You are on page 1of 10

PERNIKAHAN DALAM ISLAM

A. PERINTAH UNTUK MENIKAH DALAM AL QUR’AN DAN


SUNNAH NABI
Islam memerintahkan ummatnya untuk menikah. Anjuran ini
tercantum dalam Al Qur’an dan Sunnah Nabi Sallalahu Alaihi
Wasallam sebagai berikut :

‫اب لَ ُكم ِّم َن النِّ َس&&آ ِء َم ْثنَى‬ َ َ‫َوإِ ْن ِخ ْفتُ ْم أّالَّتُ ْق ِسطُوا فِي ْاليَتَا َمى فَان ِكحُوا َماط‬
َ &ِ‫ت أَ ْي َم&&انُ ُك ْم َذل‬
‫&ك‬ ْ ‫اح& َدةً أَ ْو َم&&ا َملَ َك‬
ِ ‫ث َو ُربَ&&ا َع فَ&إِ ْن ِخ ْفتُ ْم أَالَّتَ ْع& ِدلُوا فَ َو‬
َ َ‫َوثُال‬
]1[1 ُ
‫أَ ْدنَى أَالَّتَعُولوا‬
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) wanita yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. 4:3) 2
[2]

Allah menceritakan bahwa para Nabi dan Rasul juga


melaksanakan pernikahan dan mempunyai keturunan. Allah berfirman :

]3[3 ً‫ك َو َج َع ْلنَا لَهُ ْم أَ ْز َواجًا َو ُذ ِّريَّة‬


َ ِ‫ َولَقَ ْد أَرْ َس ْلنَا ُر ُسالً ِمن قَ ْبل‬... ...
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum
kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan
keturunan4[4].(QS. 13:38)

Para Nabi dan Rasul adalah mereka yang berjalan pada jalan
yang lurus, jika mereka menikah maka sudah semestinya kita ikuti
ajaran mereka.

‫ين ِم ْن ِعبَ&&ا ِد ُك ْم َوإِ َم&&آئِ ُك ْم إِن‬ َّ ‫َوأَن ِكحُ&&وا ْاألَيَ&&ا َمى ِمن ُك ْم َو‬
َ ‫الص&&الِ ِح‬
]5[5
‫اس ٌع َعلِي ٌم‬ِ ‫يَ ُكونُوا فُقَ َرآ َء يُ ْغنِ ِه ُم هللاُ ِمن فَضْ لِ ِه َوهللاُ َو‬
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu,
dan orang-orang yang patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu

1
2
3
4
5
yang wanita.Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya.Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui. 6[6]

Pernikahan memerlukan bekal jasmani dan rohani, namun


karena pentingnya pernikahan bagi seorang muslim, jika ada seorang
muslim yang berniat menjaga dirinya dengan menikah namun masih
belum mampu dalam finansial maka kaum muslimin secara umum
diperintahkan untuk membantunya melaksanakan pernikahan. Ini
menunjukkan penekanan yang sangat kuat bagi seorang muslim untuk
melangsungkan pernikahan.
Demikian ayat Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk
menikah. Nabi Muhammad Sallalahu Alaihi Wasallam juga
menekankan perintah untuk menikah dalam hadits yang tercantum
dalam literatur-literatur hadits. Di antaranya adalah sebagai berikut :

... ‫ َو‬,ُ‫ص& ْو ُم َو أَ ْفطُ &ر‬


ُ َ‫ لَ ِكنِّ ْي أ‬,ُ‫أَ َم&&ا َو هللاِ إِنِّ ْي أَل َ ْخ َش &اْ ُك ْم ِهللِ َو أَ ْتقَ&&ا ُك ْم لَ &ه‬
]7[7 ِّ
َ ‫ب َع ْن ُسنَّتِ ْي فَلَي‬
‫ْس ِمن ْي‬ َ ‫ فَ َم ْن َر ِغ‬,‫صلِّ ْي َو أَرْ قُ ُد َو أَتَ َز َّو ُج النِّـ َسا َء‬ َ ُ‫أ‬
Demi Allah, aku adalah orang yang paling takut pada Allah dan paling
bertaqwa di antara kalian, tapi aku berpuasa dan makan, sholat malam
dan tidur dan aku pun menikahi wanita, barang siapa tidak suka dengan
sunnahku maka dia bukanlah bagian dari ummatku

B. TUJUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM


Berikut ini adalah sebagian dari tujuan pernikahan dalam Islam :
1. Sebagai salah satu bentuk pengabdian pada Allah yang berujung
pada ridho Allah dan perolehan pahala.
Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menikah, sedang
telah kita ketahui bahwa dalam pelaksanaan setiap perintah Allah
pasti ada pahala yang dijanjikan. Maka menikah merupakan salah
satu sarana untuk menambah pahala, yang kelak menjadi pemberat
timbangan amal di akherat. Selain pernikahan itu sendiri
menghasilkan pahala, dalam masih banyak sarana pencarian pahala
yang terwujud sebagai dampak positif pernikahan. Di antaranya
adalah pahala yang didapat dari hubungan suami istri. Nabi Sallalahu
Alaihi Wasallam bersabda :

َ ُ‫ـع أَ َح& ِد ُك ْم أَ ْهلَ&ه‬


...ِ‫ يَ&&ا َر ُس& ْو َل هللا‬: ‫ قَ&&الُ ْوا‬.ٌ‫ص& َدقَة‬ ِ ْ‫َو فِ ْي بُــض‬
َ ‫أَيَاْتِ ْي أَ َح ُدنَا َش ْه َوتَهُ َو يَ ُك ْو ُن فِ ْيهَا أَجْ رٌ؟ قَال أَ َرأَ ْيتُ ْم لَ ْو َو‬
‫ض َعهَا‬
6
7
‫ض & َعهَا فِ ْي‬
َ ‫&و َو‬ْ &َ‫ك ل‬ َ &‫ أَ َك‬,‫فِ ْي َح& َر ٍام‬
َ ِ‫&ان َعلَ ْي & ِه فِ ْيهَ&&ا ِو ْزرٌ؟ فَك & َذل‬
]8[8
‫ان لَهُ أَجْ ر‬
َ ‫ َك‬,‫الحالَ ِل‬ َ ٌ
...Seseorang akan mendapat pahala jika menggauli istrinya. Para
sahabat bertanya : Wahai Rasulullah apakah dengan menyalurkan
syahwat kita akan mendapatkan pahala? Nabi menjawab : jika
disalurkan ke jalan yang haram apakah tidak berdosa? Begitu juga
jika disalurkan ke jalan yang halal maka akan mendapat pahala.

Dengan menikah dan menghasilkan keturunan, maka kedua


orang tua yang mendidik keturunannya dengan baik akan
memperoleh pahala dari kebaikan yang dilakukan oleh
keturunannya, baik semasa orang tua hidup maupun setelah
meninggal dunia. Jika kedua orang tua diberi umur panjang, akan
menuai hasil pendidikan yang baik dari keturunan mereka berdua.
Anak cucu pasti akan berbakti dan berbuat baik pada kedua orang
tua dan tak akan menelantarkan kedua orang tua. Anak akan merasa
bahwa budi kedua orang tua padanya tak akan pernah terbalas.
Belum lagi pahala yang menunggu di akherat sebagai hasil kebaikan
anak yang diperbuat akibat didikan orang tua. Selain itu anak-anak
yang terdidik dengan baik akan selalu mendoakan kedua orang tua,
baik semasa hidup maupun setelah meninggal dunia. Sebuah
kesempatan untuk menambah pahala setelah meninggal dunia.
2. Sebagai penyaluran hasrat biologis manusia dalam rangka
mendapatkan keturunan.
Salah satu tujuan perkawinan dalam Islam, yaitu untuk
menyalurkan hasrat ketertarikan yang ada pada manusia yang
membawa efek kelangsungan generasi manusia. Tapi apakah tujuan
perkawinan hanyalah sekedar pemuasan nafsu biologis semata? Jika
kita perhatikan pada makhluk hidup selain manusia, ada yang dalam
memuaskan nafsu biologis tidak memerlukan lembaga perkawinan,
sehingga masing-masing tidak memiliki keterikatan kecuali hanya
sekedar demi hasrat bersama lalu ikatan itu pun hilang setelah
tercapainya hasrat itu. Berarti lembaga perkawinan memiliki tujuan
yang luhur, tidak sekedar demi mencapai kepuasan biologis yang
tidak hanya terdapat pada manusia. Islam mengatur ini karena
masalah hubungan biologis manusia tidak seperti makhluk lain,
karena manusia kelak akan menghasilkan keturunan yang memiliki
tujuan hidup, yang memerlukan pendidikan dan kasih sayang, yang
mutlak penting bagi mereka supaya mereka tumbuh kelak dapat
menjalankan misinya, memakmurkan bumi. Maka Islam mengatur

8
masalah hubungan biologis dan memberinya wadah penyaluran yang
tepat, yaitu pernikahan, guna mendapatkan keturunan. Nabi
Sallalahu Alaihi Wasallam menganjurkan ummatnya agar menikahi
wanita yang penyayang lagi subur, karena salah satu tujuan
pernikahan adalah untuk memperbanyak keturunan dan kwantitas
umat Islam.
3. Menjaga stabilitas sosial masyarakat.
Dengan adanya pernikahan maka masyarakat akan terjaga dari
bencana yang ada akibat terjadinya perzinaan. Karena jika tidak ada
penyaluran nafsu biologis di jalan yang seharusnya maka yang
terjadi adalah perzinaan. Sedang perzinaan akan mengakibatkan
bencana yang luar biasa dahsyatnya bagi kemanusiaan. Oleh karena
itu Allah menetapkan bahwa berzina adalah dosa besar yang ketiga,
setelah syirik dan membunuh manusia tanpa ada alasan syar’i
4. Mendapatkan ketenangan bagi jiwa manusia.
Tanpa lembaga perkawinan, tidak akan pernah ada proses saling
melengkapi antara laki-laki dan wanita. Suami dengan organ
fisiologis dan psikologis yang diciptakan untuk mengarungi
gelombang kehidupan yang dahsyat, akan berperan sebagai kepala
keluarga yang mencari nafkah bagi keluarganya. Sementara istri
dengan organ fisiologis dan psikologis yang diciptakan untuk
mendidik dan menjadi ibu, akan menjadi ibu yang baik di rumah,
mendidik generasi muda penerus masyarakat. Suami yang penat
menanggung beban kehidupan akan mendapat ketenangan di
rumahnya, yang nyaman dengan istri menyambut setelah seharian di
luar rumah. Begitu juga istri yang memerlukan sosok pemimpin
yang tegar, akan merasa tenang hidupnya dengan suami yang
mendampingi, memberikan rasa aman dan ketentraman dalam hidup.
Allah berfirman :
َ &‫ق لَ ُكم ِّم ْن أَنفُ ِس& ُك ْم أَ ْز َوا ًج&&ا لِّتَ ْس& ُكنُوا إِلَ ْيهَ&&ا َو َج َع‬
‫&ل‬ َ َ‫َو ِم ْن َءايَاتِ ِه أَ ْن َخل‬
]9[9
‫ُون‬ ٍ ‫ك ألَيَا‬
َ ‫ت لِّقَ ْو ٍم يَتَفَ َّكر‬ َ ِ‫بَ ْينَ ُكم َّم َو َّدةً َو َرحْ َمةً إِ َّن فِي َذل‬
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di
antaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.10[10]
C. SELAYANG PANDANG ATURAN ISLAM DALAM
PERNIKAHAN
Beberapa Hukum Pernikahan dalam Islam.

9
10
1. Istri hanya ada dalam tiga bentuk yaitu istri merdeka,
istri budak atau budak sahaya.

]12[11
َ َ‫ت أَ ْي َمانُ ُك ْم ِكت‬
‫اب هللاِ َعلَ ْي ُكم‬ ْ ‫ات ِم َن النِّ َسآ ِء إِالَّ َما َملَ َك‬ َ ْ‫ْ َو ْال ُمح‬
ُ َ ‫صن‬
Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang
bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah
menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu..12[13]

ِ ‫ت ْال ُم ْؤ ِمنَ&&ا‬
‫ت فَ ِمن‬ &ِ ‫ص&&نَا‬ َ ْ‫&&والً أَن يَن ِك َح ْال ُمح‬ ْ َ‫َو َمن لَّ ْم يَ ْس&&تَ ِط ْع ِمن ُك ْم ط‬
]14[13
ِ ‫ت أَ ْي َمانُ ُكم ِّمن فَتَيَاتِ ُك ُم ْال ُم ْؤ ِمنَا‬
‫ت‬ ْ ‫َّما َملَ َك‬
Dan barangsiapa di antara kamu (orang merdeka) yang tidak
cukup perbelanjaanya untuk mengawini wanita merdeka lagi
beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-
budak yang kamu miliki...14[15]

‫ت أَ ْي َم&&انُهُ ْم‬
ْ ‫اج ِه ْم أَ ْو َما َملَ َك‬
ِ ‫ إِالَّ َعلَى أَ ْز َو‬. ‫ون‬
َ ُ‫ُوج ِه ْم َحافِظ‬ َ ‫َوالَّ ِذ‬
ِ ‫ين هُ ْم لِفُر‬
]16[15
‫ين‬َ ‫فَإِنَّهُ ْم َغ ْي ُر َملُو ِم‬
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap
isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.16[17]

2. Pernikahan menimbulkan akibat hukum bila salah satu


dari suami istri meninggal maka suami atau istrinya berhak
mendapat warisan.

]18[17
‫ك أَ ْز َوا ُج ُكم‬ ُ ْ‫ْ َولَ ُك ْم نِص‬
َ ‫ف َماتَ َر‬
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh isteri-isterimu18[19]

3. Hubungan pernikahan terputus dengan talak cerai,


fasakh

11
12
13
14
15
16
17
18
‫ُوف أَ ْو َس & ِّرحُوهُ َّن‬
ٍ ‫َوإِ َذا طَلَّ ْقتُ ُم النِّ َسآ َء فَبَلَ ْغ َن أَ َجلَه َُّن فَأ َ ْم ِس & ُكوهُ َّن بِ َم ْع& ر‬
]20[19
ٍ ‫بِ َم ْعر‬
‫ُوف‬
Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati
akhir idahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf,
atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma'ruf (pula)20[21].

4. Istri yang telah ditalak tiga dilarang rujuk kembali


sebelum menikah dengan pria lain.

َ‫فَإِن طَلَّقَهَا فَالَ تَ ِحلُّ لَهُ ِمن بَ ْع ُد َحتَّى تَن ِك َح َز ْوجا ً َغ ْي َرهُ فَإِن طَلَّقَهَا فَال‬
ِ‫&ك ُح& ُدو ُد هللا‬َ &‫اج َعآ إِن ظَنَّا أَن يُقِي َما ُح ُدو َد هللاِ َوتِ ْل‬
َ ‫اح َعلَ ْي ِه َمآ أَن يَتَ َر‬
َ َ‫ُجن‬
]22[21
‫ون‬َ ‫يُبَيِّنُهَا لِقَ ْو ٍم يَ ْعلَ ُم‬
Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang
kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia
kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu
menceraikanya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami
pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat
akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum
Allah, ditengkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui. 22[23]

5. Cinta dan kasih sayang adalah pondasi pernikahan

‫اح َد ٍة َو َج َع َل ِم ْنهَا َز ْو َجهَا لِيَ ْس ُك َن إِلَ ْيهَا‬ ٍ ‫هُ َو الَّ ِذي َخلَقَ ُكم ِّمن نَّ ْف‬
]24[23
ِ ‫س َو‬
Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan
daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang
kepadanya.24[25]

‫ق لَ ُكم ِّم ْن أَنفُ ِس&& ُك ْم أَ ْز َواجً&&ا لِّتَ ْس&& ُكنُوا إِلَ ْيهَ&&ا‬
َ &&َ‫َو ِم ْن َءايَاتِ&& ِه أَ ْن َخل‬
2[25
َ ‫&و ٍم يَتَفَ َّكر‬
‫ُون‬ ٍ ‫ك ألَيَ&ا‬
ْ َ‫ت لِّق‬ َ ِ‫َو َج َع َل بَ ْينَ ُكم َّم َو َّدةً َو َرحْ َمةً إِ َّن فِي َذل‬
]6

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia


menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu

19
20
21
22
23
24
25
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di
antaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. 26[27]

6. Suami wajib memberi tempat tinggal bagi istri

]28[27 ُ ‫أَ ْس ِكنُوهُ َّن ِم ْن َحي‬


‫ْث َس َكنتُم ِّمن ُوجْ ِد ُك ْم‬
Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu28[29]

7. Diharamkan beristri lebih dari empat orang

‫&&اب لَ ُكم ِّم َن النِّ َس&&آ ِء‬ َ َ‫َوإِ ْن ِخ ْفتُ ْم أّالَّتُ ْق ِس&&طُوا فِي ْاليَتَ&&ا َمى فَ&&ان ِكحُوا َماط‬
‫ت أَ ْي َم&&انُ ُك ْم‬
ْ ‫اح& َدةً أَ ْو َم&&ا َملَ َك‬
ِ ‫ث َو ُربَا َع فَإِ ْن ِخ ْفتُ ْم أَالَّتَعْ& ِدلُوا فَ َو‬
َ َ‫َم ْثنَى َوثُال‬
]30[29 ُ
‫ك أَ ْدنَى أَالَّتَعُولوا‬ َ ِ‫َذل‬

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,
maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.
Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
30[31]

8. dilarang menikah dengan wanita yang telah bersuami

]32[31
َ َ‫ت أَ ْي َمانُ ُك ْم ِكت‬
‫اب هللاِ َعلَ ْي ُك ْم‬ ْ ‫ات ِم َن النِّ َسآ ِء إِالَّ َما َملَ َك‬ َ ْ‫َو ْال ُمح‬
ُ َ ‫صن‬
Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang
bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah
menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu32[33].

9. Dilarang menikah dengan pelacur hingga bertobat

26
27
28
29
30
31
32
‫ان أَ ْو‬
ٍ ‫ال & َّزانِي الَيَن ِك ُح إِالَّ َزانِيَ &ةً أَ ْو ُم ْش & ِر َكةً َوال َّزانِيَ &ةُ الَيَن ِك ُحهَ&&آ إِالَّ َز‬
]34[33
َ ِ‫ك َعلَى ْال ُم ْؤ ِمن‬
‫ين‬ َ ِ‫ك َوحُرِّ َم َذل‬ ٌ ‫ُم ْش ِر‬
Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan
perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan
perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki
yang berzina, atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu
diharamkan atas orang-orang yang mu'min.34[35]

33
34
NILAI AKHLAQ DI DALAM
BERKELUARGA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Oleh :
Nama : Yudo Nugroho
NIM : 0610410045
Prodi : Agronomi

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULATAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

You might also like