You are on page 1of 8

BAGAIMANA MENGATUR PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

- Bagaimana seharusnya guru bersikap d dalam kelas


- Bagaimana guru memakai bicara/suaranya di kelas
- Bagaimana guru menilai setiap bagian dari pelajaran
- Bagaimana susunan kursi yang terbaik dalam kelas
- Pengelompokan siswa seperti apa yang dapat guru pakai
- Bagaimana guru mengevaluasi sukses atau gagal pelajaran yang diajarkannya

Bagaimana seharusnya guru bersikap di kelas

Seperti yang kita lihat komentar tentang pakaian guru (halaman 3). Penampilan guru
memegang peranan yang besar dalam mengatur lingkungan kelasnya. Dan ini bukan cuma
penampilan saja. Tujuan guru bergerak, bagaimana dia berdiri, bagaimana menunjukkan melalui
sikap-semuanya ini mempunyai peranan tersendiri dalam efektivitas pengaturan dalam kelas.

Semua guru, suka semua orang, mempunyai karakter fisik dan kebiasaan masing-masing, dan
mereka akan terlihat dalam kelas. Tapi ada sejumlah persoalan untuk dipertimbangkan yang tidak
hanya istimewa dan mengarahkan secara langsung persepsi siswa tentang kita.

Kedekatan guru harus dipertimbangkan seberapa dekat mereka menginginkan siswa untuk
bekerjasama. Beberapa siswa membencinya jika jarak antara mereka dan guru terlalu kecil/dekat.
Berikutnya, dengan kata lain, jarak merupakan sebuah tanda dari kedinginan. Guru harus sadar akan
kedekatannya dan mengira-ngira apa reaksi siswa yang akan terjadi di dalam kelas, mereka harus
menulisnya dalam catatan.

Kepantasan ditentukan seberapa dekatnya kamu bekerja bersama siswa merupakan sebuah
persoalan dari kepantasan. Jadi hal tersebut merupakan cara utama bagaimana guru duduk atau
berdiri di dalam kelas. Banyak guru membuat suatu atmosfer pertemanan secara berlebihan dengan
merundukkan badan ketika mereka bekerja dengan siswa secara berduaan. Cara ini, mereka berada
pada tingkat yang sama seperti layaknya siswa yang duduk. Bagaimanapun juga, beberapa siswa
menemukan hal tersebut sebagai kebiasaan yang mengkhawatirkan. Beberapa guru terlihat senang
duduk di lantai, dan pada waktu tertentu hal tersebut terlihat pantas. Tapi dilain hal, ini membuat
situasi dimana mengganggu konsentrasi siswa.

Semua letak posisi guru-duduk disamping meja, berdiri disamping podium, berdiri diatas
podium dll.-membuat suatu pernyataan tentang sosok guru. Hal ini penting, sebelum,
mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan dari kebiasaan sikap sehingga kita bisa bersikap pada
suatu cara yang pantas kepada siswa dan hubungan yang terjalin dengannya. Jika kita ingin
mengatur kelas secara efektif, suatu hubungan adalah sangat penting.

Pergerakan beberapa guru cenderung membuang-buang banyak waktu belajar dalam satu
tempat-di depan kelas,salah satu contohnya, atau di samping, atau di tengah. Pembuangan waktu
yang sangat penting yaitu berjalan dari satu sisi ke sisi lain, melangkah maju dan mundur, berjalan
diantara tempat duduk. Meskipun ini terulang pada beberapa tingkatan suatu persoalan dari pilihan
pribadi, hal tersebut bermanfaat mengingat bahwa guru yang tidak bergerak dapat membuat siswa
jenuh. Saat guru yang bergerak secara konstan bisa merubah siswanya menjadi penonton
pertandingan tenis, kepala mereka bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya sampai mereka letih.
Sebagian besar kesuksesan guru bergerak berkeliling ruang kelas untuk beberapa tujuan.
Pada tujuan tersebut mereka bisa menguasai/mengetahui ketertarikan siswanya (Jika mereka
memandu kegiatan) atau belajar lebih dekat dengan kelompok kecil (Ketika mereka mencoba
membantu pasangan atau kelompok)

Seberapa banyak guru bergerak berkeliling dalam ruang kelas. Kemudian, akan tergantung
pada cara/gaya masing-masing. Dimana dia merasa nyaman untuk mengatur kelas, bagaimana dia
merasa mudah dalam mengatur kelas secara efektif dan apakah dia ingin bekerja pada kelompok
kecil.

Hubungan:lebih banyak apa yang telah dibicarakan tentang masalah hubungan. Bagaimana
guru dapat membuat suatu hubungan dengan siswa? Seberapa dekat suatu hubungan
diperbolehkan?

Agar mengatur kelas sukses, guru harus menjadi sadar apa yang dilakukan siswa, dan, segala
kemungkinan, bagaimana perasaan mereka. Ini maksudnya memperhatikan dan mendengarkan
secara seksama saat pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk bisa berpindah berkeliling kelas,
memperoleh tingkat pendekatan yang benar. Hal tersebut maksudnya membuat kontak mata
dengan siswa (asalkan bahwa ini bukan secara budaya yang tidak pantas, mendengarkan apa yang
dikatakannya dan merespon secara pantas.

Hal tersebut banyak membantu siswa untuk belajar bahasa dalam pengaturan ruang kelas
tanpa kotak dengan mereka. Sebenarnya kontak bermacam-macam yaitu dari guru ke guru dan dari
kelas ke kelas (siswa ke siswa).

Pendekatan guru secara fisik dan pribadi dalam kelas merupakan satu aspek yang
dipertimbangkan dalam mengatur kelas. Lainnya adalah suara sebagai salah satu alat utama guru.

Bagaimana seharusnya guru menggunakan suaranya di dalam kelas

Tentu saja instrumen yang paling penting guru adalah suara. Bagaimana kita berbicara dan
seperti apa suara kita mempunyai pengaruh dalam kelas. Saat mempertimbangkan menggunakan
suara dalam mengatur pembelajaran, ada 3 persoalan yang harus dipikirkan : kemampuan untuk
didengar;secara jelas; suara guru harus terdengar. Mereka harus yakin bahwa siswa yang berada di
belakang kelas bisa mendengar sama baiknya dengan yang berada di depan. Tapi kemampuan
didengar tidak dapat dipisahkan dari kualitas suara, teriakan tidak diperbolehkan.

Guru tidak harus berteriak agar bisa didengar. Faktanya, hampir di semua kelas, berbahaya
kalau suara guru terlalau nyaring. Guru yang baik mencoba menjadikannya seimbang antara
kemampuan untuk didengar dan volume secara benar.

Variasi sangat penting bagi guru untuk menvariasikan kualitas suara mereka-dan volume
bicara mereka-tergantung dari tipe pelajaran dan tipe kegiatan. Jadi, bermacam-macam suara yang
kamu gunakan untuk memberi instruksi dan perkenalan kegiatan baru akan berbeda pada suara yang
pantas digunakan untuk percakapan atau bertukar informasi secara resmi.

Dalam satu situasi khusus, guru sering menggunakan suara yang sangat nyaring dan ini
dilakukan ketika mereka menginginkan siswa untuk diam atau berhenti untuk melakukan sesuatu
(liat bagian berikutnya). Tapi hal tersebut merupakan point yang bermanfaat bahwa berbicara secara
pelan sering dijadikan sebagai cara yang efektif untuk memperoleh perhatian siswa, ketika mereka
melihat kamu berbicara, dia akan berhenti dan mendengarkan kalau-kalau apa yang kamu katakan
sesuatu yang penting dan menarik. Bagaimanapun, bagi guru yang tidak pernah menaikkan nada
bicaranya, sekali-sekali memberikan kata seru dapat membuat efek dramatik yang berlebihan dan hal
tersebut kadang menjadi bermanfaat.

Percakapan:sama halnya dengan penyanyi opera, guru harus memelihara suaranya. Hal
tersebut penting karena mereka bernafas secara baik dari diafragma jadi mereka tidak menegangkan
pangkal tenggorokan. Hal tersebut penting bahwa mereka menvariasikan suara mereka seluruhnya
setiap hari. Menghindari teriakan jika memungkinkan, jadi mereka bisa menghemat energi vokalnya.
Menghemat suara merupakan satu hal yang perlu guru ingat ketika merencanakan setiap hari dalam
seminggu kerja.

Bagaimana guru menilai setiap bagian dari pelajaran

Jika, seperti apa yang kita katakan pada chapter 1, guru perlu memberikan variasi kemudian secara
jelas dia akan memasukkan bagian yang berbeda dalam pelajarannya.

Ketika dia tiba di ruang kelas…guru perlu memulai menghentikan pelajaran. Kalau memungkinkan
dan pantas. Dia perlu mengatakan kepada siswa apa yang akan mereka lakukan, atau, dengan jenis
pelajaran yang berbeda, perlu didiskusikan kepada mereka, apa yang mereka harapkan untuk dicapai.

Guru tidak selalu menjelaskan secara tepat apa yang mereka lakukan. Bagaimanapun, karena
mereka kadang ingin mempertahankan bagian kejutan. Tapi meskipun demikian, memulai pelajaran
secara jelas diperlukan sebagai permainan, sering dimulai dengan membuka horden, atau berkunjung
ke dokter dimulai ketika bertanya padamu, sekarang, apa yang menjadi permasalahannya? Atau
bagaimana saya bisa membantu anda?

Ketika aktivitas berakhir dan atau yang lain adalah tentang pemulaian, hal tersebut membantu jika
guru membuat ini jelas melalui cara kebiasaan mereka dan sesuatu yang mereka katakan. Hal
tersebut membantu siswa jika mereka mengetahui secara jelas akhir dari sesuatu dan permulaan apa
yang akan datang. Acapkali guru perlu menfokuskan kembali perhatian siswa, mengarahkannya pada
beberapa petunjuk baru.

Aagar setiap perubahan arahan menjadi efektif, pertama guru perlu memperoleh perhatian siswa.
Hal ini kadang menjadi sulit, khususnya ketika guru mencoba menarik sebuah aktivitas berbicara ke
dalam sebuah kesimpulan, atau ketika siswa kerja dalam sebuah kelompok. Beberapa guru
menepuk tangannya untuk memperoleh perhatian siswa. Beberapa berbicara secara nyaring,
berkata seperti, “Terima kasih…sekarang bisakah saya memperoleh perhatian kalian?’atau’OK…
terima kasih…ayo, mukanya menghadap ke depan semuanya! Metode lain adalah untuk guru angkat
tangannya. Ketika seorang siswa melihat ini, dia mengangkat tangannya secara singkat untuk
membalas sebagai indikasi bahwa mereka sekarang akan tenang dan menunggu bagian selanjutnya.

Akhirnya, ketika kegiatan atau pelajaran selesai, hal tersebut membantu jika guru bisa menyediakan
beberapa jenis penutupan-rangkuman dari apa yang terjadi, kemungkinan-kemungkinan, atau
prediksi dari apa yang akan dilakukan pada pelajaran selanjutnya. Kadang-kadang, guru menemukan
sendiri suatu masalah ketika bel berbunyi, tapi ini ketidakberuntungan, karenanya meninggalkan
masalah yang tak terselesaikan di kemudian hari, dan sebuah pengertian yang tak lengkap. Hal
tersebut lebih baik kalau pelajaran ditutup secara sukses.

Bagaimana susunan kursi yang terbaik dalam kelas


Dalam ruang kelas di seluruh dunia, siswa duduk secara berbaris. Kadang-kadang, kursi mereka
mempunyai potongan kayu kecil di salah satu pegangan sebagai permukaan untuk menulis. Kadang-
kadang, siswa memerlukan meja di depan mereka. Hal tersebut tak tidak diketahui untuk
menemukan kursi yang terbaut di lantai. Di bagian depan dalam setiap ruang kelas, seringkali ada
podium tinggi ( jadi semua siswa bisa melihatnya), tempat berdirinya guru. Sebaliknya, ada institusi
dimana kamu dapat menemukan siswa duduk dalam sebuah lingkaran besar mengelilingi dinding
ruang kelas. Atau kamu pernah melihat kelompok kecil yang bekerja dalam bagian yang berbeda
dalam ruangan. Kadang-kadang, mereka tersusun dalam bentuk sepatu kuda mengelilingi guru.
Kadang-kadang, hal tersebut tidak mengetahui secara nya dengan segera siapa gurunya.

Secara jelas, kita sedang melihat sejumlah dari beberapa pendekatan berbeda dalam penyusunan
berbeda dari kursi dan meja dan ini menimbulkan sejumlah pertanyaan. Apakah sekolah memakai
sebuah variasi perencanaan tempat duduk progresif atau sederhana saja, sebagai contoh? Apakah
ada sesuatu yang pada hakikatnya atasan meneguhkan penyusunan tempat duduk-atau apakah
setiap kelas merupakan produk tradisional yang bersifat ortodoks? Apakah merupakan salah satu
jenis penyusunan tempat duduk yang lebih baik daripada yang lain? Apa keuntungan dari masing-
masing penyusunan tersebut? Diskusi selanjutnya mengenai variasi penyusunan.

Orderly rows: ketika siswa duduk berbaris dalam ruang kelas, ada beberapa keuntungan nyata. Hal
tersebut maksudnya guru bisa memandang jelas semua siswa dan siswa dapat melihat guru
seluruhnya-dengan kata lain mereka saling bertatap muka. Hal tersebut membuat pembelajaran
mudah, guru dapat langsung melakukan kontak mata dengan orang yang diajak bicara. Hal tersebut
juga memudahkan pendisiplinan karena hal tersebut mempersulit untuk berbuat kacau ketika kamu
duduk dalam barisan. Jika ada lorong berjalan dalam ruang kelas, guru mudah dalam berjalan atau
mundur membuat bisa bertatap secara pribadi dengan seorang siswa dan melihat apa yang
dilakukannya.

Orderly rows menganjurkan secara tidak langsung pada guru bekerja dengan keseluruhan kelas.
Beberapa kegiatan terutama cocok untuk jenis organisasi ini : menjelaskan pokok-pokok grammar,
menonton video, menggunakan papan, memperlihatkan teks pada transparan yang menampilkan
sebuah paragraph misalnya. Hal tersebut juga berguna ketika siswa terlibat dalam jenis praktik
bahasa tertentu (sebagaimana kita lihat pada chapter 6). Jika semua siswa fokus pada tugas, seluruh
kelas memperoleh pesan yang sama.

Ketika guru bekerja pada keseluruhan kelas yang duduk menggunakan orderly rows. Hal tersebut
amat penting untuk meyakinkan bahwa mereka tetap dalam hubungan dengan siswa dan mereka
menjaga setiap orang terlibat. Jadi, jika mereka mengajukan pertanyaan pada siswa/kelas, mereka
harus ingat untuk menanyakan kembali. Satu pertanyaan saja tentunya daripada hanya yang terdekat
mereka. Mereka harus bergerak berkeliling sehingga mereka bisa melihat semua siswa untuk
memperoleh reaksi apa yang yang terjadi.

Satu trik yaitu banyak guru memakai hal tersebut untuk menjaga tebakan siswa. Terutama guru
perlu mengajukan satu pertanyaan perseorangan. Hal tersebut penting bahwa siswa tidak harus
melakukan sesuai peraturan, siswa setelah siswa, garis per garis. Cara tersebut, prosedur tersebut
menjadi membosankan dan siswa tahu ketika mereka akan bertanya dan sekali hal ini terjadi mereka
tidak akan bertanya lagi. Hal tersebut lebih baik untuk bertanya kepada siswa di semua bagian
ruangan secara acak. Hal tersebut menjaga setiap orang mendapat pertanyaan.
Di banyak ruang kelas di dunia, guru bertemu dengan kelas berisi 40 sampai 200 siswa dalam satu
waktu. Dalam keadaan tersebut, orderly rows merupakan yang terbaik atau satu-satunya solusi.

Lingkaran dan tapalkuda: di kelas kecil, banyak guru dan siswa lebih memakai lingkaran dan
tapalkuda. Pada tapalkuda, guru akan mungkin pada pembukaan akhir susunan selama hal tersebut
baik berada di papan, OHP dan atau tape perekam diletakkan. Dalam sebuah lingkaran, posisi guru-
dimana papan diletakkan-kurang dikuasai.

Kelas yang disusun dalam bentuk lingkaran sungguh membuat pernyataan kuat tentang apa yang
guru dan siswa percayai. Meja bundar di legenda Raja Arthur dibuat secara khusus olehnya jadi
bahwa bukan pendapat tentang siapa yang lebih penting dari siapa-dan hal tesebut tesebut termasuk
raja sendiri ketika mereka rapat. Jadi seperti halnya di ruang kelas. Dengan semua orang yang
berada di ruangan duduk yang berbentuk lingkaran, ada sebuah perasaan yang akrab dalam
persamaan dari pada saat guru berdiri di bagian depan. Hal ini sungguh tidak benar dari bentuk
lingkaran dimana guru sering berada di posisi tengah, tapi disini guru mempunyai banyak
kesempatan untuk lebih dekat ke siswa.

Jika, oleh karena itu, guru percaya akan mengecilkan rintangan antara dirinya dan siswanya. Jenis
susunan duduk ini akan membantu. Ada beberapa keuntungan juga, terutama yang nyata bahwa
semua siswa dapat saling melihat satu sama lain. Dalam ruang kelas orderly rows, kamu harus
berkeliling-hal tersebut kenapa jadi jauh dari guru-jka kamu ingin bertatap muka dengan seseorang
dibelakangmu. Dalam lingkaran atau tapal kuda, tak ada terjadi gangguan. Dengan demikian ruang
kelas bukan sekedar tempat keakraban dan peluang siswa untuk mengungkapkan perasaan dan
informasi melalui percakapan, tatap muka atau ungkapan gerak badan (menaikkan alias, mengangkat
bahu dan lain-lain) adalah jauh lebih baik.

Pemisahan meja: sam halnya lingkaran dan tapal kuda terlihat agak formal disajikan ke kelas dimana
siswa dududk dalam kelompok kecil pada sebuah meja. Di dalam kelas tersebut kamu mungkin
melihat guru berjalan berkeliling memeriksa pekerjaan siswa dan membantu jika mereka mengalami
kesulitan-beri saran pada siswa yang ada pada meja tersebut, atau jelaskan sesuatu kepada siswa
yang berada pada meja pojok.

Ketika siswa duduk dalam kelompok kecil pada sebuah meja, suasana di dalam kelas lebih kurang
secara hirarki daripada susunan lainnya. Hal tersebut lebih memudahkan guru untuk bekerja pada
satu meja saat yang lain sibuk dengan pekerjaannnya sendiri. Hal tersebut lebih kurang seperti guru
dan siswa dan lebih seperti tanggung jawab orang dewasa dalam pembelajaran.

Bagaimanapun, susunan tersebut bukan tanpa masalah. Pertama, beberapa siswa mungkin tidak
ingin selalu bersama dengan teman kelompoknya yang ada, pilihan mereka mungkin berubah setiap
saat. Kedua, hal tersebut “keseluruhan kelas” mengajarnya sulit, karena siswa lebih tersebar dan
terpisah.

Tujuan kedudukan siswa kebanyakan tergantung gaya dari guru atau institusi dimana pembelajaran
dilakukakan. Banyak guru lebih suka berulang menyusun kelasnya jadi mereka tidak selalu terlihat
berbaris dan barisan dengan tampilan yang membosankan. Dimana secara fisik memungkinkan-
syarat-syarat perabotan, sebagai contoh-ada beberapa sesuatu mereka dapat lakukan untuk
mencapai ini seperti yang akan kita lihat pada sesi berikutnya.

Pengelompokan siswa seperti apa yang dapat digunakan guru


Apapun susunan tempat duduk di dalam ruang kelas, siswa dapat diatur dalam cara yang berbeda-
beda: mereka dapat bekerja sebagai keseluruhan kelas, dalm kelompok, berpasangan, atau secara
sendiri-sendiri.

Keseluruhan kelas: seperti yang sudah kita lihat, ada beberapa kesempatan ketika seorang guru
bekerja dengan semua siswa secara keseluruhan merupakan tipe terbaik dalam pengorganisasian
kelas. Bagaimanapun, ini tidak selalu berarti keududukan kelas berbentuk orderly rows (susunan
secara berbaris); apapun susunan kedudukannya, guru bisa membuat siswa fokus padanya dan
mengaturnya.

Bekerja berkelompok dan bekerja berpasangan:hal ini menjadi sangat popular dalam pembelajaran
bahasa karena mereka terlihat mempunyai banyak keuntungan. Bekerja berkelompok adalah sebuah
kegiatan bekerjasama: lima siswa, mungkin, mendiskusikan sebuah topik, melakukan sebuah
permainan peran, atau memecahkan masalah. Dalam kelompok, siswa cenderung untuk
berpartisipasi lebih sama-sama; dan mereka juga lebih bisa untuk mencoba dan menggunakan
bahasa daripada saat mereka berada pada susunan kelas menyeluruh.

Bekerja berpasangan mempunyai keuntungan yang sama. Hal tersebut secara matematik menarik
jika tak ada yang lain, saat siswa dipasangkan dan mulai bekerja dalam suatu masalah atau
berbincang tentang sesuatu, kebanyakan dari mereka akan melakukan kegiatan daripada guru
bekerja pada keseluruhan kelas, dimana hanya satu siswa berbicara pada satu waktu.

Keduanya, bekerja berpasangan dan berkelompok memberikan siswa kesempatan untuk kebebasan
yang besar. Karena mereka berkerja bersama-sama tanpa kontrolan guru, mereka belajar mengambil
keputusan sendiri, mereke memutuskan bahasa apa yang digunakan untuk melengkapi sebuah tugas
tertentu dan mereka bisa bekerja tanpa tekanan dari seluruh kelas yang mendengarkan apa yang
mereka lakukan. Keputusan secara kooperatif datang, tanggung jawab diberikan.

Keuntungan yang besar lainnya dari bekerja berkelompok dan berpasangan (tapi khususnya
berkelompok) adalah bahwa mereka memberikan guru kesempatan untuk berkerja secara individu
dengan siswa. Saat kelompok A dan C sedang mengerjakan tugas, guru dapat menggunakan
waktunya ke kelompok B yang memerlukan perhatian khusus.

Keduanya, berkelompok atau berpasangan bukan tanpa masalah. Seperti halnya dengan “susunan
pemisahan meja” tempat duduk, siswa mungkin tidak terlihat seperti orang yang dikelompokkan
atau dipasangkan. Di kelompok atau pasangan mana saja, satu siswa mungkin menguasai saat yang
lain berdiam. Di kelas yang sulit, berkelompok mungkin memberanikan siswa menjadi pengganggu
daripada berada di sebuah pengaturan keseluruahn siswa dan khususnya di sebuah kelas yang siswa
memberikan bahasa utama(bahasa ibu) yang sama, mereka mungkin kembali pada bahasa utamanya,
lebih baik daripada bahasa inggris, ketika guru tidak bekerja(belajar) dengan mereka.

Terlepas dari berkelompok dan berpasangan, alternatif lain untuk pembelajaran pada seluruh kelas
adalah berkerja sendiri.

Bekerja sendiri: ini mempunyai beberapa keuntungan: membiarkan siswa untuk bekerja sesuai
kecepatannya, memungkinkannya untuk berpikir, membiarkannya, secara singkat, menjadi sendirian.
Hal tersebut sering memberikan keringanan dari pusat kelompok alami dari banyak pembelajaran
bahasa. Selama saat bekerja sendirian dilakukan, siswa dapat santai dengan wajah biasa dan kembali
untuk mempertimbangkan keperluan dan kemajuannya.
Seberapa banyak guru memakai bekerja berkelompok, berpasangan atau sendirian tergantung pada
keluasan penguasaan gaya guru dan pilihan siswa. Apakah sebenarnya siswa senang berkerja
berpasangan? Apakah yang mereka dapat peroleh darinya? Apakah keuntungan dari berkelompok –
bekerjasama, keterlibatan, otonomi – lebih banyak daripada keuntungan dari kelompok keseluruhan
kelas – kejelasan, potensi secara dramatik, pengontrolan guru? Apakah siswa bekerja dengan
sungguh-sungguh selala sesi bekerja sendiri-sendiri?

Guru yang baik adalah bisa menggunakan berbagai kelompok kelas untuk berbagai kegiatan. Saat
mereka melakukan ini, mereka mengawasi yang mana lebih sukses dan untuk apa, jadi mereka dapat
selalu mencari untuk jadi lebih efektif.

Bagaimana guru mengevaluasi sukses atau gagal pelajaran yang diajarkannya

Semua guru, tahukah pada awal karir mereka atau setelah beberapa tahun mengajar, perlu menjadi
bisa untuk mencoba kegiatan dan teknik baru. Hal tersebut penting untuk membuka ide-ide baru
dan menerapkan di kelas.

Tetapi percobaan akan menjadi sesuatu yang sedikit berguna kita bisa mengevaluasi kegiatan ini.
Apakah mereka sukses? Apakah siswa senang? Apakah ada yang mereka bisa dipelajari darinya?
Bagaimana bisa kegiatan dapat berubah untuk membuatnya lebih efektif lain waktu?

Satu cara untuk memperoleh umpan balik adalah bertanya pada siswa pertanyaan sederhana seperti
“apakah kamu suka latihan itu? apakah kamu menemukan manfaatnya?” dan lihat apa yang
dikatakan mereka: tapi tidak semua siswa akan mendiskusikan topic seperti ini di kelas. Hal tersebut
lebih baik menyuruh mereka untuk menulis jawabannya dan mengambilnya.

Cara lain untuk memperoleh reaksi pada teknik baru adalah mengundang seorang teman/rekan ke
dalam kelas dan bertanya padanya untuk meneliti apa yang terjadi dan memberikan saran
setelahnya. Pelajaran tersebut bisa juga divideokan

Secara umum, hal tersebut merupakan ide yang bagus untuk memperoleh reaksi siswa terhadap
pelajaran, dan aspirasi mereka tentangnya, secara jelas. Banyak guru menganjurkan siswa untuk
mengatakan apa yang mereka rasakan tentang pelajaran dan bagaimana mereka piker tentang
perkuliahan yang berlangsung. Cara sederhana untuk melakukan ini adalah menyuruh siswa
bertindak jujur, sebagai contoh, tulis dua hal yang mereka inginkan dan dua hal yang tidak mereka
inginkan. Jawaban yang kamu peroleh mungkin membuktikan suatu keberhasilan untuk memulai
diskusi dan kamu akan kemudian mampu untuk merubah apa yang terjadi di kelas, jika kamu pikir hal
tersebut tepat, sesuai dengan perasaan siswa. Perubahan serupa akan sangat mempertinggi
kemampuan guru dalam mengatur kelas.

Manajer guru yang baik juga perlu menilai seberapa baik proses kemajuan siswa. Hal ini bisa selesai
melalui berbagai ukuran termasuk tugas pekerjaan rumah, kegiatan berbicara yang guru nilai dari
partisipasi setiap siswa, dan tes frekuensi kecil kemajuan. Guru yang baik menjaga sebuah rekaman
prestasi siswanya jadi mereka selalu tahu bagaimana mereka memperolehnya. Hanya jika guru
menjaga jenis rekaman kemajuan serupa yang bisa mereka lihat ketika belajar dan pembelajaran
sudah atau belum sukses.

Kesimpulan

Di chapter ini kita memperoleh :


Mendidkusikan kehadiran guru, dikatakan bahwa kita harus membalas perhatian dengan kedekatan
kita pada siswa, berpikir bagaimana seberapa banyak kita bergerak berkeliling kelas, dan
mempertimbangkan ketepatan kebiasaan kita secara umum.

Dikatakan bahwa guru perlu berhadapan dengan siswanya, terutama kontak mata

Mendikusikan kenyataan bahwa guru memerlukan suara yang jelas dan dapat didengar tanpa
berteriak dalam cara yang tidak disetujui and memberikan tekanan untuk keperluan tujuan yang
bervariasi guru menggunakan suaranya. Kegiatan yang berbeda menggunakan suara yang berbeda
dan variasi menggunakan suara membuat kelas lebih menarik.

Disebutkan bahwa hal tersebut penting bagi guru utnuk menjaga suara, tentu saja instrumennya
yang sangat penting.

Ditekankan bahwa guru perlu menandai bagian dan merubah kegiatan secara jelas jadi siswa tahu
apa yang sedang terjadi. Kita katakana bahwa guru yang sukses tahu bagaimana memulai kelas dan
juga tahu bagaimana menutupnya jadi terasa lengkap.

Lihat berbagai cara dari penyusunan kelas secara fisik, dari berbaris sampai pemisahan meja.

Mediskusikan penggunaan dari ruang kelas “berdasarkan barisan” dan dikatakan bahwa guru perlu
selalu tahu apa yang sedang terjadi dan meliputi semua siswa di situasi yang serupa.

Disarankan bahwa lingkaran, tapal kuda, dan terutama, pemisahan meja, membuat kelas kurang
besar dan guru menguasai, mengakui bahwa barisan dipakainya dan susunan yang lain bukan tanpa
kekurangan.

Dilihat pada cara guru mengelompokkan siswa: seluruh kelas, berkelompok, berpasangan, sendiri-
sendiri. Kita mengakui keuntungan dari berkelompok dan berpasangan dan setiap kali ketika bekerja
sendiri-sendiri datang sebagai keringanan besar bagi siswa. Pembelajaran seluruh kelas, secara
ektrims bermanfaat pada keadaan tertentu.

Dikatakan bahwa guru perlu mencoba teknik baru dan itu penting sekali, mereka perlu
mengevaluasinya juga. Pada kenyataan, mereka perlu mampu menemukan apakah siswa
menemukan manfaatnya dan/atau menyenangkan. Kami menampilkan cara untuk melakukan ini.

Diselesaikan dengan saran bahwa guru dapat memakai berbagai maksud untuk menjaga jejak
kemajuan siswanya-merupakan bagian penting dari manajemen kelas.

You might also like