Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem saraf analog dengan jaringan telepon, persambungan saraf yang rumit sama
seperti sistem kabel, dan otak berfungsi sebagai stasiun kontrol pusat yang begitu kompleks.
Dengan mempelajari struktur dan fungsinya, maka banyak hal yang dapat kita pelajari mengenai
mekanisme sistem saraf. Dasar fungsional sistem saraf adalah kombinasi sinyal listrik dan
kimiawi yang membuat sel-sel saraf atau neuron mampu berkomunikasi satu sama lain.
Secara umum sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih :input
sensoris, integraasi dan output motoris. Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dari
reseptor sensoris, misalnya sel-sel pendeteksi cahaya pada mata, ke pusat integrasi. Integrasi
adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulasi reseptor sensoris oleh
lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respon tubuh yang sesuai. Sebagian besar integrasi
dilakukan dalam Sistem Saraf Pusat (SSP) atau Central Nervous System (CNS), yaitu otak dan
sumsum tulang belakang. Sedangkan autput motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat
integrasi yaitu SSP ke sel-sel efektor, sel-sel otot atau sel-sel kelenjar yang mengaktualisasikan
respon tubuh terhadap stimulus tersebut. Sinyal tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve), berkas
mirip tali yang berasal dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat dalam jaringan ikat
(Campbell, 2004).
Manusia dapat merespon atau merasakan panas yang di timbulkan api, manusia dapat
merasakan dingin, manusia dapat berfikir, manusia dapat mengingat sesuatu yang pernah dialami
dll. Hal ini sangat terkait dengan kinerja dari saraf.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Saraf
Sel saraf, atau neuron, adalah satuan anatomis dan fungsional independent dengan ciri
morfologis majemuk. Mereka berperan pada penerimaan, penghantaran dan pemrosesan
rangsang; pencetus aktivitas sel tertentu; dan pelepas neurotransmitter dan molekul-molekul
penyampai informasi lainnya.
Saraf merupakan Susunan saraf manusia merupakan bagian tubuh yang paling
kompleks dan dibentuk oleh lebih dari 100 juta sel saraf (neuron), dan didukung oleh sel-sel
glia yang jumlahnya lebih banyak. Rata-rata setiap neuron memiliki sekurang-kurangnya
seribu hubungan dengan neuron lain, membentuk suatu system komunikasi yang kompleks.
Neuron mengadakan komunikasi yang cepat antara kelompok-kelompok sel yang diatur
secara serial, sehingga memungkinkan penghantaran informasi yang cepat melewati jarak
yang jauh.
Sebuah neuron mempunyai badan sel (cell body) atau perikarion, yang relative besar
yang mengandung nucleus dan berbagai ragam organel seluler lainnya. Merupakan pusat
trofik untuk seluruh sel saraf dan juga peka terhadap rangsang. Neuron memiliki penjuluran
mirip serat yang disebut prosesus, sehingga sel mampu mencapai jarak yang jauh
untukmenghantarkan pesan. Ada dua jenis penjuluran neural yang umum: dendrit, yang
merupakan juluran-juluran panjang dikhususkan untuk menerima stimulus dari lingkungan,
dari sel apitelial sensoris, atau dari neuron lain dan kemudian mengirimkan sinyal dari
ujungnya ke seluruh bagian lain neuron; dan akson, yang merupakan juluran tunggal yang
dikhususkan untuk membangkitkan atau menghantar implus saraf ke sel lain melalui ujung
neuron. Akson juga dapat menerima informasi dari neuron lain; informasi ini terutama
mengubah penghantaran potensial aksi ke neurom lain. Bagian distal akson umumnya
bercabang dan membentuk cabang-cabang terminal. Setiap cabang ini berakhir pada sel
berikutnya berupa pelebaran yang disebut pentol akhir (bouton), yang membentuk struktur
yang disebut sinaps. Sinaps meneruskan informasi kepada sel berikut dalamsirkuit.
Neuron dan julurannya mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat berfariasi.
Berdasarkan ukuran dan bentuk julurannya neuron dapat dibagi menjadi: neuron multipolar,
yang memiliki lebih dari 2 juluran, satu adalah akson dan lainnya adalah dendrite; neuron
bipolar, dengan satu akson dan satu dendrite; dan neuron pseudounipolar, yang memiliki satu
juluran dekat perikarion yang bercabang menjadi 2 cabang. Juluran itu berbentuk huruf T,
dengan satu cabang meluas ke ujung perifer dan satu lagi kea rah susunan saraf pusat. Pada
neuron pseudounipolar, rangsangan yang diambil oleh dendrit lansung menuju akson
terminal tanpa melewati perikario.
Dibawa ini merupakan gambar bentuk dari sel saraf atau neuron adapun gambar
sebgai berikut;
1. Badan sel, berwarna kelabu mengandung nucleus, nucleolus, RE, sitoplasma (neuroplasma)
dan selaput plasma, badan sel berfungsi meneruskan implus ke akson dan sebagai tempat
metabolisme cell
2. Dendrit ; menghantarkan ransangan (implus) dari luar sel saraf menuju ke badan sel saraf
3. Neurit ; menghantarkan ransangan (implus) dari badan sel saraf menuju ke luar badan sel saraf
4. Sinapsis; tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf lainnya,
sehingga merupakan tempat perpindahan implus menuju sel saraf lainnya
5. Selubung myelin pembungkus akson, yang terbentuk dari fosfolipid, berfungsi melindungi
akson, memberi makan akson, dan sebagai isolator.
6. Nodus ranvier, bagian dari akson yang tidak terbungkus selubung myelin dan berfungsi sebagai
mempercepat penghantar implus
7. Sel schwann’s, termasuk kelompok sel neuroglia, yang berfungsi membentuk selubung myelin
Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh berupa jalinan komunikasi terpadu. Secara
anatomis, susunan saraf dibagi dalam susunan saraf pusat yang terdiri atas otak dan medulla
spinalis; dan susunan saraf tepi yang terdiri atas serat saraf dan kumpulan kecil sel-sel saraf
yang disebut ganglion saraf.
Secara struktural, jaringan saraf terdiri atas dua golongan sel: sel saraf, atau neuron,
yang biasanya memiliki juluran-juluran panjang; dan beberapa jenis sel glia, yang memiliki
juluran-juluran pendek, yang menunjang dan melindungi neuron dan berperan serta dalam
aktivitas neural, nutrisi neural, dan proses pertahanan dari susunan saraf pusat.
Hampir semua neuron dalam tubuh adalah multipolar. Neuron bipolar ditemukan dalam
ganglion koklearis dan vestibularis selain dalam retina dan mukosa olfaktorius. Neuron
pseudounipolar terdapat dalam ganglion spinal, yang merupakan ganglion sensoris dalam akar
dorsal nervus spinalis; mereka juga ditemukan dalam hampir semua ganglion cranial.
Neuron sensoris (aferen) terlibat daam penerimaan stimulus sensoris dari lingkungan dan dari
dalam tubuh.
Sel saraf binukleus tampak pada ganglion simpatis dan sensoris. Kromatinnya halus
merata, hal ini mencerminkan aktivitas sel-selnya yang besar. Perikarion banyak mengandung
reticulum endoplasma kasar yang berkembang baik, tersusun berupa argegat dari sisterna
parallel. Dalam sitoplasma diantara sisterna terdapat banyak poliribosom, hal ini memberi
kesan bahwa sel-sel ini membuat protein structural dan protein untuk ditransport. Keduanya
tampak sebagai daerah bergranul basofilik yang disebut badan niss l. Jumlah badan niss l
berfariasi sesuai jenis neuron dan keadaan fungsinya. Banyak terdapat terutama dalam sel saraf
besar seperti neuron motoris. Kompleks golgi hanya terdapat pada perikarion dan terdiri atas
deretan sisterna licin dan parallel di sekitar tepian inti. Di dalam neuron juga terdapat
mitokondria, terutama banyak terdapat dalam terminal akson.
Neurofilamen (filament menengah dengan garis tengah 10 nm), banyak terdapat dalam
perikarion dan juluran sel. Dendrit dan Akson
Dendrit (Yn. Dendron, pohon) biasanya pendek dan bercabang-cabang seperti pohon.
Kebanyakan sel saraf memiliki banyak dendrite, yang sangat memperluas daerah reseptif sel.
Komposisi sitoplasma dendrit serupa dengan yang terdapat pada perikarion. Bedanya, pada
dendrit tidak ditemukan kompleks golgi.
Neuron pada umumnya hanya memiliki satu akson, beberapa bahkan tidak memiliki akson,
hanya sedikit. Akson adalah juluran silindris dengan panjang dan garis tengah bervariasi sesuai
jenis neuronnya. Akson umumnya sangat panjang. Semua akson bermula dari daerah berbentuk
pyramid yang disebut akson hilok yang keluar dari perikarion. Membrane plasma akson disebut
aksolema (Yn. Akson+elema, selubung), yang berisi aksoplasma. Pergerakan Molekuler. Di
sepanjang akson terdapat transport dua arah molekul kecil dan besar. Transport tersebut yaitu:
Sinaps terdiri atas dua jenis: Sinaps listrik dan sinaps kimiawi
Sinaps Listrik Sinaps listrik memungkinkan potensial aksi merambat secara langsung dari
sel presinaps ke sel pascasinaps. Sel-sel itu dihubungkan oleh persambungan longgar, yaitu
saluran antar sel yang mengalirkan ion potensial aksi lokal agar mengalir antar neuron. Hal
ini memungkinkan implus merambat dari satu neuron ke neuron lain tanpa penundaan dan
tanpa kehilangan kekuatan sinyal.
Senapsis listrik dalam SSP vertebrata menyelaraskan aktivitas neuron yang bertanggung
jawab atas semua pergerakan yang cepat dan has
Sinaps Kimiawi Pada sinaps kimiawi, sebuah ce;ah sempit, celah sinaptik (synaptic cleft),
memisahkan sel prasinaptik dari sel pascasinaptik. Adanya celah tersebut menyebabkan sel-
sel tidak dapat dikopel secara elektrik, dan potensial aksi yang terjadi pada sel prasinaptik
tidak dapat dirambatkan secara langsung ke membran sel pascasinaptk. Karnanya, maka
terjadilah suatu rangkaian kejadian yang mengubah sinyal listrik potensial aksi yang tiba di
terminal sinaptik menjadi sinyak kimiawi yang mengalir melewati sinapsis, kemudian sinyal
kimiawi tersebut diubah kembali menjadi sinyal listrik pada sel pascasinaptik.Hampir semua
sinaps merupakan sinaps kimiawi dan menghantarkan implus saraf melalui neurotransmitter.
Sangat sedikit sinaps menghantarkan implus melalui hubungan celah (gap junction) yang
melewati membrane pre- dan pasca sinaps, sinaps listrik, ion-ion melewati hubungan celah
dengan bebas dan menghantarkan implus saraf secara langsung. Sinaps memiliki struktur
yang kaku, hal ini disebabkan karena membran plasma pada daerah pre- dan pasca sinaps
diperkuat dan tmpak lebih tebal dari membrane yang berdekatan dengan sinaps. Pada
beberapa keadaan membrane pre- dan pasca sinaps diikat oleh jembatan pada tempat sinaps.
Terminal prasinaps selalu mengandung vesikel-vesikel sinaps dan banyak mitokondria.
Mitokondria berfungsi menyediakan energi untuk aktivitas sinaps. Vesikel mengandung
neurotransmitter.
Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam menunjang neuron. Sel ini
sangat penting bagi integritas struktur system saraf dan bagi fungsi normal neuron.
Jumlahnya melebihi neuron mulai dari sepuluh kali sampai lima puluh kali lebih banyak dari
pada neuron. Sel-sel glia mengelilingi perikarion, akson dan dendrite, selain itu mereka juga
terdapat pada ruang interseluler. Sel-sel glia menyediakan lingkungan mikro yang sesuai
untuk aktivitas neuron. Sel-sel glia dapat digolongkan menurut asal dan fungsinya antara
lain :
a. Oligodendrosit
Oligodendrosit (oligos, kecil + dendron + kytos, sel) menghasilkan selubung myelin
yang membentuk penyekat listrik dari neuron pada susunan saraf pusat. Sel-sel ini
memiliki sedikit juluran yang membungkus akson, membentuk suatu selubung myelin.
b. Sel Sekwan
Memiliki fungsi yang sama seperti oligodendrosir namun berlokasi di sekitar akson
pada susunan saraf perifer. Suatu sel sekwan membentuk myelin di sekeliling satu
akson, hal ini berbeda dengan oligodendrosit yang dapat bercabang dan melayani lebih
dari satu neuron dan julurannya. Jadi oligodendrosit (dalam SSP) dan sel schwan (dalam
SST) membentuk selubung myelin yang menginsulasi daerah sekitar akson.
c. Astrosit
Astrosit (astron, bintang + kytos) merupakan sel dengan bentuk seperti bintang kerena
memiliki juluran yang memancar. Sel ini mempunyai banyak filament yang terbuat dari
protein asam fibriler glia yang memperkuat strukturnya. Astrosit mengikat neuron pada
kapiler dan pada pia meter (jaringan ikat tipis yang membungkus SSP). Astrosit dengan
beberapa juluran panjang disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di substansia putih
(white metter), dan astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek
ditemukan dalam substansi kelabu. Astrosit berpartisipasi dalam pengendalian
lingkungan ionic dan kimiawi neuron.
d. Sel epidermis
Sel ini merupakan sel epitel kolumner rendah bersilia yang melapisi rongga-rongga
pada susunan saraf pusat.
e. Mikroglia
Mikroglia (micros, kecil + glia) adalah sel kecil yang bentuknya memanjang dengan
juluran-juluran pendek yang ireguler. Inti selnya panjang dan padat, berbeda dengan inti
sel-sel glia lainnya yang berbentuk bulat. Mikroglia, sel fagosit yang mewakili susunan
fagosit mononukleus pada jaringan saraf, berasal dari sel prekusor dalam sumsum
tulang. Dalam proses inflamasi dan proses pembentukan SSP orang dewasa, mereka
juga menghasilkan dan melepaskan radikal protease dan oksidatif netral. Bila
diaktifkan, mikroglia berperan sebagai sel pengenal antigen (antigen presenting cell).
Susunan saraf pada manusia meliputi saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat meliputi
otak (esopalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Saraf tepi meliputi saraf sadar
dan saraf tak sadar.
Otak
Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak serta lapisan pelindung berupa selaput
maninges. Meninges memiliki beberapa lapisan, dimulai dari lapisan paling luar berturut-turut
antara lain terdapat dura meter, araknoid dan pia meter. Araknoid dan piameter saling melekat
dan seringkali dipandang sebagai satu membrane yang disebut pia-akarnoid. Berikut akan
dijelaskan secara detil satu-persatu.
Dura Meter
Merupakan meninges luar yang terdiri atas jaringan ikat padat yang berhubungan langsung
dengan periostium tengkorak. Dura meter yang membungkus medulla spinalis dipisahkan
dari periostium vertebra oleh ruang epidural, yang mengandung vena yang berdinding
tipis, jaringan ikat longgar dan jaringan lemak. Durameter dipisahkan dari araknoid oleh
celah sempit yang disebut ruang subdural. Epitel gepeng selapis melapisi permukaan dalam
dan luar dura meter pada medulla spinalis.
Araknoid
Araknoid bentuknya mirip sarang laba-laba dan terdapat cairan serebrospinalis. Fungsi
selaput araknoid sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekank
seperti benturan
Pia Meter
Lapisan yang terdekat dengan permukaan otak dan terdapat banyak pembuluh darah.
Pembuluh darah membawa darah untuk mensuplai kebutuhan oksigen dari sari makanan
bagi sel otak serta mengangkut sisa metabolisme sel.
Sum-sum tulang (Medula spinalis) belakang terdapat di dalam tulang belakang yang
menonjol berbentuk sayap punggung (tanduk dorsal) dan sayap perut (tanduk pentral). Materi
sumsum tulang belakang pada bagian dalam terdapat materi kelabu berbentuk seperti sayap
kupu-kupu dan bagian luarnya berupa materi berwarna putih. Medula spinalis berfungsi sebagai
pusat saraf yang meneruskan implus ke otak dan sebagai pusat gerak refleks. Ransangan
implus sensorik yang mengenai organ reseptor merambat melalui tanduk dorsal menuju
sumsum tulang belakang dan menjadi implus motorik. Kemudian implus keluar dari sumsum
tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel
sraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima implus dari sel saraf sensorik dan
akan menghantarkannya ke sel saraf motorik.
Komponen utama dari SST adalah serabut saraf, ganglia, dan ujung saraf. Serabut saraf
merupakan kumpulan serat saraf yang dikelilingi oleh serangkaian selubung jaringan ikat.
Berikut akan dijelaskan secara terperinci.
Serat Saraf
Serat saraf terdiri atas akson yang dibungkus oleh selubung khusus yang berasal dari
ectoderm. Gabungan serat saraf membentuk berbagai lintas pada otak, medulla spinalis, dan
saraf tepi. Serat saraf pada SSP dan SST memiliki perbedaan pada selubung pembungkusnya.
Kebanyakan akson pada jaringan saraf dewasa dibungkus oleh satu atau banyak lipatan sel
penyelubung. Pada serat saraf tepi sel penyelubung itu adalah sel schwan, sedangkan pada serat
saraf pusat adalah oligodendrosit. Serat saraf tanpa myelin umumnya aksonnya bergaris tengah
kecil. Sedangkan serat dengan myelin aksonnya lebih tebal dan dibungkus oleh makin banyak
lapisan pembungkus kosentris yang membentuk selubung myelin.
Saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan saraf tak sadar atau saraf otonom. Sistem
saraf sadar berfungsi untuk mengontrol kegiatan tubu yang cara kerjanya diatur oleh otak.
Sedangkan saraf otonom berfungsi untuk mengontrol kegiatan tubuh yang carakerjanya tidak
adapat diatur otak, seperti sekresi keringat, deyut jantung dan gerak saluran pencernaan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
System saraf merupakan sistem kontrol yang memiliki fungsi sebagai penerima dan
penghantar ransangan keseluruh bagian tubuh, serta memberikan tanggapan terhadap ransangan
tersebut. Sel syaraf yang menerima ransangan disebut dengan receptor, sedangkan sel syaraf
yang menerima hasil tanggapan dari otak disebut efektor.
Struktur sel saraf meliputi, badan sel, dendrit, akson, selubung myelin, nodus ranvier,
dan sel schwann’s masing-masing bagian atau struktur ini memiliki fungsi-masing masing.
Jenis-jenis sel syaraf atau neuron dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu;
1. Sel syaraf sensorik
2. Sel syaraf motorik
3. Sel syaraf konektor
Sedangkan berdasarkan bentuknya, sel saraf dibedakan menjadi, neuron multipolar, neuron
unipolar dan neuron bipolar.
Mekanisme penghantar implus atau ransangan melalui dua cara yaitu, penghantar ransangan
melalui akson dan penghantar ransangan melalui sinapsis.