Professional Documents
Culture Documents
tanah ini terkenal dengan nama jazirah Arab atau pulau Arab, walaupun masih bertali
dengan daratan benua Asia. Karena ia dilingkupi oleh lautan dari tiga segi, yaitu
lautan Merah, lautan Hindia, lautan Oman dan selat Persia. Jazirah Arab terbagi atas
dua bagian yaitu, bagian tengah dan bagian tepi. Bagian tengah terbagi atas dua yaitu:
Pada jazirah arab bagian tengah terdiri dari tanah pegunungan yang amat jarang
dituruni hujan. Penduduknyapun sedikit sekali, yaitu terdiri dari kaum pengembara
Sedanngkan pada jazirah Arab bagian tepi, hujan turun dengan teratur. Oleh karena
kebudayan.
II. PEMBAHASAN
A. Kondisi Politik
Ahli sejarah membagi penduduk jazirah arab menjadi dua yaitu Arab Baidah dan
Arab Baqiyah.
Ø Arab Baidah yaitu orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya. Dan tidak dikethui
lagi kecuali karena tersebut dalam kitab-kitab suci, seperti kaum Ad dan kaum
Tsamud.
Ø Arab Baqiyah (Arab Lestari), yaitu orng-orang Arab yang masih terdapat jejaknya.
Dinegeri-negeri Jazirah Arab telah berdiri beberapa kerajaan yang sifatnya dan
1
Ø Kerjaan yang bermahkota, tetapi tunduk pada kerajaan lain (mendapat otonomi
dalm negeri).
1.
Kerajaan Makyam, kerajaan ini terletak diselatan arabia yaitu didaerah Yaman.
2.
Kerajaan Saba', kerajaan ini juga berdiri didaerah Yaman yang pada waktu itu
kerajaan Saba' ini menggantikan kerajaan Makyam. Kerajan Saba' mulai berdiri tahun
950 SM. Mula berdirinya merupakan satu kerajaan kecil saja, kemudian bertambah
besar dan luas. Sementara itu Kerajan Makyam dan Quthban semakin kecil dan
lemah. Akhirnya roboh dan dikuasai Kerajaan Saba' dan Kerajaan Saba' berdiri
3.
Kerajaan Himyar, berdiri mulai Kerajaan Saba' mulai lemah. Kelemahan kerajaan
Saba' memberi kesempatan bagi kerajaan Himyar untuk tumbuh dan berkembang
dengan pesat hingga akhirnya kerajaan Himyar dapat menguasai kerajaan Saba'.
4.
Kerajaan Hirah, sejarah keamiran Hirah ini mulai sejak abad 111 M. dan terus berdiri
sampai lahirnya Islam. Kerajaan ini telah berjasa juga terhadap kebudayaan Arab,
2
karena warga negaranya, banyak mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh jazirah
Arab terutama untuk berniaga, dalam pada itu mereka juga menyiarkan kepandaian
menulis dan membaca. Karena itu mereka dapat dianggap sebagai pennyiar ilmu
5.
Kerajaan Ghassan, nama Ghassan itu berasal dari mata air di Syam yang disebut "
Ghassan". Kaum Ghassan memerintah dibagian selatan dari negeri Syam dan
dibagian utara dari jazirah Arab. Mereka telah mempunyai kebuayaan yang tinggi,
dan menganut agama Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah
6.
Hijaz, Hijaz berbeda dengan negeri-negeri arab yang lain, telah dapat menjaga
negara-nagara asing. Hal itu disebabkan oleh letak dan kemiskinan negerinya,
7.
Mekkah, yaitu kota tempat berdirinya Ka'bah. Dikeliling Ka'bah didirikan berbagai
patung untuk disembah sebagai Tuhan orang-orang Arab. Pada mulanya Mekkah dan
Ka'bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya Nabit, kemudian oleh
kabilah Khuza'ah, yang datang dari Yaman setelah runtuhnya bendungan Ma'rib, dan
berkusa di Mekkah selama 300 th. Dalam periode ini mereka banyk membuat
3
Dalam abad V M, kaum Quraisy merebut pimpinan Mekkah dan Ka'bah dari
Khuza'ah. Dibawah pimpinan kaum Quraisy Mekkah menjadi maju. Untuk mengurus
Pada zaman Abdul Muthalib Mekkah lebih maju dan telaga Zam-Zam disempurnakan
B. Kondisi Sosial
Ada dua cara dalam mempelajari syair Arab dimasa Jahiliyah, kedua cara itu sangat
besar faedahnya :
Ø Mempelajari syair itu sebagai suatu kesenian, yang oleh bangsa Arab sangat
dihargai.
Ø Mempelajari syair itu dengan maksud, supaya kita dapat mengetahui adat istiadat
Syair adalah salah satu seni yang paling indah yang amat dihargai dan dimulyakan
oleh bangsa Arab. Mereka amat gemar berkumpul mengelilingi penyir-penyair, untuk
4
Ada beberapa pasar tempat penyair-penyair berkumpul, yaitu : Pasar Ukaz,
syairnya yang telah disiapkannya untuk maksud itu, dengan di kelilingi oleh warga
sukunya; yang memuji dan merasa bangga dengan penyair-penyair mereka. Dipilihlah
diantara syair-syair itu yang terbagus, lalu digantungkan di Ka'bah tidak jauh dari
sangat amat tinggi dalam masyarakat bangsa Arab.Salah satu pengaruh dari syair pada
bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat seorang yang tadinya
Sebagai contoh dapat kita sebutkan disini Abdul 'Uzza Ibnu 'Amir, dia adalah
seorang yang hidupnya melarat dan putri-putrinya banyak, akan tetapi tidak ada
pemuda-pemuda yang mau memperistri mereka. Kemudian dia dipuji oleh al A'sya
seorang penyair ulung. Syair al A'sya yang berisi pujian itu tersiar kemana-mana.
Dengan demikian menjadi masyhurlah Abdul 'Uzza itu; penghidupanya menjadi baik,
demikianlah pengaruhnya, syair itu sebagai suatu seni yang telah menggambarkan
Syair-syair dari penyair-penyair yang hidup dimasa Jahiliyah menjadi sumber yang
syair Arab, akan melihat kehidupan bangsa Arab tergambar dengan jelas pada syair
itu. Dia akan melihat padang pasir kemah-kemah tempat permainan dan sumber-
sumber air. Dia akan mendengar tutur kata pemimpin-pemimpin laki-laki dan wanita.
5
Di akan mendengar bunyi kuda dan gemerincingan pedang. Syair itu akan
Arab, dan banyak lagi hal-hal lain yang syair Arab Jahiliyah itu adalah sumber untuk
mengetahuinya.
C. Kondisi Agama
Sebagian dari mereka berpendapat bahwa naluri beragama akan tumbuh dan
berkembang, bila fikiran telah maju dan kecerdasan tinggi; bila manusia telah sampai
kepada taraf berfikir tentang dirinya, bagaimana dirinya itu dijadikan, tenaga-tenaga
dan daya-daya apa yang ada pada dirinya itu, bagaimana dia dapat melihat dan
Sedang sebagian lain berpendapat bahwa naluri beragama itu tumbuh dan
manusia merasa lemah berhadapan dengan gejala-gejala alam itu, maka timbullah
gejala alam itu. Beginilah halnya manusia primitif ; dikala mereka melihat hujan,
maka oleh karena itu dicarilah perlindungan. Juga terdapat dari bekas-bekas zaman
6
purbakala itu telah dapat diketahui orang, apakah agama yang dipeluk pada masa itu.
Rupanya mereka juga menyembah bulan dan matahari, mereka sifatkan kedua benda
itu dengan bermacam-macam sifat, mereka sembah. Barang kali lantaran dialah
penerang yang utama alam ini, dan bintang-bintang adalah sebagai pahlawan-
sekarang merupakan padang pasir yang tandus, dahulunya adalah bumi yang subur
kemakmuran. Oleh karena itu amat boleh jadi perasaan keagamaan telah timbul pada
bangsa Arab semenjak zaman yang disebutkan. Dikatakan demikian karena semangat
beragama amat kuat pada bangsa Arab, hal ini adalah nyata dan tidak diragukan lagi,
Bangsa Arab adalah salah satu dari bangsa-bangsa yang telah mendapat petunjuk.
Mereka mengikuti agama Nabi Ibrahim, setelah Nabi Ibrahim melarikan dii dari
kaumnya yang hendak membakar dengan api, karena beliau mengingkari dan
Tetapi bangsa Arab setelah mengikuti Nabi Ibrahim lantas kembali lagi
menyembah berhala. Berhala-berhala itu mereka buat dari batu dan ditegakkan di
mengalahkan agama Nabi Ibrahim, atau benar-benar agama Nabi Ibrahim telah kalah
7
oleh kepercayaan Watsani.
D. Kesimpulan
1.
Sebelum Islam datang dijazirah Arab sudah berdiri kerajaan-kerajaan dan membentuk
2.
Kondisi
sosial bangsa arab menjadikan syair sebagai kesenian dan sebagai penjelmaan adat
3.
bangsa Arab sebelum Islam telah mempunyai kepercayaan dengan melihat fenomena
alam dan menjadikannya sebagai Dewa seperti hujan, petir, gempa bumi dan
ttp://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/kondisi-sosial-politik-dan-agama-
arab.html
8
BAGIAN PERTAMA: ARAB PRA-ISLAM
demikian ini dalam sejarah kadang tampak aneh kalau tidak kita
9
Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, ke
sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan selatan
dari timur padang sahara dan Teluk Persia. Akan tetapi bukan
10
lain. Tempat-tempat beternak yang dicari oleh orang-orang
bekas air hujan, air hujan yang turun dari celah-celah batu di
air.
Sahara Afrika Raya yang luas, tak ada orang yang dapat hidup
Pada masa itu orang belum merasa begitu aman mengarungi lautan
11
seperti dalam menghadapi maut. Tetapi, bagaimanapun juga untuk
yang luas itu, yang biasa dilalui oleh para kafilah, alam
12
itu. Tempat-tempat peristirahatan itu juga telah menjadi
itu."1
timur yang berdekatan itu diberi nama Jalan Timur. Sedang yang
mendapatkan kemakmurannya.
13
hidup mewah di kota, tidak akan tahan menempuh gunung-gunung
suatu daerah yang sempit itu. Kalaupun pada waktu itu ada juga
tinggi Najd yang penuh dengan padang pasir. Orang yang sudah
14
dunia pada waktu itu. Dan barulah kemudian - sesudah Muhammad
jazirah ini terdiri dari suku bangsa Himyar, suatu suku bangsa
15
terjun dari pegunungan Yaman yang tinggi-tinggi itu, menyusur
bencana.
16
kalangan rakyat Himyar sampai pada waktu Dhu Nuwas al-Himyari
Yahudi yang pindah dan menetap di Yaman. Dhu Nuwas inilah yang
itu dan yang tidak mati karena api, dibunuhnya kemudian dengan
17
korban pembunuhan itu mencapai duapuluh ribu orang. Salah
seorang di antaranya dapat lolos dari maut dan dari tangan Dhu
Kerajaan Rumawi ini jauh dari Yaman, Kaisar itu menulis surat
raja Yaman. Pada waktu itu [abad ke-6] Abisinia yang dipimpin
18
sewenang-wenang. Melihat bencana yang begitu lama menimpa
Dhi Yazan itu. Oleh karena itu Saif meninggalkan Kaisar dan
terbuat daripada perak dan emas dan diisi penuh dengan air
19
bercerita tentang kekejaman Abisinia di Yaman. Sungguhpun pada
20
yang membawa wangi-wangian, oleh pengusir-pengusir lalat dan
21
Dikatakan juga, bahwa setelah Rumawi melihat Yaman menjadi
22
pertarungan, maka struktur politik serupa itu tidak dikenal
demikian itu belum dikenal. Anak negeri pada masa itu bahkan
pengembaraan itu.
23
ketenangan hidup menetap, juga tidak tertarik kepada apapun -
demikian.
Juga itu pula sebabnya, perang adalah jalan yang paling mudah
24
kepada kehidupan kota.
dari antara jazirah lainnya yang memang tidak mau tunduk itu.
25
kebenciannya terhadap segala yang membatasi kebebasannya lebih
mengenai agama Kristen. Misi Kristen yang ada pada masa itu
26
sebagian kepada masyarakat, serta kesediaannya tunduk kepada
berkurang.
27
mereka. Dengan diam-diam mereka bekerja mau membendung arus
itu ke Bizantium.
adakah ia yang lebih utama dari anaknya Isa Almasih atau anak
28
Ini tentu disebabkan oleh karena isi dibuang dan kulit yang
datang dari Abisinia, tetap tidak akan sudi memihak salah satu
29
baik-baik saja.
Saya kira inilah yang lebih kuat mengikat jiwa yang masih
lemah itu pada paganisma, dalam setiap zaman, sampai saat kita
yang menjelma dalam segala yang lebih tinggi, yang sublim dari
semua yang ada dalam wujud ini, menjelma dalam Wujud Tuhan
30
Yang Maha Esa. Kepercayaan demikian itu hanya sampai pada
kesatuannya itu.
Bagi jiwa yang lemah ini cukup hanya dengan berhala saja. Ia
31
kita tak akan memaafkan mereka. Situasi demikian ini sudah
saat ini, dan saya kira memang tidak akan pernah berakhir.
dalam Quran dan yang dibawa oleh ahli-ahli sejarah dalam abad
32
antara sebutan shanam (patung), wathan (berhala) dan nushub.
Shanam ialah dalam bentuk manusia dibuat dari logam atau kayu,
agaknya itu adalah batu kawah atau yang serupa itu. Di antara
yang dibuat dari batu akik dalam bentuk manusia, dan bahwa
dengan lengan dari emas. Hubal ini ialah dewa orang Arab yang
33
baik yang ada dalam Ka'bah atau yang ada disekelilingnya,
berhala-berhala itu.
34
berabad-abad lamanya.
Catatan kaki:
banyak, tapi aku tidak punya kapal. Sekarang aku menulis surat
35
3 Beberapa keterangan dalam buku-buku sejarah berbeda-beda
mengusir mereka
A. PENDAHULUAN
36
Muhammad sebagai seorang nabi pembawa agama Islam sehingga menempatkan
beliau sebagai orang nomor satu yang paling berpengaruh di dunia.[1]
37
Terkadang istilah Timur Tengah digunakan pada jazirah saja, namun
biasanya merujuk pada daerah yang lebih besar; istilah Arab, bagaimanapun,
sering digunakan merujuk hanya pada Arab Saudi. Di waktu lain istilah Arab
bisa berarti seluruh Dunia Arab, terbentang dari Maroko di barat sampai Oman
di timur. [5]
38
berangkat menuju Palestina untuk membantu Amr bin al-Ash dalam
menghadapi pasukan Romawi. Kedua pasukan pun akhirnya terlibat
peperangan yang sengit di daerah Ajnadin. Karena itulah, peperangan ini
dalam sejarah Islam dikenal dengan nama Perang Ajnadin. Meski
kemenangan di pihak Islam, tapi banyak juga pasukan Islam yang gugur.
[11]
39
Gelombang ekspansi pertama di era Umar bin Khattab menjadikan
Islam sebagai sebuah imperium yang tidak hanya menguasai jazirah Arab,
tapi juga Palestina, Suriah, Irak, Persia, dan Mesir. Saat pemerintahan
Umar bin Khattab berakhir karena ia wafat terbunuh pada tahun 23 H,[21]
Usman bin Affan sebagai khalifah ketiga tetap meneruskan kebijakan
penaklukan ke berbagai wilayah di luar jazirah Arab. Meski pada zaman
Umar bin Khattab telah dikirim balatentara ke Azerbaijan dan Armenia,
pada era Usman bin Affanlah, yaitu pada tahun 23 H, kedua wilayah baru
berhasil dikuasai saat ekspansi dipimpin oleh al-Walid bin Uqbah.[22]
40
sampai ke Kabul. Angkatan laut Muawiyah juga dengan gagah berani
menyerang Konstantinopel, ibu kota Bizantium.
41
Spanyol yang telah menjadi daerah Islam lantas dikenal dalam bahasa
Arab dengan sebutan Al-Andalus.
42
1. Islam mengandung ajaran-ajaran dasar yang tidak hanya mempunyai
sangkut-paut dengan soal hubungan manusia dengan Tuhan dan soal hidup
manusia sesudah hidup pertama sekarang. Tetapi Islam, sebagaimana kata
H.A.R. Gibb, adalah agama yang mementingkan soal pembentukan
masyarakat yang berdiri sendiri lagi mempunyai sistem pemerintahan,
undang-undang dan lembaga-lembaga sendiri.[38] Dengan kata lain, seperti
kata Philip K. Hitti, Islam bisa dilihat dari tiga corak, yaitu corak aslinya
sebagai agama; kemudian menjadi suatu negara (state), dan akhirnya sebagai
suatu kebudayaan. [39] Islam di Mekkah memang baru mempunyai corak
agama, tetapi di Medinah coraknya bertambah dengan corak negara. Dalam
corak negara itulah, Islam pun kian lama penyebarannya kian meluas.
Sedangkan Islam di Bagdad, corak agama dan negara itu ditambahkan lagi
dengan corak kebudayaan dan peradaban.
2. Terdapat keyakinan yang kuat tentang kewajiban menyampaikan ajaran-
ajaran Islam sebagai agama baru ke seluruh dunia. Keyakinan itulah yang
bersemayam dalam hati para sahabat Nabi Muhammad seperti Abu Bakar,
Umar, dan lain-lain. Keyakinan tersebut kemudian diperkuat dengan faktor
suku-suku Arab di zaman Jahiliyah yang cenderung pemberani serta gemar
berperang antara sesama mereka.[40] Namun karena suku-suku itu telah
dipersatukan dalam Islam sehingga mereka tidak lagi berperang satu sama
lain, maka mereka pun memilih pihak lain sebagai “musuh” bersama, yaitu
orang-orang non-Islam di luar jazirah Arab. Dengan demikian, Islam pun
menjadi kekuatan militer baru di dunia yang mampu mengalahkan dua
kekuatan dunia waktu itu, yaitu Imperium Romawi (Bizantium) dan
Imperium Persia.
3. Kedua negara itu pada zaman itu telah memasuki fase kelemahannya.
Kelemahan itu timbul bukan hanya karena peperangan, yang semenjak
beberapa abad senantiasa telah terjadi antara keduanya, tetapi juga karena
faktor-faktor dalam negeri. Jika di daerah-daerah yang berada di bawah
kekuasaan Bizantium terdapat pertentangan-pertentangan agama; di Persia di
samping pertentangan agama terdapat pula persaingan antara anggota-
anggota keluarga raja untuk merebut kekuasaan. Hal-hal ini membawa
kepada pecahnya keutuhan masyarakat di kedua negara itu.
43
4. Kebijakan-kebijakan pihak Kerajaan Bizantium untuk memaksakan aliran
keagamaan membuat rakyat merasa kehilangan kemerdekaan beragama. Di
samping itu, rakyat juga dibebani dengan pajak yang tinggi guna menutupi
anggaran perang Kerajaan Bizantium dengan Kerajaan Persia. Hal-hal ini
membuat timbulnya perasaan tidak senang dari rakyat di daerah-daerah yang
dikuasai Bizantium terhadap kerajaan ini. Kondisi rakyat demikian menjadi
memudahkan Islam untuk diterima sebagai agama dan penguasa alternatif
yang diharapkan mampu membebaskan mereka.
5. Adanya permintaan dari wilayah tertentu kepada Imperium Islam saat itu
untuk membebaskan mereka dari rezim tiran yang berkuasa di wilayah
tersebut. Hal ini misalnya terjadi pada kasus ekspansi Islam di Spanyol. Saat
itu penguasa Kristen di sana bertindak lalim kepada rakyatnya sehingga
kedatangan pasukan Islam di sana betul-betul diharapkan agar membebaskan
mereka dari penindasan sang penguasa. Apalagi ke manapun kekuatan Islam
datang, ia mem-proklamirkan ajakan kebebasan manusia dari penyembahan
kepada selain Allah, dan memandang seluruh manusia sama serta
menghormatinya apapun warna kulit dan rasnya.[41]
Dalam lintasan sejarah Islam, memang pernah tercatat peristiwa Ain Tamr.
Peristiwa inilah yang dijadikan salah satu alasan untuk menuding bahwa Islam
memang sangat kejam dan menyebarkan Islam melalui kekerasan. Ath-Thabari
menceritakan peristiwa tersebut dalam karyanya Tarikh al-Umam wa al-Mulk.
44
Saat itu, Khalid bin Walid mengepung sebuah benteng yang dihuni oleh orang-
orang Kristen Arab. Mereka yang sudah terkepung akhirnya mengajak berdamai
Khalid. Namun Khalid menolak ajakan damai itu kecuali jika mereka mau
mematuhi tawarannya: masuk Islam atau membayar jizyah. Jika mereka
menerima tawaran itu, Khalid akan memperlakukan mereka dengan baik. Namun
tawaran Khalid itu ditolak mereka. Akhirnya benteng itu pun diserbu oleh
pasukan Khalid bin Walid. Semua orang yang di dalam benteng ditebas lehernya
kecuali 40 orang anak muda yang sedang belajar Injil. Saat itu kelompok anak
muda itu selamat karena berada di sebuah ruang yang tertutup saat terjadi
penyerbuan.[42]
Terlepas dari kasus Khalid bin Walid tersebut, pada dasarnya para penguasa
Islam yang menduduki sebuah negeri tidaklah memaksa rakyatnya untuk
memeluk agama Islam. Dalam proses penaklukan sebuah negeri oleh penguasa
Islam, opsi yang ditawarkan kepada rakyat yang ditaklukkan adalah apakah
mereka bersedia masuk Islam dengan sukarela sehingga mereka berhak mendapat
perlindungan atau mereka tidak mau masuk Islam tapi mereka harus membayar
pajak (jizyah) sebagai tebusan atas perlindungan yang diberikan oleh penguasa
Islam. Jika kedua opsi itu tidak diindahkan dan rakyat di sebuah negeri tersebut
justeru berani melawan dan memerangi penguasa Islam, maka barulah jalan
militer menjadi pilihan terakhir. Etika penyebaran Islam seperti inilah yang
diajarkan dan diterapkan oleh Nabi Muhammad dan para pengikutnya di
belakang hari.
45
Jika tuduhan Islam disebarkan melalui pedang itu benar adanya, tentu di
berbagai wilayah yang pernah ditaklukkan kekuasaan Islam akan banyak terjadi
tragedi pemaksaan agama oleh pemerintah Islam saat itu. Dengan kekuasaan dan
kekuataan yang ada, tentu para penguasa Islam saat itu mudah sekali memaksa
rakyatnya untuk memeluk agama Islam. Namun sebaliknya, sejarah tidak pernah
mencatat –sepanjang pengetahuan penulis—adanya tragedi pemaksaan agama
yang dilakukan oleh para penguasa Islam. Bahkan di daerah-daerah yang pernah
dikendalikan kekuasaan Islam seperti di India dan Spanyol (Andalusia), para
penguasa Islam saat itu betul-betul membebaskan rakyatnya untuk memeluk
agama masing-masing.[45] Hal itulah salah satu faktor yang bisa menjelaskan
mengapa sekarang di kedua wilayah itu, India[46] dan Spanyol,[47] Islam bukan
menjadi agama mayoritas, tapi justeru menjadi agama minoritas yang banyak
memperoleh penindasan saat berada di bawah kekuasaan non Islam.
Kedua, ketika Nabi dan para pengikutnya mendapat tekanan yang sangat
berat dari kafir Quraisy, penduduk Madinah banyak yang masuk Islam dan
mengundang Nabi serta pengikutnya hijrah ke Madinah. Mungkinkah Islam
tersebar di Madinah dengan senjata? Ketiga, pasukan Salib datang ke Timur
ketika Khalifah Bani Abbas berada dalam masa kemunduran. Tak diduga, banyak
46
anggota pasukan Salib tertarik kepada Islam dan kemudian menggabungkan diri
dengan pasukan Salib lainnya.
Keenam, tidak ada kaitan antara penyebaran Islam dan peperangan yang
terjadi antara Muslimin dan Persia serta Romawi. Ketika peperangan antara
mereka berkecamuk dan orang-orang Islam memperoleh kemenangan kemudian
peperangan berhenti, pada saat itu para dai menjelaskan bangunan, dasar, dan
filsafah Islam. Dakwah Islam itu yang kemudian menyebabkan orang-orang non-
Islam –terutama mereka yang tertindas oleh penguasa– masuk Islam.
47
Kenyataan bahwa sejarah Islam diwarnai dengan peperangan merupakan
fakta yang tidak dapat dibantah. Bila Islam disebarkan dengan dakwah, lalu
kenapa terjadi peperangan? Di antara motivasi peperangan dalam sejarah Islam
adalah: Pertama, mempertahankan jiwa raga. Seperti disebutkan dalam sejarah,
sebelum hijrah orang-orang Islam belum diizinkan untuk berperang. Padahal
umat Islam memperoleh berbagai siksaan dan tekanan dari kafir Quraisy. Ammar,
Bilal, Yasir, dan Abu Bakar adalah di antara mereka yang mendapat perlakuan
keras itu.
Ketika perlakuan kafir Quraisy semakin keras dan umat Islam meminta izin
kepada Nabi untuk berperang, Nabi belum juga mengizinkan karena belum ada
perintah dari Allah SWT. Namun, ketika Nabi beserta pengikutnya hijrah ke
Madinah dan kafir Quraisy bertekad untuk membebaskan kota itu dari Islam,
maka Allah SWT akhirnya –karena demi membela diri orang-orang Islam
sendiri– mengizinkan mereka berperang (QS Al Hajj [22]:37). Namun izin itu
dikeluarkan dengan beberapa persyaratan seperti demi jalan Allah SWT, bukan
demi harta atau prestise, mempertahankan diri, dan tidak berlebihan (QS Al-
Baqarah [2]:190).
Data historis yang dapat dikemukakan berkaitan dengan hal di atas adalah
penyebaran Islam ke Habsyi, sebuah kota yang tidak begitu jauh dari jazirah Arab
dan kota yang pernah menjadi tujuan hijrah Nabi. Orang-orang Islam tidak
pernah memerangi kota itu karena tidak mengancam keselamatan mereka. Bila
penyebaran Islam dengan kekuatan, tentunya orang-orang Islam sudah
menghancurkan kota itu. Seperti diketahui, umat Islam saat itu sudah memiliki
angkatan perang yang cukup kuat.
48
Ketiga, mempertahankan umat Islam dari serangan pasukan Persia dan
Romawi. Keberhasilan dakwah Nabi dalam menyatukan kabilah-kabilah Arab di
bawah bendera Islam ternyata dianggap ancaman oleh penguasa Persia dan
Romawi –dua adikuasa saat itu. Itu sebabnya, mereka mengumumkan perang
dengan umat Islam.
E. PENUTUP
49
Islam. Hal inilah pula yang tampaknya membuat pemerintahan-pemerintahan
Islam akhirnya tumbang satu demi satu. Wallahu a’lam bi shawab.
DAFTAR PUSTAKA
Adzari, Ibnu, al-Bayan al-Maghrib fi Akhbar al-Andalus wa al-Maghrib, dalam al-Maktabah al-
Syamilah.
Gibb, H.A.R. Islam dalam Lintasan Sejarah. Format e-book dari http://media.isnet.org/islam/Gibb.
Haekal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup Muhammad, terj. Ali Audah. Jakarta: Litera AntarNusa,
2006.
Hart, Michael H. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, terj.
Mahbub Djunaedi. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1978. Format e-book.
Hitti, Philip K. History of the Arabs from the Earliest Times to the Present. London:
The Macmillian Press, 1970.
Katsir al-Qarsyi Abu al-Fida, Ismail ibn Umar ibn. al-Bidayah wa an-Nihayah.
Beirut: Maktabah al-Ma’arif, tt.
Khalifah bin Khayyath al-Laitsi al-Ushfuri Abu ‘Amr. Tarikh Khalifah bin Khayyath.
Damaskus: Darul Qalam, 1397 H.
Mahmudunnasir, Syed. Islam Its Concepts & History. New Delhi: Kitab Bhavan,
1994.
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press, 2001.
Stoddard, Lothrop. Dunia Baru Islam (The New Word of Islam). Terj. Muldjadi
Djodjomartono, et. al,. Jakarta: Bulan Bintang, 1966.
Suyuthi, Abdur Rahman bin Abu Bakar as-. Tarikh al-Khulafa., Mesir: Mathba’ah as-Sa’adah, 1952.
Thabari, Muhammad bin Jarir ath. Tarikh al-Umam wal Mulk. Beirut: Darul Kitab al-Ilmiyyah, 1407
H.
Tilmasani, Ahmad bin al-Muqri al-. Nafh al-Thayyib fi Ghasn al-Andalus al-Rathib, Beirut: Dar ash-
Shadir, 1900.
50
Umari, Akram Diya al-. Tolok Ukur Peradaban Islam, Arkeologi Sejarah Madinah
dalam Wacana Trans-Global. Terj. Hasani Asro dan A. Fawaid Syadzili
Yogyakarta, IRCiSod, 2003.
Michael H. Hart, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, terj.
[1]
Mahbub Djunaedi (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1978), format e-book.
[6]Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, terj. Ali Audah (Jakarta:
Litera AntarNusa, 2006), hal. 583.
[7] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 2001),
jilid I, hal. 50-51.
[8]Ismail bin Umar bin Katsir al-Qarsyi Abu al-Fida, al-Bidayah wa an-Nihayah,
(Beirut: Maktabah al-Ma’arif, tt.) juz 6 hal. 342-343.
[9] Syam adalah sebutan untuk wilayah Suriah di zaman dulu. Sekarang Syam
digunakan untuk sebutan nama lain dari Damaskus, ibukota Suriah. Lihat, Louis
Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1986), hal. 382.
Ibnu Hibban, as-Sirah li Ibn Hibban, (tk: tp, tt), juz 1, hal. 430 dalam al-
[10]
Maktabah asy-Syamilah.
[12]Lihat, Abdur Rahman bin Abu Bakar as-Suyuthi, Tarikh al-Khulafa, (Mesir:
Mathba’ah as-Sa’adah, 1952), hal. 74.
[13]Lihat, Khalifah bin Khayyath al-Laitsi al-Ushfuri Abu ‘Amr, Tarikh Khalifah bin
Khayyath, (Damaskus: Darul Qalam, 1397 H), hal. 22-23. Bizantium adalah nama asli
kota modern Istanbul. Bizantium awalnya diduduki koloni Yunani dari Megara pada
667 SM dan dinamakan menurut raja mereka, Byzas. Nama “Bizantium” adalah
Latinisasi nama Yunani asli Byzantion. Kota ini kemudian direbut oleh Roma dan
mengalami kerusakan parah pada tahun 196. Bizantium kemudian dibangun kembali
oleh kaisar Romawi Septimius Severus. Konstantinus yang Agung pada 330,
menamakannya ulang menjadi Nova Roma (Roma Baru) atau Konstantinoupolis
(Konstantinopel). Sejak saat itu, Kekaisaran Romawi Timur yang menjadikan
Konstantinopel sebagai ibukota hingga 1453. Setelah direbut oleh Turki Usmani, dan
51
menjadi bagian wilayah Turki modern, Bizantium atau Konstantinopel diganti
menjadi Istambul pada 1930. Lihat, http://id.wikipedia.org/wiki/ Bizantium.
[14] Muhammad bin Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wal Mulk, (Beirut: Darul Kitab
al-Ilmiyyah, 1407 H). juz 2, hal 511-512.
[16] Babylonia, dinamai sesuai dengan ibukotanya, Babel, adalah negara kuno yang
terletak di selatan Mesopotamia (sekarang Irak), di wilayah Sumeria dan Akkadia.
Babel pertama disebut dalam sebuah tablet dari masa pemerintahan Sargon of Akkad,
dari abad ke-23 SM. Lihat, http://id.wikipedia.org/wiki/Babilonia
[26]Sungai Oxus adalah satu sungai yang mengalir panjang dan membelah negara
Uzbekistan, sebuah negara muslim yang besar sebelum tentara Rusia mengambil alih
dan menggempur daerah itu pada tahun 1873. Lihat, www.muslimsources.com.
52
[32]Ahmad bin al-Muqri al-Tilmasani, Nafh al-Thayyib fi Ghasn al-Andalus al-
Rathib, (Beirut: Dar ash-Shadir, 1900), juz I, hal. 235.
Syed Mahmudunnasir, Islam Its Concepts & History, (New Delhi: Kitab Bhavan,
[33]
1994), hal. 175.
[34] Charles Martel (23 Agustus 686-22 Oktober 741) adalah seorang penguasa
kerajaan di Prancis. Ia memang dikenal sebagai pahlawan Eropa yang mengklaim
dirinya sebagai Duke of the Franks yang mampu menahan ekspansi Islam pimpinan
Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi ke Prancis dalam Perang Tours. Lihat,
http://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Martel.
[35] Harun Nasution, Islam Ditinjau., op. cit., jilid I, hal. 57.
[36] Ibid.
Lihat, Philip K. Hitti, History of the Arabs from the Earliest Times to the Present,
[39]
(London: The Macmillian Press, 1970), hal. 145.
[40]Ibnu Khaldun, Tarikh Ibnu Khaldun, (tk: tp, tt.) juz I, hal. 155 dalam al-
Maktabah asy-Syamilah.
[41]Akram Diya al-Umari, Tolok Ukur Peradaban Islam, Arkeologi Sejarah Madinah
dalam Wacana Trans-Global, terj. Hasani Asro dan A. Fawaid Syadzili, (Yogyakarta,
IRCiSod, 2003), hal. 28.
[46] Saat ini penganut Islam di India berjumlah sekitar 147 juta orang atau 13,4 % dari
total rakyat India. Islam masih menjadi agama minoritas dibandingkan dengan Hindu
sebagai agama mayoritas yang penganutnya mencapai 828 juta orang atau 80,4
persen. Populasi penganut Islam di India menempati peringkat ketiga terbesar di
dunia setelah Indonesia (210 juta orang) dan Pakistan (166 juta orang). Lihat,
www.wikipedia.com.
[47] Saat ini, penganut Islam di Spanyol diperkirakan sekitar 3 % dari seluruh
penduduk negara matador tersebut. Sementara Kristen Katolik Roma dianut oleh
sekitar 90 % penduduknya. Lihat, ibid.
53
[48] http://id.wikipedia.org/wiki/Inkuisisi_Spanyol.
[49] Rosihon Anwar, “Islam dan Jalan Pedang”, Republika, 20 September 2006
http://racheedus.wordpress.com/makalahku/ekspansi-islam-ke-luar-jazirah-arab/
Penutup
Islam berkembang dengan pesat. Hampir sebagian besar dari bumi ini menjadi daerah
kekuasaan Islam pada masa kejayaan dinasti-dinasti Islam. Wilayah tersebut
membentang dari sebelah barat yaitu menyentuh samudera Atlantik, dan di sebelah
timur sampai Cina. Tapi jika dari pengaruh secara agama, Islam benar-benar
mencapai seluruh pelosok dunia. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad dari
sebuah kota kecil bernama Mekkah ini, benar-benar menjadi rahmatan lil Alamin
pada akhirnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat. Banyak ilmuwan dan sarjana Islam
yang berjasa dalam bidangnya. Sebut saja Ibnu Sina yang berjasa bagi ilmu
pengetahuannya. Dialah orang pertama yang membuat ensiklopedi untuk bidang ilmu
54
kedokteran. Bahkan ensiklopedi itu masih dijadikan referensi sampai sekarang. Kota-
kota Islam seperti Damaskus dan Baghdag sempat menjadi pusat-pusat ilmu
pengetahuan dan kebudayaan manusia. Tapi sekarang hal tersebut mengalami
kemunduran. Setelah masa dinasti runtuh, Islam terpecah dalam negeri-negeri kecil.
Negeri-negeri tersebut sangat mudah menjadi santapan negara-negara imperialis
barat. Generasi Islam malas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang
dahulunya sangat maju di dunia Islam. Banyak yang terlena dengan hanya
mementingkan urusan akhirat saja. Tapi untuk kewajiban mencari ilmu dan rizki
Allah di muka bumi ini tidak diabaikannya. Oleh karena itu, kita sebagai generasi
muda Islam. Kita wajib untuk mengkaji terus ilmu pengetahuan dan mencari ilmu-
ilmu baru yang akan bermanfaat bagi kemaslahatan hidup umat manusia. Ingatlah
bahwa Islam pernah jaya, dan abad ke-21 ini adalah momen tepat untuk kita
mengembalikan kejayaan Islam itu. Tak ada kata terlambat. Dengan usaha dan izin
dari Allah, Insya Allah Islam bisa kembali jaya dengan rasa toleransi sesama manusia
55