You are on page 1of 11

Praktikum Biologi

UJI BAHAN MAKANAN


Tujuan
Untuk menguji adanya kandungan karbohidrat,lemak dan protein dalam bahan makanan.
Alat dan Bahan
 Tabung reaksi  Larutan A
 Rak tabung  Larutan B
 Gelas kimia  Larutan C
 Kassa  Larutan D
 Pembakar spiritus  Biuret
 Pipet  Lugol
 Korek api  Fehling A+B
Cara Kerja
Ujilah masing-masing Larutan A, B, C, dan D dengan reagent :
 Biuret
 Lugol
 Fehling A+B
Keterangan:
 Penggunaan larutan A-D, ±1 cm dari dasar tabung reaksi
 Penggunaan reagent antara 3-6 tetes
 Penggunaan dengan fehling A+B harus dipanaskan
 Masukkan hasil pengamatan ke dalam tabel
Hasil Pengamatan
Reagent
Larutan
Biuret Lugol Fehling A+B
A biru biru kehitaman ungu ® ungu
B biru biru biru ® orange
C ungu bening ungu ® kuning
D ungu kuning ungu ® jingga
Pertanyaan
1. Sebutkan bahan apa saja yang dapat diuji dengan reagent biuret, lugol, dan fehling A+B?
Jawab:
 Biuret: protein
 Lugol: amilum
 Fehling A+B: glukosa
2. Sebutkan indicator perubahan warna yang timbul dalam percobaan uji bahan makanan/ bahan
organic tertentu?
Jawab:
 Biuret: ungu
 Lugol: biru kehitaman
 Fehling A+B: orange/jingga
3. Bahan organik/bahan makanan apa saja yang terdapat dalam larutan A-D?
Jawab:
 Larutan A : amilum
 Larutan B : amilum, glukosa
 Larutan C : protein
 Larutan D : protein, glukosa

Kesimpulan
Bahan makanan yang mengandung protein jika ditetesi dengan larutan biuret akan
berubah warna menjadi ungu. Jika bahan makanan ditetesi dengan larutan lugol akan berubah
warna menjadi ungu hingga kehitam-hitaman maka bahan makanan tersebut mengandung
amilum.
Jika bahan makanan diteesi larutan fehling A+B kemudian dipanaskan akan berubah
warna menjadi orange/jingga maka bahan makanan tersebut mengandung glukosa.
Dari percobaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
 Larutan A mengandung amilum
 Larutan B mengandung amilum dan glukosa
 Larutan C mengandung protein
 Larutan D mengandung Protein dan glukosa

ENZIM KATALASE
1. Tujuan Penelitian
Mengetahui sifat dari enzim katalase

2. Dasar Teori
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh organisme. Enzim pencernaan banyak terdapat
dalam sel-sel tubuh. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang dilakukan
sel. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H 2O2) bila tidak
segera diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri. Dengan adanya
enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan
oksigen (O2) yang tidak berbahaya.

3. Alat dan Bahan


§ Tabung reaksi+rak § Ekstrak hati (enzim katalase)
§ Pipet tetes § Hidrogen Peroksida (H2O2)
§ Pembakar spiritus § HCl
§ Kaki tiga dan kaca § NaOH
§ Lidi dan korek api

4. Cara Kerja
a. Percobaan I
1) -Mengambil ekstrak hati dan tuangkan ke dalam tabung reaksi.
2) -Menuangkan ekstrak hati ke dalam larutan H2O2 dan menutup ujung tabung reaksi
dengan menggunakan ibu jari.
3) -Setelah ekstrak hati dan H2O2 tercampur, mengujinya dengan lidi yang terbakar.
b. Percobaan II
1) -Mengambil ekstrak hati dan mencampurkannya dengan larutan NaOH.
2) -Menuangkan campuran tersebut ke dalam larutan H2O2, selanjutnya menutup tabung
reaksi dengan menggunakan ibu jari.
3) -Membuka tabung reaksi dan mengujinya dengan lidi yang terbakar.
c. Percobaan III
1) -Mengambil ekstrak hati dan mencampurkannya dengan larutan HCl.
2) -Menuangkan campuran tersebut ke dalam larutan H2O2, selanjutnya menutup tabung
reaksi dengan menggubakan ibu jari hingga tercampur
3) -Mencampurkan ekstrak hati tersebut dengan larutan H2O2, menutup ujung tabung
reaksi dan biarkan tercampur.
4) -Membuka tabung reaksi dan mengujinya dengan lidi yang terbakar.
d. Percobaan IV
1) -Mengambil ekstrak hati lalu memanaskannya.
2) -Setelah panas, dinginkan kembali ekstrak hati tersebut.
3) -Mencampurkan ekstrak hati tersebut dengan larutan H2O2, menutup ujung tabung
reaksi dan biarkan tercampur.
4) -Menguji dengan campuran tersebut dengan lidi yang terbakar.

5. Hasil Pengamatan
Percobaan Banyak Gelembung Keadaan Bara Api
I sangat banyak nyala bara api
membesar
II sedikit nyala bara api tetap
III tidak ada nyala bara api padam
IV tidak ada nyala bara api padam

Analisis Data
Dari percobaan di atas, terdapat 2 hal yang menjadi obyek pengamatan, yaitu
banyaknya gelembung yang timbul dan keadaan bara api. Bayaknya gelembung
merupakan bukti dari berlangsungnya enzim katalase menguraikan O2. Bara api yang
digunakan untuk menguji larutan adalah bahan untuk mencaritahu zat apa yang
dihasilkan dalam proses penguraian tersebut.
Dalam pembakaran suatu zat atau senyawa diperlukan oksigen (O2) sebagai unsur
penting yang berperan dalam proses pembakaran. Dalam hal ini, kita melakukan
percobaan untuk membuktikan bahwa apakah enzim katalase menguraikan H2O2 menjadi
H2O dan O2, dalam hal ini O2 yang menjadikan nyala bara api membesar.
Pada percobaan kedua hingga keempat, gelembung yang dihasilkan sedikit bahkan
tidak ada dan nyala bara api tetap atau mati, ini membuktikan bahwa enzim katalase jika
dicampur dengan senyawa lain atau dibakar kinerjanya semakin menurun karena kerja
enzim katalase dipengaruhi oleh pH (7) dan suhu (27°C).

6. Kesimpulan
Dari pengamatan data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa enzim katalase berfungsi dan
dapat menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) sehingga
tidak berbahaya. Kerja enzim katalase pada pH 7 dan suhu 27°C, sehingga saat dicampur
dengan senyawa lain dan dipanaskan kinerjanya akan berkurang bahkan tidak ada.

PENGAMATAN SEL HIDUP DAN MATI


TUMBUHAN

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui struktur dari sel hidup dan sel mati.

Latar Belakang Permasalahan


Sel merupakan bagian penting penyusun makhluk hidup. Setiap makhluk hidup tersusun oleh
sel-sel yang bentuk dan jumlahnya beraneka ragam. Sel-sel tersebut seperti halnya makhluk
hidup juga mempunyai bagian-bagian yang menunjukkan kehidupan.
Pengetahuan tentang makhluk hidup haruslah memadai agar dapat memanfaatkan dan
menggunakan makhluk hidup dengan baik. Pengetahuan dasar tentang makhluk hidup adalah
dimulai dengan mengenal sel terlebih dahulu. Kita harus dapat membedakan antara sel mati dan
sel hidup, serta dapat menjelaskan strukturnya masing-masing.

Dasar Teori
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Secara
struktural, tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan struktural
makhluk hidup. Sebagai unit fungsional, di dalam sel berlangsung semua reaksi kimia dan
berbagai proses hidup. Sehingga di dalam sel hidup terdapat organ-organ yang mendukung
proses kehidupan, sedangkan pada sel mati tidak terdapat organ-organ tersebut. Sel mengandung
materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk hidup, dengan adanya materi genetik
sifat makhluk hidup dapat diwariskan pada keturunannya. Sel makhluk hidup dapat berkembang
biak melalui pembelahan sel. Pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu maupun
oleh sel-sel organisme bersel banyak. Organisme bersel satu mengadakan pembelahan sel secara
amitosis, sedangkan sel-sel pada organisme multiseluler mengalami pembelahan secara mitosis.

Alat dan Bahan


§ Bawang merah § Air
§ Gabus § Mikroskop
§ Pinset § Gelas kimia
§ Silet

Cara Kerja
1. Ambillah umbi lapis bawang merah dengan menggunakan pinset dan letakkan pada kaca
benda yang sebelumnya diberi tetesan air. Kemudian ditutup dengan kaca penutup dan
selanjutnya amati di bawah mikroskop.
2. Buatlah irisan tipis gabus kemudian letakkan pada kaca benda dan amati di bawah mikroskop
dengan memberi tetesan air sebelumnya.
3. Gambarlah hasil pengamatan tersebut pada tabe.

Hasil Pengamatan
Objek Penelitian Gambar Keterangan
Bentuk persegi panjang
yang merupakan ruang
Gabus GAMBAR SENDIRI
sel, tidak memiliki inti
sel (nukleus).
Umbi lapis GAMBAR SENDIRI Terdapat ruang sel,
memiliki inti sel
(nukleus), memiliki
sitoplasma.

Analisis Data
Dari data dan gambar hasil pengamatan di atas dapat dibedakan antara struktur sel hidup yang
diamati dengan menggunakan selaput bawang merah dan sel mati yang diamati menggunakan
gabus. Dapat dijelaskan bahwa setiap sel hidup masih mempunyai bagian-bagian penyusunnya,
sedangkan sel mati tidak dan hanya berupa ruang sel yang kosong.

Kesimpulan
1. Struktur sel hidup adalah ruang sel yang berisi nukleus, sitoplasma, dan antar selnya dibatasi
oleh dinding sel.
2. Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya kosong karena organ-organ selnya telah
mati dan mempunyai dinding sel untuk membatasi sel satu dengan sel yang lainnya.

MORFOLOGI JAMUR DAN ALGA


Tujuan Penelitian
Mengetahui struktur morfologi jamur tempe dan alga

Dasar Teori
 Alga mempunyai kelebihan disbandingkan dengan bakteri dan jamur, yaitu mempunyai
pigmen hijau (kloroplas) yang dapat digunakan untuk menyusun zat makanan sendiri. Untuk
penyusunan ini diperlukan cahaya dan peristiwa ini disebut fotosintesis.
 Jamur yang merupakan koloni masih muda sekali tampak sekelompok serabut yang berwarna
putih. Jamur tersusun dari benang-benang yang disebut hifa yang bersatu membentuk
miselium. Pada jamur terdapat kotak-kotak spora (sporangium) sebagai tempat yang
menghasilkan spora untuk berkembangbiak.

Alat dan Bahan


§ Mikroskop § Pipet
§ Gelas kimia § Kaca objek dan penutup
§ Pinset § Jamur tempe
§ Silet § Ganggang hijau
§ Air

Cara Kerja
1. Membuat preparat basah dari jamur dan alga.
2. Mengamati masing-masing dengan mikroskop.
3. Gambar dan beri keterangan hasil pengamatan.

Hasil Pengamatan
Objek Penelitian Gambar Keterangan
1. kloroplas,
Alga GAMBAR SENDIRI bentuk
bulat/lonjong
1. Hifa
Jamur GAMBAR SENDIRI
2. Sporangium

Analisis Data
Dari hasil pengamatan di atas, dapat kita ketahui bahwa semua alga mempunyai kloroplas,
kecuali alga biru. Jamur tersusun atas hifa-hifa atau miselium dan tidak mempunyai klorofil.

Kesimpulan
1. Alga
a. mempunyai klorofil, kecuali alga biru
b. Alga hidup di darat, air, dan bersimbiosis
2. Jamur
a. tidak berklorofil
b. tubuh tersusun atas hifa
c. menghasilkan spora

FOTOSINTESIS
Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis
Alat : Bahan :
1. Tabung Reaksi (4buah) 1. Ganggang, chara sp (seperlunya)
2. Termometer (1buah) 2. Air (200cc)
3. Corong kaca (4buah) 3. Es batu (secukupnya)
4. Gelas beaker (4buah) 4. Benang (secukupnya)
5. Lampu (1 buah) 5. Larutan NaHCO3, NaOH + CO2
(secukupnya)
Prosedur :
1. Potong ganggang @ 10 cm panjangnya, ambil 5 ganggang dan ikat jadi satu dengan benang
2. Masukkan dalam corong kaca
3. Letakkan perangkat seperti dalam gambar berikut:
4. Tutup atas corong dengan tabung reaksi
5. Masukkan air ke dalam tiap gelas beaker sampai memenuhi tabung reaksi
6. Gabung jadi 1 semuanya
7. Beri perlakuan berbeda pada masing-masing ganggang dalam beaker gelas.
Rincian:
a. Taruh di tempat gelap tanpa apa-apa (A)
b. Tempat terang tanpa apa-apa (B) –lampu
c. Tempat terang ditambah larutan NaHCO3 (C) –lampu
d. Tempat terang ditambah es suhu < 10o C (D) –lampu

E
E S
H2 O
S

NaHCO

H2O
3
H2O H2O

A B C D
TABEL PENGAMATAN
Keadaan Perangkat Percobaan
Gelembung I (A) II (B) III (C) IV (D)
Banyak - - - -
Sedang - - v -
Sedikit - v - -
Tidak Ada v - - v
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Berdasarkan tabel hasil pengamatan, bagaimana pengaruh cahaya terhadap kecepatan
fotosintesis? Semakin banyak cahaya yang ada, akan mempermudah tanaman tersebut untuk
melakukan proses fotosintesis.
2. a. Apakah tujuan penambahan NaHCO3 dalam percobaan tersebut? Mempercepat proses
fotosintesis.
b. Bagaimana pengaruhnya terhadap kecepatan fotosintesis? Fotosintesis akan berlangsung
lebih cepat dari proses fotosintesis biasanya.
3. Bagaimana pengaruh faktor suhu terhadap kecepatan fotosintesis? Semakin tinggi suhu
tersebut, semakin cepat pula proses fotosintesis, sebaliknya, semakin rendah suhu semakin
lambat fotosintesisnya. Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat
bekerja pada suhu optimalnya (Sekitar 35o C). Umumnya laju fotosintensis meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kecepatan fotosintesis?
a. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
b. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
c. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
hingga batas toleransi enzim.
d. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
e. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
f. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang
sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan
tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

5. Gas apakah yang terbentuk dalam fotosintesis? Oksigen (O2)


Bagaimana cara membuktikannya? Melalui adanya gelembung-gelembung dalam tabung
reaksi di dalam air tersebut.

12H2O + 6CO2 + klorofil+ cahaya --> C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O

6. Bagaimana kalau airnya keruh? Air keruh sangat berpengaruh dalam proses fotosintesis,
yaitu proses fotosintesis akan terganggu dengan minimnya cahaya yang masuk dalam air
atau bisa dibilang tidak terjadi proses fotosintesis apabila air yang digunakan keruh!

KESIMPULAN
Dalam proses fotosintesis, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu intensitas cahaya,
konsentrasi karbondioksida, suhu, kadar air, hasil fotosintesis, dan tahap pertumbuhan.

RESPIRASI SERANGGA
A. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh berat serangga terhadap laju respirasi.

B. Alat dan Bahan:


1. Respirometer sederhana 6. Plastisin/vaselin
2. Neraca 7. Kapas
3. Jangkrik 8. Pipet tetes
4. Kristal NaOH (KOH) 9. Stopwatch/ pengukur waktu
5. Larutan eosin

C. Cara Kerja

Ciri makhluk hidup antara lain melakukan ekskresi, tumbuh dan berkembang, peka
terhadap rangsang, respirasi, butuh nutrisi, reproduksi, bernafas, dan bergerak. Untuk
mengukur kecepatan respirasi pada serangga dilakukan dengan mengukur oksigen yang
diperlukan dalam pernafasannya. Kecepatan respirasi dinyatakan dengan banyaknya oksigen
yang diperlukan serangga/ jangkrik pada waktu tertentu. Alat dan bahan diatur dalam susunan
sebagai berikut:

1. Timbanglah serangga/ jangkrik yang akan dipakai untuk praktikum


2. Susunlah alat dan bahan seperti gambar di atas

3. Tempatkan pada tempat yang datar

4. Tutuplah sambungan antara pipa dengan bejana agar tidak bocor udaranya

5. Sebelum ujung pipa diberi laruitan eosin, tutuplah dengan jari telunjuk selama 1-2 menit

6. Masukan di ujung pipa berskala larutan eosin, satu tetes

7. Mulai menghitung gerakan eosin setiap 2 menit

8. Hitunglah berapa cc oksigen yang dibutuhkan sesrangga dalam waktu 10 menit

9. Ulangi langkah di atas pada serangga/ jangkrik yang berbeda beratnya.

Objek Pengamatan setiap 2 menit


1 2 3
Jangkrik 0,7 gram 9 cm 8 cm 8cm
Jangkrik 1 gram 8 cm 11 cm 12 cm
D. Tugas
1. Tuliskan variabel pada percobaan diatas:
a. Variabel manipulasi :
b. Variabel respon :
c. Variabel control :
2. Hipotesis :
3. Apakah guna NaOH dan KOH dalam percobaan diatas?
4. Apa yang terjadi dengan kedudukan eosin? Jelasakan!
5. Adakah hubungan antara berat jangkrik dengan kebutuhan oksigen?

E. Jawaban
1. -
2. Semakin berat tubuh jangkrik, semakin banyak membutuhkan oksigen. Sedangkan semakin
ringan berat tubuh jangkrik semakin sedikit kebutuhan oksigen.
3. Berguna untuk mengikat CO2 agar tidak menganggu jalannya kegiatan respirasi.
4. Ketika jangkrik mulai bernafas di dalam tabung ketika itulah eosin bergerak di dalam tabung
dari titik awal tabung respirometer ke titik akhir sesuai dengan kecepatan bernafasnya
jangkrik.
5. Ada. Karena semakin berat tubuh jangrik, akan semakin membutuhkan oksigen. Seperti
halnya manusia apabila dia berbadan gemuk dia akan bernafas cepat.
Mengamati Ciri-ciri Urine

 Tujuan
 Mengamati adanya urea dan klorida di dalam urine
 Mengamati adanya kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan
 Teori Dasar
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin
sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting
bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat
diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang
baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan
dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi,
sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran
kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan
berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril (sumber:
wikipedia.org)

 Alat dan Bahan:


1. Tabung Reaksi 4 buah 6. Larutan AgNO3 5%
2. Rak Tabung reaksi 7. Urine
3. Indikator Universal 8. Gelas Ukur
4. Penjepit Tabung Reaksi 9. Larutan Biuret
5. Pembakar Spiritus 10. Larutan Benedict

 Cara Kerja :
Kegiatan I : Mengenali bau amonia dari hasil penguraian urea dalam urine
1. Masukkan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi !
2. Panaskan dengan lampu spiritus !
3. Bagaimana baunya ?
Kegiatan II : Mengetahui kandungan klor dalam urine
1. Masukkan 2 ml urine ke dalam tabung urine !
2. Tambahkan 5 tetes AgNO3 5% !
3. Apakah yang terjadi ?

Kegiatan III : Uji glukosa


1. Isi tabung reaksi dengan 2 ml urine
2. Tambahkan 2 tetes larutan benedict
3. Panaskan dengan api lampu spiritus, catat hasilnya !
4. Apakah kesimpulanmu tentang urine yang kamu amati ?

Kegiatan IV : Uji Protein


1. Masukkan 2ml urine ke dalam tabung reaksi !
2. Tambahkan 2 tetes larutan biuret
3. Amatilah apakah yang terjadi ?

 Data Pengamatan
Penambahan zat pada Warna Urine
urine Awal Akhir
AgNO3 Coklat teh Kuning Buram
Benedict Coklat teh Kuning Buram
Biuret Coklat teh Hijau Kuning
*Semakin Lama urine di panaskan, bau amonia pada urine akan semakin menghilang

 Pertanyaan
1. Mengapa Nefron disebut unit fungsionalnya ginjal ?
Jawab : Karena nefron berfungsi membentuk urine dengan cara filtrasi dan rearbsorbi
zat-zat berguna setiap nefron terdiri atas badan malphigi dan tubulus.
2. Ada berapa macam proses yang terjadi pada ginjal?Sebutkan!
Jawab : Penyaringan > Terjadi di Glomerulus
Reabsorpsi > Tubulus Kontortus Proksimal
Augmentasi > Tubulus Kontortus Distal
3. Apa perbedaan antara urine primer dan urine sekunder?
Jawab : Urine Primer > Hasil penyaringan terdapat pada kapsul bowman dikenal
sebagai filtrat golmerulus, Urine Sekunder > Hasil proses penyerapan akhirnya
membentuk filtrat tubulus / pada proses absorpsi

 Kesimpulan
1. Jika urine dipanaskan, bau amonia akan semakin menghilang.
2. Orang yang di tes urinenya di analisiskan kurang minum air putih karena pada
saat mencoba kegiatan 2 dan 3 terdapat endapan kalsium pada urine.
3. Ginjal orang tersebut dinyatakan sehat karena tidak terdapat protein maupun
glukosa.
4. Disarankan pada orang tersebut untuk minum air putih dikarenakan warna awal
pada urine tersebut adalah coklat teh.

You might also like