Professional Documents
Culture Documents
E POST SECTIO
CAESARIA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI
DI RUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN
Disusun oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan
Disusun oleh:
Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggan.
(Q.S. Al-Maidah: 2)
Dalam hidup, terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita
inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan,
akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang
tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia
(Kahlil Gibran)
Assalamu’alaikum Wr. Wb
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan usaha yang maksimal dan sungguh-
Dengan menyusun karya tulis ini penulis banyak mengalami kesulitan dan
hambatan tetapi berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak, karya tulis ini
Surakarta.
7. Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep. Ns, selaku Penguji III yang telah
ilmu keperawatan.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca. Harapan penulis, semoga Karya Tulis ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Amin ....
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
C. Tujuan ...................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................... 3
A. Pengertian ................................................................................. 4
B. Etiologi ..................................................................................... 4
C. Patofisiologi ............................................................................. 5
I. Pathways .................................................................................. 8
A. Pengkajian ................................................................................ 13
D. Perencanaan .............................................................................. 19
E. Implementasi ............................................................................ 21
F. Evaluasi .................................................................................... 23
A. Kesimpulan .............................................................................. 32
B. Saran ......................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. E DENGAN POST SECTIO
CAESARIA INDIKASI KETUBAH PECAH DINI
DI RUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN
Latar Belakang: Dalam praktek obsetrik modern, kelahiran lewat perut dengan
mudah dipilih bila kelahiran pervaginam akan membahayakan ibu, anak dan
keduanya. Perbaikan yang meluas dalam hal anestesi teknik pembedahan
antibiotika dan transfusi darah menurunkan mordibilitas dan mortalitas akibat
sectio caesaria sehingga menjadikan sebagai pilihan yang relative aman.
Kata kunci: sectio caesaria, indikasi ketuban pecah dini, nyeri, infeksi, intoleransi
aktivitas, kurang pengetahuan.
BAB I
PENDAHULUAN
kelahiran operatif selama 60 tahun pertama dari abad ke-20, dokter yang tidak
mau melakukan kelahiran dengan cunam dan sectio caesaria dianggap sebagai
titik akhir dari kegagalan perawatan obstetric. Dalam praktek obsetrik modern,
kelahiran lewat perut dengan mudah dipilih bila kelahiran pervaginam akan
membahayakan ibu, anak dan keduanya. Perbaikan yang meluas dalam hal
kekuatan NIS dan mengedan janin didorong keluar sampai lahir dalam Kala
III atau kala uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan, Kala IV
mulai lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam dalam kala itu diamati apakah
primi graviola dan multi graviola. Pada yang pertama Ostium Urteri Internum
akan lebih dahulu sehingga Serviks akan mendatar dan menipis baru
Ostium Urteri Internum sudah sedikit membuka. Ostium Urteru Internum dan
eksterm serta penipisan dan serviks terjadi dalam saat yang sama. Ketuban
akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau telah lengkap tidak
(Sarwono, 2005)
empat kali lipat dari 55 per 100 kelahiran pada tahun 1970 menjadi 22,7 per
100 kelahiran pada tahun 1985. Insiden section caesaria dalam unit obstetric
bergantung pada populasi pasien dan sikap dokter, sekarang angkanya berkisar
B. Identifikasi Masalah
caesaria.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
insisi pada dinding perut dan rahim anterior untuk melahirkan janin. (Hacker,
2001:338)
satu jam atau lebih sebelum terjadi tanda-tanda persalinan. (Arief Mansjoer,
1999 : 310)
Masa nifas atau post partum adalah masa pulihnya kembali mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama
caesaria dengan indikasi ketuban pecah dini adalah masa pulihnya kembali
perut dan rahim anterior dengan pecahnya ketuban sebelum adanya tanda-
tanda persalinan.
B. Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini masih belum jelas. Ada beberapa hal
a. Infeksi genetalia
b. Servik inkompeten
c. Gameli
d. Hidroamnion
e. Kehamilan preterm
C. Patofisiologi
infeksi tetapi selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri
ostatik yang dapat memainkan peran dalam pencegahan kario amnionitis dan
infeksi janin. Membran yang utuh bukan merupakan sawar mutlak terhadap
bulan, dengan membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam persalinan
kurang bulan. Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini, resiko infeksi
problematik, bagi ibu resikonya bukan saja terjadi kariomnitis tetapi juga bisa
warna kuning, keruh, jernih, hijau, kecoklatan sedikit atau sekali banyak
c. Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban tidak ada, ketuban sudah kering
d. Inspkulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban sudah kering
E. Pemeriksaan Penunjang
c. Amnias sintetis.
(hemoglobin, leukosit).
F. Penatalaksanaan Medis
a. Istirahat
G. Tanda-tanda Persalinan
a. Lender bercampur darah: terjadi sumbatan yang tebal pada mulut rahim
simetris antara kedua sisi perut mulai dari bagian yang atas dekat dengan
H. Tanda-tanda Infeksi
a. Febris (38 C)
Criteria hasil: skala nyeri 1-0 atau hilang, pasien tenang dan rileks
intervensi:
Criteria hasil: luka bersih dan kering tanpa ada tanda dan gejala infeksi
Interfensi:
(Dangoes: 2001)
Intervensi:
d. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi b.d. kurang informasi
(Dangoes: 2000)
Intervensi:
Intervensi:
mungkin.
Intervensi:
lochea.
(Dangoes: 2000)
payudara.
Intervensi:
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2008, jam 14.30 WIB, di ruang
1. Biodata
a. Identitas Pasien:
Nama : Ny. E
Umur : 24 Tahun
Alamat : Sragen
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Nama : Tn. A
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
Hubungan : Suami
Alamat : Sragen
2. Rekam Medik
No. RM : 38978
3. Riwayat Kesehatan
section caesaria.
d. Riwayat Obstetric
Kelamin
SC
4. Pola Fungsional
Pasien makan 3x sehari sesuai diit yang disediakan dari RS, minum 5-
6 gelas.
c. Pola Eliminasi
Pada malam hari pasien tidak dapat tidur dengan nyenyak dan sering
terbangun.
e. Pola Psikologis
f. Hubungan Sosial
h. Kepercayaan
hanya berdoa.
5. Pemeriksaan Fisik
TD : 110 / 80 mmHg
N : 80 x per menit
RR : 20 x permenit
S : 360 C
Pemeriksaan Laboratorium
Trombosit : 151
Terapi
Cifrolaksin: 2x1
Pemeriksaan Bayi
Apgar score: 8 9 10
B. Analisa Data
S : Skala nyeri 6
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/mnt
S : 360 C
RR : 20 x/mnt
C. Prioritas Utama
D. Perencanaan
teknik relaksasi.
- Kolaborasi pemberian
obat analgesic
kebersihan
18-08-08 3 Setelah dilakukan - Kaji pola tidur pasien
E. Implementasi
N : 80 x/mnt
S : 360 C
seperti diremas-remas;
- Metronidazol 2x1
terbangun
lemas
DO : Tidak terdapat
tanda-tanda infeksi
nyaman
DO : Pasien terlihat
rileks
nyenyak, walaupun
bayinya menangis
DO : Pasien tampak
segar
F. Evaluasi
P : Intervensi dilanjutkan
berkurang
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan rencana
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas permasalahan yang muncul dalam
Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Post Sectio Caesaria indikasi ketuban
pecah dini. Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan meliputi diagnose
pada riwayat kesehatan klien, dalam keluarga klien tidak terdapat penyakit
Pada bab ini penulis juga menguraikan pembahasan tentang diagnosa yang
muncul dan diagnose yang tidak muncul pada Ny. E dengan Post Sectio Caesaria
indikasi ketuban pecah dini. Dimana asuhan keperawatan ini dilaksanakan pada
2001)
diri, raut wajah tampak kesakitan, perubahan tonus otot, dan perilaku disteksi
(Caepenito, 2000 : 225). Diagnosa nyeri bisa ditegakkan jika ada tanda mayor;
polsisi pasien hati-hati, raut wajah meringis atau kesakitan, merinth, serta
mual-mual.
pada luka SC, nyeri tekan karena luka jahitan, pasien mengatakan nyeri seperti
terjadinya komplikasi.
2. Evaluasi tekanan darah dan nadi, nyeri dapat meningkatkan darah dan
denyut nadi.
3. Perhatikan nyeri tkan uterus dan adanya nyeri penyerta, selama 12 jam,
kontraksi uterus kuat dan teratur dan berlanjut selama 2-3 hari, meskipun
4. Ubah posisi klien, kurang rangsangan yang berbahaya dan berika masase
samping.
ditegakkan karena: pasien dapat merasa nyaman dan tidak nyeri sehingga
pasien mau mencoba dan berlatih untuk memulai aktifitas yang ringan. Hasil
insisi.
RR: 20 x/mnt.
Tindakan yang dilakukan penulis untuk mengatasi masalah tersebut:
nadi, diduga terjadi infeksi (Dangoes, 2001: 346). Mengkaji adanya tanda-
Menganjurkan pasien dan keluarga untuk menjaga agar luka tetap bersih dan
antibiotik sesuai program dokter baik jenis, cara dan dosis. Rasionalnya dapat
mencegah infeksi dan penyebaran ke jaringan sekitar aliran darah asalkan baik
cara dan dosis sesuai dengan keadaan klien (Dangoes, 2001: 909).
Kelemahan bila masalah ini tidak diangkat adalah bisa infeksi pada
luka sampai ke peritoneum, pasien bisa terjadi syock karena kehilangan daya
tahan. Panas yang tinggi serta rasa aman dan nyaman tidak tercapai, biaya
karena pada saat dilakukan perawatan luka tidak terdapat tanda-tanda infeksi,
keadaan luka kering tidak ada cairan atau pes, luka tertutup semua. Masalah
hospitalisasi.
subjektif: pasien mengatakan tidak bisa tidur malam. Data objektif: wajah
tampak lelah. Selain itu didukung adanya literature yang menjelaskan bahwa
gangguan pola istirahat tidur dapat dibuktikan oleh terus-menerus bangun atau
tidak bisa tidur (Dangoes: 2000:950). Masalah ini penulis prioritaskan menjadi
rangsang (Dangoes, 2001:931). Anjurkan pasien untuk tidur 7-8 jam sehari
dengan rasional rencana yang kreatif yang membolehkan tidur dengan si bayi
lebih awal serta tidur siang membantu memenuhi kebutuhan tubuh serta
Kekuatan dari tindakan ini adalah pasien memenuhi anjuran dari tim
kesehatan dan bila siang saat tidak ada pengunjung pasien dapat tidur.
individu mengalami atau beresiko tinggi mengalami usus stasis usus besar,
diagnose tersebut harus ada tanda mayor: bentuk feses keras, defekasi
kurang dari 3x seminggu dan data minor yaitu: penurunan bising usus,
keluhan tekanan pada rectum, mengejan dan nyeri pada waktu defakasi
penurunan turgor kulit, dan rasa haus. Sedangkan pada kasus penulis tidak
dibutuhkan. Diagnosa tersebut dapat ditegakkan jika ada dua data mayor
permenit dan data minor: pucat atau siaonosis dan vertigo (Carpenito,
PENUTUP
pasien dengan post sectio caesaria dnegan indikasi ketuban pecah dini.
A. Kesimpulan
Pada pasien post section caesaria dengan indikasi ketuban pecah dini
informasi.
Untuk mengatasi masalah yang muncul pada kasus post sectio caesaria
indikasi ketuban pecah dini, sebagian besar rencana tindakan secara teori
besar telah sesuai dengan rencana tindakan yang diterapkan, namun dalam
yang didelgasikan. Pada evaluasi hasil yang dilakukan penulis pada dasarnya
petugas medis lain, agar pasien mendpat asuhan keperawatan yang maksimal.
B. Saran
dalam menangani masalah yang muncul pada kasus post sectio caesaria
dengan indikasi ketuban pecah dini pada khususnya dan dapat memberikan
1. 1. Pendahuluan
pasien. payudara
2. 2. Pelaksanaan
b. Mengajarkan cara
perawatan payudara
postpartum.
c. Memberi kesempatan
pasien untuk
mendemonstrasikan.
3. 3. Penutup
untuk bertanya.
c. Memberikan salam
penutup.
IV Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya jawab
V Media
a. Leaflet
b. Perawatan brestcare
VI Daftar Pustaka
Jakarta