You are on page 1of 10

KELOMPOK V / ANGKATAN XVIII TAHUN 2008

KETUA : AZAM FATONI (40)

ANGGOTA
1.SARNO WIJAYA (5) 15. AL WALID (80)
2.AMIRULLAH (10) 16. SETIO HARSONO (85)
3.HERRY ISMETH (15) 17. MOH. GHUFRON (90)
4.RITA ZAHARA (19) 18. CHARIA ENI (95)
5.AHD KHAIRIL ASHAB (25) 19. H. DWI SUGIYANTO (100)
6.PETRUS IDUANTORO (30) 20. SRI SUPARMI (104)
7.SUMANTRI DJOKO MINTARDJO (35) 21. SIRAJUDDIN (110)
8.IDA BAGUS ANOM BHASMA (45) 22. INDRA JAYA (118)
9.EDY DAMANSYAH (50) 23. SYUKRI (121)
10.ABDUL GANI NOTA NUBUN (55) 24. USMAN (125)
11.H.L. MASHURIADI (60) 25. H. ZAINAL ARIFIN (130)
12.DATU SUPRIATMA (65) 26. DASUKI (135)
13.MURJANI AZIS (70) 27. ONY OC. ATAUPAH (140)
14.BAMBANG SUHARYADI (75)

PEMBIMBING : Drs. H. SOENARTO MSi.


1

3
STORY LINE
 

Bali dengan pesona budaya dan alamnya yang telah dikenal luas sebagai daerah tujuan wisata utama baik nasional maupun internasional memerlukan

pengelolaan yang berorientasi pada good governance. Pemerintah Kota Denpasar yang merupakan bagian pemerintahan di provinsi Bali dan semula

merupakan wilayah administratif pemerintahan Kabupaten Badung memiliki kepentingan langsung dalam mengembangkan potensi daerahnya sebagai

daerah wisata melalui program pelayanan terpadu yang dimulai pada tahun 2001 sebagai bentuk jawaban atas tingginya tuntutan dunia usaha dan

masyarakat dalam mewujudkan good governance, seiring dengan bergulirnya reformasi di bidang penyelenggaraan pemerintahan melalui pembentukan Unit

Pelayanan Terpadu.

Pada awal mula pembentukannya, Unit Pelayanan Terpadu ini masih terbatas pada pelayanan yang bersifat reaktif terhadap permintaan dan tuntutan

kualitas pelayanan yang lebih cepat, lebih baik dan berbiaya murah, namun pada tahap awal baru dapat menerapkan pola penerimaan berkas permohonan

perizinan untuk nantinya diproses pada instansi masing-masing. Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu dengan keterbatasan sistem pelayanan disebabkan

oleh belum siapnya sumber daya aparatur, terbatasnya sarana prasarana pendukung, dan sulitnya mendorong peningkatan kinerja birokrasi akibat budaya

organisasi yang telah tertanam kuat dalam diri masing-masing anggota birokrasi.

Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu yang secara konseptual berorientasi pada efisiensi dalam tataran pelaksanaan masih belum memenuhi tuntutan

dunia usaha dan masyarakat sebagai akibat masih belum diimbangi dengan perilaku sumber daya aparatur yang cenderung lamban untuk merespon

dinamika masyarakat dan dunia usaha.

Kondisi yang demikian dapat terjadi akibat pola hubungan sumeber daya aparatur sebagai pelayan masyarakat dengan pihak pengguna layanan (dunia

usaha dan masyarakat) masih dimaknai sebagai hubungan kepentingan yang mendatangkan kompensasi dan keuntungan pribadi. Hal ini masih diperparah

dengan pola hubungan kerja antar instansi terkait yang masih berorientasi pada ego sektoral, dan koordinasi masih dipahami dalam batas-batas formalitas

dan mengabaikan esensi dasar pencapaian efektivitas dan efisiensi birokrasi.

Semangat otonomi daerah yang diorientasikan pada pemberdayaan daerah dengan mendekatkan pelayanan masyarakat agar potensi yang ada di daerah

dapat tumbuh dan berkembang serta memberikan akses yang seluas-luasnya kepada publik untuk mengambil peran dalam (pelaku) pembangunan, telah
A. Variable
1

9
1
0

1
1
Perilak u
A paratur

Peluang
Kerja
Efisiensi

Pertumbuhan
Ekonomi

Koordinasi

Kinerja
Birokrasi
Sarana
Prasarana

Kualitas
Pelayanan Tata
Laksana
Dunia
usaha
Masyrakat

You might also like