Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah dapat memahami pengaruh keberadaan suatu zat
terlarut terhadap sifat fisis larutan, dan menggunakan penurunan titik didih suatu larutan
unntuk menentukan massa molekul relatif dari zat terlarut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan (Syukri, 1999).Sifat
koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat larutan nonelektrolit dan
elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena
terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap
karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat
koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit. Larutan
merupakan suatu campuran yang homogen dan dapat berwujud padatan, maupun cairan.
Akan tetapi larutan yang paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu
dilarutkan dalam pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu
(Sastrohamidjojo, 2001).
Penurunan tekanan uap menurut hukum Roult, tekanan uap salah satu cairan dalam
ruang di atas larutan ideal bergantung pada fraksi mol cairan tersebut dalam larutan P A =
XA . PAo. Dari hukum Roult ternyata tekanan uap pelarut murni lebih besar daripada tekanan
uap pelarut dalam larutan. Jadi penurunan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi
mol zat terlarut (Syukri, 1999).
Selisih antara titik beku dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku.
ΔTf = titik beku pelarut – titik beku larutan
Apabila suatu senyawa nonelekrolit terlarut di dalam pelarut.Sifat-sifat pelarut murni
berubah dengan adanya zat terlarut.Sifat-sifat fisika seperti titik didih, titik beku, tekanan uap
berbeda dengan pelarut murni. Adanya perubahan ini tergantung pada jumlah partikel-
partikel pelarut yang terdapat di dalam larutan. Makin berat larutan, makin rendah titik beku,
makin tinggi titik didih. Perubahan hampir sebanding dengan perubahan konsentrasi. Karena
fraksi molar zat pelarut x merupakan fungsi linier fraksi zat terlarut X 1 maka X + X1 = 1,
sehinggaΔTf dapat dinyatakan sebagai fungsi X1, yaitu :
Apabila melarutkan 1 mol zat terlarut ke dalam 1000 gr air, titik beku turun sebesar
1,86 oC. Apabila 2 mol zat terlarut di dalam 100 gram air. Titik beku air turun 2 x
1,86 oC. penurunan titik ini tidak bergantung pada jumlah partikel zat terlarut di dalam
larutan. Tiap pelarut mempunyai tetapan penurunan titik beku molal (K f) yang tertentu :
Untuk m mol zat terlarut ditambhakan ke dalam
1000 gram zat terlarut, maka larutan mempunyai
fraksi molar zat terlarut sebesar :
m
X1 = 1000/(M + m)
dimana :
M = BM Zat terlarut
ΔTf = Kf . m
W1 / M1
X1 =
W1 / M1+ W/m
1000 X1
m =
M
Larutan contoh
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. UGM, Yogyakarta
Baroroh, Umi L U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Kimia Dasar. UGM, Yogyakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB, Bandung.
SUMBER : http://annisanfushie.wordpress.com/