You are on page 1of 12

Sistem Ekskresi Vertebrata

Vertebrata memiliki ginjal seperti manusia, tetapi terdapat perbedaanperbedaan pada struktur serta fungsinya. Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal
yaitu; pronefros, opistonefros, mesonefros dan metanefros. Pronoferos adalah ginjal
yang berkembang selama fase embrio dan setelah itu akan berubah menjadi
mesonefros dan pada akhirnya akan berubah menjadi metanefros. Sedangkan tipe
ginjal opistonefros adalah tipe ginjal yang terdapat pada amfibi dan ikan.
Sistem Ekskresi Ikan
Alat eksresi ikan merupakan ginjal opistonefros dan berwarna kemerahmerahan. Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan mas, saluran ginjal menyatu dengan
saluran kelenjar kelamin dan ini disebut dengan saluran urogenital. Saluran ini
terletak dibelakang anus, sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki
kloaka. Karena ikan hidup di air, ikan harus menjaga keseimbangan pada tekanan
osmotiknya.
Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar dan air laut berbeda.
Ikan air tawar mengekskresikan ammonia dan mengeluarkan urin dalam jumlah besar.
Sedangkan ikan air laut, mengekskresikan ammonia dan mengeluarkan urin dalam
jumlah sedikit.
Sistem Ekskresi Reptil
Alat ekskresi pada reptil berupa ginjal metanefros. Ginjal ini dihubungkan
langsung dengan kantung kemih dan bermuara ke kloaka. Selain ginjal, reptile
memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk
mengusir musuh.
Sistem Ekskresi Burung
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal metanefros, paru-paru serta kulit.
Saluran ekskresi dari ginjal menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus
(kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan
garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui lubang hidung. Burung
hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi burung memiliki kelenjar minyak.
Kelenjar minyak ini berfungsi untuk meminyaki bulu-bulunya.
Sistem Ekskresi Hewan Invertebrata
Sistem ekskresi pada hewan invertebrata tergolong sederhana dibandingkan
dengan sistem ekskresi pada hewan vertebrata.
Sistem Ekskresi Cacing Pipih
Proses pengeluaran pada cacing pipih contohnya Planaria, dilakukan melalui
pembuluh bercabang yang terletak pada samping kiri dan kanan disetiap tubuhnya.
Setiap cabang akan berakhir pada sel-sel api atau disebut juga dengan solenosit yang

dilengkapi dengan silia. Saluran ini disebut protonefridium, Silia pada setiap sel akan
selalu bergerak. Akibat gerakan inilah, air atau cairan tubuh dan zat sisa yang sudah
disaring didalam sel api akan terdorong masuk ke dalam saluran ekskresi. Dari
saluran itu, cairan dan zat sisa kemudian dikeluarkan melalui nefridiofor.

Sistem Ekskresi Cacing Tanah


Cacing tanah masuk kedalam kelompok Annelida. Maka dari itulah, pada
setiap segmen terdapat sepasang ginjal atau nefridium kecuali pada tiga segmen
pertama dan segmen terakhir. Setiap nefridium memiliki corong yang disebut dengan
nefrostom. Nefrostom terdapat dirongga tubuh yang berisi penuh cairan.
Cairan tubuh ditarik lalu diabsorbsi oleh nefrostom dan kemudian masuk
kedalam nefridia yang berupah pembuluh panjang dan berliku-liku. Selama itu, terjadi
penyerapan kembali zat-zat yang masih bermanfaat. Kemudian zat-zat tersebut
diedarkan ke seluruh kapiler sirkulasi. Sedangkan sisa cairan tubuh yang tidak
diperlukan lagi akan dikeluarkan melalui ujung nefrostom yang disebut dengan
nefridiopor.

Alat ekskresi pada cacing tanah

Sistem Ekskresi Serangga

Alat ekskresi serangga disebut dengan tubula atau juga pembuluh Malphigi.
Pembuluh Malphigi adalah sebuah tabung kecil yang panjang dan terletak didalam
hemosol dan tergenang didalam darah. Bagian pangkal pembuluh Malphigi melekat di
ujung anterior dinding usus dan bagian ujungnya menuju hemosol. Dan hemosol
tersebut mengandung hemolimfa. Hemolimfa adalah darah invertebrate yang
memiliki sistem peredaraan darah terbuka.
Bagian dalam pembuluh Malphigi tersusun oleh selapis sel epitel. Sel epitel
tersebut berperana sebagai pemindahan urea, limbah nitrogen, garam dan air dari
hemolimfa ke dalam rongga pembuluh.
Bahan-bahan yang penting masuk ke dalam pembuluh dan diserap kembali
secara osmosis untuk diedarkan ke seluruh tubuh oleh hemolimfa. Sedangkan bahan
yang mengandung nitrogen, diendapkan secara kristal dan dikeluarkan bersama feses
melewati anus.

Alat ekskresi pada belalang

Sistem Saraf
Sistem saraf dibangun oleh neuron dan sebuah sel saraf memiliki satu badan
sel. Dari badan sel tersebut keluar tonjolan yang disebut dengan sitoplasma. Ada dua
macam jenis tonjolan sitpolasma yaitu dendrit dan neurit.
a. Badan sel, mempunyai inti dan di sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl.
Butir-butir Nissl mengandung RNA yang berperan dalam sintetis protein.
Badan sel saraf terdapat di saraf pusat dan ganglion.
b. Dendrit, merupakan serabut pendek yang memiliki cabang yang berfungsi
untuk menyalurkan impuls ke badan sel. Dendrit memiliki ukuran yang
panjang pada sel saraf sensorik.
c. Neurit, atau akson merupakan serabut saraf panjang yang berfungsi untuk
menyalurkan impuls dari badan sel. Cabang-cabang yang terletak pada ujung
neurit disebut dengan ujung akson.

Ada tiga macam sel saraf yaitu, sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan sel
saraf interneuron. Sel saraf sensorik menerima rangsangan pada kulit, alat indera dan
reseptor lain. Impuls berjalan menuju badan sel yang terdapat di ganglion yang
terletak pada dorsal di bagian sumsum tulang belakang. Sel saraf motoric menerima
impuls dari sel saraf sensorik secara langsung melalui interneuron atau dari otak.
Impuls ini dieruskan melalui akson efektor.
Sel saraf interneuron memiliki kutub yang banyak dan juga memiliki banyak
dendrit dan akson. Sel saraf interneuron ini menghubungkan antara sel saraf satu
dengan sel saraf yang lainnya.
Pada otak atau sumsum tulang belakang terdapat sel-sel neuroglia yang
merupakan jaringan penyokong. Fungsinya adalah untuk tempat isoloasi dan
cadangan makanan karena banyak mengandung glikogen serta butir-butir lemak.
Impuls
Impuls dapat diartikan sebagai berita yang merambat pada serabut saraf.
Jika serabut tersebut tidak menghantarkan impuls, bisa dibilang serabut saraf tersebut
sedang dalam keadaan istirahat. Di dalam serabut saraf bermuatan negative yaitu
sekitar -60mVolt. Sedangkan diluar, serabut saraf bermuatan positif. Keadaan dimana
muatan mengandung listrik ini disebut dengan potensial istirahat. Di dalam keadaan
ini, membrane serabut saraf dalam keadaan terpolarisasi.
Pada saat keadaan potensial kerja, dalam waktu singkat saja muatan di dalam
berubah menjadi positif sekitar +60mVolt dan muatan diluar berubah menjad
negative. Dan pada saat itu jugalah terjadi depolarisasi pada selaput akson.
Depolarisasi terjadi pada waktu yang sangkat singkat sekali dan merambat sepanjang
serabut saraf bersamaan dengan perambatan impuls.
Impuls terjadi karena adanya sebuah rangsang (stimulus). Bisa juga berupa
rangsan kimia, mekanik, panas, osmotic atau pun listrik. Kecepatan merambatnya
impuls pada mamalia tertentu dapat lebih dari 100 meter/detik, sedangkan pada
hewan-hewan tingkat rendah hanya 0,5meter/detik. Kecepatan rambatan impuls ini
dipengaruhi oleh dua factor yaitu adanya selubung myelin dan diameter serabut saraf.
Sinapsis
Ujung akson mempunyai cabang yang banyak. Tiap ujung tersebut
membentuk bongkol. Nah, bongkol inilah yang disebut dengan bongkol sinaps.
Sinaps atau sinapsis adalah titik temu hubungan satu sel saraf dengan sel saraf yang
lain. Sel saraf motoric pada sumsum tulang belakang vertebrata mempunyai ratusan
bongkol sinapsis yang berasal dari sel didekatnya.
Didalam bongkol sinaps terdapat mitokondria serta gelembung sinaps.
Bongkol sinaps ini berisi zat kimia neurotransmitter yang mempunyai pernan penting
dalam perambatan impuls. Di ujung bongkol sinapsis dengan membrane sel saraf
yang lainnya terdapat celah. Celah ini dibatasi oleh membrane prasinapsis dan
membrane pascasinapsis. Celah ini memiliki lebar sekitar 20nm.
Pada saat impuls sampai di bongkol sinapsis, gelembung-gelembung sinapsis
akan mendekat dengan membrane prasinapsis kemudian menempel dan melepaskan
isinya yaitu zat transmitter atau neurotransmitter
Neurotransmitter

Senyawa transmitter yang dikeluarkan oleh ujung-ujung saraf disebut dengan


neurohumor. Zat ini berupa asetilkolin yang memiliki efek pada sifat permeabilitas
membrane pascasinapsis yang menyebabkan perpindahan kation sehingga terjadi
depolarisasi. Kebanyakan transmitter menghasilkan asetilkolin sebagai
neurotransmitter. Saraf simpatetis juga menghasilkan neurotransmitter non-adrenalin
pada ujung-ujung serabut saraf yang mempunyai pengaruh persis seperti adrenalin.
Peranan sinapsis terhadap sistem saraf
Tiap sel saraf mempunyai sinapsis yang berasal dari berbagai serabut saraf.
Banyak sekali kemungkinan yang terjadi pada sistem ini. Berbagai impuls datang
bersamaan melalu sinapsis ke suatu badan sel saraf dapat berupa rangsangan atau bisa
juga berupa hambatan. Contohnya, ada suatu rangsangan pada otak untuk
berkontraksi dan bersamaan dengan impuls yang sifatnya menghambat pada otot yang
antagonis. Dengan demikian, tidak terjadi kesalahan dalam suatu gerakan. Koordinasi
dari berbagai aktifitas tubuh tidak lain menggunakan suatu sistem stimulasi dan
inhibisi pada sinapsis.
Gerak Sadar Dan Gerak Refleks
Ada gerak sadar dan gerak refleks. Contoh gerak sadar adalah berlari, berjalan,
makan dan sebagainya dan contoh dari gerak refleks adalah pupil mata membesar dan
mengecil ketika terjadi perubahan terhadap intensitas cahaya. Mengedipakan mata
ketika ada benda asing yang mengenai mata juga merupakan contoh gerak refleks.
Gerak refleks merupakan gerak yang melalui impuls yang pendek. Jalur neural
yang memungkinkan terjadinya gerak refleks disebut dengan lengkung refleks.
Refleks Fleksi
Contoh yang menggambarkan peristiwa refleks fleksi adalah ketika
bergeraknya kaki ketika tersentuh benda panas. Pada kaki terdapat ujung-ujung
reseptor sakit dan panas. Jika dirangsang, impuls melalu sel saraf sensorik dari kaki
ke sumsum tulang belakang. Impuls tersebut masuk melalu akar dorsal. Gerak refleks
di atas merupakan gerak refleks spinal yang artinya, gerak tersebut tidak melibatkan
otak. Bersin dan mengejapkan mata merupakan contok refleks yang melibatkan otak.
Karakteristik Refleks
Refleks adalah suatu gerakan/respon yang terjadi tanpa kita sadari. Ada
karakteristik tertentu yang lebih kompleks yaitu;
a. Dapat diramalkan, dalam artian jika satu kali terjadi respon dari suatu
organ terhadap rangsang spesifik maka, kita tahu jika diberi rangsangan
yang spesifik yang sama responnya akan sama pula.
b. Mempunyai tujuan tertenu. Yaitu semua refleks berguna bagi organisme
untuk tujuan tertentu.
c. Pada refleks terdapat reseptor dan respon terhadap rangsangan terhadap
efektor tertentu.
d. Refleks membutuhkan waktu antara stimulus dan mulai terjadinya pada
efektor.
e. Umumnya bersifat spontan.

f. Mempunyai fungsi sebagai pelindung dan pengatur dan sangat penting


terhadap tingkah laku hewan.
g. Respon yang terus menerus dapat menyebabkan kelelahan.
Klasifikasi Refleks
Refleks diklasifikasikan menurut bagian sistem saraf yang ikut terlibat. Ada
dua macam klasifikasi refleks yaitu;
a. Refleks Spinal, melibatkan medulla spinalis (sumsum tulang belakang).
b. Refleks otak, melibatkan neuron konektor yang terletak di otak.
Sistem Saraf Pusat
Otak
Otak dibagi menjadi tiga daerah yaitu, otak depan, otak tengah dan otak
belakang. Dan dibawah ini adalah uraian bagian-bagian dari otak.
Medulla Oblongata
Medulla oblongata mempunyai fungsi yang sangat penting bagi manusia serta
pada makhluk vertebrata. Medula oblongata berfungsi untuk mengatur respirasi,
kecepatan denyut jantung, sekresi saliva, penyempitan pembuluh darah dan lainlainnya. Medulla oblongata atau sumsum lanjutan ini terletak pada otak bagian
belakang.
Otak Kecil (Cerebellum)
Otak kecil atau cerebellum terletak di bagian anterior dari medulla oblongata.
Fungsi utama otak kecil ini adalah sebagai pusat keseimbangan dan koordinasi
motorik. Boleh dikatakan bahwa otak kecil mempunyai fungsi untuk menghantarkan
impuls-impuls dari korteks dengan kontraksi otot.
Otak Tengah (Mesensefalon)
Di otak tengah terdapat sebuah ganglion yang disebut dengan red nucleus
yang berfungsi untuk pengontrolan gerakan dan kedudukan, terutama untuk mencegah
kontraksi yang berlebihan. Pada otak tengah terdapat serabut saraf yang
menghubungkan bagian otak belakang dengan bagian otak depan.
Otak Depan (Diensefalon)
Di dinding dari bagian otak ini terdapat thalamus dan hipotalamus. Talamus
sangat penting karena thalamus ini dengan berkembangnya pusat asosisasi pada
serebrum manusia dan vertebrata tingkat tinggi. Selain itu, thalamus juga mempunyai
hubungan dari berbagai bagian otak sehingga merupakan terusan dan tempat lalu
lintas impuls di antara bagian-bagian otak dan serebrum.
Hipotalamus mengatur berbagai macam-macam fungsi yaitu mengatur suhu
tubuh, emosi, rasa haus dan lapar serta tingkah laku reproduktif. Hipotalamus sendiri
merupakan neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormone pada hipofisis.

Otak Besar (Cerebrum)


Otak besar merupakan bagian yang paling luas dari otak. Korteks serebral dari
otak besar dapat dibagi menjadi dua daerah yaitu, daerah sensorik dan daerah motorik.
Daerah sensorik menerima impuls dari berbagai reseptor sedangkan daerah motorik
mengirimkan impuls ke otot lurik melalui serabut saraf desendens pada sumsum
tulang belakang. Bagian otak sebelah frontal adalah sebuah tempat dimana terdapat
memori, imajinasi, intelijensi dan keterampilan berpikir yang sangat berpengaruh
dalam tingkah laku manusia.
Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari otak bagian bawah sampai
ke ruas kedua dari tulang pinggang. Sumsum tulang belakang mempunyai kanal yang
berisi cairan serebrospinal. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak
refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit atau otot dan membawa impuls motoric
dari otak ke otot tubuh.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf terbagi atas sistem saraf somatic (sadar) dan otonom (tidak
sadar). Sistem saraf somatic berperan dalam mengendalikan aktivitas tubuh yang
dilakukan secara sadar. Sistem saraf sadar/somatic terdiri atas sistem saraf kepala
(kranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal). Sistem saraf kranial tersusun atas
12 pasang sedangkan sistem saraf spinal terdiri atas 31 pasang saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
Sistem saraf otonom dibagi atas dua yaitu sistem saraf simpatetik dan sistem
saraf parasimpatetik. Keduanya memiliki serabut saraf yang membentuk struktur yang
tidak dikendalikan oleh sistem saraf somatic. Serabut saraf simpatetik dan serabut
saraf parasimpatetik ini berasal dari otak dan sumsum tulang belakang yang kemudia
berlanjut menuju ke organ-organ tertentu.

Fungsi dari sistem saraf parasimpatetik dan saraf simpatetik

Gangguan Pada Sistem Saraf Manusia


Sistem saraf pada manusia dapat mengalami gangguan. Diantaranya adalah:
-Amnesia
-Hidrosefalus
-Epilepsi
-Alzheimer
Sistem Indera
Indera Peraba
Indera peraba pada manusia terletak pada kulit. Rangsangan dirasakan melalui
ujung-ujung saraf pada folikel-folikel rambut yakni ujung-ujung saraf Merkels dan
Paccini. Indera peraba berfungsi sanga baik sekali pada bibir dan pada telapak tangan.
Ujung saraf yang merupakan jalinan serabut saraf di sekitar dasar folikel rambut
berguna sangat baik sebagai alat peraba.
Indera Pengecap
Indera pengecap dirasakan oleh adanya reseptor pengecap yang disebut
dengan sel-sel pengecap. Reseptor pengecap adalah suatu kemoreseptor karena dapat
dirangsang oleh berbagai macam zat kimia. Reseptor ini secara otomatis memberikan
informasi terhadap sifat zat yang masuk ke dalam mulut pada saat makan.
Indera Pendengaran Dan Keseimbangan
Manusia mempunyai telinga yang terdiri atas tiga bagian yaitu telinga bagian
luar yang terdiri atas daun telinga dan saluran telinga luar. Daun telinga dipakai untuk
menerima dan mengumpulkan suara yang masuk ke saluran telinga luar. Selain telinga
bagian luar, juga terdapat telinga tengah dan telingah bagian dalam. Manusia dapat
mendengar suara dengan frekuensi yang sudah ditetapkan yaitu antara 200-20.000 Hz.
Dan manusia tidak dapat mendengar suara yang frekuensinya dibawah 20 Hz dan
lebih dari 20.000 Hz.
Indera Penciuman
Indera penciuman terletak di rongga hidung. Rongga hidung manusia dilapisi
oleh sel epitel dan mukosa. Mukosa ini berisi sel basal, sel penunjang dan sel-sel
bipolar. Sel bipolar merupakan sel yang mempunyai tonjolan seperti ramut. Sel
tersebut mempunyai dendrit yang disebut dengan olfactory rod atau batang
penciuman.
Indera Penglihatan
Mata adalah indera pengelihatan yang dibangun oleh sel-sel fotoreseptor yang
menerima kualitas cahaya tertentu seperti intensitas dan warna. Mata manusia dan

mamalia merupakan organ khusus yang terbentuk hamper mirip bundar. Gerakan bola
mata dikendalikan oleh enam otot intrinsic yang diberi nama sesuai melekatnya.

Struktur bola mata manusia

Sistem Hormon
Seluruh metabolism pada suatu organisme dipengaruhi oleh hormone yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon juga berfungsu untuk mengatur
homeostasis. Homeostatis mengacu pada usaha untuk menjaga lingkungan internal
suatu organisme agar tetap stabil. Integrasi dan regulasi dari semua aktifitas dalam
tubuh makhluk hidup sangatlah vital dan semuanya diatur oleh sistem koordinasi dan
sistem hormon. Setiap hormone memiliki aktivitas yang spesifik. Berikut adalah
beberapa karakteristik hormone:
a. Mempengaruhi proses metabolisme.
b. Diperlukan rangsangan yang spesifik untuk mensekresikan hormone.
c. Hormon terdapat dalam darah dengan jumlah yang kecil dan diperlukan
molekul-molekul protein untuk mengangkutnya.
d. Hormon dalam darah akan tidak aktif jika tidak diperlukan dan akan
dieksresikan keluar tubuh.
Macam-Macam Hormon

Hormon vertebrata pada umumnya sama dengan hormone manusia. Berikut ini
ada beberapa jenis-jenis hormone yang perlu kita ketahui baik pada manusia maupun
pada hewan.
N
o
1.
2.
3.

Nama hormone
Anti Diuretik
Hormone ( ADH )
Oksitosin
Growth Hormone
( GH )

4.

Prolaktin

5.

Tiroid Stimulating
Hormone ( TSH )
Adenocorticotropic
Hormone ( ACTH )
Luteinizing hormon
( LH )

6.
7

Folicel stimulating
hormone

Melanosit
stimulating
hormone
Tiroksin ( T4 ) dan
Triidotironin ( T3 )

10
11
12

Kalsitonin
Hormon paratiroid

13

Adrenalin / epinefrin

14
15

Noradrenalin /
norepinefrin
Glukokortikoid
( kortison dan
kortikosteron )

16

Insulin

17
18

Glukagon
Estrogen

Fungsinya
Meningkatkan absorbsi air dr tubulus ginjal dan
meningkatkan tekanan darah
Merangsang kontraksi uterus, pengeluaran air susu
Merangsang pertumbuhan tulang dan otot,
meningkatkan sintesis protein,mobilisasi lemak,
menurunkan metabolisme karbohidrat
Meningkatkan perkembangan payudara selama
kehamilan dan produksi air susu setelah kelahiran
Merangsang produksi dan sekresi hormon tiroid
Merangsang sekresi dan produksi hormon steroid dan
korteks adrenal
Merangsang pertumbuhan korpus luteum, ovulasi,
produksi esterogen dan progesteron ( pd wanita )
Merangsang sekresi testosteron, perkembangan
jaringan interstisial ( pd pria )
Merangsang pertumbuhan folikel telur dan ovulasi
( pd. Wanita )
Merangsang produksi sperma ( pd pria )
Bersama dg ACTH terlibat dalam pembentukan kulit
Meningkatkan laju metabolisme, sensitivitas
kardiovaskuler thd aktivasi saraf simpatik,
mempengaruhi kematangan homeostasis otot skelet
Menurunkan konsentrasi Ca dan fosfat,
Meningkatkan konsentrasi Ca dlm darah, menurunkan
kadar fosfat darah, bekerja mempengaruhi tulang,
usus, ginjal, dan sel-sel lainnya
Meningkatkan kecepatan denyut jantung, dan tekanan
darah, mengatur diameter arteriol, merangsang
kontraksi otot polos, meningkatkan konsentrasi gula
darah
Menyebabkan konstriksi arteriol dan meningkatkan
laju metabolisme
Mempengaruhi proses metabolisme, mengatur
konsentrasi gula darah, antiinflamasi, mempengaruhi
proses pertumbuhan, menurunkan pengaruh stress
dan sekresi ACTH
Menurunkan gula darah, meningkatkan simpanan
glikogen, mempengaruhi otot, hati dan jaringan
adiposa
Meningkatkan kadar gula darah
Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri-ciri
kelamin wanita, merangsang perkembangan folikel
telur, mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang
penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan

19

Progesteron

20

Human chorionic
gonadotrpin ( HCG )
Testosteron

21

mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang


penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan
Memelihara kehamilan
Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri
kelamin pria, serta pembentukan sperma

Hormon Pertumbuhan (Somatotropik)


Hormon yang dibangun oleh peptide ini pada setiap spesies berbeda-beda.
Pada manusia, berat molekul hormone ini adalah 29.000 dan fungsinya adalah sebagai
hormone antibiotic. Hormon ini juga berpengaruh penting dalam metabolism
karbohidrat dan protein.
Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) atau Kortikotropin
Hormon ini mempunyai fungsi untuk menstimulasi adrenal di bagian korteks
untuk mensekresikan glukokortikoid. Kortikotropin dan glukokotrikoid sangat penting
bagi hewan maupun manusia ketika sedang menghadapi stress, kedinginan,
pendarahan serta situasi yang dapat menyebabkan ketegangan pada mental.
Hormon Luteotropik (LTH) atau Protein
Hormon Luteotropik atau bisa juga dikenal dengan nama luteotrofin atau
mammotrofin mempunyai berbagai macam fungsi. Diantaranya adalah:
a. Untuk menstimulasikan produksi air susu.
b. Menstimulasi perkembangan korpus luteum.
c. Menstimulasi kelenjar tembolok pada burung merpati.
d. Pada beberapa jenis burung, hormone ini menyebabkan perilaku untuk
membuat sarang.
e. Mendorong insting dan tingkah laku keibuan pada manusia.
f. Pada burung, hormone ini menyebabkan terjadinya daerah yang dimana
tidak ditumbuhi dibagian perutnya agar dapat mengeram telur lebih baik.

SISTEM EKSKRESI DAN KOORDINASI

AMANDA PUTRI
XI IPA 1

You might also like