You are on page 1of 11

Makalah

Manajemen Komponen Sekolah


Tenaga Kependidikan Dan Siswa

Oleh :
Muhammad Taufik Adhi Nugraha
15501247008
PKS A

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

Manajemen Komponen Sekolah Tenaga Kependidikan Dan Siswa

A. Manajemen Sekolah
Manajemen

sekolah

adalah

sebuah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

pengarahan, pengontrolan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah yang
telah ditetapkan atau dapat disebut juga sebagai visi sekolah. Manajemen Pendidikan
dalam arti seluas2 nya adalah suatu ilmu yang memepelajari penataan sumber daya yaitu
Sumber Daya Manusia ( SDM ), kurikulum, atau sumber belajar dan fasilitas untuk
mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan menciptakan suasana yang baik bagi
manusia, yang turut serta dalam pencapaian pendidikan yang telah disepakati. Dengan
lebih memperhatikan manajemen pendidikan maka diharapkan tujuan pendidikan dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Menurut Purwanto dan Djojopranoto, Manajemen
Pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian,
pengawasan, pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang telah
tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil, untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien. Dalam manajemen pendidikan terdapat

beberapa

komponen.Yang termasuk kedalam komponen pendidikan antara lain:


1. Siswa
2. Kurikulum
3. Tenaga Kependidikan
4. Sarana-Prasarana
5. Keuangan/Dana
6. Lingkungan (Hubungan Sekolah dengan Masyarakat)
7. Layanan Khusus
Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, untuk mencapai tujuan pendidikan,
diperlukan manajemen dalam pendidikan. Salah satu manajemen yang diperlukan adalah
manajemen komponen-komponen belajar

B. Manajemen Komponen Sekolah Tenaga Kependidikan


Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitas dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan (UU
No.20 tahun 2003,pasal I Bab I).
1. Komponen manajemen pendidik dan tenaga kependidikan
Manajemen personalia mencakup tujuh komponen. Tujuh komponen ini dilaksanakan
secara urut, tertib, dan berkesinambungan sehingga harus melalui tahapan-tahapan yang
sudah ditentukan. Ketujuh komponen tersebut adalah:
a. Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan yang menentukan kebutuhan pegawai, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Masa lampau
telah mengantarkan kondisi sekarang sehingga bisa dijadikan acuan untuk
merencanakan masa depan berdasarkan potensi yang ada. Sepanjang situasi yang
dihadapi di masa lampau dan masa sekarang masih sama, maka perkembangan masa
lampau yang telah mengantarkan kondisi masa sekarang ini dapat dijadikan acuan
yang sama untuk memprediksi masa depan. Tetapi, jika situasinya sama sekali lain,
maka dibutuhkan kejelian membaca keadaan dalam menyusun perencanaan.
Perubahan inilah yang dewasa ini sering dihadapi oleh para perencana sehingga
dibutuhkan jurus-jurus jitu sebagai upaya antisipasi sedini mungkin.
b. Rekrutmen Pegawai
Rekrutmen pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada
suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnyaSebagaimana disebutkan oleh M.
Daryanto, syarat-syarat pegawai negeri adalah:
1) Segi kepribadian
2) Kesetiaan
3) Kesehatan badan
4) Kecerdasan
5) Kemampuan
6) Ketangkasan

7) Dan syarat-syarat lain yang khusus bagi sesuatu jabatan negeri yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
c. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
Pegawai sebagai manusai membutuhkan memerlukan pembinaan dan pengembangan
untuk memperbaiki dan meningkatkan dirinya termasuk dalam tugasnya. Pembinaan
lebih berorientasi pencapaian standar minimal, yaitu disarankan untuk dapat
melakukan pekerjaan/tugasnya sebaik mungkin dan menghindari pelanggaran.
Sementara itu, pengembangan lebih berorientasi pada perkembangan karier para
pegawai, termasuk upaya manajer untuk memfasilitasi mereka supaya bisa mencapai
jabatan atau status yang lebih tinggi.
d. Promosi dan Mutasi
Promosi (kenaikan pangkat) merupakan perubahan kedudukan yang bersifat vertikal,
sehingga berimplikasi pada wewenang tanggung jawab, dan penghasilan.Di Indonesia,
untuk pegawai negeri sipil, promosi atau pengangkatan pertama biasanya diangkat
sebagai calon PNS dengan masa percobaan satu atau dua tahun, kemudian ia
mengikuti latihan prajabatan, dan setelah lulus diangkat menjadi pegawai negeri sipil
penuh. Setelah pengangkatan pegawai, kegiatan selanjutnya adalah penempatan atau
penugasan. Mutasi adalah pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain.
Pemindahan ini lebih bersifat horizontal sehingga tidak berimplikasi pada
penghasilan.Mutasi bisa berkonotasi positif namun juga kadang berkonotasi negative.
Jika mutasi dilakukan sebagai penyagaran organisasi, maka makna konotasinya positif.
Namun jika pemindahan itu karena suatu kasus tertentu maka konotasinya terkesan
sebagai langkah pembuangan. Konotasi ini lebih meyakinkan jika posisi baru yang
ditempati lebih kering dari posisi awal.
e. Pemberhentian Pegawai
Ada batas tertentu yang dimiliki pegawai sehingga suatu ketika harus diberhentikan.
Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah dapat dilakukan dengan beberapa alasan
berikut :
1) Pegawai yang bersangkutan tidak cakap dan tidak memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik;
2) Perampingan atau penyederhanaan organisasi;

3) Peremajaan, biasanya pegawai yang telah berusia 50 tahun dan berhak pensiun
harus diberhentikan dalam jangka waktu satu tahun;
4) Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik;
5) Melakukan pelanggaran tindak pidana sehingga dihukum penjara atau kurungan;
6) Melanggar sumpah atau janji pegawai negeri sipil.
f. Kompensasi
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat
dinilai dengan uang dan memiliki kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian
kompensasi selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas
perumahan, kendaraan dan lain-lain.
g. Penilaian Pegawai
Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan peran
sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi
juga pegawai itu sendiri. Bagi para pegawai, penilaian berguna sebagai umpan balik
berbagai hal, seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensi yang pada
gilirannya bermanfaat untuk menetukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan
karier. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi kerja tenaga kependidikan sangat penting
dalam pengambilan keputusan berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program
sekolah penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan,
dan aspek lain dari dari keseluruhan proses efektif sumber daya manusia.
2. Masalah Ketenaga Pendidikan
Beberapa permasalahan yang dihadapi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
antara lain :
a. Kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Kebijakan upah minimum boleh jadi telah menyebabkan pegawai bermental
kuli, bukan pegawai yang mengejar prestasi. Rendahnya dan bahkan tidak ada lagi
insentif dari pemerintah daerah terutama yang tinggal di desa terpencil. Bahkan
untuk tenaga kependidikan belum ada pengakuan dan penghargaan atas
kinerjanya seperti sertifikasi. Hal ini akan menimbulkan kesenjangan yang
mengakibatkan peningkatan mutu pendidikan terhambat.

b. Penilaian dan pengawasan kinerja


Kinerja kompetensi guru masih jauh dibawah standar isi dan proses.
c. Penempatan dan distribusi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Terjadi penumpukan tenaga pendidik di kota, tetapi di pedesaan dan terpencil
sangat kekurangan. Hal ini disebabkan banyaknya mutasi tenaga pendidik karena
masalah jauh dari keluarga, medan yang sulit, tidak betah tinggal dipedesaan dan
terpencil. Begitu juga dengan tenaga kependidikan, bahkan di pedesaan dan
terpencil tidak ada tenaga kependidikan.
d. Promosi kepangkatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Pengurusan

promosi

jabatan.pangkat

bagi

tenaga

pendidik

dan

tenaga

kependidikan terutama di daerah terpencil sangat sulit. Karena medan yang sulit
dan birokrasi yang berbelit.
e. Mutasi fungsional dan structural
Banyaknya tenaga pendidik yang potensial direkrut dalam jabatan struktural
seperti camat, anggota dewan
C. Manajemen Siswa
Mengenai Manajemen Kesiswaan, Mulyasa (2009: 46-47) menyatakan bahwa:
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik (siswa), mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari
suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta
didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu
upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di
sekolah. Tujuan dari manajemen kesiswaan yaitu untuk mengatur berbagai kegiatan
dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan
lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Tanggung jawab
kepala sekolah menurut Sutisna (1985) dalam Mulyasa (2009: 46) sebagai berikut:
1. Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan dengan itu;
2. Penerimaan, orientasi, klarifikasi, dan penunjukkan murid kelas dan program studi;
3. Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar;

4. Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti : pengajaran,


perbaikan, dan pengajaran luar biasa;
5. Pengendalian dan disiplin murid;
6. Program bimbingan dan penyuluhan;
7. Program kesehatan dan keamanan;
8. Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional.
Nurkholis (2003: 46) dan Rohiat (2008: 67) menyatakan bahwa: Yang diperlukan dalam
manajemen kesiswaan adalah intensitas dan ekstensinya.Yang perlu diperhatikan dalam
manajemen kesiswaan adalah bahwa sekolah tidak hanya mengembangkan pengetahuan
anak saja, akan tetapi juga harus mengembangkan sikap kepribadian, aspek sosial
emosional, disamping keterampilan-keterampilan yang lain. Sehingga akan tercipta
peserta didik yang cerdas intelejen, emosional, maupun spiritualnya.
1. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena
peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah.
Kesalahan dalam penerimaan siswa baru dapat menentukan sukses tidaknya usaha
pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Kapan penerimaan siswa baru dilakukan? Oleh
karena penerimaan siswa baru bukanlah hal yang ringan. Maka menjelang tahun ajaran
baru proses penerimaan siswa baru harus sudah selesai. Untuk itu penunjukan panitia
penerimaan siswa baru telah dilakukan oleh kepala sekolah sebelum tahun ajaran
berakhir. Panitia penerimaan siswa baru sifatnya tidak tetap, dia akan dibubarkan jika
tugasnya telah selesai. Tugas panitia penerimaan siswa baru Yaitu menentukan banyak
siswa yang diterima ,biasanya siswa baru diterima hanya untuk kelas 1. Akan tetapi
apabila masih ada tempat untuk kelas-kelas lain atau karena perluasan, dapat juga
diterima untuk siswa baur dikelas 2 dan 3. Penentuan banyak siswa yang diterima
tergantung dari daya tamping untuk tahun tersebut.
2. Pencatatan Bimbingan Dan Penyuluhan Siswa
Saat ini hampir semua kelas menengah telah memiliki tenaga yang bertugas
melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, karena telah disadari peranannya dalam
menunjang dalam keberhasilan belajar siswa. Apakah arti bimbingan dan penyuluhan itu?

Bimbingan adalah bantuan atau tuntunan khusus yang diberikan pada siswa dengan
memperhatikan potensi-potensi yang ada pada siswa tersebut agar dapat berkembang
semaksimal mungkin. Penyuluhan adalah interaksi antarpribadi pembimbing dan
terbimbing untuk membicarakan masalah terbimbing untuk mendapatkan pemecahan.
Istilah lain dari penyuluhan adalah konseling.
Ada empat jenis bimbingan di sekolah:
a. Bimbingan belajar
Bertujuan membantu mengenal, memahami cara belajar yang efisien dan efektif, tertib
dan disiplin belajar baik secara mandiri maupun kelompok dsb
b. Bimbingan pribadi
Bertujuan membantu siswa mengenal, menemukan pribadi yang beriman dan bertakwa
pada tuhan yang maha esa, madiri, bertanggung jawab, memiliki konsep pribadi,
menghargai keunikan kemampuan diri, serta sehat jasmani dan rohani.
c. Bimbingan karir
Bimbingan menelusuri kemampuan untuk memperoleh kesempatan kerja Ditujukan
untuk mengenal untuk memahami dan mengembangkan potensi diri dalam
mempersiapkan masa depan.
d. bimbingan sosial
Bertujuan membantu siswa memahami diri kaitannya dengan lingkungan social dan
sekitarnya.
3. Pencatatan Prestasi Belajar
Pencatatan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh sekolah untuk
masing-masing kelas dan ada yang untuk siswa sebagai perseorangan. Beberapa catatan
prestasi belajar adalah :
a. Buku daftar nilai
b. Buku leggier (buku kumpulan nilai)
c. Buku rapport
4. Mutasi Siswa
Mutasi siswa atau pindah siswa yaitu perpindahan di dalam sekolah sendiri (mutasi
intern) maupun perpindahan keluar sekolah (mutasi ekstern). Mutasi intern terjadi apabila
siswa mengalami perpindahan dari kelas yang satu ke kelas yang lain (naik tingkatan atau

lainnya). Mutasi ekstern adalah mutasi yang terjadi karena seseorang siswa keluar dari
sekolah disebabkan karena telah menamatkan pelajarannya atau karena hal-hal lainnya
misalnya berhenti, mengikuti orang tua dan sebagainya. Sebab-sebab mutasi antara lain :
a.

Tamat sekolah.

b.

Pindah ke sekolah lain menurut pilihan orang tua atau siswa yang masih satu tempat

c.

Pindah ke sekolah lain di lain tempat karena mengikuti orang tua atau sebab lain.

d.

Berhenti sekolah karena tidak mampu (kepandaian atau ekonomi).

e.

Karena meninggal dunia.

D. Pengelolaan manajemen siswa yang baik


Keberhasilan dalam pendidikan tidak lepas dari pengelolaan sekolah yang baik. Semua
komponen dalam sekolah yang saling mendukung satu sama lain merupakan faktor yang
sangat penting dalam memunculkan suatu khasanah belajar mengajar yang nyaman bagi
siswa dan guru. Kondisi fisik suatu sekolah pun menjadi hal yang tak kalah penting untuk
ikut dalam menyukseskan tercapainya tujuan pembelajaran.
Keberhasilan pendidikan tidak akan tercapai jika di sekolah tersebut tidak ada
manajemen pendidikan yang baik. Manajemen yang berkaitan langsung dengan peserta
didik merupakan manajemen yang tidak boleh ditinggalkan dalam pengelolaan sekolah.
Manajemen ini ini perlu dirancang sedemikian hingga tujuan pendidikan itu bisa
terlaksana. Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam manajemen ini adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan yang matang dari manajemen siswa merupakan modal awal
terselenggaranya pembelajaran yang baik di sekolah. Perencanaan ini meliputi:
a. Penyusunan struktur kesiswaan
b. Penataan siswa di dalam kelas
c. Perencanaan bimbingan siswa
d. Perencanaan lingkungan belajar dan interaksi belajar-mengajar di kelas
e. Penetapan standar kenaikan kelas dan penjurusan
f. Perencanaan program pengayaan dan program perbaikan

2. Pengorganisasian
Yang dimaksud dengan pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur cara kerja,
prosedur kerja, atau mekanisme kerja kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat
dalam bagan di bawah ini.
3. Pengkoordinasian
Dalam pelaksanaannya manajemen siswa dapat berjalan dengan baik apabila ada
koordinasi terkait dengan semua personil yang terkait dalan struktur organisasi
sekolah. Sebab hal ini penting untuk transfer informasi antarpersonil.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana-rencana dari awal penerimaan siswa sampai lulusnya siswa bisa
dilakukan penataan siswa yang baik di kelas.
5. Pembimbingan Siswa
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa tidak terhindar dari kesulitankesulitan yang dihadapinya. Dalam suatu kelas pastilah terdapat berbagai macam
siswa dengan latar belakang yang sangat berbeda. Perbedaan tersebut menuntut guru
untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam memberikan
bimbingan terhadap siswa. Guru harus mampu mengidentifikasi permasalahan yang
dihadapi siswa, serta dapat menemukan alternatif penanggulangannya. Bimbingan
yang diberikan tidak hanya kepada siswa yang mengalami permasalahan, tetapi juga
bagi siswa yang tidak mengalami kesulitan.
6. Evaluasi
Evaluasi dalam proses pendidikan lebih berorientasi pada pengayaan dan perbaikan.
Hal ini dilakukan setelah diperoleh hasil belajar siswa dan pengamatan terhadap
aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
7. Tindak Lanjut
Upaya tindak lanjut bisa dilakukan berdasarkan hasil analisa. Sesuai dengan hasil
analisa, setidaknya bisa dilakukan upaya-upaya berikut:
a. Memberi tindak lanjut singkat dan segera misalnya penugasan kecil
b. Menempatkan atau mengikutsertakan siswa sesuai bidang yang diminatinya
c. Melakukan kegiatan pendukung baru sebagai pelengkap dari kegiatan terdahulu

E. Kesimpulan
Keberhasilan suatu sekolah sangat dipengaruhi oleh pengelolaan tenaga kependidikan
dan siswa yang baik. Pengelolaan tenaga kependidikan yang baik mencakup; prencanaan
pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan
mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi dan penilaian pegawai, sedangkan siswa
yang baik dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Yakni perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Jika tahap-tahap ini dilakukan
dengan baik, bisa dimungkinkan manajemen sekolah ini akan baik.
Manajemen sekolah ini sangat mempengaruhi proses belajar mengajar antara siswa
dengan guru. Oleh karena itu diperlukan juga hubungan yang baik antara siswa dengan
guru. Selain itu lingkungan siswa yang memadai juga akan berpengaruh pada proses
pendidikan yang dalam hal ini adalah proses belajar mengajar.

You might also like