You are on page 1of 19

Audit Kas dan Setara

Kas
Calvin Adi Pratama
M. Rifki Ferdiyanto
Ahmad Faisol

130810301052
130810301080
130810301089

Perlakuan Akuntansi Kas


Dan Setara Kas

Definisi kas & setara kas adalah sebagai


berikut:

Definisi Kas (SAK 1994)


Alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan

Menurut PSAK No.2 hal. 2.2 dan 2.3 (IAI:2002)


Kas terdiri dari Saldo Kas (Cash On Hand) dan Rekening
Giro
Setara Kas (Cash Equivalent) adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan
cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.
Contoh Kas

Kas kecil (Petty Cash)

Saldo Rekening Giro di Bank

Bon sementara (IOU)

Bon Kas Kecil yang belum diReimbursed

Check Tunai yang akan didepositokan

Untuk memenuhi persyaratan Setara Kas


Investasi harus segera dapat diubah menjadi
kas dalam jumlah yang telah diketahui (jatuh
tempo dalam waktu 3 bulan dari tanggal
perolehan) tanpa menghadapi risiko perubahan
nilai yang signifikan
Cerukan (Bank Overdraft)
Tidak termasuk Setara Kas
Investasi dalam bentuk saham (saham preferen
yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta
tanggal penebusan/redemption date telah
ditentukan
Contoh setara kas yaitu :
1. Deposito berjangka,
2. Sertifikat deposito,
3. Sertifikat Bank Indonesia,
4. Comercial Paper,
5. Sekuritas Utang Pemerintah.

Perlakuan Akuntansi Kas


Dan Setara Kas

Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan


pada umumnya melakukan pemisahan dana antara kas
kecil (petty cash) dan kas besar (cash on hand). Kas kecil
umumnya dipakai untuk pengeluaran harian perusahaan
yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Kas besar
pada umumnya dipakai oleh perusahaan untuk
pengeluaran tertentu dan disimpan oleh perusahaan di
dalam brankas. Dalam kas kecil dikenal dua sistem,
yaitu:

1. Imprest fund system (sistem dana tetap) dengan


pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil
dilakukan pada saat penggantian dana.
2. Fluctuating fund system (sistem dana tidak tetap)
dengan pencatatan transaksi dan mutasi dana setiap
saat terjadinya transaksi.

Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi Bank ( Bank Reconciliation) adalah scedule yang
menjelaskan setiap perbedaan antara catatan kas bank
dengan catatan kas perusahaan.
Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan dua data untuk
mencari kesesuaiannya. Jika rekening koran bank tersebut
dibandingkan dengan catatan perusahaan, kemungkinan ada
perbedaan yang dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut:
1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat
sebagai penerimaan, tetapi belum dicatat oleh bank.
Contoh :
Setoran dalam perjalanan (setoran yang dikirimkan ke
bank pada akhir bulan,tetapi belum diterima oleh bank
sampai bulan berikutnya)
Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank
2. Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan
oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

Sistem Akuntansi Kas dan Setara


Kas
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Prosedur penerimaan kas dari pejualan tunai ada tiga


macam, yaitu :
1. Prosedur penerimaan kas dari over the counter
sales.
2. Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales
( COD sales ).
3. Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan
beberapa fungsi yang terkait, yaitu :
. Fungsi Penjualan
. Fungsi Kas
. Fungsi Gudang
. Fungsi Pengiriman

Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam


sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh
fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan
fungsi akuntansi.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan.
Penerimaan order dari pembeli diotorisai oleh fungsi
penjualan dengan menggunakan formulir faktur
penjualan tunai.
Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan
membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan tunai
dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan
permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.

Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman


dengan cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada
faktur penjualan tunai.
Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur
penjualan tunai.
Praktek yang Sehat.
Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
penjualan.
Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor
seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan
transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas
dilakukan secara periodik dan secara mendadak oleh
fungsi pemeriksa intern

Sistem Penerimaan Kas dari Piutang


Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan
kas dari piutang disajikan sebagai berikut:
Organisasi
Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi
penagihan dan fungsi penerimaan kas.
Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi
akuntansi.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam
bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah
bukuan (giro bilyet).
Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas
dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat
oleh fungsi akuntansi.

Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh


fungsi akuntansi (Bagian Piutang ) harus
didasarkan atas surat pemberitahuan yang
berasal dari debitur.
Praktek yang Sehat
Hasil perhitungan kas harus direkam dalam
berita acara penghitungan kas dan disetor
penuh ke bank dengan segera.
Para penagih dan kasir harus diasuransikan
(fidelity bond insurance).
Kas dalam perjalanan (baik yang ada di
tangan Bagian Kasa maupun di tangan
penagih perusahaan ), harus diasuransikan
(cash in safe dan cash in transit insurance).

Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas


Pembayaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan
menggunakan cek kecuali untuk pembayaran dalam jumlah
kecil, biasanya dilaksanakan melalui dana kas kecil. Dana kas
kecil merupakan uang kas yang disediakan untuk membayar
pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak
ekonomis bila dibayar dengan cek.
Unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas dengan cek dirancang dengan merinci unsur
organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan, serta
unsur praktek yang sehat yang disebutkan di bawah ini :
Organisasi
Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
Transasksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh
dilaksanakan sendiri oleh Bagian Kasa sejak awal sampai
akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan


Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang
berwewenang.
Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan
persetujuan dari pejabat yang berwewenang.
Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode
pencatatan tertentu dalam register cek) harus didasarkan bukti
kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang
berwewenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung
yang lengkap.
Praktek yang Sehat
Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan
pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.
Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran
kas harus dibubuhi cap lunas oleh Bagian Kasa setelah transaksi
pengeluaran kas dilakukan.
Penggunaan rekening koran bank (bank statement, untuk
mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern
(internal audit function), yang merupakan fungsi yang tidak
terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.

Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas


nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan
pemindah bukuan.
Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil,
pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas
melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan
dengan imprest system.
Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang
ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.
Kas yang ada di tangan (cash in hand) dan kas yang ada di
perjalanan (cash in transit) di asuransikan dari kerugian.
Kasir diasuransikan (fidelity bond insurance).
Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya
pencurian terhadap kas yang ada di tangan (misalnya mesin
register kas, almari besi, dan strong room).
Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh Bagian
Kasa.

Audit Kas dan Setara Kas


Subtantive Test

Tujuan pemeriksaan (Audit objectives) kas dan setara kas


adalah sebagai berikut:
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control
yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas
yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul ada
dan dimiliki perusahaan. Auditor harus meyakinkan
dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki
perusahaan (cash on hand dan in bank) betul-betul ada
dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi
atau pemegang saham. Oleh karena itu, auditor harus
melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi bank.

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk


penggunaan saldo kas dan setara kas. Jika
perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki
untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya
(sinking fund), maka dana tersebut tidak dapat
dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar
4. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan
setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut
sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada
tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi
komprehensif tahun berjalan.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS).

Prosedur Pemeriksaan Kas


Dan Setara Kas
1. Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank.
2. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal
neraca (misal per 31-12-2010), atau kalau belum
selesai, boleh per 31-10-2010 atau 31-11-2010;
penambahan mutasi akan diperiksa kemudian,
apakah ada hal-hal yang di luar kebiasaan atau
tidak.
3. Lakukan Cash count (perhitungan fisik uang kas)
per tanggal neraca, bisa juga sebelum atau
sesudah tanggal neraca.

4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari


kasir dalam hal tidak dilakukan kas opname.
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang
dimiliki perusahaan.
6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan
per 31-12-2010), kalau terpaksa, karena belum
selesai yang Desember, dapat diminta per 31-112010.
7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut.
8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat
dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada
pembatasan dari rekening bank yang dimiliki
perusahaan.
9. Periksa inter bank transfer 1 minggu sebelum dan
sesudah tanggal neraca, untuk mengetahui adanya
kitting dengan tujuan untuk window dressing.

10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca


(subsequent payment dan subsequent collection)
sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan
lapangan.
11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam
mata uang asing per tanggal neraca, periksa
apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke
dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI
pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang
terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada
laba rugi tahun berjalan. Kurs tengah BI adalah
rata-rata kurs beli dan kurs jual di Bank Indonesia
yang bisa dilihat di surat kabar atau business news.
12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di
neraca dan catatan atas laporan keuangan, sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

13. Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan


setara kas atau di memo tersendiri mengenai
kewajaran dari cash on hand dan in bank,
setelah kita menjalankan seluruh prosedur
audit di atas.

You might also like