrogenase Oksidasi ά Ketoglutarat → Suksinol CoA
komplex Mg2+
5. Suksinil CoA Sintase Perubahan Suksinil CoA → Suksinat
6. Suksinat Dehidrogenase Dehidrogenase dari Suksinat → Fumarat
7. Fumarase Hidrasi Fumarat → Malat
8. Malat Dehidrogenase Dehidrogenase Malat → Oksalosetat

6. Enzim yang Berperan dalam Metabolisme Karbohidrat


Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat
menjadi ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat
diserap oleh pembulu darah melalui dinding usus halus. Pencernaan karbohidrat kompleks
dimulai di mulut dan berakhir di usus halus.
Pencernaan karbohidrat :
1. Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Bola makanan yang diperoleh setelah makanan
dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amilase (sebelumnya dikenal
sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat
lebih sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi
disakarida maltosa. Enzim amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat
netral. Bolus yang ditelan masuk ke dalam lambung.
2. Usus Halus
Pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan olej sel-
sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh
enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
Maltase
Maltosa 2 mol glukosa
Sukrase
Sakarosa 1 mol glukosa + 1 mol fruktosa
Laktase
Laktosa 1 mol glukosa + 1 mol galaktosa

Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel


epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila
konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi
dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Tapi, bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan
secara aktif melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion
natrium.
3. Usus Besar
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan
sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan
ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisma di dalam usus
besar. Substrat potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer
lain yang susah dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa,
stakiosa, verbaskosa, dan fruktan.
Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida,
hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam
asetat, asam propionat dan asam butirat.

You might also like