Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Disusun Oleh :
MUHAMMAD CHAIRI DARMANSYAH
03.03.2908
LAPORAN SKRIPSI
Disusun Oleh :
MUHAMMAD CHAIRI DARMANSYAH
03.03.2908
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
ii
HALAMANPENGUJI
Disusun Oleh :
MUHAMMAD CHAIRI DARMANSYAH
03.03.2908
Skripsi ini telah dipresentasikan dan dipertahankan dihadap Tim Dosen Penguji
Yogyakarta, 10 Maret 2010
Tim Penguji
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi tuhan semesta alam atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir. Tugas akhir merupakan
syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan studi jenjang S-1 pada jurusan
Pada kesempatan yang baik ini, kami ingin menyampaikan penghargaan dan
2. Bapak Ir. Sudarsono. MT, selaku Rektor institut sains & teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
3. Bapak Muhammad Soleh. ST. MT, selaku ketua dekan fakultas teknologi
4. Bapak Ir. Toto Rusianto, MT, selaku ketua jurusan teknik mesin institut
5. Bapak Ir. Sugiarto, Ps, selaku dosen pembimbing Itugas akhir, atas semua
6. Bapak Ir. Hary Wibowo, MT, selaku dosen pembimbing IItugas akhir,
iv
Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi
pembaca pada umuumnya. Saran dan kritik yang membangun demi kemajuan
Penyusun
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
HALAMAN PENGUJIAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
ABSTRAK .......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah..................................................................................... 2
1.4. Tujuan Tugas Akhir ............................................................................... 2
1.5. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 3
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................ 3
vi
2.4.1. Kepala Silinder dan Blok Silinder................................................. 15
2.4.2. Piston ............................................................................................. 16
2.4.3. Mekanisme Katup ......................................................................... 18
2.5. Sistem Bahan Bakar ............................................................................... 19
2.6. Sistem Kelistrikan .................................................................................. 21
2.7. Knalpot ................................................................................................... 22
2.8. Sistem Pelumasan .................................................................................. 24
2.9. Sistem Pendinginan ................................................................................ 27
vii
4.6.1. Ukuran Utama Katup Masuk ........................................................ 76
4.2.2. Ukuran Utama Katup Buang ......................................................... 77
4.7. Poros Bubungan ..................................................................................... 79
4.7.1. Pergerakan Katup – katup ............................................................ 79
4.7.2. Poros Bubungan ............................................................................ 80
4.7.3. Ukuran Utama Poros Bubungan ................................................... 81
4.7.4. Ukuran Utama Poros Bubungan Katup Buang ............................. 83
4.7.5. Ukuran Utama Poros Bubungan Katup Hisap .............................. 85
4.8. Bahan Bakar ........................................................................................... 85
4.8.1. Perhitungan Karburator ................................................................. 86
4.9. Pelumasan .............................................................................................. 90
4.9.1. Jenis Minyak Pelumas ................................................................... 92
4.9.2. Perhitungan Kebutuhan Minyak Pelumas P
ada Sistem Pelumasan ................................................................... 93
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram P–V siklus ideal dan siklus aktual motor otto ............... 7
Gambar 2.13. Knalpot untuk sepeda motor empat tak (exhaust pipe system) .. 23
Gambar 2.14. Knalpot untuk sepeda motor dua Tak (Exhaust system) ............. 24
Gambar 3.1. Diagram P–V siklus ideal dan siklus aktual motor otto ............... 30
ix
Gambar 4.1.Bagian – bagian penting motor bakar ............................................ 41
Gambar 4.6. Dimensi ring piston : (A) ring kompresi, (B) ring oli................... 57
x
DAFTAR TABEL
xi
ABSTRAK
diameter silinder = 60,8 mm, volume langkah = 115 cc, bahan bakar = bensin
(gasoline)
Kata Kunci : Volume langkah, Motor bensin 4 langkah, Daya kuda, Konsumsi
bahan bakar spesifik
xii
BAB I
PENDAHULUAN
masyarat pada saat sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh karena nilai ekonomis
ataupun kepraktisan yang dihadirkan oleh sepeda motor tersebut . Nilai ekonomis
dapat kita lihat dengan harga sepeda motor yang relative terjangkau oleh
masyarakat dengan ekonomi menengah dan penggunaan bahan bakar yang relatif
nilai kepraktisan dapat kita lihat dengan lincahnya kendaraan bermotor roda dua
bila digunakan pada jalan raya yang padat. Sistem utama sepeda motor terdiri ,
system), sistem penerus daya (drive chain), sistem kelistrikan (electrical system),
sistem bahan bakar (fuel system), sistem utama/mesin (engine), dan sistem
aksesoris, hingga ke perubahan atau peningakatan kapasitas mesin. Pada saat ini
ada banyak pilihan kapasitas mesin yang disediakn oleh produsen masing –
masing merk, yaitu dari kapasitas mesin 100 cc – 250 cc dengan bebagai macam
1
2
1. Piston dan analisa piston crown dan piston skrit, dan mekanisme
penggeraknya (Batang piston, poros engkol), Ring piston, dan Pen Piston
2. Ulir pengikat
sebagai pengerak bus pariwisata, adapun bagian – baian yang dirancang mleiputi :
Perihitungan silinder meliputi : blok silinder, kepala silinder, dan silinder liner,
yang diangkut = 700 kg, posisi motor dibelakang, putaran mesin maksimal = 2648
rpm, daya mesin = 190 Hp, jumlah silinder = 6 buah, volume langkah = 7590,9
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
4
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
(oksigen) yang ada dalam cylinder, pembakaran ini akan menimbulkan panas dan
sekaligus akan mempengaruhi gas yang ada dalam cylinder untuk mengembang.
Motor bensin termasuk dalam motor bakar dengan klasifikasi sebagai berikut :
perbaikan mesin yang sejak semula dikenal sebagai motor Otto yang ciri khasnya
dilengkapi busi dan karburator. Busi menghasilakan loncatan api listrik yang
6
7
berikut:
pada udara
Siklus ideal dan siklus aktual yang terjadi pada motor bakar torak
Gambar 2.1 Diagram P–V siklus ideal dan siklus aktual motor otto
(Cengel& Boles. Thermodynamics An Engineering Approach, 1994: 375)
8
dengan empat langkah atau dua langkah. Untuk motorempat langkah sikluskerja
terjadi dengan empat langkah piston atau dua poros engkol. Adapun
langkahdalam siklus Otto yaitu gerakan piston dari titk puncak (TMA = Titik
Mati Atas) ke posisi bawah (TMB = Titik Mati Bawah) dalam silinder.Siklus
Keterangan gambar :
1–2 Proses kompresi secara isentropik
2–3 Proses penambahan kalor pada
volume konstan
Qin = m.Cp.(T3 - T2)
3–4 Proses kerja isentropic
Qout = m.Cv.(T4 - T1)
4–1 Proses pelepasan kalor pada volume konstan
peristiwa yang selalu berulang kembali mengikuti jejak yang sama dan kembali ke
semula dan membentuk rangkaian tertutup. Prinsip kerja motor bensin terdiri dari:
yaitu:
1. Langkah hisap (suction stroke). Dimana torak bergerak dari TMA (titk
tertutup. Campuran bahan bakar dan udara yang terhisap akan terkurung di
dalam silinder dan dimanpatkan atau dikompresi oleh torak yang bergerak
ke TMA. Akibat tekanan yang tinggi maka temperatur menjadi naik maka
kompresi.
Siklus kerja motor bensin empat langkah (4 Tak) ditunjukan oleh Gambar
Prinsip kerja motor dua langkah secara umum sama dengan motor empat
langkah, perbedaannya terdapat pada jumla gerakan piston, pada motor dua
langkah untuk menghasilkan satu langkah kerja dibutuhkan dua geakan piston
atau stu putaran poros engkol, adapun prinsip kerjanya sebagai berikut :
mendorong piston dari TMA (titk mati atas) Menuju TMB (titik mati bawah).
11
Lubang buang terbuka sehingga gas sisa pembakaran keluar (Proses Buang).
Lubang bilas Terbuka sehingga campuran bahan bakar dari ruang bilas akan
Kerjadian dibawah piston :Gerakan piston dari TMA (titk mati atas)
Menuju TMB (titik mati bawah) menyebabkan saluran masuk tertutup piston,
piston, campuran bahan bakar dengan udara dalam silinder akan dikompresi
bawah) Menuju TMA (titk mati atas) menyebabkan tekanan dalam karter
turun sehingga campuran bahan bakar dengan udara masuk kedalam karter
(Langkah Hisap)
berlangsung secara cepat antara oksigen dengan unsur yang mudah terbakar pada
bereaksi, yaitu bahan bakar, oksigen dan panas. Jika salahsatu komponen tersebut
tidak ada maka tidak akan timbul reaksipembakaran.Pembakaran yang baik akan
terjadi reaksi dengan oksigen membentuk karbon dioksida (CO2) dan air (H2O)
b b
C a H b + a + (O2 + 3,773N 2 ) → aCO2 + H 2 O + 3,773 a + N 2
b
4 2 4
18 18
C8 H 18 + 8 + (O2 + 3,773 N 2 ) → 8CO2 + H 2 O + 3,773 8 + N 2
18
4 2 4
Dengan perbandingan antara berat bahan bakar (mfuel) dan berat udara
(mair) teoritis yang terjadi pada proses pembakaran diatas adalah sebagai berikut
mair m fuel
AFRthe = dan FARthe =
m fuel mair
13
FARthe = 0,056 − 0,083 .Bilangan oktan adalah bilangan yang menyatakan berapa
persen volume iso-oktana dalam campuran yang terdiri dari iso-oktana dan
bakar tersebut.Dalam reaksi premium (C8H18) dianggap terdiri atas oktan murni
dan berbentuk gas dengan komposisi 84,1 % C dan 15,9 % H, dan berat molekul
premium adalah 114,15.Proses pembakaran yang terjadi pada reaksi kimia diatas
pembakaran piston turun dan bekerjasangat cepat karena adanya tekanan yang
tersebutmengandung N2, CO2, NO2, HC yang tidak terbakar dan senyawa lainnya.
Proses pembakaran yang sebenarnya tidak semua energi yang dikandung dalam
bahan bakar dapat dirubah menjadi energi panas, selanjutnya energi panas yang
silinder oleh piston untuk memperoleh pembakaran dan daya dorong yang
Sistem penyalaan bahan bakar tersebut dilakukan oleh suatu mekanisme yang
telah di sesuaikan dengan mampu nyala bahan bakar. Pembakaran terjadi di ruang
bakar oleh busi yang memercikkan bunga api selanjutnya api membakar
campuran bahan bakar marambat keseluruh ruang bakar dengan kecepatan tetap.
Besarnya kecepatan ini biasanya antara 1,7 sampai 4,5 meter tiap detik dan
ada waktu yang diperlukan antara saat cetusan api dari busi dengan saat awal
masyarat pada saat sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh karena nilai ekonomis
ataupun kepraktisan yang dihadirkan oleh sepeda motor tersebut . Nilai ekonomis
dapat kita lihat dengan harga sepeda motor yang relative terjangkau oleh
masyarakat dengan ekonomi menengah dan penggunaan bahan bakar yang relatif
kepraktisan dapat kita lihat dengan lincahnya kendaraan bermotor roda dua bila
Sistem utama yang umum membangun sebuah mesin pada sepeda motor
terdiri dari berbagai sistem yang saling mendukung satu sama lainnya, adapun
15
sistem tersebut yaitu: Sistem bahan bakar, sistem kelistrikan, sistem utama/mesin,
Cylinder head atau kepala silinder adalah bagian dari mesin dan masuk
kedalam sistem utama atau engine, dimana pada motor dua langkah bagian ini
terdapat combustion chamber (ruang bakar) dan lubang busi. Sedangkan pada
motor empat langkah terdapat tambahan saluran masuk dan saluran buang. Nama
Squish yaitu bidang datar pada sisi terluar ruang bakar pada cylinder head
tempat terjadinya pembakaran. Nat adalah celah (clearence) antara bibir cylinder
dan squish area. Bentuk cylinder headdanblock cylinder untuk sepeda motor
Ketererangan Gambar :
2.4.2 Piston
Piston berada pada bagian utama sebuah mesin, piston bergerak turun dan
naik dalam cylinder. Piston berfungsi membentuk ruang bakar pada bagaian atas
piston, memutar poros engkol melalui stang piston (connecting rod), dan pada
17
motor dua langkah (2 tak) berfungsi sebagai katup yang bertugas membuka dan
menutup lubang – lubang (port) pada cylinder block. Piston bisa juga disebut
torak, selalu menerima temperatur dan tekanan pembakaran yang tinggi, dan
bergerak terus menerus dengan kecepatan yang tinggi. Dengan kondisi kerja yang
dialami oleh piston, maka bahan yang akan dibuat piston harus memenuhi beberpa
persyaratan, yaitu :ringan kuat, kokoh, tahan aus dan tahan terhadap temperatur
yang tinggi, untuk memenuhi syarat seperti diatas bahan piston dapat dipakai
adalah besi tuang atau paduan alumunium (aluminum alloy). Kondisi kerja pada
Adapun beban kerja pada piston berasal dari :beban yang berasal dari panas
berbentuk datar tetapi ada juga kepala kepala piston yang berbentuk cebung, pada
badan piston terdapat alur sebagai tempat memasang cincin piston, bentuk piston
Lubang Pena
Piston Skirt
Keterangan Gambar :
16. Piston
dan bahanbakar masuk silinder (katup masuk) atau sebagai laluan gas sisa
Sistem bahan bakar sepeda motor didukung oleh dua sistem utama, yaitu
:saluran bahan bakar (fuel line), dan karburator (carburator). Saluran bahan bakar
dan karburator pada sepeda motor ditunjukan oleh gambar dibawah ini
proses pencampuran antara bahan bakar dan udara. Hasil dari proses pencampuran
bahan bakar udara harus homogen mungkin sehingga setelah masuk silinder dan
dua bagian yaitu ruang pencampur (mixing chamber) dimana bahan bakar
tengah venturi akan mengeluarkan bensinpada saat motor berada di atas putaran
motor
Throttle dihubungkan dengan pedal akselerasi atau pedal gas yang terletak
Katup choke terletak di atas venturi dan berfungsi mengatur jurnlah udara yang
21
valve). Bensin yang diterima dari pompaditampung pada ruang pelampung dan
tekanan ini udara akan mengalir kedalam silinder melalui saringan udara,
karburaotr dan intake manifold. Bila udara tersebut mengalir pada saluran yang
sehingga bensin keluar melalui main nozzle. Kemudian bensin tadi tertiup oleh
arus udarayang deras dan terjadilah penguapan. Campuran udara bahan bakar
yang telah menguapini terus masuk ke dalam silinder. Prinsip kerja karburator ini
digunakan di rumah.
stater. Sistem pengapian hanya terdapat pada motor bensin, adapun fungsi dari
bunga api diantara elektroda busi , sehingga campuran bahan bakar dengan udara
22
sempurna walupun dengan kecepatan mesin yang berubah – ubah, skema sistem
bekas yang dikumpulkan dari dalam silinder-silinder. Exhaust system ini terdiri
dari exhaust manifold, exhaust pipe (pipe buang), dan muffler (peredam suara).
buang (exhaust pipe). Exhaustmanifold ini dipasangkan pada tiap exhaust port
yang terdapat pada setiap silinder. Gas buang yang keluar dari motor masih
masih pula terkandung panas sebesar 35 ~ 39%dan gas hasil pembakaran, Bila
pada tekanan dan suhu yangn tinggi langsung dibuang keatmosfir, maka ekspansi
yang mendadak dari gas tersebut akan menimbulkan ledakanyang keras. Untuk
23
mencegah hal ini maka gas buang disalurkan melalui muffler agartekanan dan
suhunya turun sehingga ledakan keras tadi tidak akan terjadi. Bentuk dan ukuran
knalpot yang digunakan untuk sepeda motor empat tak berbeda dengan bentuk
dan ukuran knalpot dua tak. Pada knalpot empat tak terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu : pipa primer, pipa kolektor, pipa ekor. Sedangkan pada knlpot untuk
sepeda motor dua tak terdiri dari komponen – komponen sebagai berikut : pipa
Gambar 2.13 Knalpot untuk sepeda motor empat tak (exhaust pipe system)
(Yamaha Genuine Part & Accessories, Part catalogue T105SE:13)
24
Gambar 2.14 Knalpot untuk sepeda motor dua Tak (Exhaust system)
(Yamaha Genuine Part & Accessories, Part catalogueV110E(4WHH):13)
Semua elemen mesin yang terbuat dari logam akan bergerak relatif antara
satu dengan lainnya dapat mengalami hambatan yang besar karena gesekan
permukaan. Karena hal tersebut, fungsi pelumas menjadi sangat penting. Dengan
pelumasan dapat dihindari kontak langsung dari dua bagian logam mesin yang
sehingga antara bagian satu dan lainnya seperti tidak bersentuan. Kondisi akan
menimbulkan gaya gesek yang kecil antara komponen mesin. Secara garis besar
dansilinder.
sistem pelumasan.
cara yaitu dengan cara percikan (splash), tekanan (force feed), gabungan dari
percikan serta tekanan, yang terakhir adalah pelumasan campur bahan bakar
1. Sistem percikan. Minyak lumas akan terbawa oleh batang spoon atau dipper
minyak lumas sangat sulit melalui celah-celah yang sempit. Oleh karenanya
sistem ini bahwa semua bagian-bagian pada mesin dapat dilumasi dengan
baik. Kerugiannya jika pompa minyak rusak, maka sistem ini tidak dapat
bekerja.
3. Sistem kombinasi percikan dan tekanan. Dalam sistem ini dipergunakan kedua
Sistem campuran bahan bakar pelumas. Sistem ini dipakai pada motor dua
antara silinder dan piston pada waktu mesin bekerja.Kerugiannya adalah pelumas
Mesin bensin merupakan mesin panas yang mengubah energi kimia bahan
energi yang akan digunakan untuk menjalankan kendaran. Tidak semua energi
dapat diubah menjadi energi berguna, tetapi hanya kira-kira 25% digunakan
sebagai tenaga penggerak, sebagian lainnya sekitar 45% hilang terbawa gas buang
dan hilang akibat gesekan-gesekan, sedangkan sisanya kira-kira 30% diserap oleh
bagian-bagian mesin itu sendiri. Panas yang diserap ini harus segera dibuang
untuk menghindari panas yang berlebihan yang dapat pula mengakibatkan mesin
menjadi retak dan terjadi kegagalan operasi mesin.Untuk itu sistem pendinginan
dimaksudkan untuk mengatasi keadaan tersebut. Selain itu juga untuk memelihara
suhu yang tetap dalam mesin, sebab mesin yang terlampau dingin akan
mesin dibagi menjadi dua, yaitu dengan pendinginan air dan pendinginan udara.
seperti ditunjukan oleh Gambar 2.17 dan Gambar 2.18 dibawah ini.
berikut :Fluida kerja dari awal proses hingga akhir proses, panas jenis dianggap
dan dinding silinder, sifat-sifat kimia fluida kerja tidak berubah selama siklus
dengan motor empat proses.Siklus ideal dan siklus aktual yang terjadi pada motor
Gambar 3.1 Diagram P–V siklus ideal dan siklus aktual motor otto
(Cengel & Boles 1994: 375)
thermodinamika yang terjadi pada motor bensin, yaitu : Proses hisap, proses
30
31
Pada siklus Otto atau siklus volume konstan, proses pembakaran terjadi
pada volume konsta. Siklus ideal pada kerja motor bensin ditunjukan oleh
sebagai berikut :
bergerak menuju top dead center (TDC) mengkompresikan udara sampai volume
Proses 2 – 3 : Pemasukan kalor pada volume konstan, piston sesaat pada TDC
piston turun menuju BDC, energi dilepaskan disekeliling berupa internal energi,
Proses 4 – 1 : Proses pelepasan kalor pada volume konstan, piston sesaat pada
BDC dengan menstransfer kalor ke sekeliling dan kembali meproses awal pada
titik awal.
32
masuk terbuka, Campuran bahan bakar dengan udara yang telah tercampur di
dalam karburator masuk dan dihisap de alam cylinder.Saat torak berada di TMB
katup masuk akan tertuup.bahan bakar dan udara dihisap masuk kedalam silinder
TMA, Katup masuk dan katup buang kedua-duanya tertutup sehngga gas yang
telah dihisap tadi tidak dapat keluar pada waktu di tekan oleh torak, yang
perhitungannya meliputi :
1971 : 27) :
p a = (0,85 − 0,95)p o
Dipilih 0,90
To + ∆t ∞ + γ r Tr
Ta =
1+ γr
To + ∆t ∞ + γ r Tr 30 + 20 + (0,03 × 727 )
Maka : Ta = =
1+ γr 1 + 0,03
Ta = 71,81 C = 344,81 K
ε.p a .To
ηch =
(ε − 1)p sc (Ta × 1 + γ r )
Dengan : ε = Perbandingan kompresi (6 – 11) = 9
p c = p a ε n1
Tc = Ta ε n1−1
Torak bergerak dari TMB ke TMA, Katup masuk dan katup buang kedua-
duanya tertutup sehngga gas yang telah dihisap tadi tidak dapat keluar pada waktu
di tekan oleh torak, yang mengakibakan tekanan akan naik sambil mengeluarkan
panas. Beberapa saat sebelum torak mencapai TMA busi mengeluarkan percikan
bunga api listrik. Gas/bahan bakar yang telah mencapai tekanan tinggi tadi
terbakar. Akibat pembakaran bahan bakar tadi, tekanannya akan naik menjadi
Q1 = 9,530 kcal
kg
3. Jumlah mol udara teoritis yang diperlukan untuk membakar 1 mol bahan bakar
(Heywood,1988: 70) :
L o = 28,96 L'o
L
α= → L = α × L′o
L′o
H O
M g = αL'o + + mol
4 32
0,145 0
M g = 0,5487 + + mol
4 32
0,145
M g = 0,5487 + = 0,5849 mol
4
36
7. Total volume gas hasil pembakaran setiap 1 kg bahan bakar ( Petrovsky, 1971
: 39) :
3
Vg = 24,4M g m
kg bahan bakar
3
Vg = 24,4 × 0,5849 = 14,27 m
kg bahan bakar
∆M
µo = 1 +
αL'o
H O 0,145
Dengan : ∆M = + = = 0,03625 mol
4 32 4
0,03625
Maka : µo = 1 + = 1,066
0,5487
1971 : 40) :
µ o + γ r 1,066 + 0,03
µ= = = 1,065
1+ γr 1 + 0,03
10. Kapasitas panas rata – rata campuran udara dengan gas buang ( Petrovsky,
1971 : 48) :
(m Cv )mix = A + BTc
11. Kapasitas panas rata – rata gas hasil pembakaran ( Petrovsky, 1971 : 48) :
(m Cv )g = A g + B g Tz
A g = v CO 2 A CO 2 + v H 2O A H 2O + v N 2 A N 2 + v O 2 A O 2
B g = v CO 2 B CO 2 + v H 2O B H 2O + v N 2 B N 2 + v O 2 B O 2
12. Temperatur akhir pembakaran pada proses tekanan konstan ( Petrovsky, 1971
: 46) :
ξzQl
+ (m Cp )mix Tc = µ(m Cp )g Tz
αL o (1 + γ r )
'
Q l = 9530
0,90 × 9530
+ 4,96052 × 666,58 = 1,065 × (5,47753 + 0,00074 × Tz ) × Tz
0,53760(1 + 0,03)
38
− b ± b 2 − 4ac
Maka : Tz =
2a
− 5,83356 ± 93,28
Tz =
0,0015762
Tz = 2426,47 K
13. Tekanan akhir pembakaran pada proses tekanan konstan ( Petrovsky, 1971 :
50):
Tz
p z = p cµ
Tc
2426,47
p z = 15,66 × 1,065 × = 60,71 kg 2
666,58 cm
Proses ekspansi, saat ini kedua katup masih dalam keadaan tertutup. Gas
yang terbakar tadi dengan temperatur dan dengan tekanan yang tinggi akan
mengembang kemudian menekan dan memaksa torak turun ke bawah (dari TMA
gerak/mekanis. Tenaga ini di salurkan melalui batang penggerak dan oleh poros
Tz
Tb =
δ n 2−1
2426,47
Maka : Tb = = 1463,85 K
91, 23−1
pz 60,71 kg
pb = → p b = 1, 23 = 4,069
δ n2
9 cm 2
kg/cm2 yang merupakan tekanan rata-rata yang bekerja pada piston selama
pc 1 1 1 1
p it = λ1 − n 2−1 − 1 − n1−1
ε −1 δ n 2 − 1 ε n1 − 1
pz
Dengan : p z = λp c → λ =
pc
15,66 60,71 1 1 1 1
Maka : p it = 1 − 1, 23−1 − 1 − 1,30−1
9 − 1 15,66 9 1,23 − 1 9 1,30 − 1
p i = ϕ p it
p e = ηm p i
Fi
F=
ηm
η ch p o
Dengan : Fi = 318,4
p i αL'o To
86 × 1
Fi = 318,4 = 0,0459 kg
11,26 × 0,5487 × 303 hp jam
0,0468
Maka : F = = 0,0589 kg
0,78 hp jam
Fh = FN b
silinder, blok silinder, ulir pengikat, dan analisa kekuatan materilannya), piston
dan kelengkapannya (pen piston, ring piston, dan kekuatan materialnnya), batang
penggerak (conecting rod), poros engkol, dan mekanisme katup. Adapun susunan
mekanik, dan untuk tujuan ini piston bergeak tranlasi memamafatkan campuran
udara dan baha bakar. Kerapatan campuran udara dan baha bakar dalam silinder
41
42
dijamin oleh cincin torak torak yang bergerak sesuai dengan gerakan torak.
bertekanan dengan suhu yang tinggi, sehingga silinder harus mempunyai syarat
memiliki koefisien muai rendah, tahan aus dan korosi, dan tahan terhadap
komposisi kima dan sifat mekanis sebagai berikut ( Petrovsky, Marine Internal
1. Komposisi Kimia :
g) Fe = sisanya 97,585%
2. Sifat Mekanis :
sebagai berikut :
N b .z
Di =
52,3.Pe .C m .i
i = Jumlah silinder = 1
8,415 × 2 16,83
Maka : D i = = = 6,08 cm = 60,8 mm
0,00523 × 8,78 × 10 × 1 0,459
π 2
Vd = .D i .L
4
π 2
Maka : Vd = .D i .L
4
44
Vd 115
Sehingga : L = = = 3,96 cm
0,785 × D i 0,785 × 6,08 2
2
L 3,96
Maka rasio langkah : = = = 0,65
D i 6,08
D i 60,8
Ri = = = 30,4 mm
2 2
D i 60,8
b≥ = = 4,05 mm
15 15
D e 68,9
Re = = = 34,45 mm
2 2
π
( )
15.π.D i
2
L flen − D e ≤
2 2
4 100.4
0,785(L ) ≤ 15100
.π.60,8 2
− 68,9
2 2
×4
flen
45
(L flen
2
)
− 4747,21 ≤
15 × 3,14 × 3696,64
314
(L flen
2
)
− 4747,21 ≤ 554,49
Lflen
b Fd
Llin
Di
De
sebagai berikut :
1. Tegangan tarik pada dinding dalam silinder linier (σmax) (Petrovsky, 1971
:391):
Re + Ri
2 2
σ max = .Pz
Re − Ri
2 2
Re + Ri
2 2
Maka : σ max = × Pz
Re − Ri
2 2
3,445 2 + 3,040 2
σ max = × 60,71 = 487,95 kg 2
3,445 − 3,040
2 2 cm
2. Tegangan tarik pada dinding luar silinder linier (σmin) (Petrovsky, 1971 :
391) :
2
2.R i
σ min = × Pz
Re − Ri
2 2
2(3,040 )
2
σ min = × 60,71 = 427,24 kg 2
3,445 − 3,040
2 2 cm
σ th .c = α.G.∆t.A.C
m +1
A=
m −1
0,33 + 1
A= = −1,99
0,33 − 1
2β 2 1
C= 2 −
β − 1 ln β
R e 2,6463
Dengan : β = = = 1,13
Ri 2,335
2(1,13)
2
1
Maka : C = − = −1,04
(1,13) 2
−1 ln (1,13)
Sehingga : σ th .c = α.G.∆t.A.C
( ) ( )
σ th .c = 1,25 × 10 −5 . × 0,8 × 10 6 × 135 × 1,99 × 1,04
σ th .c = 2793,96 kg
cm 2
4. Tegangan tekan pada dinding luar silinder linier akibat panas (Petrovsky,
1971 :391) :
σ th .t = α.G.∆t.A.B
2 1
Dengan : B = − = −0,96
β − 1 ln β
2
Maka : σ th .t = α.G.∆t.A.C
( ) ( )
σ th .t = 1,25 × 10 −5 . × 0,8 × 10 6 × 135 × 1,99 × 0,95
σ th .t = 2579,04 kg
cm 2
Batas tegangan total yang diijinkan adalah: 1600 - 3200 kg/cm2, maka dari
hasil perhitungan diatas yaitu 2793,96 kg/cm2 memenuhi syarat dan dinyatakan
aman
48
π.D f
Fd = (1,25 − 1,50 )p z ×
4
3,14 × 23
Maka : Fd = (1,25)60,71 × = 1370,15 kg
4
flens)
D e + D i 6,89 + 6,08
Dc = = = 6,485 cm
2 2
Fd 1370,15
q sh = = = 64,698 kg 2
π.D c .C 3,14 × 6,485 × 1,04 cm
Batasan tekanan spesifik yang diijinkan qsh ≤ 1000 kg/cm2, maka dari
hasil perhitungan diatas yaitu 64,698 kg/cm2 memenuhi syarat perencanaan dan
dinyatakan aman
4.2 Piston
Piston adalah suatu bagian dari motor yang berbentuk silinder yang bergarak
memanfaatkan bahan bakar dan udara dan mendorong keluar sisa gas sisa
mekanis pada badan torak terdapat alur tempat cincin torak yang berfungsi
kompresi yang terjadi didalam ruang bakar tidak bocor serta mencegah minyak
maka torak harus dibuat dari bahan dari bahan yang mempunyai sifat-sifat, antara
lain ringan kuat, kokoh, tahan aus dan tahan terhadap temperatur yang tinggi,
untuk memenuhi syarat seperti diatas bahan torak dapat dipakai allumunium
1. Komposisi Kimia :
2. Sifat Mekanis
Dimensi dan nama – nama bagian piston yang digunakan pada mesin
D Keterangan Gambar :
H= Tinggi piston
hcr
h
D= Diameter piston
h1
H
dex
din
piston
H1
berikut :
Vd 115
Vc = = = 14,375 cm 3
ε −1 9 −1
3. Tinggi dari puncak piston sampai alur ring teratas(Kovakh, 1979 : 439) :
h cr
0,07 − 0,08 = , maka h cr = 0,08 × 60,8 = 4,864 mm
Di
7. Jarak dari dasar piston hingga sumbu piston pen(Kovakh, 1979 : 439) :
1962:368)
N max
qn =
D × H2
52
Dengan : q n = 3 − 3,5 kg
cm 2
4,856
Maka : q n = = 0,144 kg 2
6,08 × 5,53 cm
Piston skrit dinyatakan AMAN karena tekanan samping yang terjadi pada
piston skrit adalah 0,144 kg dan masih berada dibawah tekanan samping ijin
cm 2
distribusi beban merata dari tekanan gas sisa pembakaran (Pz). Ilustrasi
Dipis
D
1. Gaya tekan pada luasan 1/2 lingkaran piston crown( Petrovsky, 1962:368) :
Pz π.D 2
Fcg = = Pz ×
2 8
3,14 × 6,08 2
Maka : Fcg = 60,71 × = 880,860 kg 2
8 cm
53
1962:369) :
D3
Mb = Pz
24
6,08 3
Maka : M b = × 60,71 = 568,538 kg.cm
24
D.δ 2
W=
6
6,08 × .0,486 2
Maka : W = = 0,82 cm 3
6
M b 568,538
σb = = = 693,339 kg 2
W 0,82 cm
= 500 – 900 kg/cm2, maka hasil perhitungan tegangan bending yaitu 693,339
Bahan yang akan digunakan sebagai pena piston direncanakan bahan baja
1. Komposisi Kimia :
f) Fe = 99,12%
2. Sifat Mekanis :
c) Pertambahan panjang σ b = 19 %,
Ilustrasi pembebanan pada pena piston dan dimensi pena piston ditunjukan
Li
bb
Lpp
Gambar 4.5 Ilustrasi pembebanan dan dimensi pena piston
(Petrovsky,1962; 372)
din = dex . rd
L pp + b b 4,864 + 2,432
Li = Jarak senter kedua boss = = = 3,648cm
2 2
Px Li L
Mmax = −
2 2 4
π
Dengan :Px = gaya tekan maksimum = Pz. . D2
4
L = bb = 2,432 cm
= 535,56 kg/cm2
M max
σb =
W
π d ex − d in
4 4
535,56
Maka : σ b = = 2231,5 kg/cm2
0,24
Tegangan bending yang diijinkan = 1500 – 2300 Kg/cm, maka dari hasil
Px
σ sh =
2.f
=
3,14
4
( )
1,5812 − 1,25 2 = 0,74cm2
535,56 535,56
Maka : σ sh = = = 361,86 kg/cm2
2 × 0,74 1,48
(compression rings) dan Piston ring oli (oil ring), pada motor empat langkah
terdapat ring kompresi dan ring oli.Bahan yang dipakai untuk piston ring
kompresi dan piston ring oli direncanakan dari bahan besi tuang
1. Komposisi Kimia :
2. Sifat Mekanis :
Ilustrasi dimensi pada ring kompresi dan ring pengontrol oli ditunjukan
L h Side rail
Spacer
Side rail
b
(A) (B)
Gambar 4.6 Dimensi ring piston : (A) ring kompresi, (B) ring oli
(Petrovsky,1962 : 374)
D D2
Mb = D . b. Psp. = .b.Psp
2 2
= direncanakan : 4,5
D2 6,08 2
Maka : Mb = .b.Psp = x 0,176 x 0,45 = 1,35 kg.cm
2 2
1 1
W= .b.h2 = x 0,176 x 0,1762 = 0,000908 cm3
6 6
Mb 1,35
σb = = = 1486,78 kg/cm2
W 0,000908
Tegangan yang diijinkan untuk besi besi tuang pada ring kompresi adalah
1000 – 1500 kg/cm2, maka dari hasil perhitungan diatas yaitu 1486,78 kg/cm2
D D2
Mb = D . b. Psp. = .b.Psp
2 2
D2 6,08 2
Maka : Mb = .b.Psp = x 0,176 x 0,45 = 1,35 kg.cm
2 2
1 1
W= .b.h2 = x 0,176 x 0,1762 = 0,000908 cm3
6 6
Mb 1,35
σb = = = 1486,78 kg/cm2
W 0,000908
Tegangan yang diijinkan untuk besi besi tuang pada ring oli adalah 1000 –
1500 kg/cm2, maka dari hasil perhitungan diatas yaitu 1486,78 kg/cm2 memenuhi
1. Komposisi kimia :
c) Mn = 0,8 – 1% Direncanakan0,95%
i) Fe = 91,4%
2. Sifat Mekanik :
Pz
H = C.D.
Sd
C = Konstanta: 0,31
Di 6,08
Sd = = = 3,04 cm
2 2
60,71
Maka : H = 0,31x 6,08 x = 8,42 cm
3,04
Bagian – bagian yang akan dihitung pada kepala silinder ditunjukan oleh
Gambar 4.7
Fd De Fd
l l
L1
L1
Pz
Di
Pz
4. Bending momen penampang kritis pada garis tengah dengan gaya
2
yang dilalui katup, dapat dicari dengan menggunakan rumus( Petrovsky :
398 )
Pz × Di
M bz =
3× π
60,71 × 6,08
= = 39,18 kg ⋅ cm
3× π
398 )
62
Fd − Pz
F=
2
1370,15 − 60,71
= = 654,72 kg
2
( Petrovsky : 398 )
(Fd − Pz ) × Di
M bf =
2× π
=
(1370,15 − 60,71) × 6,08 = 1267,73 kg ⋅ cm
2 × 3,14
Fd
7. Bending momen pada penampang kritis gaya , dapat dicari dengan
2
Fd × D e
M bd =
2× π
1370,15 × 6,89
= = 1503,24 kg ⋅ cm
2 × 3,14
8. Jumlah bending momen untuk kepala silinder segi banyak, dapat dicari
M b.sum = M bz + M bd + M bf
Petrovsky,1962 : 399) :
M b.sum l1
σt =
J
Dengan : M b.sum = 2081,23 kg ⋅ cm
63
π 4
J = I = momen inersia = D e = 110,57 cm 4
64
2801,23 × 4,21
Maka : σ t = = 106,65 kg 2
110,57 cm
= 6,972 mm = 0,6972 cm
Pada ujung connecting rod dipasang small end bearing atau bush dibuat
pena piston, connecting rod berfungsi meneruskan gaya – gaya dari piston ke
poros engkol, dan sebaliknya. Sedangkan pada connecting rod akan menerima
gaya tekan dari pembakaran, gaya inersia dari masa – masa yang bergerak bolak
balik dan gaya inersia dari masa connecting rod, jenis bantalan yang digunakan
adalah bantalan luncur. Bahan untuk connecting rod terbuat dari baja karbon
grade 45 :
1. Komposisi kimia
a) Karbon ( C ) = 0,4 %
b) Silikon ( Si ) = 0,17 %
c) Mangan ( Mn ) = 0,5 %
d) Phospor ( P ) = 0,045 %
e) Besi ( Fe ) = 98,84 %
64
2. Sifat mekanik
d) Perpanjangan = 15 %
Bagian – bagian yang akan dihitung pada connecting rod ditunjukan oleh
Gambar 4.8
a. Panjang small end bearing akibat beban full, dapat dicari dengan
Brinel Hardnes ( Hb ) = 40 – 80
d. Ketebalan bush :
d bex 1,854
r= = = 0,927 cm
2 2
D o = 2 × R o = 2 × 1,205 = 2,410 cm
Vb = 1
4 [
π d 2 bex − (d bex − 2t b )b b ]
Vb = 1
4 [ ]
π 1,854 2 − (1,854 − 0,262 ) × 2,432 = 3,52 cm 3
66
l. Panjang connecting rod adalah jarak antara sumbu poros small end
: 517 ) :
L C = (4 − 4,475) × R
= ½ x stroke piston
= ½ x 3,96 = 1,98 cm
4. Ketahanan terhadap lengkungan pada beban kritis untuk cast steel, dapat
Lc
Pcr = 3350 − 6,2x α
ρ
Dengan :
p sum Fd − Pz
σC = =
α α
J 110,57
ρ= = = 8,21 cm
α 1,64
8,91
Maka : Pcr = 3350 − 6,2 x 1,64 = 5482,963 kg
8,21
Pcr 5482,963
Sc = = = 4,00
Fd 1370,15
gaya inersia transfersal yang terjadi ketika connecting rod pada posisi 90 o,
2
n
M max ≈ Bj.R.α.L C
1200
Dengan :
2
7500
Maka : M max ≈ 0,0078 × 1,98 × 1,64 × 9,81 = 95,21 kg.cm
1200
68
b b × d 2 ex 2,432 × 1,5812
W= = = 1,013 cm 3
6 6
8. Bending stress pada connecting rod , dapat dicari dengan menggunakan
M max 95,21
σb = = = 93,99 kg 2
W 1,013 cm
Nilai yang diijinkan untuk bending stress pada connecting rod untuk
maksimum:
c. Diameter clearance big end bearing terhadap crank pin dapat dicari
Crank shaft menerima gaya – gaya dari connecting rod, gaya yang
d. Gaya dari sistem roda gigi, crank web dan counter weight.
Fungsi crank shaft adalah sebagai pengubah gerak bolak – balik piston
a. Main jurnal
b. Crank web
c. Crank pin
d. Counter weight
Karena crank shaft menahan beban dinamis, maka dalam perencanaan ini
dipakai bahan dari baja campuran nikel, chrom dengan lambang JISG – 4103
1. Komposisi kimia
d) Phospor ( P ) = 0,03 %
g) Belerang ( S ) ≤ 0,03 %
2. Sifat mekanik
Gambar 4.9
Lcp
dcp
Lmj
dmj
3. Gaya tekan gas akibat tekanan pembakaran yang diterima piston, dapat
π
Fgh = Pz × A = 60,71 × × Di 2 = 60,71 × 29,01 = 1761,72 kg
4
71
5. Crank Pin
L
R=
2
3,96
Maka : R = = 1,98 cm
2
maka dibutuhkan counter weigth yang bersatu pada crank web. Adapun tujuan
sebgai berikut :
1
P=R+ ( dcp + dmj )
2
1
= 1,98 + (4,074 + 4,56)
2
= 6,297 cm
1
RA = P - ( dcp + dmj )
2
1
= 6,297 - (4,074 + 4,56 )
2
= 3,126 cm
1
H = RA + Si + ( dcp + dmj )
2
1
= 3,126 + 1,581 + (4,074 + 4,56) = 9,024 cm
2
73
silinder dan mengeluarkan gas sisa hasil pembakaran dari dalam silinder.Katup
harus dapat ditutup rapat pada dudukannya oleh pegas katup supaya tidak terjadi
kebocoran udara atau gas buang.Katup dibuka oleh poros cam dengan cara
ditekan langsung oleh poros cam.Poros cam digerakkan oleh poros engkol dengan
perantaraan transmisi roda gigi atau rantai.Kecepatan putar pooros cam adalah
berfungsi sebagai penggatur udara dan bahan bakar masuk dan keluarnya gas
pembakara Katup udara dan bahan bakar masuk disebut katup masuk (intake
valve), sedangkan katup pengeluaran disebut katup buang (exhaust valve). Pada
perencanaan ini bahan katup masuk yang digunakan adalah Alloy tool steel X 18
H 25 C dengan komposisinya:
c) Chrom (Cr) = 16 – 20 %
d) Molibdenum (Mo)= 23 – 27 %
2. Sifat mekanik:
c) Perpanjangan (∆I) = 30 %
74
Bahan untuk katup buang harus tahan terhadap suhu yang sangat tinggi.
Karena katup buang yang terus menerus dilewati oleh aliran gas buang yang
suhunya sangat tinggi, maka kepala katup atau daun katup perlu dijaga agar tidak
sampai berpijar, karena hal itu dapat mempengaruhi sistem kerja mesi Bila
dibandingkan dengan katup masuk yang temperaturnya relatif lebih rendah, hal ini
disebabkan katup isap hanya dilewati oleh aliran udara segar yang dingin dan
bahan bakar. Untuk itu bahan katup buang dibuat lebih kuat dari pada bahan katup
isap, maka dari itu bahan katup buang dipilih Alloy tool steel dengan perlakuan
c) Chrom (Cr) = 13 – 15 %
d) Nikel (Ni) = 13 – 15 %
2. Sifat mekanik:
c) Perpanjangan (∆I) = 35 %
75
1. Kemiringan sudut katup (α) menurut Petrovsky (1968) adalah 30o– 45o,
2. Kecepatan rata-rata gas pada waktu melalui celah katup untuk mesin
Bagian – bagian yang akan dihitung pada katup (valve) ditunjukan oleh
Gambar 4.10
dthr
ds
h1
hmax
dex
h2
Adapun ukuran – ukuran utama katup masuk yang perlu dihitung adalah
sebagai berikut:
( )
θ = 30 − 45 , Direncanakan 45o
d thr 2,736
h max = = = 0,9667 cm
4 cos θ 2,83
77
sebagai berikut:
( )
θ = 30 − 45 , Direncanakan 45o
78
d thr 2,554
h max = = = 0,9024 cm
4 cos θ 2,83
Cm × A
Wm =
α max
π
= ( 0,0608 )2
4
= 0,0029 m2
Cm × A 20 × 0,0029
Wmi = = = 83,8 m
α max 6,914 × 10 − 4 dt
Cm × A 20 × 0,0029
Wmo = = −4
= 96,34 m
α max 6,203 × 10 dt
79
lurus.Pada katup sebagai pengatur saat pembukaan katup dan juga berfungsi
setelah TMB.
b. Katup buang terbuka 45° – 55° sebelum TMB dan menutup 25° – 35°
setelah TMA.
akan berkurang. Gas-gas keluar didorong keluar oleh piston itu hanya
mendekati langkah buang. Oleh karena itu pada piston udara digunakan untuk
memperoleh pengisian silinder yang lebih baik. Dengan dibukannya katup masuk
massa dari udara yang mengalir masih dapat digunaka Kelembaman massa itu
TMA. Dengan dibukannya katup buang sebelum TMB, gas-gas buang akan keluar
80
karena adannya tekanan lebih di dalam silinder. Maka piston yang menuju TMA
Jika piston pada akhir langkah buang letaknya di dalam TMA maka di
dalam ruang bakar masih terdapat gas sisa. Jika itu masih ada maka gas gas baru
yang dapat dihisap ke dalam menjadi sedikit dan menyebabkan kerugian daya.
Dengan dibukanya katup buang sejenak setelah TMA, maka sisa gas buang ikut
Keterangan:
Bahan poros bubungan yang digunakan untuk mesin gasoline ini adalah
alloy steel 18 X HBA, dengan komposisi sebagai berikut :
1. Komposisi Kimia
2. Sifat Mekanik
d) Perpanjangan (Al) = 11 %
Bagian – bagian yang akan dihitung pada poros bubungan ditunjukan oleh
Gambar 4.12
φo
Pn
htmax
C
c
Pb
Prp
d thr
ht max = (0,25 − 0,28) ×
i
L1
i= = (1,4 - 1,75) , dipilih 1,4
L2
d thr
Maka : ht max = (0,25 − 0,28) ×
2,736
= 0,28 × = 0,5472 cm
i 1,4
ρ rp = ρ bc − ∆ rp
Q ad + 180° + Q cf
2ϕ o =
2
Jadi: ϕo = 61,5°
1979 : 532 )
1979 : 531) :
d thr
ht max = (0,25 − 0,28) ×
i
L1
i= = (1,4 - 1,75) , dipilih 1,4
L2
d thr
Maka : ht max = (0,25 − 0,28) ×
2,554
= 0,28 × = 0,5108 cm
i 1,4
ρ rp = ρ bc − ∆ rp
Q ad + 180° + Q cf
2ϕ o =
2
Dengan :Qad = Sudut saat membukanya katup buang = 53°
53 o + 180° + 25 o
Maka : 2ϕ o = = 129 o
2
Jadi: ϕo = 64,5°
1979 : 532 )
1979 : 531) :
b = (0,15 − 0,4 ) × d cs
Dengan :dcs= Diameter lingkaran dasar poros ( 2 . ρ bc )
a. Tebal muka untuk katup isap :
b1 = (0,6 − 0,8) × d 1
Dengan :d1= Diameter antara lingkaran dasar poros dengan tinggi angkat
Perbandingan berat udara dengan bahan bakar dalam campuran disebut air
fuel ratio. Dalam prakteknya air fuel ratio akan selalu berubah-ubah tergantung
maka bahan bakar harus dicampur dengan oksigen secara sempurna. Secara
teoritis nilai perbandingan berat udara dengan bahan bakar adalah 15,4 : 1. artinya
Vd = 115 cm3
88
Va = Vd . ηv . 2 . n
Ga = Va . ρa
6. Koefisien discharge
µ = Ccom . µd
= 0,97 × 0,8
= 0.776
Ga = Ad µ . 2.g .ρ a . ∆Pd
2
Ga
µ
∆P.d =
A d .
2.g . ρ a
dimana :
π 2
Ad = dd
4
π
= ×13 2
4
Ad = 132,732 mm2
= 132,732 × 10-6 m2
g = 9,81 m/s2
89
sehingga :
2
0,279
132,732 ×10 × 0,776
−6
∆P.d =
2 × 9,81×1,29
= 25,3098 kg / m 2
2 . ∆Pd
vd =µ.
ρa
2 × 25,3098
= 0,776
1,29
= 4,86 m / s
Ga
Wf =
L
Sehingga :
0,279
Wf =
0,5376
= 0,5189 kgudara/s
= 1868,30 kgudara/jam
∆h = hd – ho
= 15 – 12,5
= 2,5 mm
90
11. Tinggi bahan bakar didalam karburator saat bekerja (Khovakh, 1979 : 269)
∆h2 = ∆h + ∆hst
Dimana :
∆hst = tinggi bahan bakar akibat pengaruh aliran bahan bakar ke venturi
ditentukan1 mm
sehingga :
∆h2 = 2,5 + 1
= 3,5 mm
12. Kecepatan bahan bakar melaju ke jet nozle (Khovakh, 1979 : 269)
∆P
v f = 2 d − ∆h2 . g
ρ
f
Dimana :
= 720 kg/m3
Sehingga :
25,3098
vf = 2 − 3,5 × 9,81
720
= 8,283 m / s
4.9 Pelumasan
ditimbulkan, maka perlu adanya pelumasa Jika hal tersebut tidak diperhatikan
maka kerja mesin akan terganggu dan elemennya tidak akan bertahan lama.
Fungsi dari minyak pelumas : Menyerap panas yang timbul akibat gesekan,
memberikan dan membuang partikel yang timbul akibat gesekan, meredam suara
dan kejutan antara bantalan dan bidang lainnya, membantu menutup celah antara
piston dan dinding silinder bagian dalam, mengurangi terjadinya korosi dan
c. Pena piston
e. Titik Nyala (Flash Point). Minyak pelumas harus mempunyai titik nyala
kualitas.
tersebut tidak sama untuk semua oli. Ada tingkat permulaan besar (kental)
dan ada yang dibuat encer (tingkat kekentalannya rendah). Kekentalan dari
menentukan temperatur yang sesuai dimana oli dimana oli tersebut dapat
digunakan, tapi memilih oli harus hati-hati, tidak hanya yang sesuai
tingkatan SAE sehingga pemilihannya akan lebih mudah bila dilihat dari
mempunyai banyak bagian – bagianyang sempit dan jauh dari jangkauan tangki
terkumpul dalam karter dihisap oleh pompa minyak melalui saringan minyak.
minyak yang terdapat pada blok silinder, poros engkol dan sebagainya. Sesudah
karter. Perhitungan pada pompa untuk minyak pelumas adalah sebagai berikut :
Cop =Wo× Nb
Dengan : Nb = 16,83
10 −3
Cop = 168,3 × = 4,67 × 10-5 m3/s
3600
C op . Po
N op =
75 . η op
Z = (7 – 12) = 8
95
M = (3 – 5) mm = 5 mm
5. Tingkat kepala
hk = k.M
Dengan :
Sehingga : hk = 0,8 × 5 = 4 mm
Hf = hk + Ck
8. Diameter tusuk/pitch
Dt = z . M = 4 × 5 = 20 mm
T = π . M = 3,14 × 5 = 15,7 mm
Dimana :
ηv = koefisien pompa
Sehingga :
b = 21,628 mm
Dengan :
= 0,201
langkah dengan kapasitas silinder 115 cc, ditunjukan oleh Gambar 4.14
Keterangan gambar :
1. Oil pump, sub assy
2. Gear, pump driven
3. Circlip
4. Gasket, pump cover
5. Screw, flat fillister
6. Plug, straight screw
7. Gasket
8. Strainer,oil
9. Gear, pump drive
10. Filter, rotray
pompa yang digunakan pada sistem pelumasan ini terdiri dari dua buah roda gigi
yang dipasang saling merapat (no. 2 dan no. 9). Perputaran roda gigi yang saling
berlawanan arah akan mengakibatkan kevakuman pada sisi hisap, akibatnya oli
pompa hingga tekanan tertentu menuju ke bagian – bagian yang akan dilumasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
penggerak sepeda motor dengan kapasitas 115 cc, dapat disimpulkan seperti
dibawah ini :
7. Perbandingan Kompresi = 9: 1
98
99
5. Diameter silinder = 50 mm
5.2 Saran-saran
kapasitas angkutnya.
2. Bagi pengguna mesin agar memperhatikan muatan dan medan atau jalan
DAFTAR PUSTAKA
Arends, BPM. & Barenschot, H., 1980, “Motor Bensin” Alih Bahasa : Umar
Great Britain
Daryanto., 2002, “Teknik Reparasi dan Perawatan Sepeda Motor”, Buni Aksara,
Jakarta
Singapore, McGraw-Hill
Moscow
Yogyakarta