Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 1
.............................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................. 2
Latar Belakang.......................................................................................... 2
Batasan Masalah...................................................................................... 4
PEMBAHASAN.................................................................................................... 5
Ruang Lingkup Dividen............................................................................ 5
Pengertian Dividen........................................................................ 5
Jenis-Jenis Dividen........................................................................ 5
Kebijakan Dividen.......................................................................... 6
Pentingnya Kebijakan Dividen............................................................... 7
Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen.................................... 7
Kebijakan Pemberian Dividen................................................................ 9
Teori Kebijakan Dividen......................................................................... 10
Teori Dividen Tidak Relevan......................................................... 10
Teori The Bird In The Hands......................................................... 12
Teori Perbedaan Pajak.................................................................. 12
Teori Signaling hypothesis............................................................ 13
Teori Clientele Effect..................................................................... 13
Kebijakan Dividen Dalam Praktik........................................................... 14
Stock Repurchase, Stock Dividend dan Stock Split........................ 16
Stock Repurchase........................................................................ 16
Stock Dividend dan Stock Split................................................... 18
Dampak Pengumuman Dividen terhadap Harga Saham..................... 19
KESIMPULAN...................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 22
1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
2
dan karakteristik keuangan yang berbeda (Susana dan Fatchan,2006).
Perusahaan harus dapat memilih struktur modal, yaitu bauran antara modal
sendiri dan utang, yang dapat memaksimumkan harga saham perusahaan.
Investasi perusahaan yang sebagian besar didanai dari internal equity akan
mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham
biasa (Yuniningsih, 2002).
Kebijakan deviden suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang
berkepentingan dan saling bertentangan (agency problem), yaitu kepentingan
para pemegang saham dengan dividennya, kepentingan perusahaan dengan
laba ditahannya, dan juga kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi
besarnya dividen kas yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada para
pemegang saham tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan,
sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen
perusahaan. Kebijakan dividen atau keputusan dividen pada hakikatnya adalah
menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang
saham, dan yang akan ditahan sebagian dari laba ditahan (Susana dan Fathan,
2006).
Mengingat akan arti penting laba, baik bagi perusahaan maupun bagi pihak
investor, perusahaan berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
Perusahaan berkepentingan untuk mendonasi ekspansi dan meningkatkan
pertumbuhan perusahaan, sementara bagi investor mereka berkehendak atas
pembagian laba yang diperoleh (dividen). Perusahaan harus bisa mengambil
kebijakan yang memenuhi keinginan perusahaan memenuhi kebutuhan dana,
sedangkan bagi investor memperoleh apa yang diinginkan. Brigham dan
Houston (2004:95) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dividen
adalah bond indentures, preferred stock restriction, impairement of capital rule,
availability of cash, penalty tax on improperly accumulated earnings. Kita telah
menguraikan teori-teori utama tentang preferensi investor dan beberapa
masalah yang berhubungan dengan dampak kebijakan deviden terhadap nilai
sebuah perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan kedalam empat
kategori besar: (1) batasan pembayaraneviden, (2)peluang investasi,
3
(3)ketersediaan dan biaya sumber-sumber modal alternative,dan (4)pengaruh
kebijakan deviden (Brigham dan Houston, 2004 : 94).
Investor mengharapkan return tidak berdasarkan pada kebijakan
manajemen perusahaan tetapi didasarkan pada kinerja yang telah dicapai
perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang dipublikasikan.
BATASAN MASALAH
4
PEMBAHASAN
KEBIJAKAN DIVIDEN
Pengertian Dividen
Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para
pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar
saham yang dimilikinya (Baridwan, 2000:434). Semua keuntungan ataupun
kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha dalam satu periode
tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang saham dalam suatu
rapat pemegang saham.
Jenis-jenis Dividen
Cash Dividen ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para
pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat
pemegang saham, perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari
laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen (M. Munandar,
1983: 312). Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah
perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar dividen. Dividen
dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar
pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan
sendiri atau melalui pihak lain, umpamanya bank. Cara yang kedua biasanya
yang dipilih perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang, sehingga
memudahkan pemegang saham yang mungkin sekali tersebar luas di seluruh
Indonesia (Arief Suaidi, 1994: 230). Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan
perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah
apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
Script Dividen adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang
tertentu yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai
dividen. Surat ini berbunga sampai dengan dibayarkannya uang tersebut
kepada yang berhak. Script dividen seperti ini biasanya dibuat apabila pada
5
waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian
laba, dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang cash
yang cukup untuk membayar dividen cash (Arief Suaidi, 1994: 231).
Property Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun
(modal) saham perusahaan). Contoh dividen barang adalah dividen berupa
persediaan atau saham yang merupakan investasi perusahaan pada
perusahaan lain. Pembagian dividen berupa barang sudah barang tentu lebih
sulit dibanding pembagian dividen uang. Perusahaan melakukannya karena
uang tunai perusahaan tertanam dalam investasi saham perusahaan lain
atau persediaan dan penjualan investasi atau persediaan terutama bila
jumlahnya cukup banyak akan menyebabkan harga jual investasi ataupun
persediaan turun, sehingga merugikan perusahaan dan pemegang saham
sendiri (Arief Suaidi, 1994 : 233).
Liquidating Dividen adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang
saham, dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai
pembayaran bagian laba (Cash Dividen), sedangkan sebagian lagi
dimaksudkan sebagai pengembalian modal yang ditanamkan (diinvestasikan)
oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut (M. Munandar,
1983: 314).
Stock Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri (M.
Munandar, 1983: 314). Di Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen
tersebut disebut saham bonus. Dengan demikian para pemegang saham
mempunyai jumlah lembar saham yang lebih banyak setelah menerima Stock
Dividen. Dividen saham dapat berupa saham yang jenisnya sama maupun
yang jenisnya berbeda.
6
dibagikan,deviden saham (stock deviden), pemecahan saham ( stock split ),
dan penarikan kembali saham yang beredar yang semuanya ditunjukan untuk
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.
7
Hutang-hutang harus dibayar pppada saat jatuh tempo, dan untuk
membayar hutang-hutang tersebut disediakan dana. Semakin banyak
hutang yang harus dibayar, maka semakin besar dana yang harus
disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang harus
dibayarkan kepada pemegang saham.
4. Rencana Perluasan
5. Kesempatan Investasi
6. Stabilitas Pendapatan
8
KEBIJAKAN PEMBERIAN DIVIDEN
Dividen
9
TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN
10
Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang
“ lemah “ seperti :
1. Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional.
2. Tida ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan
saham baru.
3. Tidak ada pajak
4. Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.
Pada praktiknya :
a). Pasar modal yang sempurna sulit ditemui ;
b). biaya emisi saham baru pasti ada ;
c). pajak pasti ada ;
d). kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin tidak berubah.
D1
Ks = +g
Po
D1
Ke = +g
Po (1 – F)
Beberapa ahli menyoroti asumsi tidak adanya pajak. Jika ada pajak
maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains
( kenaikan harga saham ) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat
pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor
cenderung lebih suka menerima capital gains dari pada dividen
karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan
11
keuntungan diakui / dinikmati. Dengan kata lain, investor lebih untung
karena dapat menunda pembayaran pajak. Investor lebih suka bila
perusahaan menetapkan DPR yang rendah, menginvestasikan
kembali keuntungan dan menaikkan nilai perusahaan atau harga
saham.
12
“ The Bird in the Hand “, mereka harus membagi seluruh EAT
dalam bentuk dividen. Dan bila manajemen cenderung mempercayai
teori perbedaan pajak ( Tax Differential Theory ), mereka harus
menahan seluruh EAT atau DPR = 0 %. Jadi ke 3 teori yang telah
dibahas mewakili kutub – kutub ekstrim dari teori tentang kebijakan
dividen. Sayangnya test secara empiris belum memberikan jawaban
yang pasti tentang teori mana yang paling benar.
Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti
dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pernurunan diveden
pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini
dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai
dividen dari pada capital gains. Tapi MM berpendapat bahwa suatu
kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan suatu “ sinyal “
kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan
suatu penghasilan yang baik diveden masa mendatang. Sebaliknya,
suatu penurunan dividen atau keanikan dividen yang dibawah
keanaikan normal ( biasanya ) diyakini investor sebagai suatu sinyal
bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diveden waktu mendatang.
Seperti teori dividen yang lain , teori “ Signaling Hypotesis “ ini juga
sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan
dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah
kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan
penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek “ sinyal “ atau
disebabkan karena efek “ sinyal “ dan preferensi terhadap dividen.
13
Jika ada perbedaan pajak bagi individu ( misalnya orang lanut usia
dikenai pajak lebih ringan ) maka pemegang saham yang dikenai
pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda
pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan
membagi dividen yang kecil. Sebaliknya kelompok pemegang saham
yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen yang
besar.
Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari “ Clientele “ ini ada. Tapi
menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih baik dari
dividen kecil, demikian s ebaliknya. Efek “ Clientele “ ini hanya
mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan
dividen tertentu lebih menguntungkan mereka .
14
Pada prakteknya ada perusahaan yang menggunakan model “ residual
dividend “ dimana dividen ditentukan dengan cara :
1. Mempertimbangkan kesempat investasi perusahaan ;
2. Mempertimbangkan target struktur modal perusahaan untuk
menentukan besarnya modal sendiri yang dibutuhkan untuk
investasi.
3. Memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan akan
modal sendiri tersebut semaksimal mungkin
4. Membayar dividen hanya jika ada sisa laba.
15
3. Tersedianya Kas, Dividen berupa uang tunai ( cash dividend )
hanya dapat dibayar jika tersedianya uang tuani yang cukup. Jika
likuiditas baik, perusahaan dapat membayar dividen.
a. Stock Repuchase
16
Harga stock repurchase pada ekilibrium dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
( S x Pc )
P* =
(S–n)
dimana:
P* : harga stock repurchase equilibrium
S : jumlah saham beredar sebelum stock repurchase
Pc : harga saham saat ini sebelum stock repurchase
N : jumlah lembar saham yang akan dibeli kembali oleh perusahaan.
17
3). Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya, perusahaan ingin
meningkatkan rasio hutang dengan cara menggunakan hutang baru
untuk membeli kembali saham yang beredar.
4). Saham yang ditarik kembali dapat dijual kembali ke pasar jika
perusahaan membutuhkan tambahan dana.
18
penurunan nilai saham . Stock dividend juga tidak menambah kekayaan
pemegang saham.
19
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengumuman kenaikan
atau penurunan dividen terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Aharony, Falk dan Swary (1988) dalam
Impson (1997) menyimpulkan bahwa reaksi pasar terhadap pengumuman
kenaikan dividen oleh utilitas publik lebih kuat dibandingkan reaksi pasar
terhadap pengumuman dividen oleh perusahaan yang tidak diregulasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Impson (1987) menyimpulkan bahwa reaksi
pasar terhadap penurunan dividen oleh utilitas publik lebih kuat
dibandingkan reaksi pasar terhadap pengumuman dividen oleh
perusahaan yang tidak diregulasi.
H2: Reaksi pasar terhadap penurunan dividen oleh perusahaan utilitas publik
lebih kuat dibandingkan reaksi pasar terhadap pengumuman dividen oleh
perusahaan dalam industri tidak diregulasi.
20
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Baker, H.K. dan G.E. Powell. 1999, How Corporate Managers View
Dividend Policy, QJBE 38, 17-35.
Baskin, J. 1989, Dividend Policy and The Volatility of Common Stocks, The
Journal of Portfolio Management,(Spring 1989),19-25.
Jose, M.L. dan J.L. Stevens. 1989, Capital Market Valuation of Dividend
Policy, Journal of Business Finance & Accounting, 16, 651-662.
Wolk, H.I., M.G. Tearney, dan J.L. Dodd. 2001, Accounting Theory.
Fifth Edition. Cincinnati: South-Western Publishing Co.
22