Professional Documents
Culture Documents
1. Masalah Produksi
• Persoalannya apakah barang dan jasa yang diinginkan tersedia di tengah masyarakat.
Persoalan ini merupakan ruang lingkup produksi. Dala m masyarakat terdapat beragam
kebutuhan, namun bukan berarti setiap orang mempunyai kebutuhannya sendiri-sendiri.
Situasi sosial budaya yang serupa memunculkan kebutuhan yang serupa. Misalnya,
kebutuhan akan beras jelas merupakan kebutuhan sebagian besar penduduk Indonesia.
Kemudian, kebutuhan pun dapat ditentukan oleh musim tertentu. Menjelang Idul Adha,
misalnya, kebutuhan akan sapi dan kambing potong lebih membengkak.
• Berdasarkan data dan kebutuhan yang nyata didapat, barulah produsen dapat beroleh
kepastian akan barang atau jasa apakah yang akan dihasilkan.
• Kepastian ini amat penting agar barang dan jasa apakah yang akan dihasilkan.
• Kepastian ini amatlah penting agar barang atau jasa yang tersedia memang merupakan
barang atau jasa yang diinginkan.
2. Masalah Distribusi
• Persoalannya apakah barang dan jasa tersebut sampai ke masyarakat. Persoalan ini
merupakan ruang lingkup distribusi. Dalam ruang lingkup ini, ditentukanlah langkah-
langkah agar produk dapat tersalur ke orang yang tepat. Jangan sampai produksi yang
telah terlaksana dengan baik menjadi percuma gara-gara barang dan jasa yang telah
dihasilkan tetap terpendam pihak produsen.
• Perlu dipikirkan sarana yang perlu sebagai penunjang tersalurnya barang dan jasa hasil
produksi ke masyarakat.
3. Masalah Konsumsi
• Persoalannya apakah barang dan jasa hasil produksi memang dipakai atau dihabiskan
oleh masyarakat. Persoalan ini merupakan ruang lingkup konsumsi :
• Ada dua kemungkinan yang menjadi kendala berlangsungnya proses konsumsi. :
1. Produk tertentu sampai ke masyarakat yang tidak tepat. Misalnya berapa pun
banyaknya kompor gas akan terbuang percuma kalau dijual di wilayah yang tidak
terdapat tabung gas.
2. Kedua, produk tertentu tidak terjangkau oleh masyarakat. Misalnya, beberapapun
banyaknya komputer akan sia-sia kalau dijual ke wilayah yang memiliki daya beli
rendah.
Dalam sistem seperti ini, pengaturan dan pengendalian seluruh kegiatan ekonomi
diselenggarakan oleh pemerintah dari pusat. Pemerintah menyusun perencanaan ekonomi,
mengendalikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, serta mengatur penggunaan benda
pemuas kebutuhan, produksi, dan pendistribusiannya. Karena semua faktor ekonomi
ditentukan oleh pemerintah dari pusat, maka sistem ini disebut sistem ekonomi komando,
atau sistem ekonomi terpusat.
Dalam sistem ekonomi tradisional , bidang ekonomi ditangani oleh tiap keluarga secara
eksklusif.
a. Rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi masih menjadi Satu.
b. Teknologi yang diterapkan masih sangat sederhana
c. Belum mengenal pembagian kerja
d. Hidup terutama dari sektor agraris
e. Pola hubungan masyarakatnya cenderung statis
Dalam perekonomian sederhana pendapatan sama dengan konsumsi. Sehingga tidak ada
tabungan, investasi dan pembayaran pajak.
Sumber dana investasi berasal dari tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, pinjaman
luar negeri dan penanaman modal asing (PMA)
• Sistem ekonomi nasional suatu negara disusun berdasarkan paham atau falsafah negara
yang bersangkutan.
• negara-negara yang menganut faham liberal menyusun sistem perekonomiannya sesuai
dengan faham liberal atau sistem ekonomi liberal (free enterprise system).
• Di negara-negara sosialis dan komunis , sistem ekonomi nasional disusun sesuai dengan
faham sosialis dan faham komunisme.
• Negara- negara tersebut merancang sistem ekonomi sosialis dan komunis atau sistem
ekonomi terpimpin (guided economy system).
Dua hal pokok mengenai sistem ekonomi yang diterapkan Indonesia dewasa ini :
• Sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan sesuai dengan TAP
MPR-RI NO. IV/MPR/1999 tentang GBHN Bab IVB.
• Dikatakan bahwa kebijakan ekonomi nasional adalah mengembangkan sistem ekonomi
kerakyatan.
• Sistem ekonomi tersebut bertumpu pada mekanisme pasar berkeadilan dengan prinsip
persaingan sehat.
• Sistem ekonomi kerakyatan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai- nilai keadilan,
kepentingan sosial, kualitas hidup, pembangunan berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.
• Tujuan sistem ekonomi kerakyatan adalah menjamin kesempatan yang sama dalam
berusaha dan bekerja, perlindungan hak-hak konsumen, serta perlakuan yang adil bagi
seluruh masyarakat.
Ayat 2) Cabang-Cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Ayat 3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
3. Pasal 33 UUD 1945 tersebut memperlihatkan bahwa masalah dasar ekonomi (barang
apa yang dihasilkan, bagaimana barang itu dihasilkan, dan untuk siapa barang itu
dihasilkan) penanganannya diserahkan kepada koperasi, swasta, dan pemerintah.