You are on page 1of 13

TUGAS TEKNOLOGI HORTIKULTURA

KHASIAT DAN PENGOLAHAN SIMPLISIA


TANAMAN OBAT
DAUN JATI BELANDA

Disusun oleh :

Kinanthi Diah Cahyani


H0606085

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

Jamu adalah minuman yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Sekitar
80% penduduk Indonesia pernah menggunakan jamu. Jamu adalah produk ramuan
bahan alam asli Indonesia yang digunakan untuk pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan, kebugaran, dan
kecantikan. Ramuan bahan alam ini merupakan warisan yang diturunkan oleh
nenek moyang bangsa Indonesia, yang telah memiliki pengetahuan bagaimana
memanfaatkan bahan alam untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan dan
kecantikan. Seiring dengan perkembangan teknologi, budaya dan ilmu
pengetahuan terutama di bidang kesehatan, obat tradisional tidak hanya berupa
jamu. Kini obat tradisional Indonesia terbagi atas jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka.
Untuk melindungi masyarakat dari hal-hal yang dapat merugikan atau
mengganggu kesehatan, maka Pemerintah mengatur persyaratan keamanan,
kemanfaatan dan mutu obat tradisional, melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.661/MenKes/SK/VII/1994 tentang Persyaratan Obat
Tradisional. Sedangkan dalam hal penjaminan mutu obat tradisional mulai dari
bahan awal, proses produksi, pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan
personalia yang menangani, pemerintah menerapkan Cara Pembuatan Obat
Tradisional Yang Baik dengan dikeluarkannya Keputusan Kepala Badan POM
No. HK.00.05.4.1380 tahun 2005 tentang CPOTB. Bahan obat tradisional
sebagaimana yang telah disebutkan di atas berasal dari bahan alam. Dalam
farmasi, bahan tersebut dikenal sebagai simplisia yaitu bahan alam yang
digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali
dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. Salah satu persyaratan agar
simplisia ini dapat diolah menjadi obat tradisional, maka identitas dan
kemurniannya harus dianalisis diantaranya melalui analisis makroskopik dan
mikroskopik.
Analisis yang sederhana ini sangat membantu para produsen obat
tradisional, peneliti dan mahasiswa dalam mengidentifikasi simplisia dan
memastikan keaslian simplisia. Dibawah ini adalah beberapa simplisia yang
digunakan sebagai bahan obat tradisional dan dipelajari di laboratorium
Farmakognosi Analisis Sekolah Farmasi ITB. Yang menjadi ciri khas simplisia
ini adalah adanya rambut penutup yang berbentuk seperti bintang. Khasiat
guazumae atau jati belanda adalah membantu menurunkan kelebihan lemak dan
kolesterol. Salah satu produk yang terkenal adalah Prolipid yang diproduksi oleh
PT. Indofarma.
Begitulah sekilas profil mikroskopik tanaman obat Indonesia. Masih
banyak lagi rahasia alam yang patut kita gali lagi untuk kemaslahatan dunia. Ini
adalah penampilan serbuk Guazumae folium di bawah mikroskop. Yang menjadi
ciri khas simplisia ini adalah adanya rambut penutup yang berbentuk seperti
bintang. Khasiat guazumae atau jati belanda adalah membantu menurunkan
kelebihan lemak dan kolesterol. Salah satu produk yang terkenal adalah Prolipid
yang diproduksi oleh PT. Indofarma.
Penggunaan Simplisia Sebagai Pengganti Obat
Maraknya obat palsu di negeri ini menyebabkan rasa ketidakamanan pada
masyarakat terhadap pemakaian obat. Pemakaian obat palsu karena tidak bisa
membedakan asli dengan tiruan. Teknologi pemalsuan obat memang sudah begitu
hebatnya, bahkan di Padang seorang dokter sekalipun tidak bisa membedakan
mana obat yang asli dan palsu.
Trend global masyarakat yang menuntut pangan dan produk kesehatan
yang aman dengan slogan ”back to nature”, menunjukkan pertumbuhan yang
semakin meningkat. Nilai pasar tanaman obat dan berbagai produknya dari jamu
tradisional sampai modern (jamu terstandar dan jamu fitofarmaka) di dalam negeri
relatif tinggi dan menunjukkan kecenderungan meningkat dengan semakin
tingginya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi obat berbasis bahan baku
alami, termasuk semakin maraknya penggalian potensi bahan obat dari tanaman
baru. Apalagi karena alasan semakin maraknya penyebaran obat palsu di
Indonesia.
BAB II
ISI

Saat ini, salah satu obat tradisional pengurus yang paling banyak
dikonsumsi masyarakat adalah jamu galian singset. Dari ramuan jamu galian
singset itu, ditemukan bahwa daun jati belanda merupakan komponen yang selalu
ada. Pohon jati belanda berasal dari daerah tropis di benua Amerika, konon
dibawa ke Pulau Jawa oleh orang Portugis. Jati Belanda biasanya ditanam sebagai
pohon peneduh di sepanjang jalan, meski di banyak tempat, dia juga tumbuh
sebagai tanaman liar. Daun jati belanda dapat mengurangi pembentukan lemak,
menguruskan dan merampingkan badan. Buahnya bisa juga dimanfaatkan untuk
obat diare dan batuk, sedangkan kulit batangnya cocok untuk tonikum, serta obat
penyakit lepra dan herpes.
Cara Meramu Daun Jati Belanda
Adalah Guazuma ulmifolia Lamk atau yang dikenal di Indonesia dengan
nama “Jati Belanda”, merupakan tanaman yang tumbuh baik di iklim tropis
seperti negara kita ini. Tanaman dari kelas Dicotyledonae ini termasuk dalam
famili Sterculiaceae, dan diduga berasal dari negara Amerika yang beriklim
tropis. Tanaman ini tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 800
mdpl. Jati belanda biasanya ditanam sebagai pohon peneduh, tanaman pekarangan
atau tumbuh liar begitu saja.
Jati belanda atau jati londo dalam bahasa Jawa, dan dikenal dengan nama
bastard cadar dalam bahasa Inggris, merupakan pohon yang berbatang keras
bercabang, berkayu bulat dengan permukaan batang yang kasar, dan berwarna
coklat kehijauan. Daunnya berbentuk bulat telur berwarna hijau dengan pinggiran
bergerigi, permukaan kasar, ujung rucing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip
berseling, dan berukuran panjang 10-16 cm serta lebar 3-6 cm. Bunganya,
berwarna kuning, berbau wangi serta memiliki titik merah di bagian tengah,
berbentuk mayang dan muncul di ketiak daun. Buah dari tanaman ini berbentuk
bulat, keras, memiliki lima ruang, permukaan tidak rata berwarna hijau ketika
muda dan berubah menjadi cokelat kehitaman setelah tua.
Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan biji, cara memperbanyak
dengan cangkok masih sulit dilakukan dengan tingkat keberhasilan 50 persen.
Ditambah lagi, cara setek dengan perlakuan khusus sekalipun belum banyak
membantu. Daun Jati belanda akan siap dipanen ketika pohon sudah berumur 2-3
tahun dan akan berbuah setelah berumur kurang lebih 5-6 tahun.

Gambar Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia lamk.)

Daunnya berbentuk bundar telur memanjang dengan permukaan berbulu


halus. Pada saat musim kemarau daunnyasering rontok. Sedangkan warna
bunganya kecil-kecil berwarna kuning serta berbau harum. Buah tanaman ini bila
sudah masak berwarna hitam, kasar kulitnya namun manis rasanya dan tidak
banyak bijinya. Jati belanda disebut Guazuma ulmifolia lamk atau G. Tomentosa
kunth.sun. tanaman ini dikenal dengan nama daerah jati londo atau jati sabrang.
Cara Budidaya :
Perbanyak tanaman menggunakan biji
Kandungan Kimiawi :
Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui,
antara lain:- Kulit : asam damar, zat samak. Daun, buah, biji : zat pahit, glikose,
minyak lemak, triterpen/ sterol, alkaloid, karotenoid, flafonoid, tanin, karbohidrat
dan saponin.
Bagian Tanaman yang digunakan : Daun
Efek Farmakologis : Menurunkan kadar kolesterol, peluruh lemak, mengatasi
diare
Khasiat :
1. Pelangsing ( peluruh lemak ) :
a. Daun 15 g ditambah bengle 7 g, kemuning 10 g, kunci pepet 7 g, cuci lalu
rebus dengan 6 gelas air sampai tersisa 4 gelas. Setelah dingin disaring bagi
untuk dua kali minum, pagi dan sore hari.
b. daun dikeringkan, digiling jadi serbuk. Ambil 20 gram serbuk seduh dengan
air panas, saring, minum,sehari dua kali.
2. Diare, sakit perut, kolera, penyembelit :
Biji 3 sendok makan, disangrai, ditumbuk halus, direbus dengan 2 gelas air,
minum pagi sore.
3. Perut kembung, rasa sesak di daerah lambung. 12 biji dibakar, ditumbuk,
tambah 1 tetes minyak adas, minum.
Kandungan dan Manfaat Jati Belanda
Merupakan tanaman obat yang berfungsi menguruskan badan atau
menurunkan berat badan. Jati Belanda ( Guazauma Ulmifolia ) berasal dari
Amerika. di Pulau jawa tumbuhan ini tumbuh liar. Nama lain jati belanda adalah
jati londo asing guasima (Mexico),Bastard cedar (Inggris).
Manfaatnya adalah mengandung kafein,sterol dan amsa fenolat. Tanin dan
musilago yang terdapat dalam jati belanda mengendapkan mukosa protein yang
ada di dalam permukaan usus halus. Sehingga mengurangi penyerapan makanan.
Obesitas dapat terhambat.
Menurut penelitian Jati Belanda berfunsi untuk menurunkan kadar
kolesterol ( Monica 2000, dalam suharmiati dan herti, 2003). Daun jati belanda
berkhasiat sebagai obat pelangsing tubuh dan bijinya sebagai obat mencret,obat
penyakit cacing,kaki gajah, menciutkan urat darah. Pemakaian jati belanda dalam
jangka panjang tidak mempengaruhi fungsi lever atau hati. Tanaman lain yang
berfungsi menurunkan berat badan, melarutkan lemak, anti diare.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Khasiat Diaforetik, tonik, dan astringen. Penelitian Yusuf Husni, 1986.
Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian daun
Jati belanda terhadap kadar kreatin dan urea pada serum darah kelinci. Dari hasil
penelitian tersebut, ternyata pemberian daun Jati belanda selama 2 bulan tidak
menaikkan kadar kreatin dan urea. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengetahui ada tidaknya kelainan fungsi ginjal setelah pemberian Jati belanda.
Subandrio Joko Semedi, 1987. Fakilltas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan
penelitian pengaruh pemberian seduhan daun Jati belanda terhadap aktivitas
enzim SGOT, SGPT, dan SGGT.
Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian seduhan daun Jati
belanda selama 1 bulan tidak berpengaruh terhadap aktivitas enzim SGOT, SGPT,
dan SGGT. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya
kelainan fungsi hati setelah pemberian Jati belanda. Lies Andarini, 1987.Jurusan
Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian infus
daun Jati belanda terhadap berat badan mencit. Dari hasil penelitian menunjukan
bahwa pemberian infus daun Jati belanda 5 %, 10 %, 15 %, dan 20%, masing-
masing sebanyak 0,5 ml dapat menurunkan berat badan mencit. Pemberian infus
daun Jati belanda 15% dan 20%, masing-masing 0,5 ml dapat menurunkan jumlah
makanan mencit.

Teknologi Penyiapan Simplisia Terstandar Tanaman Obat


Panen merupakan salah satu rangkaian tahapan dalam proses budidaya
tanaman obat. Waktu, cara pemanenan dan penanganan bahan setelah panen
merupakan periode kritis yang sangat menentukan kualitas dan kuantitas hasil
tanaman. Oleh karena itu waktu, cara panen dan penanganan tanaman yang tepat
dan benar merupakan faktor penentu kua-litas dan kuantitas. Setiap jenis tanaman
memiliki waktu dan cara panen yang berbeda. Tanaman yang dipanen buahnya
memiliki waktu dan cara panen yang berbeda dengan tanaman yang dipanen
berupa biji, rimpang, daun, kulit dan batang. Begitu juga tanaman yang
mengalami stres lingkungan akan memiliki waktu panen yang ber-beda
meskipunjenis tanamannya sama.
Daun. Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh
maksimal dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan
memangkas tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang
bersih atau gunting stek. Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil
produksi yang diperoleh rendah dan kandungan bahan bahan aktifnya juga rendah,
seperti tanaman jati belanda dapat dipanen pada umur 1 - 1,5 tahun, jambu biji
pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4 bulan dan lidah buaya pada umur 12 - 18
bulan setelah tanam. Demikian juga dengan pe-manenan yang terlambat
menyebab-kan daun mengalami penuaan (se-nescence) sehingga mutunya rendah
karena bahan aktifnya sudah ter-degradasi. Pada beberapa tanaman pemanenan
yang terlambat akan mempersulit proses panen.
Cara Panen Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus
bersih dan bebas dari cemarandan dalam keadaan kering. Alat yang diguna-kan
dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah yang tidak
diperlukan. Bahan juga harus dijaga dari gang-guan hama (hama gudang, tikus
dan binatang peliharaan).
Penanganan Pasca Panen Pasca panen merupakan kelanjut-an dari proses
panen terhadap tanaman budidaya atauhasil dari penambangan alam yang
fungsinya antara lain untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak
danmemiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya.
Untuk memulai proses pasca panen perludiperhatikan cara dan tenggang waktu
pengumpulan bahan tanaman yang ideal setelah dilakukan proses panentanaman
tersebut. Selama proses pasca panen sangat penting diperhatikan keber-sihan dari
alat-alat dan bahan yang digunakan, juga bagi pelaksananya perlu memperhatikan
perlengkapan seperti masker dan sarung tangan.
Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan simplisia tanaman obat
yang bermutu, efek terapinya tinggi sehingga memiliki nilaijual yang tinggi.
Secara umum faktor-faktor dalam penanganan pasca panen yang perlu
diperhatikan adalah sebagaiberikut :
Penyortiran (segar)Penyortiran segar dilakukan setelah selesai panen
dengan tujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, bahan
yang tua dengan yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau
lebihkecil. Bahan nabati yang baik memiliki kandungan campuran bahan organik
asing tidak lebih dari 2%. Proses penyortiran pertama bertujuan untuk
memisahkan bahan yang busuk atau bahan yang muda dan yang tua serta untuk
mengurangijumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan.
Pencucian bertujuan menghilang-kan kotoran-kotoran danmengurangi
mikroba-mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus segera di-lakukan
setelah panen karenadapat mempengaruhi mutu bahan. Pen-cucian menggunakan
air bersih seperti air dari mata air, sumur atau PAM. Penggunaan air kotor menye-
babkan jumlah mikroba pada bahan tidak akan berkurang bahkan akan bertambah.
Pada saat pencucian perhatikan air cucian dan air bilasan-nya, jika masih terlihat
kotor ulangi pencucian/pembilasan sekaliatau dua kali lagi. Perlu diperhatikan
bahwa pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mung-kin
untukmenghindari larut dan terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan.
Pencucian bahan dapat dilakukan denganbeberapa cara antara lain :
 Perendaman bertingkat biasanya dilakukan pada bahan yang tidak banyak
mengandung kotoran seperti daun, bunga, buah dll. Proses perendaman
dilakukan beberapa kali pada wadah dan airyang berbeda, pada rendaman
pertama air cuciannya mengandung kotoran paling banyak. Saat
perendaman kotoran-kotoran yang melekat kuat pada bahan dapat
dihilangkan langsung dengan tangan.
 Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak
melekat pada bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-lain. Proses
penyemprotan dilakukan dengan menggunakan air yang ber-tekanan
tinggi. Untuk lebih me-nyakinkan kebersihan bahan, kotoran yang melekat
kuat pada bahan dapat dihilangkan langsung dengan tangan.
 Penyikatan (manual maupun oto-matis)Pencucian dengan menyikat dapat
dilakukan terhadap jenis bahan yangkeras/tidak lunak dan kotoran-nya
melekat sangat kuat. Pencucian ini memakai alat bantu sikat yang di-
gunakanbentuknya bisa bermacam-macam, dalam hal ini perlu
diperhatikan kebersihan dari sikat yang digunakan. Setelah pencucian,
bahan langsung ditiriskan di rak-rak pengering.
 Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan
dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat
terhambat. Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak
mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama. Dalam proses
ini, kadar air dan reaksi-reaksizat aktif dalam bahan akan berkurang,
sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu diperhati-kan. Suhu
pengeringantergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Pada umumnya
suhu pengeringan adalah antara 40 - 600C dan hasilyang baik dari proses
pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air 10%. Demikian
pula dengan waktu pengeringan juga bervariasi, tergantung pada jenis
bahan yang dikeringkan seperti rimpang, daun, kayu ataupun bunga.
Pengeringan bahan dapat dilakukan secara tradisional dengan
menggunakan sinar matahari ataupun secara mo-dern
denganmenggunakan alat pe-ngering seperti oven, rak pengering, blower
ataupun dengan fresh dryer.
 Pada umumnya bahan (simplisia) yang sudah kering memiliki kadar air ±
8 - 10%. Dengan jumlah kadar air tersebut kerusakanbahan dapat ditekan
baik dalam pengolahan maupun waktu penyimpanan. Penyortiran (kering)
dilakukan bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang terdapat
pada simplisia, misalnya akar-akar, pasir, kotoranunggas atau benda asing
lainnya.
 Pengemasan, dapat dilakukanterhadap simplisia yang sudah di-keringkan.
Jenis kemasan yang di-gunakan dapat berupa plastik, kertas
maupunkarung goni. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin
mutu produk yang dikemas, mudah dipakai, tidakmempersulit pena-
nganan, dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan
tidak bereaksi dengan isidan kalau boleh mempunyai bentuk dan rupa
yang menarik. Berikan label yang jelas pada tiap kemasan tersebut yang
isinya menuliskan ; nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang
digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kodeproduksi, nama/alamat
penghasil, berat bersih, metode pe-nyimpanan.
 Penyimpanan, simplisia dapat di-lakukan di ruang biasa (suhu kamar)
ataupun di ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih,
udaranyacukup kering dan berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena
hama menyukai udara yang lembab dan panas. Perlakuan simplisia dengan
iradiasi sinar gamma dosis 10 kGy dapat menurunkan jumlah patogen
yang dapat meng-kontaminasi simplisia tanaman obat (Berlinda dkk,
1998). Dosis ini tidak merubah kadar air dan kadar minyak atsirisimplisia
selama penyimpanan 3 - 6 bulan. Jadi sebelum disimpan pokok utama
yang harus diperhati-kan adalah carapenanganan yang tepat dan higienes.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai tempat penyimpanan simplisia
adalah : - Gudang harus terpisah dari tem-pat penyimpanan bahan lainnya
ataupun penyimpanan alat dan dipelihara denganbaik. - Ventilasi udara
cukup baik dan bebas dari kebocoran atau ke-mungkinan masuk air hujan.
- Suhu gudang tidak melebihi 300C. Kelembaban udara sebaiknya di-
usahakan serendah mungkin (650 C) untuk mencegah terjadinya
penyerapan air.Kelembaban udara yang tinggi dapat memacu pertumbuhan
mikroorganisme sehingga menurunkan mutu bahan baikdalam bentuk
segar maupun kering. Masuknya sinar matahari lang-sung menyinari
simplisia harus dicegah. - Masuknya hewan, baik serangga maupun tikus
yang sering memakan simplisia yang disimpan harus dicegah.
BAB III
KESIMPULAN

Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan


degeratif. Perubahaan pola konsumsi mengakibatkan gangguan metabolisme dan
faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Yang termasuk penyakit metabolik
antara lain diabetes (kencing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), asam urat,
batu ginjal, dan hepatitis. Sedangkan yang termasuk penyakit degeneratif antara
lain rematik (radang persendian), asma (sesak nafas), ulser (tukak lambung),
haemorrhoid (ambein/wasir) dan pikun (lost of memory). Untuk mengobati
penyakit-penyakit tersebut diperlukan waktu lama sehingga penggunaan obat
alam lebih tepat karena efek sampingnya relatif lebih kecil.
Di samping keunggulannya, obat bahan alam juga memiliki beberapa
kelemahan yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional
antara lain : efek farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar dan
bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah
tercemar berbagai mikroorganisme.
Upaya-upaya pengembangan obat tradisional dapat ditempuh dengan
berbagai cara dengan pendekatan-pendekatan tertentu, sehingga ditemukan bentuk
obat tradisional yang telah teruji khasiat dan keamanannya, bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis, yaitu
kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka. Untuk mendapatkan produk
fitofarmaka harus melalui beberapa tahap (uji farmakologi, toksisitas dan uji
klinik) hingga bisa menjawab dan mengatasi kelemahan tersebut.
Daun jati belanda dapat mengurangi pembentukan lemak, menguruskan
dan merampingkan badan. Buahnya bisa juga dimanfaatkan untuk obat diare dan
batuk, sedangkan kulit batangnya cocok untuk tonikum, serta obat penyakit lepra
dan herpes.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Khasiat Daun Jati Belanda untuk Melangsingkan Tubuh.


http://carahidup.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/Khasiat-Daun-Jati-
Belanda-untuk-Melangsingkan-Tubuh.doc (Diakses pada tanggal 9
January 2010)
Anonim, 2009. j-a-t-i-b-e-l-a-n-d-a.
http://www.tanaman-obat.com/penyakit/106-j-a-t-i-b-e-l-a-n-d-a?
format=pdf (Diakses pada tanggal 9 January 2010)
Anonim, 2009. Sekilas mengenai Daun Jati Belanda PONDOK LULUR _
Aromatherapy & Spa Product.
http://www.pondoklulur.com/beauty-tips/sekilas-mengenai-daun-jati-
belanda/ (Diakses pada tanggal 9 January 2010)
Anonim, 2008. 2008_12_01_archive.
http://thepharmacyst.blogspot.com/2008_12_01_archive.html (Diakses
pada tanggal 9 January 2010)
Anonim, 2009. jati-belanda.
http://www.herbal-obatalami.com/jati-belanda.html (Diakses pada tanggal
9 January 2010)
Anonim, 2009. view.php.
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=294 (Diakses pada
tanggal 9 January 2010)
Anonim, 2008. http://dikaameliaifani.blogspot.com/2008_06_01_archive.html
(Diakses pada tanggal 9 January 2010)

You might also like