You are on page 1of 54

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan Hidayah-Nya telah memberi kesempatan dan kemampuan
kepada kami selaku EAGLE.ORG media relation untuk menyelesaikan proposal
yang akan diajukan kepada pihak sponsor dengan mengambil judul kampanye
“Kenali Kegemukan Anak Sejak Dini” dengan tagline “Lucu Tak Berarti Harus
Gemuk”
Beberapa masalah terkait dengan kegemukan pada anak akan kami
bahas dalam kampanye ini. Kami mengambil kampanye mengenai obesitas anak
karena saat ini tingkat obesitas pada anak sudah semakin meningkat dan
kurangnya kesadaran masyarakat terutama orang tua terhadap masalah ini. Bila
hal tersebut terus menerus dibiarkan terjadi maka dapat mengancam masa
depan anak karena kegemukan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Semoga dengan program kampanye yang kami ajukan ini, pihak instasi
terkait dapat bekerja sama dan kooperatif dalam meningkatkan kesadaran anak-
anak dengan orang tua selaku walinya untuk menyadarkan bahaya akan
obesitas pada anak dan menjaga pola makan dan jenis makanan yang
sebaiknya di konsumsi anak-anak.
Kami sangat menyadari masih banyaknya kekurangan pada proposal
kami ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan terima kasih, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesain proposal kampanye ini. Kami berharap pihak
sponsor dapat menyetujui pengajuan proposal ini demi kelangsungan masa
depan generasi penerus bangsa yang sehat dan terhindar dari obesitas. Sekian
dan terima kasih.

Jakarta, Januari 2010

EAGLE.ORG Media Relation Team


DAFTAR ISI

Halaman Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

Profil Perusahaan

Problem Statement

Riset Data

Planning

Budgeting

Evaluasi Hasil

Lampiran
 Press Release
 Daftar wartawan
 Hard News
 Soft News
 Feature
 Background Information
 Poster
 Brosur
 T-Shirt
 Pin
 Blog
 Facebook
I.

PROFIL PERUSAHAAN

1. Nama Perusahaan Media Planner

EAGLE.ORG

Salah satu perusahaan media relation yang selalu tajam dan peka dalam
membahas dan mengangkat tema berkaitan permasalahan-permasalah kritis
yang masih terjadi di negara ini secara meluas.

Hal tersebut tercermin pada nama perusahaan, yaitu EAGLE yang berarti
burung elang dalam bahasa Indonesia. Burung elang yang peka dan memiliki
pandangan tajam terhadap mangsanya dianalogikan dengan cara kerja
perusahaan ini dalam melihat suatu permasalahan. Elang yang dapat terbang
menjelajahi angkasa luas dianggap mencerminkan bahwa perusahaan ini
juga dapat menjangkau dan melihat suatu permasalahan yang terjadi
dimana-mana dalam wilayah Indonesia yang luas.

2. Visi
”Menjadi perusahaan media relation yang kredibel se-indonesia”.

3. Misi
- Mengangkat isu-isu kritis yang terjadi di Indonesia
- Mempersiapkan materi kampanye
- Memberikan pelayanan (service) dengan mengutamakan kepuasan client
II.

Problem Statement

Kali ini, EAGLE.ORG sebagai salah satu perusahaan media relation yang
peduli terhadap isu-isu kritis di Indonesia, akan melakukan sebuah kampanye
yang berkaitan dengan kesehatan, terutama kesehatan pada anak-anak.

Obesitas pada anak telah menjadi masalah yang serius di dunia dan negara
Indonesia akhir-akhir ini. Lebih dari sembilan juta anak di dunia berusia 6 tahun
ke atas mengalami obesitas, hingga kini angkanya terus melonjak dua kali lipat
pada anak usia 2-5 tahun dan usia 12-19 tahun, bahkan meningkat tiga kali lipat
pada anak usia 6-12 tahun.

Obesitas yang terjadi pada anak-anak saat ini telah menjadi momok bagi
masyarakat. Diperkirakan pada tahun 2020, anak yang menderita obesitas pada
usia 7 tahun sampai 15 tahun mencapai 65 persen. Obesitas kian menjadi
masalah di berbagai belahan dunia. Bahkan, anak yang mengalami obesitas
sejak kecil berisiko terkena beragam penyakit di masa tua bahkan saat remaja.

Anak dikatakan obesitas jika berat badannya 40 persen lebih tinggi dari berat
badan ideal dan overweight jika berat badannya lebih tinggi 20 persen dari berat
badan idealnya. Sayangnya, di Indonesia anak yang gemuk malah dianggap
lucu. Penelitian yang dilakukan di empat belas kota besar di Indonesia, angka
kejadian obesitas pada anak tergolong relatif tinggi, antara 10-20% dengan nilai
yang terus meningkat hingga kini.

Sekitar 95 persen obesitas anak disebabkan aspek nutrisional, sedangkan 5


persen adalah penyebab lain, seperti genetika, penyakit atau kelainan hormon.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa ditemukan pada sekitar 20-30% anak
yang kegemukan. Oleh karena itu segera ukur berat badan pada anak secara
berkala.
Semakin maraknya restoran makanan junkfood (cepat saji) yang beredar di
kota-kota besar disertai minimnya aktivitas anak dalam keseharian,
mempengaruhi gaya hidup anak-anak, terutama di perkotaan. Gaya hidup yang
cenderung tidak sehat itu mengakibatkan anak-anak berpontesi mengalami
obesitas. Anggapan orang tua yang masih keliru bahwa anak yang lucu harus
ditandai dengan bobot tubuh yang gemuk juga mengakibatkan obesitas pada
anak rentan terjadi. Orangtua cenderung kurang teliti dan waspada dalam
megawasi asupan makanan dan gizi pada anaknya. Padahal, pada
kenyataannya banyak dampak negatif baik dari segi fisik maupun psikologis
yang ditimbulkan apabila seorang anak mengalami bobot tubuh berlebih
Oleh karena itu Jangan biarkan anak kelebihan bobot segera cari solusinya.
Perlu diperhatikan mengenai kesehatan dan gizi seimbang pada anak-anak agar
perannya sebagai generasi penerus bangsa ini, tidak terhambat oleh masalah
obesitas yang cenderung dapat berdampak fatal.

Problem statement yang menjadi dasar kegiatan media planner adalah :

“ Obesitas Ancam Masa Depan Anak Indonesia”


III.

Riset Data

Berikut ini adalah beberapa data hasil dari riset yang telah dilakukan
EAGLE.ORG mengenai fakta-fakta obesitas pada anak :

Jangan lagi menganggap anak gemuk itu lucu. Sejumlah studi


menyimpulkan,anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10
tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40 bahkan bisa dimulai sejak
usia 30.
Dari penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di empat belas kota
besar di Indonesia, diperkirakan angka kejadian kegemukan pada anak
tergolong relatif tinggi, antara 10-20% dari total populasi anak-anak Indonesia
yang berumur 6-12 tahun dengan nilai yang terus bertambah hingga sekarang.
Jakarta adalah salah satu kota yang memiliki tingkat kegemukan/ obesitas pada
anak yang relatif tinggi, yaitu 9,6%-20%.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam “American Journal of Clinical
Nutrition” juga kian menguatkan konsekuensi kesehatan yang bakal dialami
terkait obesitas anak. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 172 anak
tersebut menyimpulkan, anak usia delapan tahun yang kegemukan atau
obesitas, menunjukkan sejumlah tanda atau gejala terkait faktor risiko penyakit
jantung saat mereka mencapai usia remaja (15 tahun). Risiko tersebut antara
lain tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang buruk, peningkatan kadar gula
darah dan insulin (hormon pengatur kadar gula darah).
Nutrisi berkaitan dengan pola makan. Penyebab kegemukan adalah
ketidakseimbangan antara jumlah makanan yang masuk (input) dengan yang
dikeluarkan (output) dalam bentuk tenaga untuk beraktivitas. Agar diperoleh
nutrisi seimbang, para orangtua perlu mengetahui kebutuhan kalori anaknya.
Jangan sampai berlebihan karena tubuh manusia punya kemampuan mengubah
kelebihan kalori menjadi lemak yang bisa menjadi biang kegemukan.

IV.

Planning

Pada tahapan ini perusahaan EAGLE.ORG telah menetapkan langkah-


langkah yang akan dilakukan terkait kampanye mengenai obesitas anak ini.
Berikut ini adalah penjabarannya sebagai berikut :

a. Tema Kampanye
Setelah mengetahui problem statement yang telah dijabarkan
sebelumnya, yaitu Obesitas Ancam Masa Depan Anak Indonesia, maka tema
kampanye yang diangkat adalah “Kenali Kegemukan Pada Anak Sejak Dini”
Dengan mengangkat tema kampanye tersebut dilakukan,diharapkan dapat
mengatasi problem statement yang ada.

Selain itu untuk mendukung tema kampanye tersebut, tagline yang dipilih
oleh EAGLE.ORG adalah “Lucu Tak Berarti Harus Gemuk”

b. Target Audience
- Jenis kelamin : perempuan dan laki-laki
- Umur : 25-45 tahun
- Status : menikah (orangtua)
- Pekerjaan : ibu rumah tangga, business man/woman, tenaga
pendidik (guru)
- Geographic : perkotaan (Jakarta)
- Status sosial : A-B

c. Tujuan Kampanye
a. Meluruskan padangan masyarakat (target audience) bahwa anak
yang lucu tidak selalu mutlak ditandai dengan bobot tubuh yang
gemuk, bahkan berlebihan.
b. Menyadarkan masyarakat (target audience) mengenai bahaya dan
dampak negatif yang ditimbulkan pada anak yang memiliki bobot
tubuh berlebih.
c. Memberikan informasi yang akurat dan tepat kepada masyarakat
(target audience) mengenai pemberian makanan dengan gizi
seimbang pada anak.
d. Mengajak masyarakat (target audience) untuk memberikan arahan
kepada anak mengenai kebiasaan hidup sehat sejak dini.

Alasan kami memilih target audience dengan kriteria di atas karena orang
tua dianggap memiliki peran penting terhadap anak-anak yang usianya masih
berkisar 6-12 tahun. Setelah orang tua menyadari mengenai pentingnya
kampanye ini diharapkan para orang tua tersebut dapat membimbing anak-
anaknya menjalani hidup yang sehat. Selain itu para pendidik seperti guru
juga dilibatkan dalam kampanye ini karena mereka dianggap berperan serta
juga dalam mendidik anak-anak di sekolah dalam memberikan pengarahan
mengenai hidup sehat.

Jangkauan wilayah yang menjadi target sasaran kampanye ini adalah


daerah perkotaan terutama Jakarta. Hal tersebut didasarkan pada hasil
penelitian yang diperoleh bahwa kota Jakarta memiliki tingkat obesitas pada
anak yang cenderung meningkat dalam 10 tahun terakhir yaitu sebesar 9,6%
sampai 20%.

Langkah pertama yang kami tempuh agar kampanye ini dapat


berlangsung dengan lancar dan mendapat dukungan, maka kami akan
melibatkan peran media massa baik media cetak, elektronik maupun online.
Media awareness penting untuk dilakukan dalam menyebarluaskan informasi
yang berkaitan dengan kampanye ini. Pemilihan nama-nama media dibawah
ini telah disesuaikan dengan target audience yang ingin kami capai dalam
kampanye ini.
Berikut ini adalah nama-nama media yang kami undang untuk
mendukung kampanye obesitas pada anak :
 Media cetak (koran)

1. Kompas
PT. Kompas Cyber Media
Gedung Kompas Gramedia Unit II lt. 5
Jl. Palmerah Selatan no. 22-28
Jakarta 10270

2. Suara Pembaruan
Jl. Dewi sartika no.136 D
Jakarta 13630

3. Seputar Indonesia
Menara Kebon Sirih Lt. 22
,Jl. Kebon Sirih Raya No. 17-19
Jakarta 10340.
Telp. (021) 3929758.
Fax. (021) 3929758, 3927721

4. Media Indonesia
Kompleks Delta Kedoya,
Jl. Pilar Raya Kav. A-D Kedoya Selatan
Kebon Jeruk, Jakarta Barat

 Media Cetak (Tabloid)

5. Nova
Gedung Gramedia Pustaka Utama Lt. 6
Jl. Palmerah Barat 33-37
Jakarta 10270
6. Mom&Kiddy
Gedung High End 4th Floor
Jl. Kebon Sirih 17-19
Jakarta 10340
7. Nakita
Gedung Gramedia Majalah Lt.3
Jl. Panjang No. 8A, Kebon Jeruk
Jakarta 11530
Fax. (021) 532 1059
Telp. (021) 533 0170 atau 533 0150 Ext. 33141 – 33144

8. Genie
Gedung Bimantara Lt.3
Jln. Kebon Sirih 17-19
Jakarta Pusat

9. Wanita Indonesia
Jl. Tebet Barat Raya no. 52
Jakarta Selatan 12810

 Media cetak (majalah)

10. Ayahbunda
Kompleks Mutiara Taman Palem
Blok B8 No.30, Jl. Kamal Raya Cengkareng Raya
Jakarta barat

11. Femina
Jl. HR Rasuna Said Blok B Kav. 32-33
Jakarta Selatan 12910

12. Kartini
Jl. Garuda no. 80A Jakarta Pusat
12-mother&baby
Wisma Kosgoro Lt 6
Jl. MH Thamrin No. 53
Jakarta Pusat

13. Parenting
JL HR Rasuna Said Blok B Kav. 32-33
Jakarta 12910
Telp. (021) 5253816, 5209370, 526 6666
Fax. (021) 5209366, 526 2131

 Media elektronik (radio)

14. Sonora
Gedung Perintis Lt. 5, Jl. Kebahagiaan No. 4-14
Jakarta Barat 11140
Telp : (021) 6340544, 6337783
Fax : (021) 6340646

15. Women Radio


Menara Imperium Lt. 31 C
Jl. HR. Rasuna Said Kav. 1
Jakarta Selatan 12980
Telp : (021) 8317718, (021) 8317719
Fax : (021) 8317717

16. Female Radio


Perkantoran Ratu Plaza
Jl. Jend. Sudirman Kav. 9
Jakarta Pusat
Web http://www.femaleradio.com

17. Elshinta
Jl. Raya Joglo No. 70
Jakarta Barat 11640
Telp : (021) 5869005
Fax : (021) 5861180

18. Trijaya FM
MNC Tower Lt.2
Jl.Kebon Sirih No.17
Jakarta 10430
Telp: (021) 3923555
Fax: (021) 3937001

 Media elektronik (televisi)

19. RCTI
Jalan Raya Perjuangan Kebon Jeruk
Jakarta 11530
Tel : 530 3540-50
Fax : 532 0846
Web : www.rcti-ok.com

20. SCTV
Senaya city, 6th Floor
Jl. Asia Afrika Lot 19
Jakarta 10270
Tel : 021 522 5555
Fax : 021 522 4777-0220
Web : www.sctv.com

21. Indosiar
Jalan Damai no 11
Daan Mogot Jakarta 11511
Tel : 567 2222, 568 8888
Fax : 565 5675-60
Web : www.indosiar.com
22. Metro TV
Jalan Pilar Mas Raya
Kav. A-D Kedoya, Kebon Jeruk
Jakarta 11520
Tel : 5380 0077
Fax : 5830 2139
Web : www.metrotvnews.com

23. Trans TV
Jalan Kapten Tendean Kav. 12-14A
Jakarta 12790
Tel : 794 4240 – 799 0572
Fax : 799 2600

24. Trans 7
Menara Bank Mega Lt. 20
Jalan Kapten Tendean Kav. 12-14A
Jakarta 12790

25. TvOne
Jl. Raya Terata II No.2
Kawasan Industri Pulo Gadung
Jakarta 13260

26. Global TV
Jalan Jend. Ahmad Yani No.31
Jakarta 13230
Tel : 480 1223 – 4786 7408
Fax : 475 3559
 Media on line

27. Detik.com

28. Kapan lagi.com

29. Kompas.com

30. Okezone.com

Beberapa nama media yang telah hadir dan berpartisipasi dalam acara
press conference yang telah kami lakukan pada tanggal 14 Januari 2010 di
Ballroom Hotel Sultan Jakarta, telah kami lampirkan dalam proposal ini.

e. Bentuk Kampanye
Kampanye yang bertemakan mengenai ”Kenali Kegemukan Pada Anak
Sejak Dini” akan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah
sebagai berikut :

e.1. Blog
Untuk mendukung kegiatan kampanye ini, maka dilakukan
pembuatan blog yang berjudul “Peduli Kesehatan Anak”. Dalam blog
tersebut akan diuraikan informasi-informasi yang berkatitan dengan
kesehatan anak seperti mengenali tanda-tanda kegemukan pada anak,
informasi mengenai asupan makanan yang tepat bagi anak, info tentang
dampak kegemukan pada anak, informasi mengenai berbagai acara
yang dilakukan oleh tim media relation untuk menyampaikan tema
kampanye.
Alamat blog dapat diakses melalui :
http//www.pedulikesehatananak.blogspot.com

e.2 Mobil Anak Sehat


Mobil anak sehat merupakan sarana yang direncanakan untuk
membantu memberikan penyuluhan dan mengontrol kesehatan anak-
anak yang bersekolah di wilayah kota Jakarta.
Mobil anak sehat ini merupakan wujud dukungan dari Departemen
Kesehatan RI dalam mensosialisasikan kampanye ”Kenali Kegemukan
Pada Anak Sejak Dini”. Mobil Anak Sehat akan berkeliling secara
bergilir mengunjungi sekolah-sekolah SD di wilayah Jakarta untuk
memberikan penyuluhan dan memberikan konsultasi gratis bagi anak-
anak .
Setiap mobil yang berkeliling dilengkapi dengan dokter anak serta
psikolog yang akan memberikan penyuluhan di sekolah. Diharapkan
dengan adanya penyuluhan tersebut para tenaga pendidik di sekolah
memiliki pengetahuan sehingga dapat turut serta membantu kampanye
ini.
Dalam 6 bulan pertama kami akan mengunjungi beberapa sekolah
di jakarta, antara lain :
• SDK Bethel
• SD Regina Pacis
• SD Santo Yakobus
• SD Don Bosco 1
• SD Don Bosco 2
• SD Tarsisius 1
• SD Tarsisius 2
• SD Damai
• SD Vianney
• SD Santa Maria Jakarta
• SD Dian Harapan
• SD Charitas
• SD Citra Alam
• SDK Marsudirini
• SD Pangudi Luhur
• SD Al Azhar Kelapa Gading
• SD Tarakanita 1
• SD Tarakanita 3
• SD Tarakanita 5
• SD Harapan Bunda

e.3 Festival Anak Sehat


Dilakukannya sebuah acara yang bertemakan Festival Anak Sehat
merupakan salah satu upaya untuk mendukung kampanye ini. Dalam
festival tersebut akan melibatkan para orang tua beserta anak-anak.
Rangkaian festival ini meliputi adanya kegiatan lomba olahraga seperti
jalan sehat bersama orang tua, lomba outbound anak bersama orang
tua, demo masak makanan sehat dan bergizi untuk anak-anak, seminar
mengenai ”Kenali Kegemukan Pada Anak Sejak Dini”

e.4 Konferensi pers


Kami telah melakukan konferensi pers mengenai perencanaan
kampanye bertemakan ”Kenali Kegemukan Pada Anak Sejak Dini”.
Kegiatan konferensi pers telah dilakukan pada tanggal 14 Januari 2010,
pukul 11.00-12.00 WIB, bertempat di Ballroom Hotel Sultan Jakarta. Di
dalam acara konferensi pers tersebut mengundang beberapa rekan
media yang dianggap dapat mendukung proses kampanye ini. (Daftar
rekan media yang hadir telah terlampir pada halaman belakang proposal
ini). Acara konferensi pers meliputi membahasan mengenai materi
kampanye dengan mendatangkan beberapa narasumber serta
pembagian press release kepada sejumlah rekan media yang hadir.
(Press release telah terlampir pada lampiran proposal).

e.5 Seminar
Kami mengadakan seminar (penyuluhan) kepada target audience
yakni orang tua dan tenaga pendidik. Melalui seminar ini kita
memberikan penyuluhan dan informasi mengenai kesehatan anak.
Topik yang akan disampaikan dalam seminar ini adalah mengenai
pentingnya kebiasaan hidup sehat yang diterapkan orang tua pada
anak. Selanjutnya akan disinggung juga mengenai isu kritis mengenai
obesitas pada anak di Indonesia yang mempunyai dampak negatif bagi
tumbuh kembang anak di masa depan. Beberapa pembicara dalam
seminar ini antara lain dokter anak, dokter ahli gizi dan psikolog.
Seminar akan dilaksanakan di mall dan sekolah yang berlokasi di
Jakarta.

e.6 Facebook
Di masa sekarang, banyak orang yang menggunakan situs jejaring
sosial seperti facebook. Oleh karena itu kami menggunakan media
facebook untuk menyampaikan informasi mengenai obesitas anak dan
mengundang sebanyak mungkin orang untuk bergabung dalam facebook
kami.Karena jaringan pertemanan facebook begitu luas sehingga melalui
facebook kami juga dapat menyampaikan informasi secara luas pula,
terutama kepada target audience, yaitu para orangtua dan tenaga
pendidik.

e.7 Pembagian Brosur

Kami akan membagi-bagikan brosur dan flyer kepada semua


masyarakat untuk menginformasikan mengenai kampanye peduli
obesitas. Lokasi- lokasi yang akan dituju antara lain sekolah-sekolah dan
Mall-mall. Tujuan pembagian brosur agar masyarakat mengetahui
kampanye mengenai obesitas pada anak ini sehingga informasi penting
dapat tersampaikan dengan baik kepada target audience yang telah
ditetapkan. Di dalam brosur terdapat informasi penting fakta-fakta
mengenai obesitas pada anak
V
GANTT CHART
(Kegiatan selama 6 bulan pertama di tahun 2010)

Media Juli Agustus September Oktober November Desember Notes


No Relation
Activity 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kunjunga SD Bethel
n Mobil
Anak
Sehat
2 Kunjunga SD Regina Pacis
n Mobil
Anak
Sehat
3 Pembagian Mall Ciputra
Brosure
4 Seminar Mall Senayan
City
5 Kunjunga SD Santo
n Mobil Yakobus
Anak
Sehat
6 Kunjunga SD Don Bosco 1
n Mobil
Anak
Sehat
7. Pembagian Senayan City
Brosure
8. Kunjunga SD Don Bosco 2
n Mobil
Anak
Sehat
9. Kunjunga SD Tarsisius 1
n Mobil
Anak
Sehat
10. Kunjunga SD Tarsisius 2
n Mobil
Anak
Sehat
11. Seminar Mall Pondok
Indah
12. Pembagian Pasific Place
Brosure
13. Kunjunga SD Damai
n Mobil
Anak
Sehat
14. Kunjunga SD Vianney
n Mobil
Anak
Sehat
15. Kunjunga SD Santa Maria
n Mobil Jakarta
Anak
Sehat
16. Kunjunga SD Dian
n Mobil Harapan
Anak
Sehat
17. Kunjunga SD Charitas
n Mobil
Anak
Sehat
18. Pembagian Mall MKG 2
Brosure
19. Kunjunga SD Citra Alam
n Mobil
Anak
Sehat
21. Kunjunga SDK Marsudirini
n Mobil
Anak
Sehat
22. Kunjunga SD Pengudi
n Mobil Luhur
Anak
Sehat
23. Kunjunga SD Al Azhar
n Mobil Kelapa Gading
AnakSehat
24. Pembagian Mall Of
Brosure Indonesia
25. Kunjunga SD Tarakanita 1
n Mobil
Anak
Sehat
26. Kunjunga SD tarakanita 3
n Mobil
Anak
Sehat
27. Seminar Mall Taman
Anggrek
28. Kunjunga SD Tarakanita 5
n Mobil
Anak
Sehat
29. Kunjunga SD Harapan
n Mobil Bunda
Anak
Sehat
30. Evaluasi
VI.

BUDGETING

Budgeting ini disusun berdasarkan perencanaan kampanye dalam


jangka waktu 6 bulan . Hal ini dimaksudkan untuk memfokuskan program
kampanye yang akan dijalankan bersama dengan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Seluruh perencanaan selama 6 bulan ke depan tertera
dalam daftar budget di bawah ini.

Poster
200 lembar x Rp 15.000,- Rp 3.000.000,
Brochure
500 lembar x Rp 10.000 Rp 5.000.000,-
Spanduk
20 lembar x Rp 200.000,- Rp 4.000.000,-
Banner
20 lembar x Rp 100.000,- Rp 2.000.000,-
Pin
500 buah x Rp 2.000,- Rp 1.000.000,-
Kaos
200 buahx Rp 50.000,- Rp 10.000.000,-
Tim dokter + psikolog
20 pertemuan x Rp 20.000.000,- Rp 400.000.000,-
Mobil sehat
1 x Rp 150.000.000,- Rp 150.000.000,-

Alat-alat kesehatan Rp 5.000.000,-

Bahan bakar Rp 6.000.000,-

Driver
20 pertemuan x Rp 200.000,- Rp 4.000.000,-
Sewa tempat +Stand Mall Rp 200.000.000,-
MC Rp 2.000.000,- +

Total Rp 792.000.000,-
Unexpexted cost
10% x Rp 782.000.000,- Rp 79.200.000,- +

Total Cost Rp 871.200.000,-

NB :
- 1 Tim dokter terdiri atas 4 dokter dan 1 psikolog
- Alat-alat kesehatan terdiri atas Timbangan, pengukur tinggi badan, tensimeter,
stetoskop.
- Stand- stand untuk di beberapa mall wilayah Jakarta
VII.

Evaluasi Hasil

Pencapaian hasil kampanye ini dilakukan melalui :


• Prencanaan kampanye dilakukan selama 2 tahun di wilayah Jakarta.
• keberhasilan kampanye ditandai dengan menurunnya angka
tingkat kegemukan pada anak menjadi 5%-10% (perkotaan:Jakarta)
• Dilakukan penelitian (survey) di sekolah-sekolah SD melalui
pengukuran massa bobot tubuh anak-anak dengan berat badan ideal.

Tolak ukur dari kampanye peduli obesitas anak sejak dini adalah
terciptanya anak-anak Indonesia yang memiliki berat badan ideal serta tubuh
yang sehat, baik secara jasmani maupun secara mental. Sehat jasmani
maksudnya, anak Indonesia memiliki tubuh yang tidak mudah terserang penyakit
sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan aktif. Secara mental
maksudnya anak Indonesia memiliki pengetahuan yang luas serta memiliki
kepercayaan diri dan pikiran yang positif dalam meraih prestasi.
Masa depan bangsa Indonesia ditentukan pada generasi anak Indonesia
yang memiliki badan yang sehat, aktif dan terhindar dari penyakit sehingga dapat
berprestasi baik secara akademik dan non akademik.
Jangka waktu yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari
kampanye ”Kenali Obesitas Anak Sejak Dini ” adalah selama 2 tahun untuk
melihat sejauh mana maksimalisasi program-program yang kami rencanakan
dapat memiki dampak pada sasaran, yaitu anak-anak. Selama 2 tahun ke
depan program-program akan dijalankan secara berkesinambungan dengan
evaluasi pada 6 bulan pertama masa kampanyeuntuk mengetahui efektivitas
akan hasil kampanye yang telah dilakukan tersebut. Setelah 2 tahun kami akan
melanjutkan program-program yang telah direncakan serta dilakukan juga
pembaharuan serta perubahan-perubahan terhadap program yang telah
dijalankan sebelumnya untuk menyesuaikan dengan apresiasi masyarakat yang
telah menerima pada program sebelumnya.
LAMPIRAN
PRESS RELEASE

“KENALI KEGEMUKAN PADA ANAK SEJAK DINI”


(Didukung oleh Departemen Kesehatan RI)

Jakarta, 14 Januari 2010. Di dalam keluarga Indonesia, masih banyak orang tua yang
mengharapkan anaknya bertumbuh gemuk sehingga tampak lucu dan menggemaskan.
Selain itu, anak yang memiliki tubuh gemuk dianggap memberikan bukti bahwa
orangtua telah mencukupi kebutuhan makanan anaknya. Padahal, di balik tubuh anak
yang mengalami kegemukan, menyimpan potensi yang berdampak negatif bagi tumbuh
kembang anak.

Di Indonesia sendiri, perihal kegemukan pada anak mulai menjadi masalah yang serius.
Dari penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di empat belas kota besar di
Indonesia, diperkirakan angka kejadian kegemukan pada anak tergolong relatif tinggi,
antara 10-20% dari total populasi anak-anak Indonesia yang berumur 6-12 tahun
dengan nilai yang terus bertambah hingga sekarang. Jakarta adalah salah satu kota
yang memiliki tingkat kegemukan/ obesitas pada anak yang relatif tinggi.

Atas keadaan tersebut, EAGLE.ORG sebagai organisasi medrel yang peduli akan
masalah-masalah kritis di Indonesia, akan melakukan kampanye bertemakan “Kenali
Kegemukan Pada Anak Sejak Dini” dengan tagline “Lucu Tak Berarti Harus Gemuk“.
Kegiatan ini pun didukung penuh oleh Departemen Kesehatan RI. Di dalam jumpa pers
yang diadakan di Ballroom Hotel Sultan Jakarta, menghadirkan beberapa narasumber
yang berkompeten di bidangnya seperti dr. Frieska Oktaviani selaku dokter spesialis
anak Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta, Dra. Odrine selaku Psikolog, Dra. Olivia
selaku humas dari Departemen Kesehatan RI, serta kesaksian dari Riska Anestia,
seorang ibu yang penah memiliki pengalaman menangani anaknya yang mengalami
kegemukan.

Humas DepKes selaku perwakilan Menteri Kesehatan RI menyatakan dukungan penuh


terhadap kampanye ini. Selain karena fakor kesehatan, kegemukan pada anak perlu
mendapatkan perhatian karena anak-anak merupakan penerus bangsa yang perlu
diawasi tumbuh kembangnya.Kampanye ini akan berjalan selama 2 tahun (2011-2012)
dan dilakukan di daerah Jakarta dengan target para orang tua dan tenaga pendidik.
Berbagai macam kegiatan dilakukan untuk mendukung kampanye ini, antaranya adalah
pembuatan blog yang memberikan informasi seputar kesehatan anak, festival anak
yang di dalamnya terdapat berbagai macam lomba dan seminar kesehatan yang akan
dihadiri oleh para pakar, peluncuran Mobil Sehat yang akan berkeliling ke sekolah-
sekolah tingkat dasar di Jakarta untuk memberikan konsultasi dan penyuluhan bagi
anak-anak dan guru untuk mengontrol kesehatan anak-anak.

Diharapkan kampanye ini bermanfaat dalam memberikan informasi kepada masyarakat


agar lebih mengenali kegemukan yang terjadi pada anak-anak. Selain itu, diharapkan
juga setelah diadakannya kampanye ini, dapat menekan angka obesitas anak di
wilayah Jakarta menurun 5-10%. Dengan begitu, kampanye ini pun turut mendukung
anak indonesia memiliki tubuh dan mental yang sehat sehingga mempersiapkan
generasi penerus bangsa di masa depan yang lebih cerah.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi :


Angelina
Media Relations Coordinator EAGLE.ORG
Angeline.EAGLE.ORG@yahoo.com
0818181818

EAGLE.ORG
Gedung Wisma Tamara Lantai 3A, Jakarta Pusat
Tel : (021)500100 Fax : (021)500200
HARD NEWS

OBESITAS ANCAM MASA DEPAN KESEHATAN ANAK INDONESIA

JKT, 10/12- Dari hasil penelitian yang dilakukan di empat belas kota besar di
Indonesia, angka kejadian obesitas pada anak tergolong relatif tinggi, antara 10-20%
dengan nilai yang terus meningkat hingga kini, tutur Dr. Damayanti R. Syarif, Sp.A(K)
dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta dalam acara seminar mengenai kesehatan anak di Universitas Indonesia.
Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang sudah lama muncul di dunia,
bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikannya sebagai
epidemik global. Prevalensinya meningkat tidak saja di negara-negara maju, tetapi juga
di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Minimnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak-anak jaman sekarang
merupakan salah satu faktor pemicu mengapa obesitas ini kian meningkat di Indonesia.
Selain aktivitas fisik, faktor makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak juga sangat
berpengaruh. Saat ini, masyarakat cenderung ingin segala sesuatu yang bersifat
praktis, sehingga sering kali mengonsumsi makanan cepat saji dan yang bersifat instant.
Makanan tersebut biasanya mengandung lemak trans (trans fat) yang tinggi dan itu bisa
menyebabkan seseorang mengalami obesitas.
”Anak-anak yang kurang aktivitas fisiknya dan sering mengonsumsi makanan
yang bergizi rendah mengakibatkan dirinya memiliki bobot yang berlebih. Hal ini perlu
diwaspadai karena kegemukan yang berlebih cenderung rentan mengidap berbagai
penyakit mulai dari yang paling sederhana seperti gangguan pernafasan hingga
penyakit yang kronis seperti diabetes, hipertensi, jantung koroner dan sebagainya”, ujar
dr. Purwanti yang merupakan dokter ahli gizi. Melihat resiko tersebut maka keadaan
obesitas pada anak ini tidak dapat dianggap hal sepele. Apabila penyakit-penyakit itu
tidak dicegah dari sekarang, maka dapat berakibat fatal bagi kesehatan anak-anak di
masa depan.
Melihat adanya dampak yang sangat buruk bagi kesehatan anak-anak yang
memiliki berat badan yang berlebih, maka sudah menjadi tanggung jawab setiap orang
tua untuk lebih waspada dalam memperhatikan kondisi anak-anaknya dengan
memenuhi gizinya secara seimbang serta membiasakan anak-anak untuk beraktivitas
fisik. Anak-anak merupakan calon penerus bangsa ini, oleh karena itu jangan sampai
obesitas menghambat masa depan mereka dalam berkarya. (Marsela Giovani
Suhardja).
HARD NEWS

LEBIH DARI SEMBILAN JUTA ANAK DI DUNIA MENGALAMI OBESITAS

Jakarta, 31/01 - Lebih dari sembilan juta anak di dunia berusia enam tahun ke atas
mengalami obesitas, lapor Dennis Bier dari Pediatric Academic Society (PAS). Faktor
sosial Mafhum bagi kalangan medis bahwa obesitas pada anak telah menjadi masalah
yang serius di indonesia.
Sejak tahun 1970, obesitas kerap meningkat di kalangan anak, hingga kini
angkanya terus melonjak dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun dan usia 12-19 tahun,
bahkan meningkat tiga kali lipat pada anak usia 6-11 tahun. Dr. Damayanti R. Syarif,
Sp.A(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta bertutur senada, dari penelitian yang dilakukan di empat belas
kota besar di Indonesia, angka kejadian obesitas pada anak tergolong relatif tinggi,
antara 10-20% dengan nilai yang terus meningkat hingga kini.
Center for Disease Control CDC berargumen bahwa seorang anak dikategorikan
obesitas jika mengalami kelebihan berat badan di atas persentil ke-95 dengan proporsi
lemak tubuh yang lebih besar dibanding komponen tubuh lainnya.
Secara teoretis manajemen obesitas pada anak ialah dengan mengatur berat
badan dan mengurangi indeks massa tubuh (IMT) dengan aman dan efektif beserta
komplikasi jangka panjang dan pendek yang minimal. Sebaiknya terdapat tim dokter
anak dengan psikiater untuk mengatur pola dan kebiasaan makan serta kemungkinan
depresi. Para orang tua harus disiplin dan ‘tega’ mendidik anak untuk pergi sekolah
jalan kaki atau naik sepeda daripada harus diantar jemput.
Tidak baik untuk menuruti anak untuk sering makan di restoran cepat saji,
budaya makan buah dan sayur harus sejak dini dibiasakan, dongeng-dongeng sebelum
tidur ada baiknya kembali dibudayakan dengan cerita Popeye dan bayam atau cerita
bagaimana proses sebuah telur bisa menjadi ayam goreng superbesar dengan lemak
tebal dan kulit renyah khas restoran cepat saji. Tak kalah pentingnya ialah peran
sekolah untuk menambah jadwal olah raga dan menyediakan media yang lebih baik
bagi anak-anak untuk ‘bermain’ dan berolahraga. Sekolah juga sebenarnya menjadi
kunci untuk menertibkan puluhan pedagang yang menyuguhkan makanan-makanan
sangat tidak sehat. (Olivia)
HARD NEWS

OBESITAS ANCAM GENERASI PENERUS BANGSA

Jakarta, 30/01- Obesitas kian menjadi masalah di berbagai belahan dunia.


Bahkan, anak yang mengalami obesitas sejak kecil berisiko terkena beragam penyakit
di masa tua bahkan saat remaja. Di Indonesia, dari hasil penelitian yang dilakukan di
empat belas kota besar di Indonesia, angka kejadian obesitas pada anak tergolong
relatif tinggi, antara 10-20% dengan nilai yang terus meningkat hingga kini, tutur Dr.
Damayanti R. Syarif, Sp.A(K).
Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang sudah lama muncul di dunia,
bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikannya sebagai
epidemik global. Prevalensinya meningkat tidak saja di negara-negara maju, tetapi juga
di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Menurut spesialis anak RSAB Harapan Kita dr. Tinuk Agung Meilany SpA,
sekitar 95 persen obesitas anak disebabkan aspek nutrisional, sedangkan 5 persen
adalah penyebab lain, seperti penyakit atau kelainan hormon. Nutrisi berkaitan dengan
pola makan mulai dari jenis makanan sampai perilaku makan yang berlebihan -- baik
porsi maupun frekuensinya. Tentunya, aktivitas fisik yang kurang, akibat obat (steroid),
atau faktor gaya hidup juga amat berpengaruh .
Pada dasarnya, penyebab kegemukan atau obesitas adalah ketidakseimbangan
antara jumlah makanan yang masuk (input) dengan yang dikeluarkan (output) dalam
bentuk tenaga untuk beraktivitas,” ungkap dr.Tinuk.kegemukan (obesitas). Akibatnya,
terjadilah kelebihan energi, yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Jika kegemukan terus berlanjut sampai mereka besar, berbagai risiko yang mengancam
makin dekat dengan kenyataan. Risiko tersebut antara lain tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol yang buruk, peningkatan kadar gula darah dan insulin (hormon pengatur
kadar gula darah).
Melihat adanya risiko dan dampak yang buruk akibat obesitas pada anak maka
sebaiknya orang tua dapat lebih waspada serta memperhatikan makanan yang
dikonsumsi oleh anak dan menjaga pola makannya yakni antara lain memberikan anak
makanan yang memiliki gizi seimbang seperti 4 sehat 5 sempurna. Anak-anak
merupakan calon generasi penerus bangsa ini, oleh karena itu jangan sampai obesitas
menghambat masa depan mereka dalam memajukan bangsa. (Riska Anestia).
HARDNEWS

ANGKA OBESITAS PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA KIAN BERTAMBAH

JKT,30/1Berdasarkan penelitian yang dilakukan di empat belas kota besar di


Indonesia,angka kejadian obesitas pada anak-anak di Indonesia tergolong tinggi.Antara
10-20% dengan nilai yang terus meningkat hingga sekarang.
Indonesia masih memiliki fenomena paradox pedriatik yang unik.jutaan anak mengalami
kekurangan gizi atau yang biasa disebut dengan mal nutrisi.Sementara disisi lain ada
jutaan anak pula yang mengalami obesitas.
Sampai dengan saat ini,penyebab begitu tingginya angka obesitas pada anak-
anakpun masih simpang siur.
Faktor makanan ringan diluar makanan yang disediakan dirumah sering dijadikan
penyebab dari timbulnya obesitas pada anak-anak.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr.Damayanti R.syarif sp.A(k) dari fakultas
kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo juga menunjukkan
bahwa obesitas kerap terjadi pada golongan anak yang lebih senang jajan.
Menurut Centre for disease control Amerika Serikat seorang anak dapat dikategorikan
obesitas jika mengalami kelebihan berat badan diatas persentil ke 95 dengan proporsi
lemak tubuh yang lebih besar daripada komponen tubuh lainnya.Sementara menurut
ikatan dokter anak Indonesia obesitas merupakan keadaan indeks massa tubuh (IMT)
anak yang berada diatas persentil ke 9s pada grafik tumbuh kembang anak sesuai jenis
kelaminnya.
Mengingat obesitas pada anak-anak dapat memicu penyakit yang berbahaya
seperti jantung dan diabetes mellitus,maka peran dari lingkungan sekitar anak-anak
untuk menjaga agar mereka dapat tumbuh kembang dengan seimbang dan sehat
sangat diperlukan.
Obesitas pada anak dapat dicegah dengan menjaga keseimbangan energi yang
masuk dengan energi yang keluar dengan menyeimbangkan pola makan dengan
kebiasaan bermain atau berolahraga. Selain peran dari orang tua yang sangat
besar,peran dari pihak sekolahpun tak kalah pentingnya dalam menambah jadwal
olahraga dan menyediakan sarana yang lebih baik bagi anak-anak untuk bermain dan
berolahraga. (Melanie Putria)
SOFT NEWS

BIASAKAN ANAK UNTUK MENGONSUMSI BUAH DAN SAYURAN

Buah-buahan dan sayuran adalah asupan makanan yang memiliki peran penting
bagi manusia terutama untuk anak-anak. Pemenuhan kebutuhan serat yang cukup
setiap harinya dapat membantu perkembangan tubuh anak menjadi sehat sehingga
dapat membantu juga dalam perkembangan mentalnya.
Namun sayangnya, hal tersebut seolah-olah menjadi terpinggirkan. Anak-anak
jaman sekarang cenderung tidak suka mengonsumsi buah-buahan dan sayuran.
Beredar luasnya makanan cepat saji yang ditawarkan cenderung lebih disukai oleh
anak-anak masa kini. Makanan-makanan yang disukai anak-anak tersebut justru patut
diwaspadai. Makanan yang siap saji, instan, junkfood atau semacamnya adalah
kelompok makanan yang memiliki kadar gizi yang rendah.
Kurangnya asupan serat yang berasal dari buah-buahan dan sayuran dapat
berakibat buruk bagi anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan. Dengan
seringnya mengonsumsi makanan-manakanan cepat saji, maka dapat menimbulkan
efek kelebihan berat badan di kalangan anak-anak. Ditambah lagi apabila kurangnya
aktivitas yang dilakukan anak-anak tersebut maka semakin menambah resiko buruk
bagi kesehatan.
Sebagai contohnya adalah Jemy yang merupakan siswa kelas 4 SD yang tidak
suka mengonsumsi buah-buahan dan sayuran. ”Anak saya lebih suka makan-makanan
seperti nugget, mi instant, pokoknya yang gampang disajikan gitu. Kalau diberikan
sayuran dan buah-buahan selalu menolak bahkan malahan cenderung jadinya tidak
mau makan’’, ujar Ibu Wawah yang merupakan ibu dari Jemy. Ketidaksukaan Jemy
pada sayuran dan buah-buahan berakibat pada berat tubuhnya. Kurangnya serat yang
dikonsumsi serta minimnya aktivitas fisik yang dilakukannya maka tak heran apabila
berat tubuh jemy terbilang cukup besar, yaitu 48 kg bila dibandingkan dengan anak-
anak seumuran dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat Indonesia yang
beranggapan bahwa anak yang bertubuh gemuk adalah cermin sukses bagi orang
tuanya. Ditambah lagi jika dikatakan bahwa anak gemuk adalah anak yang lucu dan
menggemaskan sehingga anak gemuk merupakan kebanggaan bagi orang tuanya.
Tampaknya pemikiran dan anggapan di dalam masyarakat tersebut perlu dikaji
ulang karena faktanya apabila gemuk tersebut berlebih maka si anak dapat mengalami
kesulitan dalam bergerak bahkan dapat terancam berbagai penyakit. (Marsela Giovani
Suhardja).
SOFT NEWS

ANAK RENTAN TERHADAP OBESITAS

Obesitas atau kegemukan bukan saja melanda orang dewasa. Menurut


penelitian statistik menunjukkan bahwa di banyak negeri, obesitas juga melanda anak-
anak sampai taraf yang memprihatinkan. Kurangnya pengetahuan orang-tua atau
pandangan yang mengatakan anak bertubuh gemuk atau gendut adalah anak yang
sehat dan menggemaskan dapat memperparah kondisi ini.
Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya sehat, gemuk, lucu dan
menggemaskan. Tapi jangan salah, kegemukkan pada anak itu juga berbahaya. Hal
yang menggemaskan tersebut ternyata semakin mencemaskan. Angka kejadian
obesitas pada masa kanak-kanak meningkat secara cepat di seluruh dunia baik di
negara maju maupun di negara berkembang seperi di Indonesia.
Penyakit yang dapat ditimbulkan akibat obesitas adalah diabetes, darah tinggi,
atau penyakit jantung. Penyakit-penyakit yang dulu dianggap sebagai penyakit usia
lanjut dan dewasa, kini dapat dialami pada anak akibat timbunan lemak, kolesterol dan
gula yang terdapat dalam tubuh. Gangguan pernapasan atau asma berisiko lebih besar
dialami anak yang mengalami obesitas. Selain itu, anak-anak dengan kelebihan berat
badan atau kegemukan juga dapat mengalami kesulitan bergerak dan terganggu
pertumbuhannya karena timbunan lemak yang berlebihan pada organ-organ tubuh yang
seharusnya berkembang. Belum lagi efek psikologis yang dialami anak, misalnya ejekan
dari teman-teman sekelas pada anak-anak yang telah bersekolah.
Anak yang gemuk memang lucu dan menggemaskan. Namun jagalah putra dan
putri anda agar mereka bertumbuh dengan sehat dan juga memiliki pola hidup dan pola
makan yang sehat. Orang-tua bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik untuk
anak-anak mereka. Ingatlah bahwa obesitas atau kegemukan bukanlah hal yang bagus
bagi seorang anak. (Riska Anestia).
SOFT NEWS

DAMPAK BURUK OBESITAS PADA ANAK

Obesitas merupakan penimbunan lemak berlebihan daripada yang normal.


Tetapi tidak semua anak yang mempunyai berat badan berlebih tergolong obesitas.
Melainkan anak dengan gejala klinis antropometri(fisik)yang jauh diatas normal.
Pemeriksaan fisik tersebut antara lain pengukuran berat badan berbanding tinggi
badan,berat badan terhadap umur, dan ketebalan lipatan kulit dan paling sedikit
perbandingan 10 % diatas nilai normal.gejala- gejala obesitas pun dapat kita lihat
dengan jelas dari bentuk fisik yang berbanding tinggi tidak normal, artinya berat badan
lebih dengan tinggi badan yang tidak sebanding.
Gejala obesitas antara lain pada anak dapat terjadi pada usia berapa saja, tetapi
cenderung lebih sering dialami anak berusia 5-6 tahun. Dr .Purwanti salah satu seorang
ahli gizi Mengatakan: “Obesitas pada anak merupakan sebuah hal penting yang harus
diperhatikan oleh para orang tua saat ini. Terkadang, kita sebagai orang tua harus bisa
tega pada anak yang memiliki kecenderungan kegemukan. Bila dari awal, anak sudah
dimanjakan dengan makanan2 junk food yang mengandung lemak tinggi, pastinya anak
tersebut akan merasa addicted dgn makanan2 trsbt. Penyakit yang disebabkan oleh
obesitas pd anak sangat beragam.mulai dari yg paling sederhana seperti gangguan
pernafasan,sampai dengan penyakit serius seperti kencing manis, kolesterol hingga
penyakit jantung. Biasakan memberi lebih banyak porsi sayuran pada makanan anak2,
buah2an segar yang penuh dengan nutrisi dan vitamin juga dapat menjadi pilihan yang
lebih baik untuk mencegah obesitas.”
Selain dari pada penjelasan yang dipaparkan oleh dr.Purwanti, Dampak buruk
dari obesitas adalah pada saluran pernafasan pada bayi, obesitas meningkatkan risiko
infeksi saluran pernafasan bagian bawah karena terbatasnya kapasitas paru-paru,
obesitas menyebabkan pula penyumbatan saluran pernafasan, gejala-gejala penyakit
jantung dan kadar oksigen dalam darah yang tidak normal. Keluhan lain nafas menjadi
pendek, obesitas juga menghambat gerakan anak, disamping itu dapat juga
mengakibatkan kelainan tulang dan sendi seperti kaki pengkor kearah dalam.
Masa depan dan kesehatan anak bergantung pada pola makan yang kita bina
sejak dini. Jangan terlalu memanjakan anak dengan makanan siap saji, untuk itu
marilah mulai dari sekarang memperhatikan gizi serta makanan yang dikonsumsi oleh
anak kita dan diseimbangkan pula dengan berolahraga. (Olivia)
SOFT NEWS

OBESITAS PADA ANAK VERSUS PERCAYA DIRI

Obesitas pada anak-anak di Indonesia belum menjadi sebuah isyu yang menyita
perhatian masyarakat di Indonesia,
Padahal,banyak sekali penyakit yang berbahaya yang dapat menyerang anak-anak
yang mengalami obesitas.Dimulai dari asma,diabetes mellitus hingga penyakit jantung
yang mematikan.
Obesitas pada anak-anak,terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara
energi yang masuk dalam bentuk makanan dengan energi yang keluar dalam bentuk
aktivitas.Kurangnya sarana berolahraga dan bermain menjadikan salah satu penyebab
dari terjadinya obesitas pada anak-anak.
Ditambah lagi adanya kebiasaan jajan diluar makanan rumah,yang sering
dijadikan kambing hitam dari penyebab terjadinya obesitas pada anak.
Obesitas pada anak tentunya dapat mengganggu kesehatan fisik dan kesehatan mental
anak-anak.Karena kelebihan berat badan,seorang anak bisa kehilangan rasa percaya
diri,anak tersebut menjadi pemalu dan tertutuplah ruang kreatifitasnya untuk berkarya
Adanya olok-olokkan dari teman-teman seusianyapun sering menjadikan anak-
anak yang mengalami obesitas menjadi minder dan rendah diri dalam pergaulan
sosialnya sehari-hari, sehingga dikhawatirkan masa depan dari anak tersebut juga dapat
terganggu. Dibutuhkan peran serta dari berbagai komponen masyarakat dimulai dari
pemerintah,media massa,rakyat,penyedia jasa kesehatan industri nutrisi dan makanan
dan yang paling penting adalah dukungan total dari kalangan keluarga,rumah dan orang
tua agar dapat mencegah bertambahnya angka obesitas pada anak-anak di Indonesia.
Mulailah dengan menanamkan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih sehat sejak
dini,tanamkan sifat disiplin dan ajaklah anak-anak untuk lebih menyukai olahraga atau
beraktivitas fisik sehingga kebugaran dan kesehatan fisik serta mental mereka dapat
selalu terjaga.
Orangtua dituntut untuk lebih tegas bahkan tega kepada anak-anaknya unntuk
memilah-milah makanan apa yang akan disajikan untuk anak-anaknya.Biasakan agar
anak-anak lebih memilih makan dirumah sendiri disbanding mencari jajanan yang
kurang sehat diluar rumah. (Melanie Putria).
FEATURE

SIAPA BILANG GEMUK ITU SEHAT DAN LUCU ?

Jika anda seorang orang tua yang memiliki seorang anak yang mempunyai
kelebihan berat badan atau kegemukan, apakah yang ada di benak anda? Beberapa
orang tua saat ini, terutama di Indonesia beranggapan bahwa jika anaknya mempunyai
berat badan cukup bahkan berlebih, itu dianggap sehat dan lucu. Mereka menganggap
telah berhasil menghidupi anaknya sehingga dapat mencapai kondisi sesehat itu.
Tak jarang saat anak tersebut dibawa ke mall atau tempat-tempat ramai, orang-
orang sekitar akan mengatakan bahwa anak itu lucu dan menggemaskan, dan si orang
tua pun akan bangga dan senang atas pujian tersebut. Tapi sadarkah anda, dibalik
semua persepsi dan anggapan itu, anak anda tengah berada dalam ancaman, karena
tubuh yang gemuk itu rentan terkena berbagai penyakit serius.
Seperti seorang ibu berusia 36 tahun, Ibu Riska Anestia, beliau mempunyai
seorang anak laki-laki berusia 10 tahun bernama David, yang saat ini tengah duduk di
bangku sekolah dasar kelas 5. David sejak kecil mempunyai berat badan yang berlebih,
istilah medis yang sering digunakan adalah obesitas. Saat usianya 4 tahun, beratnya
sudah mencapai 38 kg, itu sungguh tidak relevan dengan tinggi badannya yang hanya
berkisar 120 cm.
Awalnya Ibu Riska tidak terlalu kahwatir, karena ia berpikir bahwa jika anaknya
memang suka makan dan tidak rewel itu tentu hal yang bagus. Selama ia masih mampu
untuk memenuhi kebutuhan anaknya ia akan memberikan yang terbaik yang dibutuhkan
anaknya, beitu pikirnya. David sangat gemar makan makanan yang digoreng dan juga
fast food. Ia tidak terlalu menyukai buah atau sayur-sayuran.
Ibu Riska mulai gelisah saat David berusia 6 tahun, beratnya terus bertambah,
menjadi 50 kg. Selain itu di malam hari David sering mengalami sesak napas saat mau
tidur. Saat di sekolah pun ia mengalami terlambat berfikir,cepat lelah, dan malas
bergerak. Dampaknya prestasinya di sekolah pun menurun. Selain dampak fisik,
ternyata ada dampak-dampak moril juga dialami oleh David. Karena ia malas bergerak
dan lamban, ia terkadang sering tertinggal saat bermain dengan teman-temannya, “saat
pulang sekolah ia sering menceritakan pada saya bahwa teman-temannya sering
meninggalkannya saat bermain dan mengatainya gendut, saya sungguh kasihan
mendengar cerita David.” ujar Ibu Riska.
Kekhawatiran Ibu Riska semakin menjadi saat dokter mengatakan jika berat
badan David terus bertambah ia dapat terancam berbagai penyakit seperti kolesterol
dan penyakit jantung. Itu tentu mengejutkan karena anak sekecil itu terancam berbagai
penyakit berbahaya sepperti itu.
Akhirnya Ibu Riska pun sadar, ia berusaha memperbaiki kekeliruannya dengan
mengubah pola makan dan hidup anaknya. Ia mulai menyajikan makanan-makanan
yang sehat, mengatur pola makan David dengan sewajarnya, menghindari fast food,
danmembiasakan David untuk beraktivitas fisik seperti olah raga ringan dan bersepeda.
Awalnya sulit, karena David sudah terlanjur terbiasa dengan hidupnya yang tidak
sehat, namun Ibu Riska terus membiasakan pola hisup sehat yang baru ini pada
anaknya, agar ia dapat sehat dan tidak mempunyai berat badan yang berlebihan lagi.
Setelah hampir dua tahun, perubahan terlihat jelas, David menjadi lebih segar dan
bugar, prestasinya pun meningkat dan ia tidak pernah lagi sesak napas. Sekarang
diusianya yang ke 10 tahun, berat badannya sudah normal dan ia pun menjadi lebih
percaya diri, dan tidak menganggap dirinya berbeda lagi dari teman-teman sebayanya.
”Jadi, siapa bilang gemuk itu lucu? Karena faktanya lucu itu tak berarti harus
gemuk. Jika ingin anak anda lucu bukan di lihat dari badannya yang gemuk tapi juga
dari pertumbuahn serta tingkahnya yang aktif.” begitu ujar Ibu Riska yang mempunyai
pengalaman yang berharga tentang anaknya David. Semoga setelah membaca
pengalaman dari Ibu Riska, kita semua dapat termotivasi untuk mengubah pandangan
kita yang salah mengenai tubuh gemuk si kecil yang berdampak negatif itu. (Odrine)
FEATURE

KETIKA OBESITAS MENGAMBIL KECERIAANNYA

Buah hati yang ceria menjadi dambaan setiap orang tua. Betapa bangganya
orang tua melihat anak mereka tumbuh sehat, lincah, dan pintar melakukan apa saja.
Bahkan setiap orang tua ingin selalu memberikan yang terbaik bagi anaknya baik dari
pendidikan hingga asupan makanan. Lucunya bila melihat anak yang tumbuh gemuk
dengan pipi yang besar memerah. Namun tanpa disadari asupan makanan yang
berlebihan menjadi hal yang menakutkan. Obesitas menjadi hal yang terlupakan bagi
orang tua.
Alvino Mahardika (5),terlihat sebagai anak yang lucu dalam masa
pertumbuhannya. Ia gemar makan jadi badannya gemuk untuk anak seusiannya.
Selama tinggal bersama omannya, ia selalu diberikan makanan apapun kesukaannya.
Baso, ayam, chicken nugget,mi instan, dan makanan sejenisnya menjadi kesukaannya.
Namun sayur-sayuran ataupun buah-buahan menjadi makanan yang tak mau
disentuhnya.
Semua makanan kesukaannya akan habis dilahap. Tapi ia tidak akan mau
dimakan tanpa makanan-makanan favoritnya. Kecintaannya terhadap the dalam
kemasan atupun the manis membuatnya kurang mendapat asupan air putih. Jadi kalau
dilihat secara dekat tubuhnya yang gemuk bukanlah tubuh yang sehat.
Ia biasa beraktivitas bersama teman-teman sebayanya. Bermain, belajar
bersama membuatnya terlihat begitu bersemangat.Usianya yang menginjak bangku
taman kanak-kanak membuatnya mempunyai banyak aktivitas yang dapat
dilakukannya.” Ia suka sekali bermain sepak bola bersama teman-temannya.” Tutur
oma nya.
Namun hal tersebut tak berlangsung lama ketika ia terlihat ketinggalan dari
teman-teman sebayanya. Ia menjadi sulit berlari ketika bermain, nafasnya menjadi
begitu pendek. Ia menjadi mudah lelah dan jadi malas melanjutkannya. Ia juga sering
mengeluh dadanya menjadi sakit. Tapi tidak ada yang menyadari bahwa hal ini
merupakan awal yang membahayakan kesehatannya. Sampai suatu hari Ia mengeluh
benar-benar sakit dadanya. “Oma, ini sakit banget!” keluhnya.
Setelah itu dibawanya ke dokter. Terkejutnya, Vino divonis dokter mempunyai
penyakit jantung dengan kadar kolesterol tinggi dalam tubuhnya. Menurut dokter berat
tubuhnya tak seimbang untuk anak seusiannya. Hampir 30 kilogram untuk anak usia
taman kanak-kanak. Lemak yang ada di dalam tubuhnya menyelimuti jantung sehingga
terjadi penyumbatan pembuluh darah di jantungnya. Lemak juga menyelimuti paru-paru
dan membuat nafasnya pendek dan tersengal-sengal.
Dokter menyarankan untuk diet ketat terhadap makanan siap saji dan hal-hal
yang manis, memperbanyak konsumsi buah, sayur dan air putih. Tapi apakah ini
mungkin karena sebenarnya ini adalah makanan yang vino tidak suka. Namun hal ini
haruslah dicoba demi kesehatan Vino. Harus ada kegiatan olah raga, namun tidak boleh
membuatnya menjadi kelelahan.
Hal ini membuat Vino menjadi sulit mempunyai banyak waktu untuk bermain
dengan teman-temannya. Vino menjadi aga murung melihat teman-temannya bermain
lebih lama darinya dan malu melihat dirinya yang tertinggal jauh dari yang lain.
Kesulitannya adalah beradaptasi dengan makanan yang tidak disukainya namun
menjadi anjuran dokter.Mungkin ini menjadi hal yang berat bagi Vino, apalgo oma yang
selalu memberikan apa yang disuka. Obesitas telah mengambil keceriaan Vino, namun
seiring dengan berjalannya waktu dan proses diet yang dijalani membuahkan harapan
keceriaan Vino dapat kembali seperti semula. (Frieska Oktaviani)
BACKGROUND INFORMATION

BAHAYA OBESITAS MENGANCAM ANAK ANDA

Obesitas kian menjadi masalah di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia,


perlu diketahui bahwa obesitas bukan hanya mengancam orang dewasa namun juga
anak-anak. Obesitas yang terjadi pada anak-anak saat ini telah menjadi momok yang
menakutkan bagi masyarakat, karena diperkirakan pada tahun 2020, anak yang
menderita obesitas pada usia 7 sampai 15 tahun akan mencapai 65 persen.
Penelitian yang dilakukan di empat belas kota besar di Indonesia, angka kejadian
obesitas pada anak tergolong relatif tinggi, antara 10-20% dengan nilai yang terus
meningkat hingga kini. Survei oleh Ikatan Dokter Indonesia di beberapa sekolah dasar di
Jakarta, ternyata jumlah obesitas anak di Indonesia tidak lah sedikit. Angkanya berkisar
antara 10-30%.
Hal ini tentu sangat memprihatinkan, mengingat kebanyakan orang tua di
Indonesia mempunyai persepsi bahwa anak yang gemuk itu lucu dan sehat, mereka tak
menyadari dibalik tubuh anak mereka itu tersimpan bahaya yang besar bagi kesehatan
dan tumbuh kembangnya, tak heran jika angka tersebut terus naik dan bertambah
setiap tahunnya.
Sebenarnya, apa yang dikatakan obesitas itu? Menurut Dr. Angela C Ardhianie,
anak dikatakan obesitas jika berat badannya 40 persen lebih tinggi dari berat badan
ideal dan overweight jika berat badannya lebih tinggi 20 persen dari berat badan
idealnya.
Pada dasarnya, kegemukan (obesitas) terjadi karena ketidakseimbangan antara
masuk dan keluarnya energi. “Akibatnya, terjadilah kelebihan energi, yang selanjutnya
disimpan dalam bentuk jaringan lemak,” demikian penjelasan dari Dr. dr. Damayanti
Sjarif, Sp.A(K) dari Divisi Gizi dan Penyakit Metabolik, RSUPN Cipto Mangunkusumo
Jakarta.
Kegemukan pun dapat dibagi menjadi dua, yaitu kegemukan primer dan
kegemukan sekunder. Yang dimaksud dengan kegemukan primer adalah kegemukan
akibat makan secara berlebihan, jumlahnya mencapai Sembilan puluh persen, dan
sepuluh persen sisanya kegemukan karena penyakit atau gangguan hormonal atau
gangguan yang diturunkan, disebut kegemukan sekunder.
Sebenarnya, kegemukan primer dapat dikendalikan, caranya dengan waspada
sedari dini, terlebih kegemukan jenis ini biasanya terjadi akibat interaksi berbagai faktor
yang dikelompokan menjadi faktor genetik dan lingkungan.
Faktor genetik berarti kegemukan yang sudah bawaan si anak dari orang tuanya.
“Dari penelitian terbukti, bahwa jika kedua orang tua menderita kegemukan, sekitar
80%anaknya akan menderita kegemukan juga. Bila hanya salah satu orang tuanya saja
yang menderita kegemukan, resikonya menjadi 40%. Sedangkan jika keduanya tidak
kegemukan, resikonya turun lagi tinggal 14%.” Jelas Dr. Damayanti yang juga seorang
pakar gangguan metabolisme pada anak.
Sementara faktor lingkungan yang ikut berperan besar adalah faktor nutrisi, mulai
dari jenis makanan sampai dengan perilaku makan yang berlebih-lebihan, baik porsi
maupun frekuensinya. Tentunya aktivitas fisik yang kurang, ataupun faktor gaya hidup
juga amat berpengaruh sebagai faktor kegemukan atau obesitas.
Banyak hal negative yang didapat dari obesitas, sejumlah studi menyimpulkan
bahwa anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan
menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30.
Kelebihan berat badan yang dimaksud adalah anak kelebihan indeks massa tubuh (IMT)
atau body mass index (BMI) sebesar 20% atau lebih dari IMT normal.

Berikut merupakan beberapa resiko penyakit yang mungkin di derita anak


obesitas, diantaranya:
- Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti pembesaran jantung atau
peningkatan tekanan darah

- Gangguan metabolism glukosa, misalnya intoleransi glukosa

- Gangguan kedudukan tulang, berupa kaki pengkor atau tergelincirnya bagian


sambungan tulang paha (terutama pada anak laki-laki)

- Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering bergesekan

- Gangguan mata, seperti penglihatan ganda, terlalu sensitive terhadap cahaya,


dan batas pandangannya jadi lebih sempit.

Inilah anatomi dari anak yang mengalami obesitas:


- Wajah membulat

- Pipi tembem

- Dagu rangkap

- Leher relative pendek


- Dada membusung, dengan payudara yang relative membesar karena
mengandung jaringan lemak

- Perit membuncit disertai dinding perit yang berlipat-lipat

- Kedua tungkai umumnya berbentuk X, dengan kedua pangkal paha bagian


dalam yang saling menempel dan bergesekan. Akibatnya timbullah lecet.

- Pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena tersembunyi dalam jaringan
lemak. Makanya sering kali orang tua menjadi khawatir.

Dari penelitian Angulo A & Lindor KD (2001), 40% anak kegemukan yang
diperiksa melalui skrining USG hati ternyata mengalami gangguan penyakit hati (NASH
atau Non Alcoholic Steatohepatitis) yang dapat berlanjut jadi pengerutan jaringan hati,
bahkan kanker hati. Penurunan berat badan diduga akan menormalkan kadar enzim
hati dan juga ukuran hati.
Untuk itu, sedari sekarang, sadarilah kelebihan berat badan pada anak bukanlah
hal yang baik, biasakan mereka untuk makan makanan yang bergizi dan jauhi junk food.
Karena junk food merupakan salah satu menyebab terjadinya obesitas. Biasakan juga
anak-anak untuk bergerak dan beraktifitas dengan baik dan seimbang, dan kenali
mereka dengan olah raga yang baik bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Karena
obesitas dapat mengancam masa depan anak anda, cepat atau lambat. (Odrine)
BACKGROUND INFORMATION

OBESITAS ANCAM MASA DEPAN ANAK-ANAK

Jika anak anda terlihat lucu dan gemuk dan sering dipuji kerena kegemukkannya
anda perlu lah bangga tapi juga perlu waspada. Mungkin saja anak anda dapat
dikategorikan sebagai anak obesitas.
Buanglah paradigm anda bahwa lucu haruslah gemuk. Kegemukan akan
berkaitan pada kesehatan anak anda.Mungkin tidak sekarang, tapi pasti tidak lama lagi
gangguan kesehatan dapat menimpa anak anda yang dianggap “lucu” itu.Singkatnya,
bobot anak yang gemuk akan mempengaruhi kesehatannya di masa yang akan datang.
Obesitas sendiri merupakan keadaan yang tidak seimbang antara berat tubuh
dengan tinggi tubuh dan usia. Dapat juga dikatakan sebagai keadaan kelebihan energy
yang kemudian disimpan sebagai lemak di dalam jaringan tubuh.
Diketahui, lebih dari 9 juta anak di dunia berusia enam tahun ke atas menderita
obesitas. Hal tersebut atas riset Pediatric Academic Society (PAS). Obesitas terus
mengalami peningkatan di kalangan anak-anak hingga angkanya terus melonjak tiga
kali lipat pada usia 6-11 tahun. Di Indonesia sendiri hal ini telah menjadi masalah yang
serius. Dari penelitian di empatbelas kota besar di Indonesia, angka kejadian obesitas
pada anak tergolong relative tinggi, antara 10-20% dengan nilai yang teru bertambah
hingga sekarang.
Obesitas primer atau obesitas yang disebabkan karena makanan yang
berlebihan mencapai 90%. Sepuluh persennya adalah akibat penyakit atau gangguan
hormonal atau gangguan yang diturunkan.
Faktor genetik, menjadi salah satu penyebab obesitas. “Dari penelitian terbukti,
jika kedua orang tua menderita kegemukan, sekitar 80% anaknya akan kegemukan. Bila
hanya salah satu orang tua yang kegemukan, risikonya jadi 40%. Kalau keduanya tidak
kegemukan, risikonya turun lagi tinggal 14%,” jelas Dr. Damayanti, yang juga seorang
pakar gangguan metabolisme pada anak.
Beberapa bahaya yang mengikuti si gemuk antara penyumbatan atau gangguan
saluran pernapasan ketika tidur aka sering dialami si bongsor. Gejalanya mulai dari
mengompol sampai mengorok. Ia juga bisa mengalami gangguan saluran pernapasan,
akibat adanya penebalan jaringan lemak di tenggorokan, yang seringkali diperberat oleh
pembesaran jaringan amandel.

Penyumbatan saluran napas di malam hari yang terus-menerus ini


menyebabkan si kecil tidur gelisah serta menurunkan asupan oksigen ke tubuhnya.
Akibatnya, ia akan mengantuk dan tampak lelah besoknya. Kalau sudah begini, ia akan
merasa tidak nyaman.
Fakta lain mengenai obesitas dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak
menyimpulkan, anak usia delapan tahun yang kegemukan atau obesitas, menunjukkan
sejumlah tanda atau gejala terkait faktor risiko penyakit jantung saat mereka mencapai
usia remaja (15 tahun). Risiko tersebut antara lain tekanan darah tinggi, kadar kolesterol
yang buruk, peningkatan kadar gula darah dan insulin (hormon pengatur kadar gula
darah).
Jika kegemukan terus berlanjut sampai mereka besar, berbagai risiko yang
mengancam makin dekat dengan kenyataan. Ahli obesitas dari Yale University, Kelly D.
Brownell, Ph.D, berkomentar, “Anak Amerika zaman sekarang bisa diperkirakan akan
jadi generasi pertama yang punya usia lebih pendek daripada generasi orang tuanya.
Kemungkinan ini terlihat dari berbagai risiko penyakit yang lebih mudah hinggap pada
anak-anak yang kegemukan.”
Lalu bagaimana cara mengukur apakah anak anda dapat dikategorikan sebagai
anak yang obesitas? Cara yang biasa dilakukan adalah dengan Indeks Masa Tubuh
(IMT) yakni dengan membuat suatu perbandingan antara berat badan dengan tinggi
badan yang hasilnya berupa indeks. Kisaran normal IMT Asia-Pasifik 18,5-22,9
kg/m².Lebih dari itu masuk kelompok berisiko, dan bila IMT di atas 25 kg/m² disebut
sebagai obesitas.
Sayang IMT tidak mencerminkan distribusi timbunan lemak di dalam tubuh.
Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan rasio lingkar pinggang dan pinggul
(RLPP) atau mengukur lingkar pinggang (LP) saja karena lebih praktis. Cara ini mudah,
dengan menggunakan pita meteran (seperti yang digunakan oleh penjahit) diukur
bagian-bagian tubuh untuk mengetahui banyaknya lemak tubuh. Sebagai patokan,
pinggang berukuran ≥ 90 cm merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk
wanita risiko tersebut meningkat bila lingkar pinggang berukuran ≥ 80 cm.
Lalu bagaimana cara menjaga agar tidak menjadi obesitas? Aturlah pola makan
si kecil., Orangtua terutama para ibu perlu mengetahui kebutuhan kalori anaknya.
Jangan sampai berlebihan karena tubuh manusia punya kemampuan mengubah
kelebihan kalori menjadi lemak yang bisa menjadi biang kegemukan. Pilihan menu
makanan si kecil harus sehat dengan zat-zat gizi yang seimbang. Juga, jumlah
makanannya harus pas. Tidak terlalu banyak, namun tidak juga terlalu sedikit porsinya.
Aturan ini tidak hanya berlaku untuk si balita Anda, tetapi juga seluruh keluarga.

Cara lain adalah meluangkan waktu untuk mengajak si kecil lebih banyak
beraktivitas fisik. Dengan beraktivitas fisik, energi yang keluar diharapkan bisa seimbang
dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi

Anak yang sehat akan menjadi dambaan dan kebanggaan bagi setiap orang tua.
Menjaga kesehatan anak menjadi tanggung jawab orang tua untuk tumbuh kembang
anak yang lebih baik dan masa depan yang cerah bagi buah hati anda. (Frieska
Oktaviani)
POSTER
BROSUR

Bagian luar
Bagian dalam

MOBIL SEHAT

Tampak Samping

Tampak Depan Tampak Belakang


T-SHIRT

PIN
BLOG (http://www.pedulikesehatananak.blogspot.com)
FACEBOOK (healthcareforchildren@yahoo.com)

You might also like