Professional Documents
Culture Documents
Hasil diskusi selama Rakornas berlangsung, dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
Pencapaian kinerja pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2008 antara lain: Produk
domestik bruto (PDB) sektor perikanan tahun 2008 sebesar Rp 92,2 trilyun atau meningkat
37,06 % dari tahun 2007, Penyerapan tenaga kerja sebanyak 7,69 juta orang, Produksi
perikanan sebesar 8,71 juta ton atau mengalami kenaikan 5,7%, Tingkat konsumsi ikan
sebesar 28,57 kg/kapita dan menghasilkan devisa ekspor hasil perikanan sebesar USD 2,6
milyar, Peningkatan prasarana kelautan dan perikanan, antara lain Pelabuhan Perikanan,
Balai Benih ikan, Saluran Tambak, Laboratorium Uji Mutu, serta Karantina Perikanan,
Meningkatnya pembangunan di pulau-pulau becil di daerah perbatasan, antara lain di Pulau
Nipah dan Pulau Miangas. Keberhasilan lain pada tahun 2008 yaitu menurunnya illegal
fishing sebesar 20% sebagai hasil dari peningkatan kegiatan pengawasan yang berdampak
peningkatan produktivitas usaha nelayan hingga 31%. Selain itu dihasilkannya Undang
Undang No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau — pulau Kecil
beserta beberapa peraturan turunannya, dan peningkatan kawasan konservasi laut daerah
mencapai 8,1 juta hektar. Sementara itu keberhasilan kinerja pelayanan publik dalam
pelayanan perijinan perikanan tangkap berada di urutan 6 dari 10 terbaik versi Komisi
Pemberantasan Korupsi. Dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan sampai
dengan tahun 2008 masih dijumpai berbagai kendala, antara lain: rendahnya produktivitas,
Efisiensi dan daya saing usaha perikanan skala kecil, masih ditemukan kasus-kasus illegal
fishing, khususnya oleh kapal ikan asing dan eks-asing, kurangnya perhatian sebagian daerah
dalam pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharaan hasil kegiatan pembangunan kelautan dan
perikanan, serta masih dijumpainya kelemahan dalam penerapan sistem pengendalian internal
(pengawasan melekat dan pengawasan fungsional).
2. Pemantapan Pelaksanaan tahun 2009
Sasaran pada tahun 2009 meliputi: produksi perikanan sebesar 12,73 juta ton, Nilai ekspor
hasil perikanan U$$ 2,8 Milyar, konsumsi ikan dalam negeri rata-rata 30,17 kg/kapita,
penyerapan tenaga kerja 10,02 juta orang. jangkauan program pemberdayaan masyarakat
16% dari populasi masyarakat pesisir yang miskin termasuk pemberdayaan perempuan,
penerapan prinsip-prinsip pengelolaan wilayah pesisir terpadu oleh 40% kabupaten/kota,
jangkauan wilayah operasi kapal pengawas dan kemampuan SDM pengawasan dan
pengendalian sumber daya kelautan dan perikanan dalam rangka penanggulangan illegal
fishing sebesar 15%. Meningkatkan kualitas 4.500 orang sumber daya manusia kelautan dan
perikanan dan 3.000 orang penyuluh, meningkatkan utilitas unit pengolahan ikan (UPI)
menjadi 70%, tersedianya data statistik dan informasi kelautan dan perikanan yang akurat dan
tepat waktu, serta meningkatnya sumber daya riset kelautan dan perikanan dan pemanfaatan
iptek berbasis masyarakat. Selain itu, proses regulasi sebagai amanah dari undang-undang
yang ada perlu mendapatkan prioritas. Untuk mencapai sasaran dimaksud ditetapkan
kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2009 berupa:
Penyusunan RPJMN 2010-2014 bidang kelautan dan perikanan diarahkan pada upaya
optimalisasi pembangunan kelautan dan perikanan secara fokus dan lokus dengan melibatkan
multlsehtorallmulti staheho/der secara national. Penyusunan RPJM daerah mengacu RPJMN
dengan mempertimbangkan karakteristik, potensi dan kebutuhan masing-masing daerah,
sehingga dapat meningbatkan daya saing dan keunggulan Daerah. Arah pembangunan jangka
panjang nasional adalah pembangunan daya saing bangsa, dengan sasaran:
Pada tahun 2010, pembangunan kelautan dan perikanan dihadapkan pada 5 tantangan
yaitu krisis finansial global, kemiskinan dan pengangguran, perubahan iklim dan kerusakan
lingkungan, serta tuntutan efisiensi, efektivritas, pelayanan prima, dan peningkatan pangsa
pasar domestik, mutu dan keamanan hasil perikanan.
Dalam penyusunan program dan kegiatan kelautan dan perikanan tahun 2010 didasarkan
atas prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja dengan mempertimbangkan prioritas nasional,
sinkronisasi kegiatan Kementerian/Lembaga dengan kegiatan daerah yang didanai dari dana
perimbangan maupun dana alokasi khusus, serta kebijakan untuk subsidi. Fokus program dan
kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010 yaitu:
Dalam upaya meningkatkan daya saing, peran DKP dalam segala sisi harus mampu
merubah pola fikir dan paradigma pembangunan untuk menghasilkan kinerja yang
berkualitas tinggi dan monumental, diiringi peran aktif Daerah dan stakeholders dalam
kolaborasi membangun sektor kelautan dan perikanan. Peran Daerah sangat penting dalam
hal memfasilitasi pembinaan mutu dan keamanan hasil perikanan, mendukung kelancaran
investasi di daerah, mempermudah perijinan, penyediaan prasarana pendukung yang layak
dan terpelihara, serta kebijakan yang berorientasi mendukung terciptanya iklim usaha yang
kondusif. Salah satu upaya yang harus menjadi komitmen bersama dalam meningkatkan daya
saing adalah peningkatan aksesiblitas pemasaran produk di pasar internasional, antara lain
melalui implementasi berbagai kerjasama regional, bilateral dan multilateral juga perlu
mengupayakan pendirian atas kelautan dan perikanan di beberapa negara, terutama Amerika
Serikat, Jepang dan Uni Eropa.
Dalam upaya mengembangkan sistem penyuluhan kelautan dan perikanan perlu koordinasi
yang harmonis antara instansi terbait baik di Pusat maupun Provinsi dan Kabupaten/Kota
untuk mensinergikan UU No. 16 tahun 2006 tentang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan dan UU No 31 tahun 2004 tentang Perikanan. Selanjutnya melalui Peraturan
Menteri PAN No. 19 tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka
Kreditnya, maka perlu penegasan bahwa tugas utama penyuluh perikanan adalah
melaksanakan penyuluhan perikanan di kabupaten/kota. Keterbatasan kapasitas penegakan
hukum di bidang kelautan dan perikanan diperlukan peningkatan kapasitas PPNS dan
peningkatan koordinasi dan dukungan instansi terkait, antara lain POLRI, TNI AL,
Bakorbamla, Bea Cubai, Kejaksaan dan Pengadilan. Untuk mengakselarasi pembangunan
kelautan dan perikanan berbasis masyarakat diperlukan dukungan dan peran serta masyarakat
secara aktif.
8. Penutup
Jawab
Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) pada periode
tertentu/selama satu tahun. PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa
memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam
negeri atau tidak.
Di dalam unit-unit produksi sektor perikanan dan kelautan, pada tahun 2008 nilai
PDB sebesar Rp 92,2 trilyun atau meningkat 37,06 % dari tahun 2007 serta devisa ekspor
hasil perikanan sebesar USD 2,6 milyar. Sektor lain yang menjadi pilar penggerak
perekonomian nasional adalah sub sektor perkebunan. Pada tahun 2008 sumbangan sektor
perkebunan terhadap PDB mencapai Rp 106,2 triliun (berdasarkan harga berlaku) dengan
penerimaan ekspor Rp 190 triliun diluar cukai rokok (Rp 40 triliun) dan pajak ekspor CPO
(Rp 13 triliun). Jika dilihat dari nilai PDB serta penerimaan ekspor, sektor perikanan dan
kelautan memang masih dibawah sektor perkebunan. Perbedaan yang paling terlihat adalah
dari sisi pendapatan hasil ekspor padahal potensi perikanan dan kelautan sangatlah
menjanjikan seperti halnya sektor perkebunan. Indonesia memang memiliki jumlah
komoditas yang banyak dalam menghasilkan produk perkebunan seperti kakao, karet, teh,
kopi, lada, vanilli, kopra, cpo, minyak atsiri, tembakau, pinang, mete, dan lain-lain yang
bergerak simultan dengan inovasi bidang teknologi maupun kelembagaan. Untuk sektor
perikanan dan kelautan masih belum optimalnya sumbangan devisa terjadi karena masih
banyaknya permasalahan dalam pengolahan hasil perikanan untuk produk ekspor diantaranya
yang menjadi pokok utama yaitu rendahnya penggunaan teknologi dan kemampuan
penanganan serta pengolahan perikanan yang berakibat pada rendahnya mutu, nilai tambah
dan daya saing produk perikanan serta proses penanganan dan pengolahan hasil yang kurang
memperhatikan keamanan produk perikanan.
Pada dasarnya pencapaian kinerja pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2008
sudah baik dan secara bertahap meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan
sumbangan PDB nasional untuk tahun 2008 sebesar 2,75 % menjadi 3,12 % pada tahun 2009
serta ekspor yang juga berkembang. Pertumbuhan ini tentu saja harus ditingkatkan dengan
mengoptimalkan potensi yang ada serta perbaikan-perbaikan dari permasalahan industri
perikanan baik itu budidaya, industri pengolahan hasil serta perikanan tangkap
Jawab
o Hama penyakit
o Infrastruktur
o Perubahan iklim
Jawab