You are on page 1of 13

CUACA DAN IKLIM

Udara merupakan benda yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, dan tidak
dapat pula diraba, kecuali jika bergerak sebagai angin. Udara mudah bergerak, dapat ditekan,
dapat berkembang, dan dapat pula menghasilkan gelombang yang bertekanan serta
merupakan benda yang transparan dalam beberapa bentuk radiasi.

Udara memberi tahanan jika ada benda yang melewatinya. Misalnya, jika suatu meteor
masuk ke bagian atsmosfer maka terjadilah pergeseran yang akan menyebabkan panas yang
cukup banyak sehingga meteor tersebut hancur sebelum sampai ke permukaan bumi. Tanpa
atsmosfer tidak ada kehidupan, tidak ada awan, angin ataupun cuaca. Di samping sangat
penting untuk kehidupan, sebagai media untuk proses cuaca, udara bekerja sebagai selimut
yang melindungi bumi terhadap tenaga matahari pada waktu siang hari, serta menghalangi
hilangnya panas yang berlebihan pada waktu malam hari. Seandainya tidak ada atsmosfer,
suhu bumi akan meningkat kira-kira menjadi 93,3°C pada siang hari dan turun menjadi
minus 148,9°C pada malam hari. Jadi lapisan udara yang terdiri atas bermacam- macam gas
secara menyeluruh menyelimuti bumi dinamakan atsmosfer.

LAPISAN UDARA
Atsmosfer disusun oleh berbagai gas, di antaranya ± 78 % nitrogen (N2), 21% oksigen (O2);
0,03 % karbon dioksida (CO2), dan uap air (H2O) yang menempati 99,997 % volume
atsmosfer pada ketinggian sampai 90 km. Gas-gas dalam atsmosfer bercampur dengan
perbandingan konstan paling sedikit pada ketinggian sampai 50 km. Lapisan- lapisan
atsmosfer adalah sebagai berikut.

a. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan udara paling bawah yang memiliki ketebalan berbeda-beda.
Di khatulistiwa ketebalannya ± 16 km, di daerah sedang 11 km, dan di daerah kutub 8
km.

Pada lapisan ini terjadi angin, awan, hujan, dan konveksi yang mempunyai kepentingan
langsung bagi manusia dan lingkungannya. Sifat khas troposfer adalah menurunnya
temperatur secara teratur sesuai dengan tinggi tempat mencapai -57°C hingga -62°C.
pengaruh terbesar bagi manusia dan kehidupan yang lain berasal dari lapisan troposfer.
Pada lapisan itulah cuaca selalu berubah.

b. Stratosfer
Stratosfer adalah lapisan udara di atas troposfer yang menunjukan perubahan temperatur
yang kecil ke arah vertikal. Lapisan ini berada pada ketinggian 15 – 55 km dan
merupakan daerah konsentrasi ozon dengan konsentrasi terbesar pada ketinggian 22 km.
Lapisan ozon berfungsi sebagai proteksi (pelindung) bagi troposfer dan makhluk hidup di
permukaan bumi dari radiasi sinar ultraviolet matahari. Penipisan lapisan ozon seperti
yang terjadi dewasa ini dapat mengubah iklim dan selanjutnya mempengaruhi kehidupan
di permukaan bumi. Antara troposfer dan stratosfer terdapat lapisan peralihan yang
disebut tropopause.
c. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara di atas stratosfer. Temperatur di lapisan ini mula-mula
naik kemudian turun dan mencapai minimum mendekati lapisan mesopause. Lapisan ini
berada pada ketinggian 50 km – 80 km. Pada lapisan ini sebagian meteor terbakar dan
terurai. Antara stratosfer dan mesosfer terdapat lapisan stratopause.

d. Termosfer
Termosfer adalah lapisan udara di atas mesosfer. Pada lapisan ini temperatur naik lagi
sampai 1010°C pada ketinggian yang belum pasti. Lapisan bagian bawah dari lapisan
termosfer disebut ionosfer. Pada ketinggian 75 – 375 km, gas-gas mengalami ionisasi dan
lapisan ini juga berperan dalam persebaran gelombang radio. Antara mesosfer dan
termosfer terdapat lapisan mesopause.

Pada hakikatnya angka-angka di atas tidaklah pasti, tetapi perbedaan susunan unsur
pembentuk udara pada lapisan yang berbeda terdapat juga perbedaan suhu dan tekanan
udara.

CUACA DAN IKLIM

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu daerah yang sempit dalam waktu yang relatif singkat,
sedangkan iklim adalah rata-rata kedaan cuaca pada daerah yang lebih luas dan dalam waktu
yang cukup lama.

Unsur utama cuaca ialah suhu udara, radiasi, tekanan udara, kelembaban udara, angin, dan
curah hujan. Selain itu, terdapat unsur cuaca yang lain, seperti intensitas penyinaran
matahari, keadaan awan, embun, dan petir.
a. Tumbuh-tumbuhan, hewan, da n manusia hidup dalam batas lapisan atsmosfer. Penerapan
pengetahuan tentang mikrometeorologi sangat berguna dalam bidang pertanian,
hidrologi, kehutanan, dan kesehatan umum.
b. Perubahan-perubahan yang sering terjadi pada atsmosfer adalah pada lapisan terend ah,
misalnya hari-hari tidak berawan dan radiasi surya melalui atsmosfer mengalami sedikit
pengurangan kekuatan. Radiasi ini hanya diubah ke dalam panas ketika menyentih
permukaan bumi.

Iklim merupakan kelanjutan hasil pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam waktu yang
lama sehingga merupakan rata-rata dari unsur cuaca.

Unsur-unsur iklim sama dengan unsur-unsur cuaca, yaitu suhu udara, radiasi, tekanan udara,
kelembaban udara, angin, curah hujan, intensitas penyinaran matahari, keadaan awan,
embun, dan petir. Usur-unsur iklim adalah unsur- unsur cuaca yang telah dirata-ratakan dalam
waktu yang lama. Oleh karena itu, unsur iklim bersifat stabil, tidak seperti unsur cuaca yang
selalu berubah. Perubahan iklim berlangsung dalam periode yang lama dan meliputi areal
yang sangat luas bahkan seluruh permukaan bumi.

Beberapa unsur cuaca adalah sebagai berikut. :


a) Suhu Udara
Permukaan bumi merupakan awal penerima panas matahari. Udara yang dilaluinya
hampir tidak menangkap panas tersebut. Lapisan atsmosfer ya ng paling bawah pertama
kali mendapat panas dari permukaan bumi melalui persentuhan (kontak) bumi dengan
udara. Panas dirambatkan secara berangsur dari lapisan atsmosfer paling bawah ke
lapisan di atasnya. Itulah sebabnya lapisan atsmosfer paling bawah leb ih panas daripada
lapisan atsmosfer yang lebih tinggi. Banyaknya panas matahari yang diterima permukaan
bumi terutama dipengaruhi oleh

• lamanya waktu penyinaran matahari


• sudut datang sinar matahari
• keadaan awan
• keadaan permukaan bumi

Keempat faktor di atas menyebabkan adanya perbedaan suhu yang diterima oleh
permukaan bumi. Makin lama matahari menyinari suatu daerah, makin banyak panas
yang diterima di daerah itu. Jika datangnya sinar matahari di suatu daerah lebih tegak,
maka panas yang diterima di daerah itu lebih banyak dibanding dengan datangnya sinar
matahari dalam keadaan miring.

Keadaan awan juga merupakan salah satu penghalang pancaran matahari. Permukaan
daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan
permukaan lautan lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas.

b) Radiasi

Matahari sangat penting sebagai sumber energi pada bumi. Pancaran energi yang datang
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Besarnya radiasi tergantung pada suhu atau
temperatur. Makin tinggi temperatur, makin hebat radiasi dan makin pendek gelombang
elektromagnetiknya. Radiasi matahari bergelombang pendek, sedangkan radiasi bumi
bergelombang panjang karena energi matahari diserap oleh bumi dan diteruskan
(dipancarkan) kembali menjadi radiasi yang bergelombang panjang.

Secara umum dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan bumi memiliki imbangan antara
energi yang masuk dan yang keluar. Namu, imbangan tersebut tidak sama dari suatu
tempat ke tempat yang lain. Hal ini disebabkan adanya pergerakan bumi, kondisi fisik
permukaan bumi, dan persebaran awan. Jadi, energi matahari merupakan sumber utama
energi atsmosfer dan merupakan pengendali terhadap cuaca dan iklim. Pengaruh radiasi
terhadap makhluk hidup dan tanaman adalah
• pada tanaman yang hijau berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh
• kecepatan transpirasi atau ketinggian air mengakibatkan kebutuhan air tanam
berkurang
• pada periode kritis, pertumbuhan tingkat energi yang tinggi dapat menyebabkan
pembakaran.
Akibat dari perbedaan radiasi, elevasi, dan letak lintang maka terjadilah fluktuasi
temperatur, baik harian maupun tahunan.

Fluktuasi temperatur harian minimal terjadi pada pukul 06.00 – 07.00, sedangkan
temperatur hatian maksimum terjadi pada pukul 15.00 – 16.00.

Fluktuasi temperatur tahunan minimum terjadi antara bulan Januari – Februari,


sedangkan temperatur tahunan maksimum terjadi antara bulan Agustus – September.

Perubahan temperatur vertikal digambarkan dengan terjadinya penurunan temperatur


akibat makin tingginya suatu tempat. Keadaan ini berkembang sampai pada lapisan
tropopause. Rata-rata penurunan temperatur dalam hubungannya dengan tinggi tempat
adalah 0,6°C naik setiap 100 m.

c) Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tekanan yang disebabkan oleh keadaan udara di setiap bidang datar
pada permukaan bumi seluas 1 cm2 sampai batas atsmosfer.

d) Kelembaban Udara

Kelembaban udara atau kelengasan atau kebasahan udara adalah kandungan uap air yang
ada dalam udara.
Kelembaban udara ada 2 macam.

1) Kelembaban mutlak atau absolut adalah jumlah uap air yang terdapat dalam udara
dinyatakan dengan gram uap air setiap m3 udara.
2) Kelembaban relatif atau nisbi adalah perbendingan jumlah uap air dalam udara
dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara pada suhu yang sama
(dinyatakan dalam %).
Contoh: 1 m3 udara yang suhunya 25°C terdapat 15 gram uap air maka kelembaban
mutlak = 15 gram. Jika dalam suhu yang sama, 1 m3 udara maksimum mengandung
18 gram uap air maka kelembaban relatifnya adalah:
15/8 x 100% = 83,33 %

Kelembaban relatif adalah bilangan (dalam %) yang menunjukan perbandingan


antara jumlah uap air yang ada dalam udara dan jumlah uap air yang dapat
ditampung oleh udara.

Rumus:
Udara jenuh jika kelembaban = 100%. Jadi, perbandingan uap air di dalam udara
merupakan indikator kapasitas-kapasitas untuk terjadinya hujan. Uap air berisfat
menyerap radiasi sehingga mempengaruhi temperatur.

e) Awan
Terjadinya awan apabila uap air di udara temperaturnya mengalami penurunan hingga
mencapai titik kondensasi. Awan dibedakan menjadi beberapa golo ngan, yaitu sebagai
berikut.

1) Cirrus tergolong awan tinggi dengan ketinggian > 6.000 m.

• Cirrus (ci)
• Cirrostratus (cs)
• Cirrocumulus (cc)

2) Alto tergolong awan sedang dengan ketinggian antara 2.000 – 6.000.

• Altocumulus
• Altostratus

3) Strato tergolong awan rendah dengan ketinggian < 2.000 m.

• Nimbostratus
• Stratus
• Stratocumulus

4) Awan yang terjadi akibat udara naik pada ketinggian 500 – 15.000 m.

• Cumulus (cu)
• Cumulunimbus (cb)

A. KLASIFIKASI IKLIM

1) Iklim matahari

Pembagian iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari atau
berdasarkan letak dan kedudukan matahari terhadap permukaan bumi.

Kedudukan matahari dalam setahun adalah :

• matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0°) tanggal 21 Maret
• matahari beredar pada garis balik utara (23,5°LU) tanggal 21 Juni
• matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0°) tanggal 23 September
• matahari beredar pada garis balik selatan (23,5°LS) tanggal 22 Desember.
Berdasarkan peredaran matahari serta kedudukan matahari dalam satu tahun maka
daerah iklim di muka bumi dibagi menjadi 4 daerah iklim, yaitu

• daerah iklim tropis terletak antara 23,5°LU sampai 23,5°LS


• daerah iklim subtropis terletak antara 23,5°LU sampai 40°LU dan 23,5°LS
sampai 40°LS
• daerah iklim sedang terletak antara 40°LU sampai 66,5°LU dan 40°LS sampai
66,5°LS
• daerah iklim kutub terletak antara 66,5°LU sampai 90°LU dan 66,5°LS sampai
90°LS.

2) Iklim fisis

Klasifikasi iklim fisis didasarkan atas permukaan bumi (daratan dan lautan), relief
(tinggi rendah permukaan bumi), angin, dan arus laut. Macam- macam iklim fisis
adalah sebagai berikut.

a) Iklim kontinental dipengaruhi oleh angin darat yang ditandai dengan

• Amplitudo suhu harian besar, pada musim panas siang hari suhu tinggi dan
pada malam hari suhu rendah.
• Amplitudo suhu tahunan juga besar, pada musim panas suhu tinggi dan pada
musim dingin suhu rendah.

b) Iklim maritim dipengaruhi oleh angin laut yang ditandai dengan

• amplitudo suhu harian kecil


• amplitudo suhu tahunan juga kecil
• banyak hujan disertai dengan petir.

c) Iklim dataran tinggi dipengaruhi oleh angin pegunungan dan ditandai dengan

• amplitudo suhu harian besar


• tekanan udara rendah
• sinar matahari sangat terik.

3) Iklim Koppen

Pada tahun 1918, W. Koppen (ahli iklim) mengemukakan pembagian iklim. Dasar
yang digunakan dalam klasifikasi Koppen adalah rata-rata curah hujan dan
temperatur, baik bulanan maupun tahunan. Koppen membagi permukaan bumi
menjadi 5 golongan iklim.

a. Iklim A atau iklim hujan tropik (tropical rainy climates).


Daerah yang tergolong iklim ini mempunyai temperatur bulan terdingin lebih
besar dari 18°C (64°F). Golongan iklim ini dibagi menjadi tiga.

• Iklim tropik basah (Af).


Pada bulan terkeringnya mempunyai curah hujan rata-rata lebih besar dari 60
mm.

• Iklim tropik basah (Am).


Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan
pada bulan-bulan kering sehingga pada daerah ini masih terdapat hutan yang
sangat lebat.

• Iklim tropik basah kering (Aw).


Jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan
hujan pada bulan-bulan kering sehingga vegetasi yang ada hanyalah berupa
padang rumput dengan pohon-pohon yang jarang.

b) Iklim B atau iklim kering (dry climates).

Jumlah curah hujan sedikit, sedangkan penguapan tinggi. Golongan iklim ini dibagi
menjadi dua.

• Iklim steppe (Bs)


Daerah setengah kering yang terletak antara daerah sabana dan pada padang
pasir pada lintang rendah.

• Iklim gurun atau padang pasir (Bw)

c) Iklim C atau iklim sedang (humid mesothermal climates).

Daerah yang tergolong iklim ini rata-rata bulan terd inginnya memiliki temperatur
yang lebih besar dari -3°C, tetapi lebih kecil dari 18°C (64°F) serta rata-rata
temperatur bulan terpanas lebih besar dari 10°C (50°F). Golongan iklim ini dibagi
menjadi tiga.

a) Iklim sedang dengan musim panas yang kering (Cs)


Daerah yang mempunyai musim panas yang kering, pada bulan terkering curah
hujannya lebih kecil dari 30 mm.

b) Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw)


Daerah yang mempunyai musim panas yang lembab serta mempunyai musim
dingin yang kering.

c) Iklim seda ng yang lembab (Cf)


Daerah yang selalu lembab sepanjang tahun.
d) Iklim D atau iklim dingin (humid microthermal climates)
Daerah yang tergolong iklim ini mempunyai temperatur rata-rata bulan terdingin
kurang dari -3°C (27°F) dan rata-rata bulan terpanas tidak lebih dari 10°C (50°F).
Golongan iklim ini dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut
• Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw).
• Iklim dingin tanpa periode kering (Df).

e) Iklim E atau iklim kutub (polar climates)

Daerah yang tergolong iklim ini mempunyai temperatur rata-rata bulan terpanas
kurang dari 10°C (50°F). Golongan iklim ini dibagi menjadi dua bagian

• Iklim tundra (Et).

Bulan terpanas rata-rata temperatur lebih besar dari 0°C (32°F), tetapi lebih
kecil dari 10°C (50°F). Di daerah iklim ini hanya terdapat lumut.

• Iklim es atau salju abadi (Ef).

Bulan terpanas rata-rata temperatur lebih kecil dari 0°C (32°F). tipe iklim ini
bercirikan adanya es dan salju abadi.

4) Iklim Oldeman

5) Iklim Junghuhn

Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan atas ketinggian tempat dan jenis
tumbuh-tumbuhan. Pembagian iklim menurut Junghuhn adalah sebagai berikut.
• Zona panas terletak pada ketinggian 0 – 650 meter dengan temperatur antara
26,3°C - 22°C. Pada zona panas, jenis tumbuh-tumbuhan yang cocok adalah padi,
jagung, karet, kina, dan kopi.
• Zona sedang terletak pada ketinggian 650 – 1.500 meter dengan temperatur antara
22°C – 17,1°C. Pada zona sedang, jenis tumbuh-tumbuhan yang cocok adalah
kina, teh, bunga-bungaan, dan sayuran.
• Zona sejuk terletak pada ketinggian 1.500 – 2.500 meter dengan temperatur antara
17,1°C – 11,1°C. Pada zona sejuk, jenis tumbuh-tumbuhan yang cocok adalah
teh, kopi dan kina.
• Zona dingin terletak pada ketinggian lebih dari 2.500 meter dengan temperatur
kurang dari 11,1°C. Pada zona dingin tidak terdapat adanya tumbuh-tumbuhan.

B. PENGARUH UNSUR CUACA DAN IKLIM TERHADAP KEHIDUPAN

Pengaruh iklim terhadap kehidupan sangat besar. Namun, hal ini bukan menandakan bahwa
iklim mendominasi produktivitas kegiatan manusia, seperti teori yang dike mukakan oleh
Ellsworth Huntington tentang Deterministik Lingkungan (
environmental determinism). Teori seperti ini merupakan pandangan yang sangat sederhana.
Manusia tidak bisa mengubah iklim, tetapi pada zaman teknologi yang maju ini, dengan akal
dan pikirannya manusia sudah mampu mengatasi kondisi iklim, meskipun dalam lingkup
yang terbatas.

Pengaruh iklim terhadap tempat tinggal antara lain sebagai berikut.

1) Manusia yang tinggal pada daerah yang bercurah hujan tinggi memiliki kemiringan
atap rumah ya ng lebih miring.
2) Manusia yang tinggal di dataran rendah (dekat pantai) cenderung memiliki rumah
yang banyak ventilasi.
3) Manusia yang tinggal dekat sungai yang sering banjir, lebih banyak membuat
rumahnya bertiang tinggi.

Selain itu, pengaruhnya terhadap mata pencaharian adalah bahwa di bidang pertanian telah
ditetapkan jenis tanaman yang cocok dan sesuai dengan iklim yang menentukan waktu tanam
yang tepat.

POLA GERAKAN UDARA


Udara bersifat diaterman, artinya melewatkan panas. Jadi, udara tidak langsung dipanaskan
oleh matahari sebab sinar matahari bergelombang pendek dan tidak dapat ditangkap oleh
udara. Setelah sampai di bumi, sinar matahari dipancarkan kembali dalam bentuk gelombang
panjang.

Cara bumi memanasi lapisan udara dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
sebagai berikut.

a. Konveksi
Lapisan udara yang bersentuhan dengan permukaan bumi akan menjadi panas sehingga
tekanannya menjadi rendah. Kemudian udara panas ini terdorong ke atas oleh udara
dingin di sekitarnya maka terjadilah pemindahan udara arah vertikal (tegak) yang
disebut konveksi. Jika arus konveksi sangat kuat maka penerbangan pesawat udara
dapat terganggu. Arus konveksi dapat membantu petani dalam bercocok tanam karena
gerakan udara ini dirasakan sebagai angin serta berpengaruh pada proses terjadinya
hujan.

b. Adveksi
Adveksi adalah gerakan udara secara horizontal atau perpindahan udara arah mendatar.
Gerakan udara ini pada kehidupan sehari- hari dapat membantu nelayan utuk melaut
menangkap ikan atau pulang dari menangkap ikan karena gerakan udara ini dapat
menimbulkan proses terjadinya angin darat dan angin laut.

c. Turbulensi
Turbulensi adalah gerakan udara yang tidak teratur atau berputar-putar. Hal ini
disebabkan oleh adanya kota, hutan, bukit ataupun gunung. Gerakan udara ini dapat
menyebabkan perubahan cuaca secara cepat serta dapat juga mengganggu jalannya
pesawat udara.

SIKLON DAN ANTI SIKLON


Siklon adalah daerah depresi atau daerah bertekanan rendah yang dikelilingi oleh daerah
yang bertekanan tinggi.

Angin siklon adalah angin yang terjadi di daerah siklon yang bergerak memutar menuju
pusat siklon. Arah putaran angin siklon di belahan utara berlawanan dengan arah putaran
jarum jam, sedangkan di belahan selatan searah dengan arah putaran jarum jam. Hal ini
seperti diungkapkan dalam Hukum Buys Ballot, yaitu adanya hubungan antara tekanan
atsmosfer dan arah angin.

Angin siklon yang terkenal hebat adalah sebagai berikut.

1) Taifun, sejenis topan atau siklon tropik yang sering terjadi di pantai Cina dan
Jepang.
2) Hurricane, sejenis badai di daerah tropik yang terjadi di Amerika Utara dan Hindia
Barat.
3) Tornado, sejenis topan (siklon) kecil tetapi hebat dan sering terjadi di Amerika
Utara.

Daerah yang sering mengalami angin siklon tropis adalah Filipina, Laut Cina, Jepang,
Australia barat laut, Samudera Hindia, Teluk Benggala, Laut Arab, Teluk Meksiko, Pantai
Florida, serta Samudera Pasifik bagian barat, meliputi Samoa, Fiji, dan sekitar pantai timur
Australia.

Angin antisiklon merupakan kebalikan dari angin siklon, yaitu angin yang terjadi di daerah
siklon yang bergerak memutar meninggalkan daerah yang bertekanan tinggi. Arah putaran
angin antisiklon di belahan bumi utara berputar searah jarum jam, sedangkan di belahan bumi
selatan berlawanan arah dengan putaran jarum jam.

POLA CURAH HUJAN DAN ANGIN


A. CURAH HUJAN
Hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sulit diramalkan. Baik jatuh maupun
jumlahnya, hujan merupakan hasil akhir dari faktor- faktor kelembaban udara, topografi,
arah dan kecepatan angin, serta suhu dan arah hadapan lereng.

Hujan berasal dari uap air yang mengalami pembekuan atau proses kondensasi. Titik air
melayang di udara dan berkumpul hingga menjadi awan. Kumpulan awan yang
bertambah besar dan bertambah berat akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.

Menurut terjadinya hujan dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut.


1) Hujan konveksi
Hujan konveksi atau hujan zenith terjadi karena udara panas dari permukaan bumi
membubung ke atas dan berkembang menjadi dingin karena suhu rendah, kemudian
uap air mencapai titik kondensasi yang memungkinkan terjadi hujan. Hujan konveksi
pada umumnya cukup hebat.

2) Hujan orografis
Hujan orografis atau hujan naik pegunungan terjadi karena udara yang bergerak secara
horizontal naik terhalang pegunungan, atau hujan yang terjadi di daerah pegunungan.
Hujan orografis biasanya cukup lebat.

3) Hujan frontal
Hujan frontal terjadi dari awan yang terbentuk karena adanya pertemuan massa udara
yang panas dan yang dingin. Hujan ini biasanya tidak lebat dan banyak terjadi di daerah
lintang pertengahan. Hujan frontal jarang terjadi di daerah tropis karena massa udara di
daerah ini mempunyai temperatur yang hampir sama.

B. ANGIN

Angin adalah gerakan udara di atas permukaan bumi yang bergerak dengan arah
horizontal. Nama angin dibuat berdasarkan arah dari mana angin itu bertiup. Kecepatan
angin makin besar jika perbedaan tekanan udara makin besar.

Macam- macam angin dapat digolongkan sebagai berikut.


1) Angin darat dan angin laut

Sebagai akibat dari perbedaan suhu antara permukaan bumi dan daratan dalam waktu
24 jam, timbulah peredaran angin yang berubah- ubah arah antara siang dan malam hari.
Pada siang hari, temperatur daratan besar sehingga tekanan udaranya lebih kecil dari
lautan akibatnya terjadi pergerakan udara dari lau ke darat yang disebut angin laut.
Angin laut berembus pada pukul 13.00 – 14.00.

Pada malam hari temperatur daratan lebih dingin sehingga tekanan udara lebih besar
dan udara bergerak dari darat ke laut sehingga disebut angin darat. Peredaran angin laut
dan angin darat biasanya tidak lebih dari 2 – 30 km ke darat.

2) Angin lembah dan angin gunung

pada siang hari pemanasan udara bergerak ke atas sepanjang lereng lembah. Akibat
perbedaan temperatur maka tekanan udara juga berbeda sehingga terjadi aliran udara
dari lembah ke gunung yang disebut angin lembah. Jadi, angin lembah terjadi karena
perbedaan luas lereng gunung dan lembah sehingga terdapat perbedaan jumlah panas
yang diterima pada satu satuan waktu. Sebaliknya, pada malam hari arah angin menuju
dasar lembah melalui sisi lembah. Apabila cuaca cerah, muka bumi menjadi dingin dan
udara pun menjadi dingin pula. Kadang-kadang sampai air pun menjadi beku sehingga
menimbulkan kerusakan pada tanaman. Biasanya angin gunung bertiup pada malam
hari karena perbedaan ketinggian sehingga puncak gunung relatif lebih dingin.

3) Angin terjun

Angin terjun adalah angin yang turun dari dataran tinggi ke daerah sekitarnya yang
lebih rendah dan mendapatkan pemanasan secara dinamis. Bersamaan dengan itu,
kelembaban nisbi turun dengan cepat sehingga udara yang mencapai dataran yang lebih
rendah merupakan udara yang kering dan panas.

Angin terjun yang terdapat di Indonesia dikenal dengan nama tertentu, seperti angin
Kumbang di Cirebon (Jawa Barat), angin Bohorok di Deli (Sumatera Utara), a ngin
Gending di Pasuruan (Jawa Timur), angin Brubu di Makasar (Sulawesi Selatan), dan
angin Wambrau di Biak (Irian Jaya).

4) Angin musim (angin muson)

Perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan dalam skala yang lebih besar terjadi
antara benua dan samudera. Sistem angin yang terjadi demikian dinamakan angin
musim (angin muson).

Angin taifun terjadi pada daerah tropis yang terletak di atas 10 LS, sering terjadi di
negara Filipina.

GEJALA-GEJALA CUACA
A. KABUT

Kabut adalah sejenis awan rendah yang melayang- layang di atas permukaan bumi atau
permukaan tanah yang tinggi, seperti di lereng- lereng gunung.
Kabut dibedakan atas dua macam, yaitu sebagai berikut.

1) Kabut sawah (sloot mist)


Kabut sawah terjadi pada malam hari yang cerah dan terbentuk jika udara dingin melalui
sungai atau sawah. Uap air dari sungai atau sawah naik ke atas bertemu udara dingin
maka terjadilah kondensasi membentuk kabut.

2) Kabut adveksi (adveksi mist)


Kabut adveksi terjadi karena udara panas yang mengandung uap air mengalir bertemu
dengan daerah dingin maka terjadilah kondensasi. Kabut ini banyak dijumpai di daerah
perbukitan dan pegunungan.

B. PETIR
Petir atau kilat merupakan aliran listrik dalam bentuk sinar cahaya yang secara tiba-tiba
menghasilkan guntur (ledakan) di atsmosfer. Pelepasan muatan listrik ini terjadi antara
awan dan awan lain atau antara awan dan bumi.

Kilat dan guntur terjadi bersamaan, tetapi kita mendengar suara guntuk belakangan
karena kecepatan cahaya 300.000 km/detik. Jadi, kalau selisih waktu antara saat kita
melihat kilat dengan terdengarnya suara guntur = 2 detik, berarti jarak kilat dari kita = 2 x
330 m = 660 m. umumnya kilat yang jauhnya > 20 km, tidak terdengar lagi suara
gunturnya.

C. HUJAN

Hujan termasuk salah satu gejala cuaca dan uraian tentang curah hujan telah dijelaskan
pada pembahasan sebelumnya.

D. Dampak Rumah Kaca

• Peningkatan selimut gas (terutama C02) menyebabkan suhu permukaan bumi


bertambah panas yang disebut efek rumah kaca.
• Hal ini disebabkan karena gas-gas tersebut terkonsentrasi dan tertahan di atmosfer
dan menahan sinar matahari dalam lapisan selimut gas tersebut.

You might also like