You are on page 1of 3

Artikel ini merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang larutan elektrolit dan

non elektrolit. Pada pembahasan pertama telah diuraikan bahwa larutan ini dapat
diuji daya hantar listriknya dengan alat uji elektrolit. Ibu berharap, diantara kalian
ada yang telah mempelajari konsep ini, baik melalui pengamatan ataupun tidak.
Ibu juga berharap, kalian berupaya melakukan pengamatan sendiri atau secara
kelompok; mungkin diantara kalian ada yang telah ditugasi oleh guru membuat
penguji elektrolit dan menggunakan alat tersebut untuk menguji daya hantar
listrik beberapa larutan baik di kelas, laboratorium, ataupun di rumah.

Sekarang kita gunakan data pengamatan untuk dapat menyimpulkan daya hantar
listrik larutan yang kalian siapkan.

Data Pengamatan Daya Hantar Listrik Larutan


1. Larutan urea, lampu tidak menyala, tidak terjadi gelembung gas.
2. larutan cuka, lampu menyala redup, terjadi sedikit gelembung gas
3. Larutan gula, lampu tidak menyala, tidak terjadi gelembung gas.
4. Larutan garam dapur, lampu menyala terang, gelembung gas yang terjadi
banyak.
5. Larutan ammonia, lampu menyala redup, gelembung gas yang terjadi sedikit.
6. Air kapur, lampu menyala terang, banyak gelembung gas yang terjadi.
7. Air accu, lampu menyala terang, gelembung gas yang terjadi banyak.

Pembahasan
Kelompokkan ke tujuh larutan di atas menjadi dua, larutan elektrolit dan non
elektrolit. Berikan alasan, mengapa larutan itu tergolong elektrolit dan non
elektrolit.

Larutan (1) dan (3) merupakan larutan non elektrolit, karena lampu tidak menyala
dan tidak terjadi gelembung gas.

Ke lima larutan yang lain tergolong larutan elektrolit, karena lampu menyala dan
terjadi gelembung gas.

Dari ke lima larutan elektrolit, manakah yang tergolong elektrolit kuat dan
manakah yang elektrolit lemah.

Larutan (2) dan (5) adalah larutan elektrolit lemah, sedangkan ketiga larutan yang
lain termasuk larutan elektrolit kuat.

Jelaskan alasan kalian.


Larutan yang tergolong elektrolit lemah, pada data pengamatan ditunjukkan oleh
lampu yang menyala redup dan gelembung gas yang terjadi relatif sedikit.
Sedang tiga larutan yang lain lampunya menyala terang dan gelembung gasnya
banyak, jadi tergolong elektrolit kuat.
Jelaskan daya hantar listrik ke tujuh larutan di atas.
Larutan yang tergolong non elektrolit, tidak dapat menghantar listrik. Larutan
yang daya hantar listriknya kuat tergolong elektrolit kuat, sedang larutan
elektrolit lemah memiliki daya hantar listrik yang lemah.

Bagaimana kalian dapat menjelaskan bahwa suatu larutan non elektrolit tidak
dapat menghantar listrik; demikian pula untuk larutan elektrolit yang dapat
menghantar listrik. Hubungkan penjelasan kalian dengan keadaan partikel zat
terlarut.

Suatu larutan non elektrolit tidak dapat menghantar listrik, karena dalam larutan
tidak terdapat muatan listrik. Hal ini disebabkan oleh zat terlarut yang tidak
mengalami ionisasi, sehingga tidak terdapat ion-ion, yaitu atom yang telah
bermuatan listrik. Zat terlarut tetap berupa molekul netral.

Lain halnya dengan larutan elektrolit. Larutan ini dapat menghantar listrik karena
larutannya mengandung ion-ion yang bergerak bebas. Ion-ion ini berasal dari zat
terlarut yang mengalami ionisasi.
Larutan elektrolit lemah daya hantar listriknya lemah karena jumlah ion dalam
larutan relatif sedikit. Hal ini disebabkan oleh ionisasi yang kurang sempurna dari
zat terlarut.
Larutan elektrolit kuat disebabkan oleh jumlah ion-ion yang terdapat dalam
larutan relatif banyak. Ion-ion ini berasal dari zat terlarut yang terionisasi
sempurna.
Pembahasan bagian ketiga ini ibu tujukan pada hubungan antara elektrolit
dengan ikatan kimianya.
Berdasarkan data pengamatan, contoh larutan non elektrolit adalah urea dan
gula. Telah dibahas bahwa kedua zat di atas dalam air tidak mengalami ionisasi
dan tetap berada sebagai molekul, karena terbukti larutannya tidak
menghantarkan arus listrik. Baik urea maupun gula memiliki ikatan kovalen polar,
dan molekulnya tergolong polar. Oleh karena itu mudah larut dalam air, namun
larutannya tergolong non elektrolit.
Untuk asam cuka dan ammonia yang juga tergolong senyawa polar, mudah larut
dalam air dan termasuk larutan elektrolit lemah. Hal ini menunjukkan bahwa zat
terlarut mengalami ionisasi parsial (sebagian) yaitu ionisasi yang kurang
sempurna. Sehingga jumlah ion dalam air relatif sedikit.
Larutan garam dapur, air accu, dan air kapur tergolong elektrolit kuat, karena
jumlah ion-ion dalam larutannya relatif banyak. Karena pada waktu dilarutkan ke
dalam air semua zat terionisasi sempurna.
Reaksi ionisasi dari larutan elektrolit lemah sebagai berikut:
CH3COOH(aq) == CH3COO-(aq) + H+(aq)
Tanda (==) sebagai tanda panah bolak baik yang berarti bahwa ionisasinya tidak
sempurna, sehingga panah arah ke kiri menyatakan adanya sisa dari molekul-
molekul CH3COOH.
NH3(aq) + H2O(l) == NH4+(aq) + OH-(aq)
Molekul-molekul NH3 yang larut dalam air, hanya sebagian kecil saja yang
mengalami ionisasi; sehingga anak panahnya juga bolak balik.
Reaksi ionisasi dalam larutan elektrolit kuat.
NaCl(aq) --> Na+(aq) + Cl-(aq)
Ca(OH)2(aq) --> Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
H2SO4(aq) --> 2H+(aq) + SO42-(aq)
Perhatikan ketiga persamaan ionisasi di atas, tanda panahnya semua satu arah
yang berarti bahwa semua zat terlarut habis berubah menjadi ion-ion.
Akhirnya, kita dapat menyimpulkan bahwa zat non elektrolit berupa senyawa
kovalen polar, sedang zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa
kovalen polar. Semua senyawa ion yang larut dalam air, terurai sempurna
sehingga membentuk larutan elektrolit kuat. Untuk senyawa kovalen polar,
sebagian tergolong elektrolit lemah dan sebagian elektrolit kuat. Senyawa ion
dalam bentuk padat tidak menghantar listrik, karena ion-ionnya tidak dapat
menghantart bergerak bebas, terikat kuat oleh kisi kristal. Leburan senyawa ion
dapat menghantar listrik, karena kisi kristalnya sudah rusak sehingga ion-ionnya
terlepas dan bergerak bebas. Senyawa kovalen polar dalam bentuk gas, cairan,
atau padatan tidak menghantar listrik

You might also like