You are on page 1of 8

Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain.


Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik,komunikasi publik,
dan komunikasi kelompok-kecil.

Model Jendela Johari memusatkan pada keseimbangan komunikasi


interpersonal.

Komunikasi interpersonal termasuk:

 Pidato
 Komunikasi nonverbal
 penyimpulan
 parafrase

Memiliki komunikasi interpersonal yang baik mendukung proses-proses seperti:

 perdagangan
 konseling
 pelatihan
 bimbingan
 pemecahan konflik

Komunikasi interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam


bidang psikologi, terutama analisis transaksional.
Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi atau
oleh kesombongan, sifat malu, dll.

Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,
ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling
mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa
nonverbal.

Sejarah komunikasi
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis.
Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi
kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut
berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin
pada ikan.

Pada binatang, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan
sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak
reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di
dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat
pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum


komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara,tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi
dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh
pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat
ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi
penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai
“penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat
seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang
usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah
memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa,
komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan
dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.

Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan
baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

 Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak
lain.
 Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain.
 Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
nada/suara.
 Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
 Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
 Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
dijalankan ("Protokol")
Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang


lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan
itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa
dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran
baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung
melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan

1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan


isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas
pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang
dimaksud oleh si pengirim.

Teknologi komunikasi
Dalam telekomunikasi, komunikasi radio dua-arah melewati Atlantik pertama terjadi pada 25 Juli
1920.

Dengan berkembangnya teknologi, protokol komunikasi juga turut berkembang, contohnya,


Thomas Edison telah menemukan bahwa "halo" merupakan kata sambutan yang paling tidak
berambiguasi melalui suara dari kejauhan; kata sambutan lain seperti hail dapat mudah hilang
atau terganggu dalam transmisi.

Batasan dalam komunikasi


Batasan dalam komunikasi termasuk:

1. Bahasa
2. Penundaan waktu
3. Politik
Komunikasi nonverbal
Penggunaan ekspresi wajah merupakan salah satu komunikasi nonverbal.

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak


menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak
isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dankontak mata, penggunaan objek seperti pakaian,
potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi,
penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan
kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan.
Contohnya,bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena
menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi
nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat
berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

Jenis-jenis komunikasi nonverbal


Komunikasi objek

Seorang polisi menggunakan seragam. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.

Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis
pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentukstereotipe.
Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu,
dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat
pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.

Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan
dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung,
mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan
pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan
suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.

Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu
aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta
ketepatan waktu (punctuality).[1]

Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah,
isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata
atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau
menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan
ketegangan.[2][3]

Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara.
Ilmu yang mempelajari hal ini disebutparalinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara,
keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain
itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong
unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.[4]

Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya
adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur,penerangan, dan warna.[5]

Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal


Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara
nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks
tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung
menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika
Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan
orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Pengertian komunikasi Interpersonal
Kita dapat memahami makna atau pengertian dari komunikasi interpersonal
dengan mudah jika sebelumnya kita sudah memahami makna atau pengertian dari
komunikasi intrapersonal. Seperti menganonimkan saja, komunikasi intrapersonal dapat
diartikan sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator
sendiri. Jadi dapat diartikan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang. R Wayne Pace mengatakan
bahwa komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara 2
orang atau lebih secara tatap muka.
Komunikasi Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik,
dan komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi Interpersonal juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan,
budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan bentuk interaksi antara individu akan
tercorak mengikuti keadaan-keadaan ini.
Sistem Komunikasi Interpersonal
Menurut Drs. Jalaluddin Rahmat, M.Sc. lewat bukunya yang berjudul Psikologi
Komunikasi, beliau menjelaskan tentang sistem dalam komunikasi interpersonal seperti:
• Persepsi Interpersonal
• Konsep Diri
• Atraksi Interpersonal
• Hubungan Interpersonal.
Dalam tulisan ini, Tim Penulis hanya menjelaskan point hubungan
interpersonalnya saja. Karena Tim Penulis beranggapan, pembahasannya terlalu rumit
dan dianggap dalam point hubungan interpersonal pembahasannya jelas sehingga mudah
dimengerti.
Hubungan Interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan
komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara
komunikan menjadi rusak. Anita Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang
efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling
penting.
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu
meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi
interpersonal adalah:
1. Percaya (trust)
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan
dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang
lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki
kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu
memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.
b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan
terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
c. Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila
maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya
akan muncul.
2. Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku
suportif yaitu:
a. Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas
kelemahan dan kekurangannya.
b. Orientasi maslah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari
pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan
dan menetukan cra mencapai tujuan.
c. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang
pendendam.
d. Empati: menganggap orang lain sebagai persona.
e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan
walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-
perbedaan pandangan dan keyakinan.
f. Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.
3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan
mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai
sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll.
Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi dan oleh
kesombongan, sifat malu dll.

Sumber-sumber:
• http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_interpersonal

• Buku Psikologi Komunikasi, karangan Drs. Jalaluddin Rahmat, M.Sc. Penerbit Rosda
TEORI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
• Antara dua individu
• Mencapai persefahaman, tidak semestinya persetujuan
• Pembentukan hubungan
• Persahabatan, percintaan, kekeluargaan dll
1. Teori Tembusan Sosial
• Social Penetration Theory
• Altman & Taylor, 1973
• Proses menjalin hubungan
• Tahap cetek – tidak intim – peribadi
• Lebih banyak maklumat, lebih bersifat peribadi komunikasi
Personaliti diri seperti bawang besar
• Perkara luaran lebih kerap dan lebih awal diceritakan
• Pendedahan ada resiprokal utk perkongsian
• Tembusan cepat di prgkt awal, lambat di tengah
• Proses kebalikan tembusan
2. Teori Pengurangan Ketidakpastian
• Berger (1987)
• Uncertainty Reduction Theory

Orang tidak dikenali – tidak pasti

Mengawal kemesraan dgn menambah pengetahuan

Juga dikenali sebagai teori aksiomatik
Tahap-tahap dalam interaksi
• Fasa permulaan
• Fasa peribadi
• Fasa exit
3. Teori Pendekatan Interaksi

Paul Watzlawick (1967)

Interactional View

Memahami proses membentuk dan mengekalkan hubungan interpersonal.

Interaksi sosial - Dysfunctional function keluarga

Aksiom pola komunikasi keluarga
• Kita tidak boleh tidak berkomunikasi
• Manusia berkomunikasi secara analogik dan digital
• Komunikasi mengandungi isu dan hubungan
• Hubungan menerangkan kandungan (metacommunication)
Keadaan hubungan bergantung kepada bagaimana setiap pihak menandakan rangkaian
komunikasi mereka
Semua komunikasi adalah komplementari
4. Teori Disonan Kognitif
• Cognitive dissonance theory
• Festinger, 1957
• Jika perlakuan tidak menyamai perkara yang kita percaya, maka ketegangan mental atau
disonan kognitif akan berlaku
• Jika isu penting dan perbezaan kelakuan dan kepercayaan besar, semakin besar
disonan/ketegangan yang kita rasa
HIPOTESIS
• Pendedahan terpilih menghalang disonan
• Disonan selepas membuat keputusan memerlukan sokongan
• Jusifikasi minima atau tindakan akan membawa perubahan sikap

You might also like