You are on page 1of 24

DARI PEMBACA

Redaksi
Penanggung Jawab
Abetnego Tarigan shinta - Hermansyah Timbul persoalan. PEMDA nya
seperti Cuex bebek gitu...,
mau bertanya... Kami tidak tahu harus Aspirasi Masyarakatnya tidak
Dewan Redaksi boleh ?.... Mengadu kemana ?.... pernah di dengar.
Abetnego Tarigan, Edi 1. terkait dengan program
Sutrisno, NA Surambo, kemitraan, bagaimanaSaya berada di Kalimanatan Nah sekarang di Desa terjadi
Norman Jiwan, Jefri G pengfungsian Koperasi se- Tengah, tepatnya di Kabu- Konflik..., antara Masyarakat
Saragih bagai paten Lamandau berbatasan sendiri..., Pro-Untuk yang
penghubung antara petani dengan Kalimantan Barat. Di ada ruang gerak ke Perusa-
dan perusahaan ? daerah kami sekarang masuk haan. Kontra- Yang merasa
Pemimpin Redaksi 2. standar hidup bagaimanasebuah Perusahaan Perke-
Jefri G Saragih bahwa Perusahaan tidak
yang bunan yang sangat Meresah- Transparan dan Cooperatif
ingin dicapai oleh petani kan. Petama Perusahaan ini dalam menjalankan Opera-
Redaktur Pelaksana dan harapannya dengan masuk Tidak pernah Sosial- sionalnya. Sekarang apa lang-
Y. Hadiyana adanya program kemitraan isasi secara terbuka dengan kah yang harus kami Lakukan.
? Masyarakat. Ke-2. Ijin Prinsip SOS pokoknya mau mengadu
3. dan HGU yang mereka dapat ke Pihak mana Kami?
Redaksi bagaimana peran tengku- terkesan di Urus diatas meja
Y. Hadiyana, Eep Saepul- lak pada kesejahteraan saja. ke-3. Ijin Penebangan
lah, Elsa Susanti, Fatilda masyarakat petani ? Tegakan Kayu belum Pernah di
H, Inda F,atinaware Tina Urus. Ke-4. Alih Fungsi Hutan
S, Wiwin, Carlo Naing- Terima Belum Ada. Ke-5. Amdal su-
golan kasih untuk tanggapan- dah ada terkesan jadi di atas
nya... Meja Pejabat. Lalu sekarang
Sekretariat Redaksi
Vinna S Mulyanti

Distribusi dan Pelayanan


Komplain
3 4
Eep Saipullah Sebuah Isak Pilu Para
Keuangan Perbandingan Buruh...
Tina Sumartina, Supapan,
Sukardi
Penerbit
Perkumpulan Sawit Watch

Alamat Redaksi
Jl. Sempur Kaler No. 28,
11
Bogor - 16129
Telp.: 0251-8352-171 Penataan
Fax. : 0251-8352-047
Ruang...
redaksi@sawitwatch.or.id
www.sawitwatch.or.id
Sumber foto :
sawit watch & anggota 15 21
Kisruh Jalan Perampasan
Sawit di Batui Lahan...

TandanSawit 2
EDITORIAL

Ekspansi Sawit & Kondisi Buruh:


Sebuah Perbandingan

B
ercerita soal dunia persawitan Bagaimana dengan data kualitas hidup luas, dengan akibat investasi-in-
terdapat berbagai hal yang akan buruh? Saya bisa pastikan anda hanya vestasi pembangunan lebih mengun-
temui. Kita akan menemui dian- sedikit memperoleh informasi ini. tungkan kelompok yang sedikit dan
taranya luas perkebunan sawit bukannya yang banyak;
yang terbagi luas kebun negara, luas ke- Ada apa dengan hal ini? Kenapa hal ini • penggunaan modal yang optimal dan
bun swasta, dan kebun rakyat; produk- terjadi? Saya melihat model system bukan penggunaan sumber daya ma-
tivitas kebun sawit tersebut; dan berb- pembangunan perkebunan kelapa sawit nusia yang optimal, dengan akibat
agai hasil-hasil olahan dari sawit. Selain yang dikembangkan bukanlah menganut sumber daya modal dimanfaatkan
itu, kita juga akan menemukan berba- model pembangunan kerakyatan. Pem- sedangkan sumber daya manusisa
gai cerita tentang pembangunan perke- bangunan kerakyatan adalah pendeka- tidak dimanfaatkan secara optimal;
bunan kelapa sawit di wilayah ini dan di tan pembangunan yang memandang • pemanfaatan sumber daya alam dan
wilayah itu, pembangunan pabrik, dan inisiatif kreatif dari rakyat sebagai lingkungan untuk mencapai pening-
beragam penelitian serta seminar ten- sumber daya pembangunan yang utama katan kekayaan fisik jangka pendek
tang sawit. Apa yang terjadi? Beragam dan memandang kesejahteraan mate- tanpa pengelolaan untuk menopang
data berkenaan dengan ekonomi sawit rial dan sprititual mereka sebagai tu- dan memperbesar hasil-hasil sumber
khususnya berbagai keuntungan dan juan yang ingin dicapai dalam proses daya ini , dengan menimbulkan ke-
dampak-dampak perkebunan sawit den- pembangunan (Korter & Carner, 1988). hancuran lingkungan dan pengurasan
gan mudah kita akan temui. Lebih jauh, Guy Gran (1988) mengung- basis dumber daya alami secara ce-
kapkan bahwa paradigma ini memberi pat;
Tapi, bila anda telisik lebih jauh, se- peran kepada individu bukan sebagi • efisiensi satuan-satuan produksi ska-
muanya data-data tentang perkebu- obyek, melainkan sebagai subyek (ak- la besar yang saling tergantung dan
nan kelapa sawit akan berporos kepada tor) yang menetapkan tujuan, mengen- didasarkan pada perbedaan keun-
ekonomi perusahaan sawit dan sedikit dalikan sumber daya, dan megarahkan tungan internasional, dengan men-
yang mengupas berkenaan kondisi-kon- proses yang mempengaruhi kehidupan- inggalkan keanekaragaman dan daya
disi petani, masyarakat adat, dan bu- nya. Pembangunan yang berpusat pada adaptasi dari satuan-satuan skala
ruh. Laju ekspansi perkebunan kelapa rakyat menghargai dan mempertim- kecil yang diorganisasi guna menca-
sawit dengan mudah kita akan menda- bangkan prakarsa dan perbedaan lokal. pai swadaya lokal, sehingga meng-
patkan sekitar 600.000 Ha per tahun. Karena itu, ia mendukung sistem-sistem hasilkan perekonomian yang tidak
Data-data dan informasi berkenaan swaorganisasi yang dikembangkan di efisien dalam hal energi, kurang
dengan lahan-lahan yang akan diban- sekitar satuan-satuan organisasi ber- daya adaptasi dan mudah mengalami
gun untuk perkebunan kelapa sawit skala-manusia dan komunitas-komuni- gangguan yang serius karena kerusa-
dengan mudah kita dapatkan di media tas swadaya. kan atau manipulasi politik dalam
cetak ataupun elektronik. Tapi coba suatu bagian sistem itu.
anda cari bagaimana posisi buruh ke- Pembangunan perkebunan kelapa sawit
bun sawit? Bagaimana laju kesejahter- bukanlah pembangunan kerakyatan ter-
aan buruh, anda akan kesulitan untuk lihat jelas dimana fenomena pemban- Secara kelakar fenomena-fenomena
mendapatkannya. Untuk buruh, data gunan lebih mengedepankan tentang persawitan dapat diungkap-
yang anda peroleh hanya jumlah buruh, kan judulnya saja sudah pembangu-
itupun dengan kira-kira ataupun asumsi • k epada industri dan bukan perta- nan perkebunan kelapa sawit bukan
dimana 0,2 Ha sepadan untuk seorang nian, padahal mayoritas penduduk pembangunan buruh, petani, dan
buruh. Data-data yang ada tidak bisa dunia memperoleh mata pencarian masyarakat adat/lokal di perkebunan
menunjukkan berapa sebenarnya jum- mereka dari pertanian; kelapa sawit. Jadi wajar lebih urus ke-
lah buruh di kebun sawit. Buruh yang • daerah perkotaan dan bukan daerah pada kebun kelapa sawitnya diband-
mendominasi di kebun sawit adalah pedesaan, padahal mayoritas pen- ingkan manusianya, buruh dibuat kalah
buruh harian lepas, buruh tanpa kon- duduk tinggal di daerah pedesaan; demi usaha sawit. (NA Surambo)
trak, buruh yang digaji bukan dalam • pemilikan aset produktif yang ter-
bentuk bulanan, dan lain sebagainya. pusat dan bukan aset produktif yang

3 Edisi IV/September‘09-SW
LAPORAN UTAMA

ISAK PILU PARA BURUH


DI BALIK RINDANG DAUN SAWIT

Sampai saat ini kasus sebagai aktor utama didalamnya


eksploitasi buruh perkebunan (sentralisme). Di tingkat strategi kebi-
belum banyak terekspose ke jakan-kebijakan bertumpu pada prinsip
permukaan, meskipun “trilogi pembangunan” yakni : stabili-
tas nasional, pertumbuhan ekonomi dan
realitasnya mereka rentan pemerataan pembangunan. Pada ting-
akan perlakuan buruk para kat praktis, stabilitas nasional diterje-
pemilik modal (kapital) dan mahkan pada pembentukan iklim poli-
apparatus organiknya. tik yang kondusif bagi pembangunan
Eksploitasi Buruh bukanlah ekonomi melalui otoritas pengontrolan
kasus baru. Hal itu telah masyarakat oleh Negara (depolitisasi),
menyejarah, bahkan boleh penyederhanaan partai politik dan
dikatakan telah menjadi penerapan kebijakan politik massa
langgam hidup keseharian mengambang (floating mass).
mereka. Setelah lepas dari
buaian politik etik kolonial- Implikasinya kebijakan ini lebih dipri-
oritaskan melindungi investasi padat
isme, kini terperangkap modal demi terjaminya pertumbuhan
dalam cengkraman kapitalis ekonomi. Sementara peran serta
dalam perspektif budaya masyarakat terutama petani dan buruh
melegalkan perbudakan tani/perkebunan yang paling berke-
dibalik retorika perlindungan pentingan dalam hal ketersediaan dan
hukum dan hak asasi manusia. penggarapan tanah tidak dapat ditu-

L
mbuhkan, karena tidak memadainya
menjadi lebih kuat dalam pengerahan
and reform diperjuangkan ke- kebijakan dan perhatian pemerintah
tenaga kerja, pemungutan pajak hasil
satria pendiri Bangsa kita, menyangkut; status hukum pemilikan
bumi dan mengawasi tanam paksa dari
tenggelam karena pertimban- tanah, pencatatan, perubahan pemi-
pada mengayomi kepentingan rakyat.
gan-pertimbangan politik praktis likan tanah, konflik-konflik horizontal
Sementara dalam benak pemerintah
terutama setelah peristiwa Gerakan 30 menyangkut tanah, dan perlindungan
masih membayangkan desa-desa masih
September 1965, sehingga UUPA 1960 hukum bagi buruh yang rentan ter-
masyarakat-masyarakat demokratis.
dibekukan(1) . hadap eksploitasi oleh pemilik modal
Kekeliruan persepsi demikian memper-
serta penyaluran aspirasi dan keinginan
parah kondisi petani dan buruh tani di
Penguasa Orde Baru selama 3 dasawar- petani dan buruh tani/perkebunan ter-
dalam memperjuangkan aspirasi dan
sa telah memeluk depelopmentalisme sumbat, tidak dapat menemukan jalan-
keinginan ditengah penindasan dan ek-
sebagai blue print pembangunan me- nya keperwakilan rakyat atau pemer-
ploitasi oleh pihak perkebunan .
letakkan jargon pertumbuhan ekonomi, intah.

industrialisasi dan teknologisasi ber-
Kehidupan, sejarah kehidupan kelom-
cirikan depelopmentalistik-kapitalistik Di sisi lain masih bercokolnya tradisi
pok Buruh perkebunan hampir tidak
meskipun waktu itu telah banyak kritik kepemimpinan feodalistik warisan kolo-
tersentuh oleh siapapun juga, meskip-
bahkan gugatan karena ketidaksterilan nialisme. Sejak penerapan cultuurstel-
un mereka tidak bisa dilepaskan dari
dari bias ideologi didalamnya(2) . sel sangat merangsang tumbuhnya pa-
sejarah politik Negara dan kelompok-
mong desa. Pamong desa di Indonesia
kelompok dominan yang menaunginya.
Pilihan tersebut tidak menguntung- sebagai organisasi pra-birokrasi telah
Kelompok-kelompok ini adalah kelom-
kan bagi Buruh karena kebijakan ini dikondisikan oleh pemerintah Hindia
pok-kelompok yang kalah, terpinggir-
berkaitan dengan mobilisasi eksploitasi Belanda melaksanakan kebijaksanaan-
kan dari arena kekuasaan. Mereka ada-
produksi, distribusi ekonomi didasarkan ya. Sejak itu kepemimpinan desa yang
lah kelompok inferior, yaitu kelompok
pada mekanisme pasar dan hubungan- tradisional dan demokratis mulai luntur.
masyarakat yang menjadi subyek hege-
hubungan kekuasaan dimana Negara Orientasi kepala desa kepada atasannya
moni kelas-kelas elite yang berkuasa.
TandanSawit 4
Sejarah kehidupan kelompok ini teng- perusahaan perkebunan. Kebiasaan- kerja, Buruh kebun belum dibenarkan
gelam oleh sejarah kelas dominan yang kebiasaan mengikutsertakan istri dan pulang, dan dipaksa sampai 7 jam kerja
diakui sebagai sejarah resmi. Kelompok anak dibawah umur bekerja membantu terpenuhi. Kelebihan target kerja yang
ini tak punya akses kepada sejarah, ke- suami demi mengejar target kerja dan dicapai oleh Buruh akan dihitung seba-
pada representasi mereka sendiri, dan bonus terpaksa mereka lakukan karena gai Over Basis dengan dasar perhitun-
kepada institusi-institusi sosial dan kul- upah yang diterima tidak sebanding gan premi. Harga premi dari Over Basis
tural . dengan kebutuhan hidup normal sehari- ditentukan sepihak oleh perkebunan.
hari. Pola makanan “seadanya’’ tidak
Kelompok-kelompok buruh dalam sebanding dengan energi yang dikeluar- Dampak sistem kerja demikian men-
perkembanganya mengalami transfor- kan pada saat bekerja, telah melahir- gakibatkan Buruh kebun sangat sulit
masi dalam wilayah produksi ekonomi, kan profil buruh perkebunan yang kerdil memenuhi atau mencapai target kerja
difusi kuantitatif dan asal-usul mer- memprihatinkan. karena tidak mengenal situasi10. Jika
eka dari kelompok sosial pra-ada, jelas target kerja tidak terpenuhi Buruh
Kebiasaan-kebiasaan hidup buruh terse- mendapatkan sanksi atau hukuman
“Kebiasaan hidup but terwariskan dari generasi-kegen- berpengaruh pada upah yang mereka
buruh terwariskan dari erasi berikutnya sehingga membentuk terima11. Pilihan melibatkan anggota
budaya buruh perkebunan yaitu sekel- keluarga suami,istri atau anak terpaksa
generasi sebelumnya ompok masyarakat yang sangat tertu- mereka lakukan untuk mencapai target
kegenerasi tup, penuh curiga, penakut, nrimo/ yang ditentukan sepihak oleh perkebu-
berikutnya sehingga pasrah sangat mapan dengan kemiski- nan.
membentuk budaya nannya.
Hampir keseluruhan pekerjaan buruh
buruh perkebunan Salah satu fenomena yang menonjol di rentan terhadap kesehatan dan kesela-
yaitu sekelompok perkebunan ini adalah eksploitasi bu- matan kerja. Anehnya Buruh bekerja
masyarakat yang ruh telah mengakar berlangsung secara tanpa dilengkapi perlengkapan kes-
sistematik. Eksploitasi dilakukan mulai ehatan dan keselamatan kerja secara
sangat tertutup, dari proses rekruitmen, prosedur dan memadai. Pekerjaan memanen rentan
penuh curiga, penakut, mekanisme kerja, pengendalian dan resiko-resiko yang mungkin timbul ada-
nrimo/pasrah sangat pengawasan kerja. lah seperti tertimpa buah, mata terke-
mapan dengan na kotoran berondolan atau tertimpa
kemiskinannya.” Dalam proses rekruitmen pekerja,
pihak perkebunan tidak mengalami
pelepah. Seperti halnya pemupukan
dan penyemprotan, setiap hari Buruh
kendala karena kelimpahan tenaga berinteraksi dengan bahan-bahan kimia
mempunyai perbedaan cara hidup, ke- kerja terampil dan murah6 . Sebagai- beracun12.
biasaan, mentalitas, ideologi dan tu- mana strategi perusahaan, kelicinan-
juan yang mereka kekalkan untuk suatu nya menyesuaikan diri dengan budaya Sistem pengawasan di perkebunan
waktu, dengan kelompok-kelompok setempat seperti merekrut Mandor atau ini tidak hanya pengawasan internal,
lainya dalam suatu negara. Asisten kebun dari orang yang “berpen- tetapi dilengkapi dengan pengawasan
garuh” di lingkungan sekitar sekaligus ekternal secara berlapis. Pengawasan
Kelompok buruh perkebunan di Indone- merekrut pekerja yang dekat dengan- internal kental sekali arogansi perke-
sia umumnya adalah mereka yang tidak nya atau lewat kesukuan sehingga san- bunan tampak dalam wujud tekanan-
mempunyai tanah ditempat kelahiranya gat efektif sebagai alat kontrol7 . tekanan Asisten Perkebunan maupun
dan banyak didatangkan dari Jawa. Di Mandor. Kebijakan akan target-target
Sumatra Utara dikenal istilah “Jakon” Ketentuan tentang pembagian kerja, kerja, sanksi-sanksi kerja sama sekali
(Jawa Kontrak) dengan sistem kontrak. peraturan kerja sangat tergantung Ke- tidak pernah disosialisasikan ataupun
Awalnya dikontrak untuk 3-5 tahun ker- pada Asisten kerja dan Mandor, tidak didialogkan13. Pengawasan eksternal
ja. Namun telah banyak buruh memilih ada sistem kenaikan golongan, kenai- melibatkan penggunaan perangkat-
tinggal di tempat perkebunan, karena kan gaji berkala dan spesialisasi peker- perangkat keamanan sebagai bagian
tidak mempunyai apa-apa lagi di Jawa jaan8. Buruh dibedakan lagi menurut sistem pengawasan, diantaranya Sat-
dan tidak punya modal usaha bila kem- statusnya. Ada yang dinamakan buruh pam, Hansip, Centeng, mata-mata (spi-
bali ke kampung halamanya. tetap dikenal dengan buruh Sistem Ker- onase) sampai pada “oknum” anggota
ja Upah (SKU),dan buruh Harian Lepas POLRI dari Polsek setempat.
Dapat dibayangkan tantangan mereka biasa disebut Annemer9.
pada awalnya adalah bagaimana men- Penataan pemukiman dan pemban-
gatasi keterasingan ekologis, sedikit Di Perkebunan ini menerapkan sistem gunan pemukiman Buruh merupakan
banyak berpengaruh pada keterpecah- kerja berdasarkan jam kerja/hari dan bagian sistem pengawasan. Pola pemu-
an identitas dan solidaritas genealogis- pencapaian target tertentu secara ber- kiman Buruh terkonsentrasi dan berada
nya. Pola hidup, kebiasaan-kebiasaan samaan, ditentukan sepihak oleh perke- ditengah-tengah lokasi perkebunan
dan norma-norma genealogis telah te- bunan. Bila seorang Buruh telah beker- relatif terisolasi jauh dari pemukiman
reduksi bahkan terdistorsi menyesuai- ja 7 jam/hari tetapi belum mencapai penduduk. Pemukiman Para Tuan kebun
kan diri dengan ekologis baru. Mereka target kerja borongan yang telah diten- berada paling depan atau jalan masuk
harus menyesuaikan diri dengan “sang- tukan, maka Buruh kebun tidak diper- perkebunan. Kemudian pada bagian de-
kar besi” standar rutinitas pola kerja, kenankan pulang sebelum target kerja pan kompleks pemukiman Buruh dike-
mekanisme kerja yang telah ditetap- tercapai. Sebaliknya bila target telah nal dengan Emplasmen/Pondok ditem-
kan dan diawasi secara sepihak oleh tercapai namun belum mencapai 7 jam patkan dan disediakan rumah bagi para

5 Edisi IV/September‘09-SW
Mandor kebun berbaur dengan Buruh. apapun sehingga sangat tergantung. antara Buruh dengan Mandor, tetapi
disana tersimpan dan terlembagakan
Fasilitas perumahan disediakan bagi Bu- Dasar kekuasan biasanya suatu kom- suatu pola relasi yang tidak simetris.
ruh yang berstatus Buruh SKU walaupun binasi faktor-faktor politik, ekonomi,
fasilitas lainya seperti air dan listrik hukum dan sosial, dimana faktor-faktor Secara historis sapaan itu memiliki
sangat buruk dan terbatas14. Namun itu sukar dipisahkan secara sempurna. fitur makna feodal, kolonial. Pemerin-
tidak semua Buruh SKU tertampung kar- Keterjalinan faktor-faktor tersebut tah Kolonial melembagakan pengaruh-
ena keterbatasan jumlah perumahan merupakan suatu kenyataan yang harus nya lewat Mandor (biasanya direkrut
yang disediakan. Ada beberapa Buruh diungkapkan secara berani dan obyek- dari kasta/golongan aristokrat) yang
yang tinggal di luar perkebunan dan tif, tanpa menimbulkan praduga bahwa memberikan wewenang penuh di da-
pihak perkebunan memberikan peng- ungkapan seperti ini akan mengadu lam mengontrol dan mengawasi Buruh
ganti sewa rumah sebesar Rp.25.000,- domba atau memecah belah lapisan secara mutlak. Sang Mandor memiliki
per bulan. masyarakat. “kuasa penuh” atas Buruh, dan dengan
pemilik perkebunan Mandor menerap-
Penerangan di rumah-rumah Buruh Pola relasi kekuasan yang timpang cend- kan pola bertindak “asal tuan senang”
diperoleh dari listrik yang disalurkan erung memproduksi berbagai bentuk sehingga oleh Mandor, Buruh “dipaksa ”
PLN (Perusahaan Listrik Negara). Pem- eksploitasi melalui apa yang dinama- mengabdikan diri pada pemilik perke-
bayaran tegangan listrik setiap bulan di kan dominasi hegemonik dan dominasi bunan.
tanggungkan perusahaan kepada Buruh represif. dominasi hegemonik ditandai
dengan memotong langsung gaji setiap oleh bekerjanya operasi kekuasaan Penggunaan simbol-simbol, pakaian
bulan sebesar jumlah yang tertera da- yang timpang melestarikan diri da- kerja ; celana pendek, kemeja, sepatu
lam rekening listrik ditambah Rp. 500. lam bentuk operasi struktur “pengeta- oleh raga dengan kaus kaki panjang
huan”, ditransmisikan melalui wacana hingga lutut selalu digunakan lengkap
Fasilitas pendidikan untuk anak Buruh tanda atau simbol dan praktek sosial dengan “Mobil Kuning” mirip seperti
di perkebunan ini sangat minim dimana menempatkan posisi yang didominasi zaman penjajahan ketika Tuan Kebun
hanya terdapat dua unit Sekolah Dasar pada posisi yang subordinat menyerap berkeliling mengontrol Buruh bekerja18.
(SD). Satu unit terletak di afdeling II dan begitu saja tanpa hambatan kesadaran Dalam benak Sang anak “mobil kuning”
satu unit lagi terdapat di desa dekat kritis. Dominasi repressif ditandai oleh identik dengan Sang kuasa atas Bapak
dengan emplasmen. Jika ada anak Bu- bekerjanya operasi struktur kekuasaan dan keluarganya. “Tragedi psikologik”
ruh yang berkeinginan melanjutkan yang timpang menciptakan pola keter- ini rupanya terwariskan dari generasi ke
sekolah ketingkat yang lebih tinggi mis- gantungan yang tidak terelakkan. Suatu generasi. Pengalaman-pengalaman Bu-
alnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) saling relasi, membentuk hubungan ruh ketika berhadapan dengan petinggi-
atau Sekolah menengah Umum (SMU) yang tidak mungkin terlepaskan. Kondisi petinggi perkebunan tersosialisasikan
terpaksa buruh harus mengeluarkan tersebut menjadi lahan subur bagi kel- dan terinternalisasi dalam kepribadian
biaya yang lebih besar. Sementara itu ompok yang mendominasi memproduksi sang anak. Hal ini dapat dimaklumi ke-
Buruh tidak mendapat tunjangan untuk dan membiakkan berbagai bentuk kek- tika sistem rekruitmen buruh perkebu-
anak sekolah dari perkebunan, baik bia- erasan untuk menata, mengontrol dan nan sebagian besar rekruitmen warisan,
ya sekolah maupun transport15. mengendalikan kelompok yang didomi- sehingga buruh tersebut sulit untuk
nasi, melalui mekanisme sistem hubun- melakukan kritik atau perlawanan bila
Untuk pelayanan kesehatan, pihak gan kerja, prosedur kerja dan pengen- diperlakukan secara tidak adil. Dalam
perkebunan mendirikan satu buah daian/pengawasan. alam ketaksadaran mereka, tunduk ke-
Poliklinik melayani lebih kurang 600 pada petinggi-petingi perkebunan ada-
orang buruh. Tidak mudah bagi buruh Akumulasi pola dominasi hegemonik dan lah “takdir”.
untuk mendapatkan pelayanan keseha- dominasi represif memproduksi profil
tan yang layak karena harus berurusan buruh yang kerdil tapi penurut ibarat Namun demikian bukan berarti tiadan-
dengan birokrasi perkebunan, dan “ke- sebuah “bonsai”. Sebentuk “bonsai” ya resistensi Buruh terhadap petinggi-
baikan hati” Mantri, Perawat maupun adalah tumbuhan yang dijauhkan dari petinggi perkebunan. Sikap sebahagian
Kerani kebun16. Di kalangan Buruh ada ruang habitusnya, diisolasi dalam ruang kalangan Buruh sedapat mungkin
istilah yang menggambarkan buruknya terbatas diberi makan-minum secukup- berusaha menghindari “mobil kuning”
pelayanan kesehatan di Poliklinik nya sesuai selera dan keinginan si pem- karena perjumpaan dengannya dira-
tersebut yaitu “Ruang Tunggu” atau bonsai, dinikmati sebagai “mainan” sakan merupakan “sumber masalah”
“Ruang Tunggu Mati”. Artinya setiap yang menyenangkan bagi pemiliknya. bagi ketentraman hidup mereka19. Pola
buruh kebun yang berobat ke poliklinik reproduksi dan distribusi pelembagaan
itu tinggal hanya menghitung hari atau Dominasi Hegemonis “kekuasaan” secara menonjol dalam
menunggu mati saja17. wacana praktek kerja Buruh. Akibat
Buruh perkebunan sangat hormat kepa- dominasi struktural, pihak perkebunan
Bentuk dan Pola Exploitasi Buruh da Mandor, Asisten Kebun dan ADM baik kepada Buruh memungkinkan penera-
dalam lingkungan pekerjaan, mau- pan sangsi-sangsi dilakukan semata-
Umumnya bentuk dan pola ekploitasi pun keseharaian diberbagai dihajatan mata hanya didasarkan lewat peneta-
Buruh diproduksi oleh pola relasi kekua- (pesta) Buruh diluar perkebunan. Rasa pan Mandor ataupun Asisten Kebun di
saan yang timpang antar golongan atau hormat Buruh terhadap atasanya ter- lapangan seperti hukuman kepada salah
lapisan masyarakat yang menguasai ta- cermin dalam ungkapan sapaan “Ndor” seorang buruh panen yang “terlanjur”
nah, dan asset atau modal-modal lain (singkatan Mandor). Sapaan tersebut memotong buah sawit mentah, untuk
yang kuat ada pula yang lemah atau bukan hanya sapaan yang mereflek- mengejar target kerja ditetapkan sepi-
sama sekali tidak mempunyai kuasa sikan tingkat kesopanan (politeness) hak oleh perkebunan. Si Buruh me-

TandanSawit 6
masyarakat maupun status sosial diten-
tukan oleh pemilikan dan penguasaan
tanah. Semakin luas akses kepemilikan
dan penguasaan tanah maka semakin
tinggi status sosialnya dan semakin
besar kepemilikan “kekuasaanya”.
Umumnya struktur Buruh perkebunan
di Sumatera Utara adalah buruh yang
tidak mempunyai akses pemilikan dan
penguasaan tanah. Perkembangan
perkebunan besar dahulu menarik ban-
yak tenaga dari Jawa.

Sementara Buruh makin bertambah ban-
yak, mereka juga membutuhkan tanah
untuk pertanian pangan. Walaupun ada
usaha mereka membuka lahan baru agar
mempunyai tanah untuk ditanami padi
dan sayur-sayuran menambah peng-
hasilan sebagai buruh, dengan berbagai
cara para pemilik perkebunan beru-
saha merampasnya. Cara-cara seperti
membujuk dengan janji akan dinaikkan
statusnya menjadi Mandor, pemberian
buruh kebun sedang istirahat makan siang (dok. SW 2009) ganti rugi yang tidak sepadan ataupun
dengan cara memaksa, mengamcam
nanggung “malu” karena harus men- sifat ideologis melindungi kepentingan akan di PHK bila tak mau memerima
gelilingi perumahan perkebunan sambil mereka. Penataan pemukiman diban- ganti rugi, atau dengan tuduhan terli-
mengalungkan karton yang bertuliskan gun sedemikian rupa terkonsentrasi bat G.30S. Anehnya perampasan tanah
“Atan Tukang Potong Buah Mentah” te- ditengah-tengah perkebunan serta be- selalu menggunakan/melibatkan elite
lah diberlakukan ibarat seorang penja- rada dalam pengawasan dan kekuasaan lokal, melakukan penangkapan dan pe-
hat atau tindakan kriminal20. “Tukang Mandor, menyebabkan buruh terisolir nahanan bagi mereka yang tidak mau
Potong” bermakna suatu pekerjaan dari segala macam perkembangan- menyerahkan tanahnya23.
memotong dilakukan secara berulang- perkembangan di luar perkebunan baik
ulang atau phrase itu menunjuk pada perkembangan sosial, ekonomi maupun Pola penguasaan tanah dan pemilikan
suatu kebiasaan kerja yang merupakan budaya. tanah oleh sekelompok elite yang san-
suatu “profesi”. Hukuman “berkeliling gat kuat dan akibatnya adalah memeras
perumahan buruh” menggambarkan Itulah sebabnya di kalangan Buruh tidak tenaga buruh yang tidak mandiri, bah-
“kesalahan” adalah “kejahatan” suatu terjadi penguatan identitas. Secara kan tergantung pada penguasa tanah
tindakan kriminal. Pada hal menurut teoritis rasa “tertekan” dan “pend- sehingga nasibnya merana. Berbagai
Atan buah yang dipotongnya bukan lagi eritaan” yang mereka alami salah satu macam pola dan cara terus diproduksi
buah mentah, Atan memotong buah faktor penyebab terjadinya penguatan dan dibiakkan oleh pihak perkebunan
berondol 2 untuk memenuhi basis bo- identitas21. Identitas-identitas para memeras buruh baik berupa kekerasan
rong yang ditentukan perusahaan kar- Buruh dalam perkembanganya sangat fisik, kekerasan struktural lewat meka-
ena buah berondol 5 sulit ditemui se- terfragmentasi dalam struktur yang nisme sistem hubungan kerja, sistem
hubungan pada saat itu sedang musim bersifat subyektif sehingga menyulitkan kerja, pengupahan dan pengawasan.
trek buah (jumlah buah sedikit). bagi mereka untuk mengubah menjadi
struktur obyektif menyatukan kepent- Kekerasan fisik dapat berupa “benta-
Kekerasan simbolik tersebut kemudian ingan mereka. Situasi yang demikian kan”, “siksaan” bila mana pekerjaan
didistribusikan. “Atan Tukang Potong terjadi akibat realitas sosial Buruh Buruh tidak sesuai dengan standart
Buah Mentah” adalah sebuah proses dipengaruhi oleh pengalaman-pengal- kerja, jam kerja serta target kerja yang
pengkodean menuju suatu konvensi aman situasional mereka, seperti ter- ditentukan sepihak oleh Perkebunan.
alamiah bahwa siapa saja yang me- batasnya “ruang sosial” mewacanakan Berbagai macam cara “dihalalkan” sep-
motong buah mentah mereka dihu- tatanan-tatanan sosial mereka, keter- erti misalnya hukuman yang diberikan
kum seperti Alan, menghasilkan makna batasan “modal sosial” seperti ; ket- “mengelilingi perumahan sambil me-
pelembagaan dan pewarisan kekuasaan erbatasan pendidikan, ekonomi serta mikul jenjang sawit” yang sebetul-
melalui wacana simbol. faktor ekternal seperti hukum kurang nya tidak ada dalam peraturan kerja.
melindungi kepentingan mereka22. Pendekatan kekerasan oleh perkebunan
Pelembagaan kekuasaan juga bisa da- terhadap buruh sangat akrab dalam
lam bentuk “pengaturan ruang”. Sebisa Dominasi Repressif langgam hidup keseharian mereka.
mungkin buruh dijauhkan dari ruang
sosial yang memungkinkan mereka Pada masyarakat agraris, akses pen- Bentuk kekerasan struktural yang
membagun identitas kelompok tertidas, guasaan, pemilikan tanah merupa- menonjol adalah akibat pola hubungan
mengartikulasikan simbol-simbol buda- kan salah satu sumber kekuasaan bagi kerja yang sangat tergantung kepada
ya sebagai akumulasi konsep yang ber- petani dan buruh tani. Lapisan-lapisan Asisten kebun dan Mandor. Penentuan

7 Edisi IV/September‘09-SW
hukuman ditentukan sepihak oleh Man- sekali Buruh tidak mengerti mengapa Pola interaksi dan interrelasi ketiga pi-
dor atau Asisten kebun, bahkan tidak dan untuk apa potongan itu. PPH psl lar tersebut tidak selalu berjalan secara
jarang Administrateur (ADM) turut 21 Undang-undang Pajak Penghasilan. harmonis. Bagaimanapun pola interaksi
melakukan pengawasan langsung dila- Pada hal Menurut Peraturan Pemerin- dan interelasi mereka berjalan secara
pangan dan memberlakukan hukuman tah (PP) No.27 Tahun 2001, dinyatakan dinamik, dimana merupakan arena per-
secara semena-mena. Besarnya we- bahwa pajak untuk Buruh hingga sebe- tarungan kekuasaan sepanjang masa.
wenang dan kekuasaan Asisten kebun sar UMP yang berlaku ditanggung oleh Konflik kepentingan dan kontelasi keti-
dan Mandor membuka peluang bagi “ke- Negara. Upah Buruh perkebunan sebe- ga pilar tersebut terjadi antara kekua-
sewenan-wenangan” perlakukan terh- sar Rp 546.500,- sama dengan UMP Su- tan yang dominan dan yang didominasi.
adap Buruh dalam bentuk “ancaman” matera Utara tahun 2004, namun de- Dialektika dominasi dan resistensi sep-
pemindahan buruh permanent menjadi mikian managemen perkebunan tetap erti ini berlangsung terus menerus da-
buruh harian, memelihara ketidakjela- saja melakukan pemotongan upah PPH lam konteks sejarah, sosial dan politik
san status Buruh karena tidak ada surat psl 21. yang berubah-ubah. Namun pertarun-
(bukti) pengangkatan Buruh. Keluguan gan tersebut tidak selalu nampak kasat
dan kepolosan Buruh dipelihara dan di- Jejaring Kekuasaan Penindas mata, tetapi senantiasa relasi kekua-
manfaatkan sedemikian rupa untuk ke- saan itu terbungkus secara apik dalam
pentingan perkebunan. Secara sederhana dari sudut pandang struktur wacana dan kebudayaan. Ke-
sosiologis, perkebunan dapat didefe- nyataanya sehari-hari kita bisa melihat
Kekerasan “terselubung” oleh pihak nisikan sebagai keseluruhan fenomena bagaimana kelompok tertentu menjadi-
perkebunan dengan cara “pembiaran” dan hubungan-hubungan institusional kan “kebudayaan” sebagai alat untuk
Buruh bekerja tanpa menggunakan yang timbul akibat proses produksi dan menumpuk kekuasaan atau sebaliknya
peralatan perlengkapan kesehatan dan distribusi hasil tanaman kebun. Ada pal- menggunakan “kekuasaan” untuk men-
keselamatan kerja (K3). Kisah Bu- ing tidak 3 pilar utama kelompok yang gontrol kebudayaan27.
ruh pemupukan dan penyemprotan berkepentingan disana. Pilar pertama
Sawit misalnya adalah kasus represen- adalah para pemilik modal (pengusaha) Buruh perkebunan adalah salah
tasi bagaimana “pembonsaian buruh” berkepentingan bagaimana memaksi- satu bagian organik dari kelompok
secara sistematis terjadi24. Tidak ada malkan keuntungan (kapital) yang di- masyarakat sipil (Civil Society). Meskip-
antisipasi pencegahan keracunan dan investasikan. Dalam realitasnya para un secara struktural mereka adalah
perlindungan kesehatan Buruh. Untuk pemilik modal “lebih suka” menanam- bagian tak terpisahkan dari perusa-
mencegah kecelakaan kerja seharusnya kan modalnya bila ada jaminan iklim haan, tetapi kesatuan fundamental his-
pihak perkebunan memberikan pendidi- kondusif menjalankan usahanya berupa toris, secara kongkrit tidak tergabung
kan tentang bahaya, resiko dan dampak “proteksi” ataupun kemudahan-kemu- dan tidak dapat bersatu. Karenanya
zat-zat kimia yang digunakan, melaku- dahan tertentu seperti konsesi-konsesi mereka adalah sekelompok golongan
kan pemerikasaan kesehatan Buruh ke- pemilikan- penguasaan tanah, jaminan masyarakat sipil yang menjadi subor-
pada dokter ahli, dan merotasi Buruh tersedianya “tenaga kerja murah” serta dinat atau golongan subyek dominan
yang bekerja di bagian yang berhubun- jaminan politik dari rongrongan kekua- bagi kelompok-kelompok dominan. Kel-
gan dengan bahan kimia yang berbaha- tan-kekuatan kepentingan (interest ompok-kelompok dominan itu adalah
ya25. Sementara itu dari sisi ekonomi, group). Dalam menjamin ketersediaan suatu kekuatan yang senantiasa eksis
Buruh tidak mampu membeli makanan fasilitas itu, maka pengusaha (pemilik dalam sejarah masyarakat post-kolonial
bergizi untuk mengganti sel-sel tubuh modal) akan selalu berusaha menggan- meskipun bukan dalam bentuk aslinya.
mereka yang keracunan karena upah deng kekuasaan Negara (pemerintah) Secara ideologis, menurut Said (1978)
yang mereka terima sangat tidak men- sebagai mitra strategisnya. Pilar kedua, proyek kolonisasi adalah sebuah proyek
cukupi untuk memenuhi kebutuhan adalah pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tentang bagaiman kontruk-
minimum setiap hari26. Dengan melihat otoritas politik atas regulasi mengatur, si “Barat” terhadap “Timur”. Proyek
perbandingan antara pengeluaran untuk mengontrol dan mengevaluasi para kolonisasi inilah yang membentuk dan
kebutuhan sehari-hari ditambah dengan pihak pelibat. Tentu saja pemerintah meninggalkan jejak-jejak warisan ko-
berbagai potongan lainya dengan besar punya kepentingan tersendiri seperti lonial di negeri terjajah. Karena itulah
upah yang diberikan managemen pe- pajak perusahaan, pajak penghasilan Negara-negara bekas kolonisasi meny-
rusahaan sangatlah tidak mencukupi. dan penyerapan tenaga-kerja menga- impan struktur dan hirarkhi kekuasaan
Oleh karena itu, Buruh kebun akan bek- tasi pengangguran dalam Negara. Se- yang merupakan warisan dari regim ko-
erja sebanyak mungkin dengan melibat- cara normatif posisi pemerintah strat- lonial, hingga kini masih dipraktekkan
kan seluruh anggota keluarga hanya un- egis samping sebagai regulator, dapat oleh masyarakat pasca-kolonial.
tuk dapat memenuhi kebutuhan makan memainkan peranan sebagai “wasit”
dengan kualitas yang memprihatinkan, menyelesaikan persoalan yang timbul Namun demikian Perhatian kita pada
sementara beban kerja memerlukan antara pengusaha dengan masyarakat. penindasan selama ini hanya berpusat
energi yang tinggi tidak sebanding den- Tapi dalam realitas pemerintah sering pada “aktor-aktor luar”, kini meski dita-
gan kualitas makanan yang dikonsumsi memerankan peran ganda baik sebagai mbah dengan perhatian kepada “aktor-
setiap hari. “pemain” sekaligus “wasit” sehingga aktor dalam”. Dalam perspektif Guha
sering muncul “konflik kepentingan” (1982) struktur dikotomi masyarakat
Lemahnya posisi Buruh justru diman- ketika berhadapan dengan pemilik mod- post kolonial adalah “‘elite dan sub-
faatkan oleh perkebunan untuk “me- al. Pilar ketiga, adalah masyarakat sip- altern”. Yang dimaksud elite adalah
meras” seperti terdapat beberapa il (Civil Society) yang berkepentingan “kelompok-kelompok dominan, baik
item potongan upah. Iuran SPSI, po- bahwa dengan aktivitas perkebunan pribumi maupun asing”. Yang asing bisa
tongan IMPS, potongan denda (sangsi/ berdampak pada meningkatnya penda- pemilik industri, pemilik perkebunan
hukuman), potongan PPH psl 21, sama patan dan kesejahteraan mereka. Yang pribumi dibagi menjadi dua yang

TandanSawit 8
beroperasi di tingkat nasional (pe- telah membatasi ruang gerak mereka nan. Sistem kerja, mekanisme kerja
gawai pribumi dibirokrasi tinggi) dan melakukan penyelewengan. Namun de- menjadi semacam pendisplinan “regim
mereka yang beroperasi di tingkat lokal mikian penggunaan pengawasan ek- ketertiban dan keteraturan” bagi pen-
(pegawai pribumi di birokrasi lokal, ternal sebagai bagian strategi perkebu- guasa kebun. Ketika regim ini berusaha
birokrasi perkebunan). Meminjam ter- nan mendominasi kelompok-kelompok untuk digugat, dilanggar oleh pengikut-
minologi Gramsci, kelompok ini adalah masyarakat, termasuk kelompok inter- nya akan terdapat hukuman kepadanya.
kelompok intelektual organik ideologi est (interest group) sebagai apparatus Namun tidak pernah sekalipun dibuat
kapitalis. Cara bekerjanya sangat muja- organik perkebunan. Rekruitmen Man- aturan atau hukuman untuk sang kuasa;
rab mengiring individu menjadi subyek dor dari Serikat Pekerja seluruh Indo- Mandor yang sewenang-wenang, Asisten
yang dengan penuh kerelaan dan atas nesia (SPSI), rekruitmen apparatus Kebun dan ADM yang ceroboh membiar-
kehendaknya menjadi mahkluk-mahk- seperti Centeng, Papam dan Mata-mata kan Buruh bekerja tanpa peralatan kes-
luk bentukan melanggengkan proses re- (spionase) yang direkrut secara rahasia ehatan dan keselamatan kerja, Mantri
produksi produksi kapitalis. Sedang kel- dari unsur-unsur kekuatan sosial ke- perkebunan yang lalai menolong pasien
ompok subaltern adalah mereka yang masyarakatan daerah setempat ada- kecelakaan kerja ataupun yang sakit
bukan elite adalah kelompok-kelompok lah suatu gambaran yang paling kom- hingga menemui ajalnya.
pekerja, lapisan menegah kota dan prehensif bagaimana operasi jejaring
desa, yaitu rakyat di daerah setempat. kekuasaan itu bekerja menindas Buruh. Masih kuatnya persepsi atas wacana
Kelompok-kelompok menengah perko- bahwa perusahaan perkebunan ada-
taan dan pedesaan yang terdidik dan Implikasi Bagi Buruh lah “dewa penjelamat” bagi Buruh,
berlatar belakang aristokrat, kelompok pemerintah setempat dan masyarakat
kepentingan (interest group) adalah Pola jejaring kekuasaan yang demikian umumnya. Cerita-cerita “kebaikan
mereka memainkan peranan sebagai menyebabkan posisi Buruh perkebu- perkebunan” menyerap tenaga kerja,
apparatus organik bekerja di lapan- nan semakin terpinggirkan dari arena memberikan fasilitas perumahan, pen-
gan demi kepentingan pemilik modal. kekuasaan. Mereka adalah kelompok didikan dan kesehatan, membentuk
Mereka yang menamakan dirinya anti- masyarakat yang bungkam, tidak ber- agency-agency manusia yang rela
kolonial bisa jadi lebih bersifat kolonial suara tenggelam hampir 4 generasi dan mengabdi menjaga dan melestarikan
dari pada yang menyatakan dirinya ko- masih membekas hingga kini. Cerita- kekuasaan perkebunan. Subyek-subyek
lonial28. cerita mereka, keluh kesah, penderi- manusia elite sipil maupun militer ter-
taan mereka tenggelam dan terbungkus bukti beroperasi sangat produktif un-
Pola kekuasaan tersebut bukan lagi rapi oleh cerita keberhasilan perkebu- tuk menebarkan perspektif kekuasaan
terpusat (centralize) dikotomi pen- nan, perluasan areal perkebunan serta perkebunan.
guasa-yang dikuasai, tetapi menyebar kualitas rendeman prima sawit yang
saling ketergantungan membentuk je- diproduksi. Oleh
jaring kekuasaan melalui mekanisme Drs. Manginar Torang S, Msi.
pembagian wewenang.regulasi-regulasi Namun bukanya tidak menyisakan ke-
mengatur, mengendalikan kelompok pedihan. Keberhasilan perkebunan Biodata Penulis.
Buruh dan masyarakat biasa yang di- juga menghadirkan narasi-narasi buruh Drs. Manginar Torang Situmorang M.Si
adalah Peneliti di Perserikatan Kelompok
dominasi. perkebunan yang tersisih terhempas kar- Pelita Sejahtera (PKPS) Medan, Salah satu
ena alasan “produktivitas kerja”, disip- NGO yang bergerak di penguatan Buruh
Pola relasi kekuasaan yang paling har- lin kerja, target kerja. Tidak ada Buruh melalui pendidikan Alternatif. Setelah
monis membentuk “relasi simbiolisme Perkebunan yang berani menolaknya. menyelesaikan Studi (S1) di Sekolah Tinggi
Berbagai aturan-aturan kerja, hukuman Ilmu Sosial (STISIPOL) “Kartika Bangsa” Yo-
mutualisme” bentuk relasi antara gyakarta (1994) bergelut di dunia “Pekerja
penguasa-pengusaha. Penguasa mem- dan sangsi-sangsi kerja diproduksi dan Sosial”. Tahun 2004 melanjutkan studi
berikan jaminan “kenyamanan berusa- dibiakkan. Kalau ada Buruh yang meng- Program Magister Kajian Budaya (Cul-
ha” termasuk jaminan keamana sosial kritik dan melawan ia akan menerima tural Studies) Fakultas Sastra Universitas
dari berbagai bentuk kekuatan lokal, hukuman dipertujuh , pencabutan hak Udayana tamat Tahun 2006.
sementara pengusaha memberika “up- sebagai Buruh tetap (SKU), potongan
Daftar Pustaka
eti”, bahkan tidak jarang menjadi su- upah dan tunjangan, dimusuhi, dikucil- • Althusser, Louis. 1984 Essay on Ideol-
player dana-daya bagi kepentingan kan dari lingkungan pergaulan warga. ogy, London : Verso
politik praktis penguasa dan kelom- • Arif, Saiful. 2000 Menolak Pembangu-
pok-kelompok kepentingan (interest Persoalan akan lebih kompleks, ketika nanisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pemaknaan aturan-aturan kerja dan • Baker, Cris. 2004 Cultural Studies :
group) baik elite sipil maupun militer. Teori dan Praktik (terjemahan), Yogya-
Bukan rahasia lagi bilamana perusa- sangsi-sangsi kerja terdapat interpre- karta Kreasi Wacana.
haan perkebunan selalu memberikan tasi yang beragam, prural, fleksibel, • Gandhi Leela. 2001 Teori Poskolonial,
“upeti” kepada Preman, Organisasi dan sekaligus ambiguitas. Betapa tidak, Upaya Meruntuhkan Hegemoni Barat
Kepemudaan (OKP) kepada pemerintah interpretasi aturan kerja sangat diten- Yogyakarta: Qalam.
• Fakih, Mansour. 1996 Masyarakat Sipil
termasuk Polisi dan Pemerintah Daerah tukan oleh selera dan kemauan ADM, Untuk Transformasi Sosial : Pergolakan
setempat dimana Perusahaan Perkebu- Asisten kebon maupun Mandor. Masing- Ideologi di Dunia LSM Indonesia, Yogya-
nan itu berada. masing “oknum” itu tidak ada yang se- karta: Pustaka Pelajar
ragam penafsiran dan penerapan aturan • Hettne, Bjorn. 2001 Teori Pembangunan
kerja bagi Buruh. dan Tiga Dunia, Jakarta : Gramedia
Sisi lain bentuk jejaring kekuasaan ada- • Kleden, Ignas 2002 “Konflik Etnis atau
lah penggunaan pengawasan ekternal konflik politik?”, Tempo, 6 Januari
berlapis untuk mengontrol Buruh yang Berbagai fenomena “kekerasan fisik, (Edisi Khusus).
sebetulnya sudah dalam posisi yang aturan kerja yang tak pernah jelas” • Ratna, Nyoman Kutha. 2005 Sastra
lemah karena pengawasan internal terjadi sepanjang waktu diperkebu- dan Cultural Studies, Yogyakarta :

9 Edisi IV/September‘09-SW
Pustaka Pelajar denda mengharuskan buruh membayar kesalahan daerah Setandus Silungkang, di Sumatera Utara,
• Said, Edward. 1996 Orientalisme dengan uang. Umumnya hukuman denda lebih meletusnya peristiwa Tanjung morawa (1964)
besar dari upah buruh per hari langsung dipo- dan di Banda Aceh, tepatnya Kuala Banda Acah
(Terjemahan Asep Hikmat) Bandung : tong dari upah buruh. Barat antara penduduk setempat dengan Salah
Pustaka Salma. 14. Perusahaan mengambil langsung air di perke- satu Perkebunan Sawit BUMN patungan beberapa
• Santosa, Thomas (ed). 2002 Teori-Teori bunan, air warna kuning, keruh. Lalu di proses Negara sampai saat ini belum terselesaikan
di tempat Pabrik Kelapa Sawit, disalurkan ke dengan baik. Uraian selanjutnya lihat Sediono
Kekerasan, Jakarta : Ghalia Indonesia perumahan buruh. Air itu tampaknya tidak layak Tjondronegoro, Op.Cit hal 50
• Storey, John. 1993 An Introduction dikonsumsi kaarena keruh, endapan lumpur 24. Propil buruh penyemprotan rata-rata ber-
Guide to Cultural Theory and Popular tebal dan ber-rasa. Menurut buruh lebih memilih badan kurus, pucat, menderita sesak nafas,
Culture London : Harvester Wheatshesf. menampung air hujan untuk dikonsumsi dari keluhan kepala pening, muntah-muntah, batuk
pada air dari perkebunan. darah bahkan ada yang meninggal. kasus
• Tjondronegoro, Sediono M.P. 999 Sosi- 15. Buruh harus menanggung semua biaya sekolah kematian Watini (buruh penyemprotan) tahun
ologi Agraria; Kumpulan Tulisan Terpilih, mulai dari SD sampai SMU. Karena besarnya 2002 bekerja menyemprot hama setiap hari.
Bandung, Penerbit Akatiga biaya sekolah yang harus ditanggung Buruh, Kasus tersebut tidak pernah terangkat dan diusut
sementara upah buruh hanya cukup untuk makan dianggap sebagai kasus kematian biasa.
_________________________________ keluarga, banyak anak Buruh yang bersekolah 25. Tahun 2004 lalu, sepulang kerja seluruh tu-
1. Uraian lebih lanjut Analisis Landreform, lihat hanya setingkat Sekolah Dasar. “Asal tau baca buhnya gatal-gatal. “awalnya gatal-gatal hanya
Sediono Tjondronegoro, “Sosiologi Agraria” ( tulis saja” demikian kata salah seorang Buruh. dibagian tangan. Lama-kelamaan menjalar ke
Bandung : Akatiga Tahun 1999) . Rata-rata anak Buruh perkebunan ini hanya seluruh tubuh. Rasa gatal, sakit,
2. Saiful, Arif, “Menolak Pembangunanisme” (Yo- tamat SMP ada juga yang telah masuk SMP panas-adem, badanku bendol-bendol seperti
gyakarta, Pustaka Pelajar, 2000). Para ilmuwan tetapi sebelum tamat sudah tidak sekolah lagi seperti “biduaran” demikian Parsi menggambar-
Sosial maupun kalangan aktivis di Negara-negara karena orang tuanya tidak sanggup lagi menang- kan keadaan awal sakitnya. Atas saran tetangga
Afrika, Amerika Latin Jepang dan cina berikhtiar gung biaya sekolah sampai tamat SMP. Setelah dan keluarga Parsia berobat ke dukun Kampung.
keras menemukan konsep alternatif. Untuk tamat SMP anak Buruh yang laki-laki biasanya Keadaan Parsia tidak membaik sehingga ia bero-
memperjelas lihat uraian lebih lanjut dalam, disuruh membantu orangtuanya bekerja di bat ke Bidan yang ada dikampungnya namun
Bjorn Hettne, “Teori Pembangunan dan Tiga perkebunan dan setelah cukup umur nantinya tidak mengalami perubahan. Besoknya berobat
Dunia”, Jakarta, Gramedi 2001. akan bekerja di perkebunan. perempuan kerja di ke poliklinik perkebunan dan rawat inap selama
3. Sediono, Tjondronegoro, op.cit hal 60 rumah atau pergi merantau ke daerah lain. beberapa hari. Menurut Nadapdap mantri yang
4. Dikutip dari I Ngurah Suryawan, “Membicarakan 16. Dilayani oleh 1 orang Mantri dan 3 orang bidan. bekerja di poliklinik Parsia dinyatakan Alergi
Can the Subaltern Speak?” Gayatri Chakravorti Fasilitas sederhana 1 tempat tidur tanpa tilam, Racun.
Spivak dan Praksis Kajian Budaya, Dalam Jurnal ruang periksa, ruang tunggu dan satu lemari 26. Sukardi (Salah seorang Buruh Perkebunan)
Kajian Budaya No 6 Volume 3 Denpasar Juli 2006 obat (tidak ada obat). Medis dan Paramedis mempunyai tanggungan 3 Anak dan Istrinya
hal 103 7 jam kerja setiap hari , dan tidak melayani ikut bekerja membantu suaminya. Berdasarkan
5. ibid, hal 102 pengobatan bila lewat jam kerja. Tidak melayani observasi penulis dilapangan selama 1 bulan
6. Proses rekruitmen dilakukan secara tertutup, pengobatan bila tidak ada surat izin dari Kepala penuh, diperoleh cacatan belanja buruh sebatas
hanya menerima pekerja-pekerja dari lingkungan Kerani kebun, sementara untuk mengurus surat pengeluaran rutin belum termasuk pengeluaran
perkebunan dan pekerja dari lingkungan sekitar. izin tersebut buruh harus menempuh waktu per- seperti pakaian dan peralatan rumah tangga dan
Biasanya dikondisikan melalui rekruitman jalanan jauh karena jarak dari kebun ke kantor bahwa menu makanan buruh paling sering adalah
warisan dimana karena terbatasnya upah yang Kerani cukup jauh. Jika sakit tapi tidak ada surat telor dan Indomie (mie instant) total pengelu-
diterima buruh, sementara beban kerja harus dari Poliklinik dikenai sangsi dikenal dengan aran sebesar 1.296.700,- (Satu juta dua ratus
tercapai sesuai target kerja ditentukan sepihak istilah “ngablon” alias mangkir kerja. sembila puluh enam ribu tujuh ratus rupiah)
oleh perkebuan, maka cara yang ditempuh Buruh 17. Istilah ini berawal dari suatu kisah. Parjo, salah perbulan.
adalah mengikutsertakan istri/suami dan anak- seorang pensiunan buruh bekerja diperkebunan 27. Telah banyak tulisan yang menguraikan pola
anak bekerja “magang” digaji oleh Bapaknya dan sejak Tahun 1975. Parjo mengisahkan kasus relasi kekuasaan dalam wacana kebudayaan.
setelah mencapai umur kerja akan menggantikan kematian rekan kerjanya Rimun tahun 1976. Edward Said, Orientalisme (1978) mengurai
bapaknya. Pagi hari Rimun minta mangkir (minta izin tidak secara mengesankan bagaimana sejarah orang
7. Seperti terjadi di perkebunan Sumatera Utara bekerja karena sakit) mencret-mencret (diare). tertindas dalam Negara-negara post-kolonial.
buruh suku Batak Mandailing (salah satu sub Suku Surat dari Asisten dan Kerani sudah keluar, hanya Said, mengetegahkan kritik-kritik tajam
Batak). Mandor Afdeling I suku Batak Mandail- saja setelah diperiksa dan diberi obat oleh terhadap liberalisme dan sistem kapitalisme
ing. Suatu saat ada buruh yang ikut “aksi buruh” Mantri, langsung disuruhnya bekerja. Sekitar jam dengan menunjukkan bagaimana kekuasaan dan
kontan saja Sang Mandor mendatangi buruh yang 11 Siang, Rimun diketemukan sudah meninggal pengetahuan menyatu tanpa bisa dielakkan;
direkrutnya, dengan menyatakan tidak sopan, dalam posisi buang air besar diperkebunan. Michael Foucault (1980) melalui strategi geneal-
karena tidakan ikut aksi sama saja dengan 18. Kisah yang menggambarkan situasi mereka oginya menyikapkan relasi yang melekat antara
mempermalukannya sebagai Tulang, Bapauda menghadapi petinggi-petinggi perkebunan praktek sosial, pengetahuan yang melandasinya
atau sebagai Hula-hula kemudian menasehatinya seperti dalam cerita berikut ini : Seorang anak (knowledge) dan relasi kekuasaan (power rela-
menggunakan nilai-nilai adat. buruh berusia 5 tahun berlari kedalam rumah tion) yang beroperasi didalamnya membentuk
8. Buruh telah lama bekerja menerima upah yang ketika melihat mobil warna kuning (Mobil dinas berbagai wacana atau discource, Lihat Piliang
sama dengan buruh yang baru masuk atau ADM berwarna kuning) melintas di jalan di depan (2006) Op.Cit 33.
baru diterima bekerja. Penetapan spesialisasi perumahan, spontan sambil berlari berteriak 28. Guha (1982) menyatakan bahwa pada
pekerjaan terutama buruh Annemer ditentu- “ketakutan”, Pak, pak motor kuning, motor masyarakat pasca-kolonial realitas struktur dan
kan sepihak sesuai dengan selera Mandor atau kuning teriak anak kepada Bapaknya. Kemudian hirarkhi kekuasaan bukan lagi seperti dikotomi-
asisten kebun. Buruh menanyakan ada apa kepada anaknya dikotomi penindasan konvensional seperti
9. Kebijakan Buruh Murah dari masa orde Baru dan dijawab oleh Sang anak, “Kan Bapak tidak “kolonial-antikolonial”, “buruh-majikan”,
berlanjut hingga masa Reformasi. Sisahkanya bekerja”. Rupanya Sang anak takut ADM akan “sipil-militer”, dan sebagainya, tetapi menjadi
Undang-undang No.13 Tahun 2003 yang meng- memarahi Bapaknya. (kebetulan hari itu hari kelompok atau golongan “elite-subalterm”
Amin-kan sistem outsorsing. Diperkebunan ini libur) dalam bingkai suatu Negara.
bentuk sederhana sistem outsoursing sudah lama 19. Suatu ketika Pratomo (nama Buruh) dan kawan-
berlangsung misalnya dengan adanya Buruh kawan satu mandoran pulang setelah basis
Harian Lepas. Sepertinya pemerintah melegalkan borongan mereka terpenuhi. Di tengah jalan,
pemberlakuan Buruh Harian lepas atau sejenis- mereka melihat mobil kuning dari kejauhan.
nya di Perkebunan. Serta merta para Buruh kucar-kacir. Buruh beru-
10. Misalnya sewaktu hujan atau banjir. Buruh tidak saha menghindar dan bersembunyi agar tidak
diperbolehkan pulang sebelum target kerja berpapasan dengan mobil kuning
terpenuhi, atau boleh pulang tetapi harus meng- 20. Tahun 2003 Tahun 2003 lalu, Atan (Buruh)
ganti dengan hari lain biasanya hari libur dan dihukum oleh ADM karena memotong “buah
hari Minggu. mentah”. Hukumannya adalah berjalan kaki
11. Jika buruh kebun telah bekerja lebih dari 7 keliling perumahan buruh mulai dari afdeling I
jam kerja/hari namun belum mencapai target, sampai afdeling II (kira-kira 4 kam), sambil me-
buruh dikenai sangsi di kenal dengan istilah mikul 1 jajang sawit dan menggalungkan karton
“dipertujuh”. Artinya buruh dianggap tidak bertuliskan “Atan Tukang Potong Buah Mentah”
bekerja penuh atau gagal mencapai satu hari dileher. Setelah berkeliling perumahan Atan
kerja. Contoh : Target kerja panen 50 jenjang kembali ke PKS dan harus menjalankan hukuman
Sawit, ternyata buruh sanggup 40 jenjang Sawit. hingga semua buah yang diyakan ADM mentah
Maka buruh hanya dihitung 5 jam kerja saja. dibawah keliling satu persatu.
Konsekwensinya upah dan tunjangan 2 jam kerja 21. Dalam perspektif teori konflik, ada 3 kondisi
dipotong. internal menyebabkan terjadinya penguatan
12. Pestisida ; Roundup yang berbahan aktif isopro- identitas, tingkat penderitaan, perbedaan
pilamina gliposat 480g/liter setara dengan 3569/ kultural dan intensitas konflik. Dalam kadar
liter. Ally mengandung metsulfuron metal 20%. tertentu ketiga hal itu terjadi dalam praktek
Gromoxone berbahan aktif parakuat diklorida kerja dan kehidupan Buruh. Thomas, Santoso
276/liter setara dengan ion prakuat 200/liter. (ed) “Teori-Teori Kekerasan” Jakarta:Ghalia
Rhodiamine berbahan aktif 2,4-D dimetil amina Indonesia, 2002.
:886 g/liter setara dengan asam 2,4 D : 720 g/ 22. Pieere Bourdieu, “Outline of a Theory of
liter. Pupuk yang sering digunakan jenis Urea dan Practice” Cambridge, England : Cambridge
TSP mengandung P2 05 46%,NPK mengandung University Press, 1977. hal 83.
Natrium, Pospat, Kalsium dan Borate (Sodium 23. Akumulasi kekurang-perhatian pemerin-
Tetraborate Pentahydrate) dengan kompo- tah menyangkut masalah pertanahan adalah
sisi Na2 B4 O7 SH2O dan kurater mengandung merebaknya sejumlah konflik-konflik sosial di
Karbofarun sejumlah perkebunan terutama di pulau Suma-
13. Sangsi-sangsi kerja bukan hanya “dipertujuh” tra yang pada dasarnya adalah persoalan tanah
, hukuman kesalahan kerja berupa hukuman tidak terpantau dengan baik. Di Sumatra Barat

TandanSawit 10
KEBIJAKAN

Penataan Ruang
Dalam Menekan Laju Ekspansi

A. Perencanaan Penataan Ruang bangunan dan pengembangan kantong pemerintah daerah untuk mengekspoli-
yang Berkuasa jas pemerintah. Langkah-langkah yang tasi potensi SDA dan lingkungan hidup-
dilakukan dalam RTRW itu seperti mem- nya, sehingga arti dari otonomi daerah
Dalam menunjang pembangu- berikan peluang dengan system budi- yang bercirikan ramah lingkungan hil-
nan dan pengembangan lahan daya pada kegiatan pariwisata secara ang. Ini di dukung dengan adanya suatu
yang ditentukan oleh pemer- beriringan dengan kegiatan pertamban- perencanaan pembangunan yang pada
intah Pusat, Daerah Tingkat I gan di ruang lahan masyarakat adat, zaman Orba dengan system PELITA dan
hutan lindung dapat dieksploitasi sesuai REPELITA yang hanya mengandalkan
dan Pemerintah Daerah Ting-
dengan keinginan dari pemerintah den- optimitas dari pemerintah sebagai pen-
kat II dengan berdasarkan gan mengacu pada perundang-undan- guasa saja. Di Kalbar sendiri untuk per-
Tata Ruang Lahan pada ting- gan yang mengijinkannya, pengemban- encanaan pembangunan dan pengem-
kat/jenis kegiatan budidaya. gan kawasan perkebunan monokultur di bangan ruang/lahan masyarakat telah
Ini berarti Rencana Tata Ru- kawasan pemukiman pedesaa/terpencil direncanakan pada RTRWP Kalbar tahun
ang Nasional (RTRN) maupun yang masih banyak hutan lindung adat, 2008, yang berdasarkan PERDA dan ran-
RTRWP harus sesuai dengan kegiatan kehutanan yang sesuai dengan cangan tahun 1995. Perumusan RTRWP
kondisi lingkungan hidup bentuk jenis kegiatan eksploitasi yang (Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi)
yang berupa sumber daya ditentukan, dan masih banyak lagi. berdasarkan pada kebijaksanaan RTRWN
alam, karena potensi SDA itu dan GBHN (Garis Besar Haluan Negara)
dapat dilihat dari kondisi Pengembangan dan pemabangunan yang mana setiap ganti pemerintahan
yang bercirikan lingkungan hidup hanya ganti pula GBHN dan RTRWP. Ruang ling-
lingkungan hidup sekelompok dapat dirasakan dari tingkat kekritisan kup pada pelaksanaan RTRWP ini sendiri
makhluk yang hidup di ling- masyarakat dalam menjaga dan meles- terdiri dari pengelolaan kawasan ber-
kungan tersebut. tarikan wilayah adatnya. Hal ini, dikar- fungsi lindung, arahan pengembangan

U
enkan dalam melakukan rutinitasnya kawasan budidaya, penetapan pola
ntuk menunjang pengemban- masih menggunakan kearifan local MA, pengembangan pusat-pusat pemukiman,
gan dan pembangunan inilah yang penggunaan lahannya disesuaikan penetapan pola pengembangan pra sa-
pemerintah menyamakan ling- dan ditentukan tingakt potensi SDA nya rana wilayah, arahan pengemabangan
kungan hidup itu sama dengan yang ramah dengan lingkungan. Namun kawasan yang diprioritaskan, peneta-
potensi sumber daya alam yang perlu untuk kawasan yang memang sebagai pan kebijaksanaan penunjang penataan
di eksploitasi, dimana lingkungan hidup prioritas dari pengembangan dan pem- ruang. Namun dalam pengembangan
yang terpencil masih banyak hutannya bangunan pemerintah cenderung rakus dan pembangunan RTRWP itu hanyalah
secara otomatis banyak potensi yang akan eksploitasi potensi SDA dan ling- dirasakan pada sekitar kawasan ibukota
perlu di eksploitasi. Namun dengan de- kungan, sehingga lingkungan hidup dan Propinsi dan Kabupaten saja, sedangkan
mikian pemerintah seperti kehilangan potensi SDA akan hilang dan mengaki- untuk lingkungan yang berada jauh dari
maupun kecurian start dari pada pe- batkan suatu bencana yang dibuat oleh ibukota dipergunakan sebagai lahan/ru-
main individu yang telah menemukan manusia (pemerintah). Potensi bencana ang eksploitasi sebagai mengumpulkan
terlebih dahulu kawasan lingkungan tersebut dapat dirasakan di Kalbar da- mata uang tanpa memikirkan dampak
hidup yang dapat menopang kehidupan lam setiap tahunnya sesuai dengan pen- lingkungan yang akan timbul.
orang banyak berpotensi sangat tinggi. garuh musim (hujan dan kemarau), dan
menjadikan suatu dilema tersediri bagi RTWP yang disusun dan dilakasana-
Langkah yang dilakukan oleh pemer- pemerintah dalam upaya pembangu- kan oleh pemerintah hanyalah bersifat
intah dalam mengembalikan ataupun nan dengan mengoptimiskan program prestise pengembangan dan keberhasi-
kecolongan strart ini, mengeluarkan pendapatan di sector yang diinginkan lan sektoral instansi pemerintah belaka.
suatu kebijakan berupa RTRW (Rencana sebagiai bagian dari pristise dalam pe- Sehingga kepentingan sektoral tersebut
Tata Ruang Wilayah), yang mana inti- merintahan. menjadi suatu perebutan ruang/lahan
nya mengeksploitasi lahan/ruang yang yang memang milik masyarakat oleh
kosong ataupun telah terisi sesuai den- Dengan bergulirnya era otonomi daerah para penguasa, perebutan itu dapat di-
gan master plan (rencana induk) pem- di berikan suatu kuasa penuh kepada lakukan berupa suatu penawaran tender
11 Edisi IV/September‘09-SW
dan program kerja yang dapat melibat- Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) C. Partisipasi Masyarakat Dalam
kan investasi banyak yang mampu men- maupun turunnya kebawahnya RTRW menekan Laju ekspansi perkebu-
gangkat gengsi proyek tersebut. Tidak Pulau / Regional, RTRW Propinsi, RTRW nan Kelapa Sawit dan Memper-
bisa dipungkiri bahwa proyek pemban- Kabupaten, Rencana Detail Tata Ruang juangkan keadilan
guan yang direncanakan dalam RTRWP Wilayah Kecamatan.
Kalbar itu pada tiangkat eksploitasi SDA Penataan ruang kelola sangatlah berarti
yang tinggi dengan memerlukan ruang/ Dalam arahan Rencana Tata Ruang di dalam merencanakan suatu pem-
lahan milik masyarakat adat. Penyusu- Wilayah Propinsi (RTRWP) yang sering banguan dan pengembangan wilayah
nan kegiatan RTRWP Kalbar terikat sekali menjadi momok menakutkan dalam per- tertentu. Di dalam masyarakat Ruang
dengan perjanjian Malindo, yang mana encanaan pembangunan suatu wilayah, Kelola dapat diartikan sebagai penem-
dalam pengembangan dan pembangan yang terdiri dari dua kondisi penting: patan lokasi maupun wadah yang akan
wilayah itu haruslah melihat dari segi a. Keadaan Lahan di tata melalui pengelolaan yang dapat
keuntungan regional. Dengan demikian b. Penyebaran dan arahan ka- dimanfaatkan secara merata dan dapat
yang menjadi korban dari pengemban- wasan di suatu wilayah (Pulau/Region- secara berkelanjutan dalam penataan-
gan tersebut ialah masyarakat adat al, Propinsi, Kabupaten). nya kembali. Melalui hal ini, masyarakat
yang berada di kawasan perbatasan di suatu wilayah / kawasan mulai dari
dengan Malaysia (Serawak). Kenapa Pertama Keadaan Lahan, yang terdiri tingkat yang terkecil sampai ke keat-
masyarakat adat yang menjadi korban dari suatu wilayah region berupa dat- sanya dapat membuat suatu dokumen
? karena dalam pelaksanaan dan peru- aran, Sungai, perbukitan, pegunungan, tertulis dalam penataan kawasan untuk
musan RTRWP itu tidak didasari pada pulau dan kepulauan, pesisir. Yang kes- kepentingan keberlanjutan di wilayah-
kondisi actual dilapangan (masyarakat) emuaan itu mencakup suatu luasan, nya. Keterlibatan aktif ataupun parti-
yang pada umumnya dan dasarnya su- ciri kawasan, wilayah bentangan dari sipatif masyarakat didasari oleh suatu
dah mempunyai suatu ketentuan adat suatu kawasan, ketinggian rerata yang peraturan Penataan Ruang yang diatur
tersendiri sepanjang jaman, seperti berada di suatu kawasan, kemiringan oleh UU No.26 Tahun 2007, memang
kearifan local, kawasan lindung adat, dari suatu kawasan, curah hujan yang seharusnya Penataan Ruang di suatu
lahan untuk leluhur, lahan untuk tem- dimiliki oleh suatu kawasan, suhu mak- wilayah itu yang ideal harus melalui per-
pat religi, kawasan untuk perkemban- simum dan minimum yang terdapat an aktif melalui partisipasi masyarakat
gan dan kemajuan social-budaya dan di suatu kawasan dalam kurun waktu langsung. Adapun yang mesti dilihat da-
ekonomi masyarakat adat, kawasan satu tahun, bulan basah yang terhadi lam suatu proses pembuatan dokumen
keramat pendam (kuburan). Namun di suatu kawasan dalam kurun waktu penataan kawasan secara sinkron ber-
yang terjadi dalam perumusan RTRWP satu tahun, pengendapan (sedimentasi, dasarkan :
itu hanya suatu analisa dan konsep- rawa gambut, pembentukan zaman, dll)
konsep kosong belaka yang tidak me- yang menyebabkan suatu asal-mula ter- a. Kebijaksanaan pembangunan Daer-
mentingkan keberadaan kearifan local jadinya suatu kawasan tersebut, serta ah, dimana untuk melihat awal suatu
masyarakat adat. Hal ini dapat terjadi Jenis tanah (alluvial, latosol, podsolik, terbentuknya kawasan / wilayah se-
pada pengembangan dan pembangu- dll) yang terkandung di suatu kawasan. cara administrasi maupun adat ber-
nan perkebunan sawit dan pertamban- dasarkan suatu aturan ataupun ke-
gan skala besar, dalam melaksanakan Kedua penyebaran dan arahan ka- bijakan pemerintah (Pusat, Propinsi,
proyek tersebut haruslah memgguna- wasan, lebih kepada penyebaran dan Kabupaten). Hal ini dapat melihat
kan suatu lahan/ruang yang luas dimi- arahan kawasan di suatu wilayah, di- suatu rencana strategis wilayah / ka-
liki oleh masyarakat yang masih berupa antaranya : penyebaran hutan lindung wasan dalam pelengkapan kebijakan
kayu-kayu besar dan kelas utama. Na- yang meliputi suatu wilayah lokasi ad- pembangunan daerah yang berdasar-
mun setelah lahan masyarakat adat ministrasi, luasan yang membentangi kan produk hukum di suatu wilayah
habis pembangunan tidak terlaksana kawasan tersebut, bentang liputan / kawasan.
dan ataupun masyarakat sekitar tidak geografis yang terdapat di kawasan b. Karakteristik ekonomi wilayah, di-
merasakan apa-apa, yang hanya dira- tersebut. Arahan kawasan, yang men- mana untuk melihta laju pertumbu-
sakan mata yang melompong jauh ke gaitkan suatu kawasan yang terdapat han ekonomi yang menjadi sumber
awang-awang. di suatu wilayah dengan jenis komoditi penghidupan masyarakat di suatu
yang akan dikembangkan serta wilayah kawasan / wilayah, sehingga laju
B.Keadaan Lahan dalam Menga- yang menjadi point target pengemban- pertumbuhna penduduk dapat di-
rahkan Perencanaan Ruang gan komoditi tersebut, seperti resapan imbangi dengan komoditi unggulan
air, gambut, pertambangan, pariwisata, masyarakat yang sesuai dengan kara-
Dalam merencanakan suatu pengarahan pertanian tanaman pangan, perikanan kteristik sosial – budaya masyarakat
lahan yang memang banyak diperguna- budidaya, peternakan, perkebunan, hu- terhadap sumberdaya alamnya dan
kan sebagai pengarahan jenis investasi tan produksi, industri, dan pemukiman. ketahanan sistem lingkungan yang
yang akan di berikan kepada pemilik Kawasan-kawasan konsrvasi maupun berkelanjutan.
modal, dalam hal ini perkebunan kelapa lindung selalu diarahkan dalam penel- c. Kependudukan, dimana untuk meli-
sawit. Karakteristik suatu lahan di suatu patan lokasi kawasan dengan luasan hat penyebaran penduduk di suatu
wilayah menjadikan suatu hal yang san- wilayah dari kawasan tersebut yang se- wilayah / kawasan, sehingga dalam
gat penting dalam melakukan investasi suai dengan penepatan kebijakan serta membuat suatu strategi perenca-
di perkebunan kelapa sawit, baik itu luasan yang diterapakan dan dimasukan naan dapat disesuaikan dengan ak-
dari jenis tanah yang terkandungnya ke dalam RTRW dengan menyebutkan tivitas masyarakat dis uatu wilayah
maupun bentangan alam yang berada di suatu kekhasan dari jenis flora dan fau- / kawasan.
sekitar kawasan tersebut. Semua hal ini nanya. d. Sumber Daya Buatan, dimana terkait
diarahkan langsung melalui suatu pena- dalam aksebilitas masyarakat di
taan ruang kawasan mulai dari Rencana suatu kawasan / wilayah menuju
TandanSawit 12
pusat kawasan sehingga dapat meli- 3 (tiga) kalsifikasi kawasan berdasarkan • Pengembangan pariwisata
hat tingkat kemampuan dalam mem- PP No. 47/1997, diantaranya yaitu: • Pengembangan pertambangan
peroleh pendidikan serta pemenu- • Fungsi kawasan berupa kawasan • Pembangunan kehutanan
han sarana – sarana pendukung sosial lindung dan budidaya; • Pengembangan HTI & kawsan hutan
lainnya. • Fungsi Administratif, berupa struktur produksi
e. Sumberdaya alam, dimana peren- ruang wilayah nasional, propinsi dan • pengembangan perkebunan & agro-
canaan pembangunan ekonomi dan kabupaten; bisnis
lingkungan lintas wilayah harus • Fungsi kawasan dan aspek kegiatan, • Rehabilitasi kawasan pertambakan
menjadi pertimbangan utama dalam yang meliputi pedesaan, perkotaan, • Optimalisasi dalam pemanfaatan &
perencanaan dan pengelolaan sum- dam kawasan tertentu/prioritas. pengelolaan lahan pertanian lahan
berdaya alam, sehingga penurunan basah(karet, kopi, cengkeh)
fungsi hutan oleh eksplotasi besar Ad. A. Kawasan Lindung meliputi • Mempertahankan lahan sawah iri-
besarn dalam hal ini ekspansi perke- • M emberikan perlindungan terhadap gasi.
bunan skala besar perkebunan kela- kawasan bawahannya; • Pengembangan kawasan industri.
pa sawit dapat di hentikan ataupun • Hutan Lindung, Hutan Lindung • Pengembangan kawasan pemuki-
di eliminir. Gambut. man.
• Perlindungan setempat; • Pusat-pusat pemukiman
Jikalau hal tersebut tidak lah diper- • Sempadan Pantai dan sungai,
hatikan dalam hanya sebatas untuk waduk/danau, mata air. Ad. 2. Mengumpulkan data kebijaksan-
pertumbuhan industri hilir terutama • Suaka Alam dan Cagar Budaya; aan , meliputi
dalam pengembangan dan pembangu- • TN, TWA, CA, Suaka Alam Laut,
nan industri dan perkebunan kelapa Kawasan cagar alam dan budaya Eksternal :
sawit. Bukan tidak mungkin lahan hutan ilmu pengetahuan, kawasan pan- • Adanya perubahan/penyempurnaan
dan lahan budidaya masyarakat den- tai berhutan gambut. peraturan/rujukan system penataan
gan suatu sistem ekomoni rakyat akan • Rawan bencana alam. ruang;
dikorbankan dan menjadi korban kem- • Banjir, tanah longsor, abrasi pan- • Perubahan kebijaksanaan ruan, sek-
bali oleh pengembangan perkebunan tai. toral kepada skala besar;
kelapa sawit. • Adanya ratifikasi kebijaksanaan
Ad. B. Fungsi Administrasi, meli- global;
Dalam menyikapi perihal penataan ru- puti: • Adanya perkembangan Iptek dalam
ang yang terjadi di berbagai wilayah, • Mengacu pada perkembangan ka- pemanfaatan SDA;
yang menyangkut dengan pengemban- wasan Metropolis • Adanya bencana alam yang cukup be-
gan dan pembangunan di wilayah ter- • Kawasan indistri sebagai PKN sar sehingga mengubah struktur dan
gantung dengan RTRW. Karena dalam (Pengembangan Kawasan Nasional) pola pemanfaatn ruang yang ada.
pemanfaatn ruang yang digunakan oleh • Memacu kota-kota perbatasan seba-
pemrintah dalam membangun dan me- gai PKN; Internal :
manfaatkan ruang/lahan masyarakat • Perkembangan PKL (pengembangan • Rendahnya kualitas RTRWP/K yang
menggunakan beberapa dasar kebi- Kawasan Lokal) dipengaruhi untuk izin, sehingga
jakan, seperti UU No. 24/1992 tentang • Yang menacu pada fungsi kegiatan kurang dapat mengoptimalisasikan
Tata Ruang; UU No. 22/1999 dan UU No. ekonomi, transportasi dan pelayan- perkembangan dan pertumbuhan
32/2004 tentang Pemerintahah Daerah; an sosial. aktifitas sosek, yang dipengaruhi
UU No. 25/2000 tentang Kewenangan oleh :
Pemerintah, serta dengan melakukan Ad. C. Fungsi Kawsaan dan aspek • Tidak diikuti teknis (proses) tata
pengkoordinasian pemanfaatan ruang
kegiatan cara baku perencanaan ruang
melalaui Keppres No. 32/2001 tentang yang ada;
• Perkotaan, kawasan perkotaan da-
Koordinasi Pemanfaatan ruang. Untuk • Tidak diikutinya prosedur kelem-
lam rencana Kawasan Metropolitan
itu ada beberapa tahapan untuk men- bagaan perencanaan tata ruang;
• Pedesaaan, Kawasan pedesaan se-
coba menyikapi dengan membuat suatu • Tidak lengkapnya komponen-
bagai PKL(Pengembangan Kawasan
analisa tata ruang, tahapan analisis komponen rencana.
Lokal)Kawasan pedesaan yang ja-
tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) kom- • Masih terbatasnya pengertian dan
raknya lebih 40 Km dari pusat PKN,
ponen, yaitu : komitmen aparat mengenai fungsi
30 Km dari PKW dan 20 Km dari PKL,
• Pengumpulan data pemanfaatan ru- dan kegunaan RTRW;
serta 10 Km dari ibukota Kecamatan
ang; • Adanya perubahan nilai yang berlaku
non-PKL.
• Pengumpulan kebijaksanaan ekster- di masyarakat;
• Tertentu/Prioritas, kawasan terten-
nal dan internal; • Adanya kekurangtegasan aparat da-
tu dengan pengembangan kawasan
• Melakukan kajian terhadap keabsa- lam pengendalian pemanfaatan ru-
tertinggal di kawasan lindung yang
haan data RTRW. ang.
memiliki potensi SDA melalui pengi-
sian penduduk & menjamin kualitas
Ad. 1. Dalam pola pengumpulan peman-
ekspor potensi SDA.
faatan ruang ini menggambarkan letak Oleh : Nurhidayat Moenir (Ari Munir)
dan ukuran dari kawasan budidaya dan
Kawasan Budidaya, meliputi ;
batas-batasnya. Struktur pemanfaatn
• Pengembangan budidaya secara ter-
ruang itu sendiri berisikan pemukiman,
padu.
pemanfaatn lahan, sarana dan prasa-
• Restrukturisasi, relokasi, reduksi &
rana. Dalam pemanfaatna kawasan ada
revisi arahan lahan.
13 Edisi IV/September‘09-SW
10 Agustus 2009

INFORMASI PRESS UNTUK DISIARKAN SEGERA

Bank Dunia Melanggar Standarnya Sendiri ketika


Mendanai Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit
di Indonesia
Cabang sektor swasta Bank Dunia – International Finance Corporation (IFC) – telah membiarkan kepentingan komersial menggan-
tikan standar sosial dan lingkungan Bank Dunia dalam memberikan pinjaman kepada sektor kelapa sawit di Indonesia, sebuah
audit internal mengungkapkan.

Kelapa sawit telah sama dengan pembabatan hutan dan lahan gambut dimana-mana, emisi CO2 besar-besaran dan pencurian
tanah-tanah masyarakat adat.

Walaupun IFC tahu semua resiko tersebut, karena proyek-proyeknya yang terdahulu dan peringatan-peringatan dari organisasi-
organisasi non pemerintah, IFC tetap meneruskan pinjamanan kepada Wilmar palm oil trading group, melanggar standar-stan-
darnya sendiri, menurut laporan audit tersebut. IFC gagal menilai rantai pemasok (supply chains) atau melihat dampak merusak
perkebunan-perkebunan anak perusahaan tersebut yang mengambil-alih tanah-tanah dan hutan di Kalimantan dan Sumatra.

Temuan-temuan tersebut memiliki beberapa implikasi bagi IFC: tidak hanya harus menerapkan standar-standarnya sendiri lebih
berhati-hati tetapi IFC juga harus memeriksa kekawatiran soal darimana perusahaan-perusahaan yang IFC danai mendatangkan
bahan-bahan baku mereka. Minyak sawit merupakan salah satu contoh komoditas yang diproduksi bertentangan dengan kaidah-
kaidah.

Temuan-temuan ini bersumber dari laporan audit yang sangat penting dikeluarkan oleh Compliance Advisory Ombudsman dari
IFC yang memeriksa satu laporan lengkap yang disampaikan oleh Forest Peoples Programme dan koalisi 19 organisasi masyarakat
sipil Indonesia, termasuk Sawit Watch dan Gemawan.

Norman Jiwan dari NGO pemantau Indonesia, Sawit Watch, mencatat:

Ketika kami menyampaikan laporan kami mencatat bahwa anak-anak perusahaan Wilmar menggunakan api secara ilegal untuk
membersihkan hutan primer dan kawasan bernilai konservasi tinggi dan merampas tanah-tanah masyarakat adat tanpa keputu-
san bebas, dididahulukan dan diinformasikan dari mereka, memicu konflik-konflik yang gawat. Laporan ini menunjukan bahwa
IFC menggantikan standar-standarnya sendiri dan mengabaikan peringatan-peringatan kami terdahulu.

Dalam menanggapi laporan tersebut Lely Khairnur dari Gemawan mengatakan:

Pembangunan berarti mengutamakan kebutuhan dan hak-hak masyarakat lokal. Standar-standar IFC menwajibkan ini. Tetapi
mereka mengedepankan kepentingan bisnis dan membiarkan tanah-tanah rakyat dirampas demi minyak sawit yang murah da-
lam pasar internasional. Masyarakat dan hutan milik mereka dirusak dengan semena-mena, dan akhirnya seluruh planet bumi
menderita.

Marcus Colchester, Direktur Forest Peoples Programme menambahkan:

Kami puas bahwa laporan audit ini membuktikan secara lengkap bahwa semua keprihatinan utama kami, juga tanggapan dari
Manajemen IFC terhadap audit tersebut menyarankan mereka sekarang akan mencoba melakukan segala sesuatu dengan ber-
beda. Tetapi kami masih agak kecewa. Kami harus menunggu lebih dari lima tahun baru IFC menangani persoalan tersebut
dengan sungguh-sungguh. Dengan mempertimbangkan pentingnya menghentikan kehancuran hutan dan pelanggaran hak asasi
manusia, kami mendesak Presiden IFC untuk mengambil langkah-langkah pro-aktif untuk memastikan bahwa ini tidak akan
pernah terjadi lagi.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

1. Marcus Colchester, Forest Peoples Programme: + 44 1608 652893


2. Norman Jiwan, Sawit Watch: + 62 251 352171
3. Lely Khainur, Gemawan: + 62 8134 522 5232

Berita lebih lanjut dapat diakses melalui:


Laporan asli dan koresponden tindak-lanjut dengan IFC dan CAO lihat:
http://www.forestpeoples.org/documents/ifi_igo/ifc_wilmar_fpp_let_jul07_eng.pdf
http://www.forestpeoples.org/documents/prv_sector/bases/oil_palm.shtml
Laporan audit CAO lihat:
http://www.cao-ombudsman.org/uploads/case_documents/Combined%20Document%201_2_3_4_5_6_7.pdf

TandanSawit 14
KEBIJAKAN

Kisruh Dibalik Jalan Sawit Batui


Lahan Diserobot, Biaya Ganti
Rugi ”Teramputasi”
POTENSI Sumber Daya Alam Fakta Ganti-Rugi Yang Ber-
yang dimiliki Kecamatan beda
Batui, nampaknya terus
dilirik sejumlah investor. Dari hasil penelusuran PANTAU,
baik Lurah Sisipan Abdullah Gani,
Mulai dari Migas hingga Manager lapangan PT. Sawindo
Perkebunan. Bila PT. DS. LNG Kencana, Darwis, hingga ket-
yang bergerak disektor Migas ingkat masyarakat yang tanah-
masih menyisahkan problem nya telah tergusur menyatakan
pembebasan lahan sebesar kalau pembuatan jalan yang
3 % dari total areal yang melewati lahan masyarakat itu
dibebaskan, justeru PT. Saw- tidak disediakan alokasi dana
indo Kencana (SK) yang mem- untuk ganti rugi. Penjelasan ini
buru luas kawasan APL dan merupakan hasil sosialisasi yang
Hutan Produksi yang dapat pernah disampaikan Sekcam Ba-
di Koversi (HPK) di Batui tui kehadapan masyarakat Batui Lembaga Adat Ada Di Dalam
dalam sebuah pertemuan yang pernah
untuk kepentingan perke- digelar di BPU Kecamatan Batui. Pada- Ternyata, dari hasil penelusuran PANTAU
bunan sawit justeru dalam hal sebelumnya PANTAU berhasil men- dibalik jejak Rencana industerialisasi
memulai aktivitasnya sudah gungkap lewat pernyataan Kepala Dinas Sawit PT. Sawindo Kencana ini, banyak
berhadapan dengan persoalan Perkebunan Kabupaten Banggai Ir. Ansar hal yang memang menjadi ironi dalam
pembebasan lahan rakyat. Maeta, bahwa, Ganti rugi terhadap ta- konteks sebuah investasi. Pasalnya, eti-
Buktinya, pembukaan jalan nah rakyat yang terkena gusuran untuk ka bisnis yang mesti menjadi perhatian
sepanjang 20 Km untuk ke- kepentingan perusahaan ada Ganti rugi, investor dan Masyarakat terputus oleh
pentingan jalan Perusahaan yang diukur dari Nilai Jual Objek Pajak. sejumlah kepentingan individual atau
mulai mendapat perlawanan Demikian halnya terhadap Tanaman kelembagaan. Seperti yang dinyatakan
rakyat. keras masyarakat yang ikut tergusur Lurah Sisipan Abdullah Gani (26/7) di
mesti diperhitungkan dan diberi ganti kantornya, bahwa awal rencana untuk

D
ari hasil investigasi PANTAU rugi. ”Bagi masyarakat yang mengelola pembuatan jalan untuk kepentingan
dilokasi jalan kelurahan Sisipan tanah Negara akan diberi kompensasi perusahaan pada awal bulan Juli 2009,
Kecamatan Batui , terlihat peru- lahan sawit 2 Ha, dan bagi masyarakat justeru di lakoni oleh sejumlah oknum
sahaan telah memulai aktivitas- yang memiliki tanah dengan status hak yang mengatasnamakan lembaga adat
nya dengan membuka jalan dari sekitar privat termasuk tanaman keras, akan Batui. ”Saya justeru mengetahui kalau
lapangan Bola Kaki Kelurahan Sisipan. diberi ganti rugi oleh perusahaan, kar- alat berat itu sudah melakukan peng-
Dua unit alat berat Buldozer meraung- ena itu telah menjadi kesepakatan gusuran diatas tanah-tanah rakyat atas
raung menyisir koridor jalan guna pem- antara Perusahaan dan Pemda Bang- laporan warga saya, dan yang lakukan
bentukan badan jalan dengan lebar 7 gai”, beber Ansar. itu oknum yang mengatasnamakan lem-
meter. Sesuai rencana perusahaan, pan- baga adat Batui”, kuak Lurah Sisipan.
jang pembentukan badan jalan tersebut Lalu, adakah konspirasi busuk dibalik
20 Km hingga ke lokasi pembibitan di rencana Pembangunan Industerialisasi Sudah menjadi kewajiban bagi setiap in-
SPC Sukamaju . Namun baru sekitar 4 Sawit Di wilayah Hukum Kecamatan Ba- vestor yang masuk di batui, harus mela-
Km yang dibuka perusahaan, sejumlah tui, sehingga terjadi persepsi yang kon- lui upacara ritual adat Batui. Untuk ren-
pemilik lahan mulai memasang palang troversial antara Sekcam Batui, Kadis cana sawit ini kata Lurah, sebelumnya
ditengah jalan, problemanya? Tidak lain Perkebunan dan Pihak General Manager telah dilakukan acara ritual oleh lem-
adalah tuntutan ganti rugi lahan dan PT. Sawindo Kencana terkait penyedi- baga adat batui terkait dengan rencana
tanaman keras masyarakat yang telah aan dana ganti rugi, yang justeru telah dimulainya pembukaan jalan. Saat itu,
tergusur oleh perusahaan. berujung terhadap kerugian Rakyat? Konteksnya, seekor kambing disembeli
sebagai bentuk selamatan (cera-red),
15 Edisi IV/September‘09-SW
lalu dua alat berat yang dipersiapkan jalan itu kami mensub kontrakkan ke- mengklaim lahan yang akan digarap
digerakkan, tanda dimulainya peker- pada saudara Rukly sepanjang 20 Km, adalah seluas 12.000 Ha.
jaan. Harusnya tegas Lurah, setelah dengan biaya per meter Rp. 17.000”,
ritual adat itu digelar, Lembaga Adat bebernya. Dengan demikian kami tidak Terkait dengan rencana pemberian 2
mestinya menyerahkan rencana peker- terlibat lagi dengan urusan rakyat, kami Ha/KK kepada masyarakat yang ikut
jaan pembukaan jalan itu kepada pe- tinggal menunggu dan menerima hasil Plasma lahan sawit yang dijanjikan pe-
merintah setempat, karena pemerintah pekerjaan jalan yang sudah di kontrak- merintah dan perusahaan kepada pemi-
akan melakukan inventarisasi terhadap kan itu, tegasnya kembali. lik lahan yang tanahnya telah tergusur
lahan-lahan masyarakat yang akan dila- untuk kepentingan jalan perusahaan,
lui dan digusur perusahaan. Ironisnya, Darwis juga menjelaskan, sesuai plan Lurah Sisipan justeru tidak mengetahui
Lurah sementara melakukan inventari- jalan oleh perusahaan, sebenarnya tidak pasti dimana lokasi lahan dimaksud.
sasi lahan rakyat, namun kedua alat be- akan dibangun pada ruas jalan yang ”Entalah, saya tidak tahu dimana ren-
rat milik perusahaan itu sudah bergerak ada saat ini dari Sisipan menuju lokasi cana lokasi lahan yang akan dibagikan
menelusuri koridor pembukaan jalan pembibitan sepanjang 20 Km, awalnya kepada masyarakat sebagai peserta
dengan lebar 7 meter. ”Saya juga su- direncanakan dari SPC ke Bulung yang plasma”, kata Lurah.
dah secara persuasif menanyakan soal jaraknya hanya 2,5 Km, hanya karena
ada, tidaknya biaya ganti rugi terhadap permintaan dari pemerintah kecamatan PihakKepolisian Sektor Batui melalui
tanah-tanah dan tanaman produktif mi- dan tokoh adat dan tokoh masyarakat, Bripka Syafei Badi ketika ditemui harian
lik rakyat yang terkena gusuran, namun maka jalan tersebut kami pindahkan ini juga mengakui, hasil penyelidikan
kata Lurah ia mendapatkan jawaban dari sisipan ke lokasi pembibitan yang sementara penyidik di lokasi jalan, ke-
dari pelaksana jalan dilapangan sau- jaraknya mencapai 20 Km. ”Ini bantuan benaran atas dugaan pengrusakan dan
dara Rukly N, bahwa sama sekali tidak awal yang kami berikan untuk pemerin- penggusuran tanah masyarakat yang di-
ada biaya ganti rugi lahan. tah kecamatan”, kilahnya kembali. laporkan masing-masing pemilik tanah
sudah terjadi. ”kami sudah menerima
Senada dengan Lurah Sisipan, Sejumlah Dikuaknya juga, sesuai kontrak antara laporan masyarakat yang menjadi kor-
pemilik tanah juga menyatakan, sesuai PT. Sawindo Kencana dengan Rukly un- ban kebijakan pembangunan jalan itu,
dengan penyampaian Sekcam Batui Drs. tuk pekerjaan jalan tersebut, pihak dan dalam waktu dekat kami akan me-
Abdul Latif, bahwa tanah-tanah rakyat perusahaan membayar kepada saudara manggil pihak perusahaan dan pihak
yang terkena gusuran jalan tidak dise- Rukly sebesar Rp. 14.000/meter, den- terkait lainnya”, tegasnya.
diakan biaya ganti rugi, dengan alasan gan ketentuan lebar badan jalan 7 me-
bahwa, jalan yang dibangun perusa- ter dan panjang 20 Km. Bupati Tegaskan Ada Ganti Rugi
haan adalah kompensasi dan bantuan
perusahaan terhadap pemerinah keca- Walau begitu, Darwis mengakui pula, Sementara itu Bupati Banggai Drs.
matan, karena ruas jalan tersebut su- bahwa pemberian kompensasi yang Ma’mun Amir ketika dikonfirmasi (27/7)
dah beberapa kali diusulkan untuk jalan akan dibijaksanai perusahaan kedepan menegaskan lahan rakyat dan tanaman
kantong produksi, namun tidak pernah terhadap masyarakat pemilik lahan yang produktif yang sudah tergusur akan
terakomodir oleh Pemerintah Daerah. terkena gusuran pada pembuatan jalan mendapat ganti rugi dari perusahaan.
Bahkan dialas pula dengan, tujuan tersebut, adalah dalam bentuk kompen- ”Semua tanaman dan lahan rakyat yang
pembangunan jalan itu untuk membuka sasi prioritas diberikan lahan pengganti sudah tergusur akan diberi ganti rugi,
akses ekonomi rakyat di sekitar lokasi 2 Ha sebagai lahan sawit peserta plas- tinggal menunggu saja Kadis perkebu-
jalan. ma, termasuk prioritas menjadi tenaga nan sedang di Jakarta”, tegas Bupati
kerja di perusahaan Inti. Karena konsep Ma’mun.*
Ternyata alasan-alasan itu berbeda kemitaraan Inti-Plasma ini katanya,
dengan apa yang disampaikan dengan Petani plasma hanya mendapat porsi 20 Laporan : M. Nurwahid, SE
Kepala Dinas Perkebunan Banggai Ir. % dan Inti 80 %, dari luasan areal yang Pemimpin Umum Harian PANTAU,
Ansar Maeta. Kepada Harian ini Ansar rencana akan dibuka di wilayah Keca- Luwuk, Sulawesi Tengah
menyatakan biaya ganti rugi lahan dan matan Batui seluas 20 ribu Ha, dengan
tanaman yang tergusur telah dipersiap- target tanaman lahan 12. 000 Ha. Total
kan perusahaan dan itu menjadi kewa- luas lahan sawit tersebut adalah mer-
jiban perusahaan. upakan lahan Areal Penggunaan Lain
(APL) 60 % dan sisanya adalah Kawasan
Pengakuan Kontroversial Hutan Produksi yang dapat di Konversi
(HPK). Pola kerja itu akan dilakukan
Memperkuat pernyataan kadis Perke- dengan managemen satu atap.
bunan tersebut, pihak perusahaan PT.
Sawindo Kencana melalui Manager Polsek Akan Sidik Pihak Perusa-
Lapangannya, Darwis, ketika ditemui haan
harian ini (26/7) dikantornya yang ber-
jarak 100 meter dari kantor Polsek Ba- Diketahui sebelumnya, konsesi yang di-
tui mengungkap, terkait dengan adanya kantongi PT. Sawindo Kencana adalah
protes dan pemalangan tanah-tanah sebuah rekomendasi izin yang dikelu-
rakyat yang meminta ganti rugi, pe- arkan oleh Bupati Banggai Drs. Ma’mun
rusahaan tidak terlibat langsung, dan amir dengan luas areal hanya sekitar 8
kondisi itu menjadi tanggungjawab pe- ribu Hektar lebih berlokasi di Sukama-
merintah kecamatan.”Untuk pekerjaan ju-Sinorang, Ironisnya pihak perusahaan

TandanSawit 16
OPINI

MENAKAR DAMPAK SOSIAL


PERKEBUNAN SAWIT
Saat ini perluasan lahan mulai kabupaten Bari-
perkebunan kelapa sawit dan to Kuala, kabupaten
pertambangan adalah salah Tapin, Kabupaten Hulu
satu primadona daerah dalam Sungai Selatan, Ka-
bupaten Hulu Sungai
meningkatkan PAD -katanya-, Utara, dan kabupaten
walaupun sampai sejauh ini Tabalong.
belum terlihat apakah PAD
yang ada itu meningkat atau Pada umumnya da-
kah itu hanya sebuah ken- lam setiap kegiatan
iscayaan. Investasi dalam investasi tanah atau
perkebunan sawit pun, belum lahan merupakan aset
tentu dapat meningkatkan yang terpenting, ini
APBD. karena tanah atau lah-
an tersebut merupak-

M
araknya pembukaan areal an alat produksi paling
perkebunan sawit baru di vital. Sehingga dapat
Kalimantan Selatan semakin dipastikan bahwa da-
tahun semakin ekspansif dan lam setiap kegiatan
meluas. Di saat lahan dataran rendah investasi dalam berba-
gai sektor, konflik lahan menduduki per- untuk membangun sebuah perkebunan
sudah semakin menyempit, banyak kelapa sawit yang terintegrasi dengan
perusahaan sawit yang mulai melirik ingkat paling atas, demikian pula hal-
nya dengan perkebunan kelapa sawit. pabrik CPO dibutuhkan minimal 6.000
lahan rawa yang selama ini tidak diper- hektare lahan. Kondisi ini menyebab-
gunakan, padahal kita tahu bahwa la- Konflik lahan antar masyarakat dan
perusahaan perkebunan kelapa sawit kan lahan hutan dan juga lahan-lahan
han rawa mengandung berbagai macam produktif yang diambil secara paksa
kandungan karbon yang bila dilepaskan hingga konflik antar sektor perkebunan
berhadapan dengan sektor pertamban- oleh perusahaan walau dengan ber-
akan banyak menghasilkan karbond- bagai macam motif dan perilaku yang
ioksida yang sangat banyak ke udara gan. Dengan kata lain bahwa “semakin
tinggi perluasan perkebunan sawit menjadi awal mula terjadinya konflik.
dan tentunya hanya akan menambah
dampak pemanasan global yang terjadi. maka akan semakin tinggi pula perso-
alan konflik lahan yang terjadi”. Dalam Ada beberapa hal yang bisa ditarik da-
Belum lagi permasalahan akan rusaknya lam kerangka analisa konflik perkebu-
ekosistem rawa yang selama ini men- setiap konflik lahan yang terjadi antara
masyarakat dan perusahaan perkebu- nan sawit di Indonesia pada umumnya,
jadi tumpuan masyarakat. yaitu adanya beberapa “modus” konflik
nan sawit posisi posisi masyarakat se-
lalu terkalahkan. Hal ini terjadi karena yang terjadi, salah satunya adalah pen-
Di Kalimantan Selatan sendiri akan galihan isu yang sering terjadi dalam
dibuka sekitar 1,1 Juta hektar perke- lahan (tanah) masyarakat tidak memi-
liki bukti kepemilikan secara hukum, konflik perkebunan sawit, Ada upaya
bunan sawit dan saat ini baru tereal- sistematis yang di lakukan baik itu pen-
isasi sekitar 400 ribu hektar, dengan sehingga kepemilikan lahan (tanah)
secara adat (hak ulayat) tidak terakui gusaha ataupu penguasa untuk mengali-
luasan tersebut sangat mungkin terjadi hkan isu dari persoalan sengketa tanah
tumpang tindih lahan antara perkebu- walaupun dalam UUP Agraria hak ulayat
di akui namun dalam prakteknya selalu menjadi masalah kriminal. Artinya per-
nan sawit dan lahan-lahan produktif soalan tanah antara masyarakat pemilik
masyarakat karena. Perluasan perke- saja terkalahkan.
tanah dengan perusahaan sawit berubah
bunan kelapa sawit di Kalimantan Sela- jadi masalah kriminal dengan menggu-
tan saat ini lebih di arahkan ke daerah Menurut catatan Sawit Watch konflik so-
sial yang terjadi terkait dengan perke- nakan tenaga keamanan swasta (baca
rawa. Hampir semua wilayah kabupaten : preman) dan aparat penegak hukum
yang memiliki wilayah rawa tidak ter- bunan sawit diseluruh Indonesia pada
tahun 2008 saja mencapai 513 kasus. sebagai alat untuk mengintimidasi dan
lepas dari ekpansi perkebunan sawit, membungkam perjuangan masyarakat
Hal ini disebabkan salah satunya adalah,
17 Edisi IV/September‘09-SW
yang tidak lagi memanen tandan buah
segar (TBS) karena ongkos produksi dan
biaya panen jauh lebih mahal dari har-
ga jual TBS. Petani sawit mandiri yang
biasanya menjual TBS seharga Rp 1.600
per kg, kini hanya bisa meratap ketika
harga jual TBS hanya mencapai Rp 250
– Rp 500 per kg. Nasib yang sama juga
dialami petani plasma. Harga jual TBS
sebelum bulan Agustus 2008 bisa men-
capai Rp 1.800/ kg namun, sekarang
hanya dihargai Rp 600 – Rp 800/ kg. Itu-
pun masih dipotong cicilan utang modal
kepada perusahaan inti.

Hal-hal seperti ini yang harus men-


jadi banyak pertimbangan berbagai
pihak dalam kebijakan untuk berin-
vestasi terutama dalam melihat kondisi
masyarakat dimana akan dibukanya in-
vestasi perkebunan sawit. Mengadopsi
kearifan lokal yang ada dengan membi-
arkan masyarakat mengelola lahannya
sesuai dengan cara mereka selama ini
dan memberikan akses yang sebesar-
besarnya terhadap sumber-sumber
produksi rakyat seperti, air, tanah, la-
han pertanian, modal, teknologi, jalur
distribusi dan infrastruktur pendukung
lainnya merupakan sesuatu yang jauh
lebih penting ketimbang memaksakan
untuk meraih lahannya kembali yang dari Jawa (bukan tenaga kerja setem- suatu kebijakan yang justru akan me-
diambil ataupun digarap secara sepi- pat), belum lagi system plasma seperti nambah panjang daftar konflik yang ada
hak oleh pihak perusahaan perkebunan apa yang digunakan perusahaan. Hasil antara masyarakat, penguasa dan pen-
kelapa sawit. Sampai sekarang metode penjualan sawit masuk ke perusahaan gusaha.
ini yang paling sering digunakan oleh dan uangnya tercatat secara virtual di
banyak perkebunan kelapa sawit di se- bank Jakarta. Sementara pajak-pajak Yang salah bukan lah sawitnya tapi
luruh indonesia, termasuk di Kaliman- dari perkebunan sawit itu tidak banyak sistem yang ada di dalam perkebunan
tan Selatan. Dengan cara kriminalisasi menambah APBD. Dan perkebunan sawit sawit lah yang harus menjadi pertim-
terhadap masyarakat, adalah alat yang rakus air, menghilangkan habitat hutan, bangan bagi para penguasa dalam men-
digunakan pengusaha dalam meredam dan tidak menyerap karbon yang ban- erapakan investasi perkebunan sawit di
perlawanan-perlawanan yang dilakukan yak, malah berpotensi mengeluarkan kalimantan selatan.
masyarakat terkait dengan penolakan karbon jika perkebunan itu dilakukan di
terhadap perkebunan sawit yang di- rawa gambut. Dari semua itu, berapa %
lakukan masyarakat. yang tercecer di daerah?.
Dwitho Frasetiandy
Mitos mensejahterakan? Memang dengan adanya investasi maka andy@walhikalsel.org
akan meningkatkan Produk Domestik
Seperti halnya pertambangan yang Regional Bruto (PDRB), dan benar PDRB
sampai saat ini kita masih patut mem- itu akan berpengaruh terhadap APBD
pertanyakan apakah dengan masuknya namun itu tidak serta merta menam-
tambang dan perkebunan akan menam- bah APBD karena PDRB akan berdampak
bah kesejahteraan masyarakat sekitar secara jangka panjang, jadi bisa dika-
atau masih menjadi “mitos” dan seke- takan salah kaprah kalau mengatakan
dar angan-angan belaka, seharusnya dengan masuknya investasi perkebunan
dengan adanya perluasan kelapa sawit akan serta merta meningkatkan APBD,
berbanding lurus dengan adanya pen- kalau meningkatkan kondisi perekono-
ingkatan kesejahteraan masyarakat mian suatu daerah saya kira akan lebih
disekitar areal perkebunan sawit. tepat tapi bukan APBD.

Perkebunan sawit jelas akan menambah Belum lagi dampak dari krisis ekonomi
angka PDRB, setidaknya dari jumlah global yang membuat banyak petani ke-
produksinya. Perkebunan sawit memang lapa sawit yang menjerit akibatnya an-
akan menyerap banyak tenaga kerja, jloknya harga tandan buah sawit segar
tapi boleh jadi tenaga kerja berasal (TBS). Saat ini ada jutaan petani sawit
TandanSawit 18
WAWANCARA

Wawancara Tandan Sawit dengan Darto Sekjen SPKS Nasional


Tidak Ada Good Will Pemerintah dan DPR untuk
Memperkuat Posisi Tawar Petani
dalam Supply Chain Bisnis Sawit
Bisa Anda jelaskan latar bela- Untuk melepaskan diri dari jerat hutang
kang terbentuknya organisasi dan ketidakberdayan tadi, para petani
masyarakat yang bernama yang menjadikan kelapa sawit sebagai
SPKS ini? sumber kehidupan sosial ekonominya
berinisiatif mebangun sebuah organ-

S
eperti kita ketahui salah satu isasi yang diberi nama SPKS (Serikat
sumber utama dari devisa neg- Petani Kelapa Sawit). Tujuan didirikan-
ara adalah perkebunan kelapa nya SPKS ini adalah agar petani kelapa
sawit melalui produk olahannya sawit Indonesia mandiri, berdaulat dan
berupa CPO (Crude Palm Oil) dan Kar- sejahtera.
nel yang laku keras di pasaran interna-
sional. Pengelola industri ini di bagian Dimana saja SPKS ini berdiri?
hulu tentu saja petani. Prestasi lain,
sejak tahun 2007 Indonesia menduduki Hingga saat ini, SPKS berdiri di 4
peringkat No. 1 sebagai produsen min- provinsi yakni di kabupaten Paser, Ka-
yak sawit mentah di dunia, menggusur limantan Timur. Dalam 3 tahun terakhr,
dominasi Malaysia. Sedikitnya di tahun SPKS kaltim lebih focus pada advokasi
lalu ada 9 milyar US dollar yang disum- persoalan petani yang bermitra dengan
bang oleh perkebunan sawit masuk ke PTPN 13. Ada juga SPKS di kabupaten Mansuetus Alsyhanu (darto) - Sekjen SPKS
kas negara. Rokan Hulu, Riau yang focus pada ke- Nasional
mandirian petani. Ketiga adalah SPKS
Tanjung Jabung Barat di provinsi Jam- Masalah lainnya adalah masalah sortasi
Namun arus besar uang yang masuk tadi
bi. Keempat adalah SPKS Sanggau dan buah yang menyangkut pada soal trans-
tidak berdampak signifikan terhadap
SPKS sekadau di Kalimantan Barat. Ke paransi dan akuntabilitas pabrik pengo-
perbaikan hidup petani. Kelompok ini
depannya, SPKS akan terus diperluas lahan dalam mengolah TBS petani. Ada
tidak pernah ditempatkan sebagai ak-
ke provinsi Sumatra selatang, Sulawesi soal tentang kelangkaan pupuk yang
tor utamanya, melainkan hanya sebagai
barat dan Provinsi banten yang saat ini menyebabkan harga pupuk semakin
penopang atau pelengkap dalam sistem
sedang di Inisiasi. mahal dan tidak terjangkau petani.
Perkebunan Skala Besar. Persoalan yang
Kelangkaan pupuk juga mengakibatkan
dihadapi petani kelapa sawit, terutama
Apakah di beberapa daerah rendahnya produksi petani sawit. Menu-
petani dalam pola kelola plasma, masih
tempatnya terbentuknya SPKS rut saya kelangkaan ini terjadi karena
seputar pembangunan dan perawatan
lemahnya pengawasan pemerintah ter-
r Kebun Sawit yang menjadi tanggung ini, persoalan yang dihadapi hadap distribusi pupuk.
jawab perusahaan, masih dilakukan petani sawit sama?
ala kadarnya. Bahkan tak jarang kebun
Kendala lain adalah replanting yang
plasma yang diserahterimakan kepada Persoalan yang dihadapi oleh petani
membebani petani sawit. Seperti mis-
petani kwalitasnya sangat buruk. sawit rata-rata sama. Perbedaannya
alnya pola manajemen satu atap dan
hanya di skala prioritas kepentingan
akad kredit yang sulit di jangkau petani
Selain itu perusahaan atau pengelola mana yang lebih dahulu di selesaikan.
sawit. Masalah konversi kebun yang di-
kebun inti melakukan atas hasil produksi Adapun persoalan-persoalan petani
lakukan oleh perusahaan inti kepada
TBS (Tandan Buah Segar), benih, obat- sawit di beberapa provinsi tadi adalah
petani plasma dimana kondisi kebun
obat, pupuk dan teknologi perkebunan. harga Tadan buah segar sawit. Kebijakan
tidak sesuai dengan standard / layak
Akibatnya petani plasma terjerat hu- pemerintah tentang Indeks K betul-
dan slalu saja terlambat dari waktu
tang kepada perusahaan dan sumber betul menghisap petani. Jika mengacu
yang dijanjikan. Dalam ketentuan pe-
dayanya tidak berkembang. Inilah yang pada pengalaman, adanya indek K ini
merintah, konversi dilakukan pada ta-
menjadi persoalan umum yang dihapai justru membuat harga setiap kilogram
hun ke 4 namun realitasasinya ada yang
petani plasma. TBS milik petani berkurang sekitar Rp.
hingga delapan hingga belasan tahun
300-400.
baru dilakukan konversi.
19 Edisi IV/September‘09-SW
Selain mengkritik, sebenarnya
Dalam musyawarah besar (MUBES) ter-
Terbetik kabar, di be- dapat dua isu yang di bahas. 1). Pem-
apa harapan SPKS terhadap
berapa tempat telah ter- bahasan anggaran dasar organisasi yang
peran para pihak lain, sep-
jadi musyawarah besar SPKS dirumuskan oleh seluruh sekjen dalam
erti pemerintah, perusahaan
dalam merumuskan kembali forum nasional. 2). Program kerja dan
perjuangan SPKS.
sawit, LSM dan DPR untuk
cita-cita perjuangannya dan
terjadi pergantian kepengu- Bagaimana cita-cita Ke- memperbaiki nasib petani
rusan. Bisa anda cerita den- mandrian, Kedaulatan dan tadi?
gan singkat apa yang terjadi Berkesejahteraan petani sawit Harapan besar SPKS kepada pemerintah
dalam mubes tersebut? ini bisa dicapai? dan DPR menyangkut persoalan-per-
soalan real yang dihadapi oleh petani
Sebenarnya persoalan yang dihadapi sawit saat ini. Yakni persoalan pola
Musyawarah besar merupakan suatu
oleh anggota SPKS saat ini adalah ke- kemitraan yang tidak adil dan tidak se-
proses politik dalam organisasi SPKS
tiadaan good will pemerintah pusat dan jajar, masalah kelangkaan pupuk, sikap
yang tertuang dalam anggaran dasar
pemerintah daerah dan ketidakpedu- tegas pemerintah terkait masalah harga
untuk perbaikan anggaran dasar, strate-
lian lembaga legislative dalam melihat TBS, dan masalah kredit. Pemerintah di
kehidupan nyata petani. Akibatnya pen- tuntut untuk memperbaiki persoalan
ingkatan produktifitas dan perbaikan real seperti ini Dan harapan ke de-
system kemitraan demi kemandirian
Sebenarnya per- petani, selalu saja macet.
pannya, ada perubahan struktur dalam
perkebunan kelapa sawit.
Sampai saat ini, apa saja
soalan yang yang telah dilakukan oleh Perusahaan perkebunan kelapa sawit
dihadapi oleh juga diminta bertanggungjawab untuk
meningkatkan kualitas produksi mi-
anggota SPKS tranya dan tidak melepas tangan pada
soal pembinaan dan pembangunan so-
saat ini adalah ketiadaan good will sial ekonomi petani. Di samping itu,
bertindak adil dan transparan baik di
pemerintah pusat dan pemerintah pabrik maupun dalam penentuan harga
TBS. Sementara bagi LSM, untuk terus
daerah dan ketidakpedulian lem- menjadi sekutu yang sejajar untuk per-
juangan kedaulatan, kemandirian dan
baga legislative dalam melihat ke- kesejahteraan kaum tani.

hidupan nyata petani. Akibatnya Apa target Forum Nasional


SPKS ke depan?
peningkatan produktifitas dan per- Secara keorganisasian, kami ingin mem-
baikan system SPKS untuk anggotanya?
bangun SPKS ini dari bawah. Tidak sep-
erti organisasi lainnya yang terbentuk
kemitraan demi Kami selalu melakukan penguatan po- begitu saja. Paling tidak memenuhi
standar, yakni terbentuk 15 SPKS yang
kemandirian sisi kelembagaan SPKS dengan pendidi-
kan keorganisasian, dan kepemimpi-
tersebar di 5 provinsi. Ini merupakan
standard minimal. Secara kualitas,
petani, selalu nan. Untuk kesejahteraan dan orientasi
kemandirian, SPKS membuat pelatihan
memiliki kerja-kerja badan pengurus
yang handal dan mampu mengkonsoli-
saja macet. manajemen kebun sawit, pembibitan
dan penilaian tanaman kelapa sawit.
dasi petani sawit dalam organisasi ini.
Target yang kami ingin capain, pada ta-
Ada juga kegiatan pendampingan, sep- hun 2011, kami memiliki 20.000 petani
erti di kabupaten Paser, memediasi sawit yang tergabung dalam SPKS. Da-
gi perjuangan/program perjuangan. Di konflik lahan dimana kebun sawit ber- lam soal jaringan, kami sedang mem-
beberapa tempat, musyawarah besar sertifikat milik petani dirampas oleh bangun hubungan dengan para pihak
dilakukan karena sudah saatnya waktu pengusaha tambang batubara. dari tingkat daerah hingga internasion-
untuk proses transisi (berakhir masa ja- al dan mampu memberikan kontribusi
batan pengurus sesuai anggaran dasar). Untuk persoalan peremajaan kebun, bagi kedaulautan, kemandirian dan kes-
Namun di tempat lain, ada juga mubes SPKS sedang menyusun konsep yang ejahteraan bagi seluruh petani kelapa
dilakukan karena stagnasi kepemimpi- ideal dan berpihak pada petani diband- sawit di Indonesia.
nan yang mengakibatkan perjuangan ingkan dengan konsep revitalisasi ke-
petani tersendat. Mubes ini diharap- bun versi pemerintah. Harapannya
kan bisa melahirkan suatu perubahan pemerintah mau mengadopsi konsep
yang menempatkan petani kelapa sawit petani tadi. Masih banyak lagi yang se-
menjadi aktor penting dalam mata ran- dang kami lakukan demi pemberdayaan
tai binis kelapa sawit. petani sawit di Negara kita.

TandanSawit 20
MASYARAKAT ADAT

Ketika Masyarakat Lokal Menjadi Korban


Perampasan Lahan Perusahaan
Sawit Bersertifikat RSPO
PT Hindoli (Hindoli), anak kebun berikut: Srigunung; Sungai Tung-
perusahaan CTP Holding Pte kal; Tanjung Dalam dan Sungai Pelepah
Ltd, telah mengajukan per- oleh tim Auditor lingkungan dan sosial
mohonan kepada BSi Manage- BSi. BSi juga telah mengakses kemajuan
pelaksanaan Preaktek Berkelanjutan
ment Systems Singapore Pte RSPO pada kebun plasma yang memasok
Ltd untuk mendapatkan serti- TBS ke pabrik Minyak Sawit Hindoli.
fikat RSPO atas produksi min-
yak sawitnya. Hindoli memi- Atas diperolehnya sertifikasi RSPO oleh
liki dan mengoperasikan dua PT Hindoli pada bulan yang lalu, WALHI
(2) pabrik minyak sawit untuk Sumatera Selatan sebagai refresentasi
memproses TBS dari empat organisasi yang konsen dalam penye-
kebun yang berlokasi di Su- lamatan lingkungan tidak diikutserta-
matera Selatan, serta TBS kan dalam menilai proses Asesmen PT
yang dipasok petani plasma. Hindoli yang ada di Sumatera Selatan.
CTP Holding Pte Ltd adalah Berdasarkan hasil investigasi yang di-
lakukan oleh WALHI Sumsel pada tang-
anak perusahan Cargill, pe- gal 3-6 Juni 2009 di empat wilayah yang
rusahaan makanan global. dijadikan sampel oleh PT. Hindoli masih
Cargill adalah anggota RSPO menyisakan persoalan buram terhadap
dan sudah terlibat di dalam masyarakat sekitar. Yulisman - Walhi Sumatera Selatan
Roundtable sejak awal.

C
Oleh karena itu kami menilai bahwa Suka Damai (C4) Pak Romli, pak Parmin
TP Holdings Pte Ltd memiliki proses pemberian sertifikasi RSPO ke- dan pak Tambah sebagai berikut;
dam mengoperasikan perkebu- pada PT Hindoli harus digugurkan sebe-
nan di dua lokasi di Indonesia lum kasus sengketa dengan masyarakat • Pada tahun 1991, PT Hindoli masuk
(Hindoli dan Harapan Sawit Les- terselesaikan. Mengingat perusahaan dan membuka perkebunan kelapa
tari) dan tiga di Papua Nugini (Higaturu ini masih memiliki persoalan sengketa sawit di 4 wilayah Kabupaten Musi
Oil Palm, Milne Bay Estate dan Poliam- tanah terhadap masyarakat yang belum Banyuasin, yaitu Sri Gunung, Sungai
ba). CTP Holdings Pte Ltd memprogram- juga terselesaikan sampai sekarang. Pelepah, Sungai Tungkal dan Tanjung
kan untuk mendapatkan Minyak Sawit Berikut ini hasil temuan lapangan dan Dalam.
Berkelanjutan bersertifikat RSPO untuk wawancara dengan masyarakat korban • Pada tahun 2003, PT Hindoli melaku-
seluruh produksinya pertengahan tahun sengketa tanah dengan PT Hindoli. kan perluasan areal perkebunannya
2009. Bsi sudah melaksanakan preases- di wilayah desa Sri Gunung dengan
men RSPO pada masing-masing lokasi I. WILAYAH SEBARAN SENGKETA alasan telah mendapatkan izin prin-
operasi CTP Holdings Pte Ltd. CTP Hold- dan KRONOLOGIS sip dari Bupati Muba seluas 10.000
ings Pte Ltd berkomitmen penuh untuk ha.
menyelesaikan isu yang ditemukan Bsi A. Kasus Kolektif 4 Desa ( Desa Sri • Kemudian pada tahun 2003 ini, kami
pada proses pre-asesmen. Gunung, Desa Bentayan, Desa Suka menanyakan dan meminta izin prin-
Damai dan Desa Dawas) sip perluasan kebun PT Hindoli ke-
BSi telah melakukan aksesmen sertifika- Pada tahun 1991 PT Hindoli melaku- pada pihak perusahaan, tetapi kami
si yang dimulai pada minggu pertama kan pembuatan kebun kelapa sawit di tidak mendapatkannya. Dengan
September 2008 pada lokasi Hindoli Su- wilayah Desa Sri Gunung dan sekitarnya. alasan izin prinsip adalah dokumen
matera Selatan yang terdiri dari Pabrik Berikut hasil wawancara dengan beber- penting perusahaan yang tidak boleh
Minyak Sawit Sungai Lilin dan Tanjung apa masyarakat korban sengketa tanah. sembarangan di akses oleh orang
Dalam serta kebun-kebun terkait. Pros- Perwakilan masyarakat desa Sri Gunung luar perusahaan.
es asesmen dilakukan melalui audit ter- Pak Nasyir (Mantan anggota BPD), Desa • Sementara PT Hindoli telah melaku-
hadap dua Pabrik dan sampel dari empat Bentayan Pak Mirza Wawi (Kepala Desa), kan penggarapan lahan di wilayah
21 Edisi IV/September‘09-SW
desa Sri Gunung. Dari penggarapan DPR-RI untuk menyelesaikan perso- atau 111 kapling berdsarkan PPAT SPH-
lahan inilah ternyata lahan desa kami alan sengketa lahan kami. Respon SKT. Berikut kronologis sengketa ber-
ikut digarap oleh PT Hindoli. Pada- dari DPR-RI, bahwa DPR-RI akan ber- dasarkan keterangan masyarakat kor-
hal lahan desa kami ini sudah kami janji membantu penyelesaian kami ban yang memiliki lahan. Nama-nama
beri tanda patok supaya perusahaan dan akan mengirimkan surat kepada masyarakat yang diberi mandat oleh
tidak menggarapnya. Karena lahan perusahaan dan pemerintah kabu- masyarakat korban untuk mengurus dan
ini adalah sebagai lahan cadangan paten untuk menyelesaikan perso- mewakili sekaligus sebagai penuntut
masyarakat desa untuk lahan usaha. alan sengketa kami. hak yang disengketakan;
• Luas lahan desa yang kami peruntu- • Pada tahun 2007, DPRD Muba (Komisi
kan sebagai lahan usaha masyarakat A) turun kelapangan mengecek lahan 1. Parmin
4 desa yang terkena penggusuran sengketa di empat wilayah. Tapi la- 2. Tambah
masing-masing dengan rincian seba- gi-lagi DPRD Muba juga tidak mampu 3. Sabar
gai berikut; menyelesaikan persoalan kami ini. 4. Warsono
• Desa Sri Gunung seluas 120 Ha • Perlu di ketahui bahwa ternyata izin 5. Rohmin
• Desa Bentayan ( Sungai Pelepah) prinsip perluasan tahun 2003 yang 6. Nur Kholiq
seluas 480 Ha dijadikan alasan oleh perusahaan 7. Wardoyo
• Desa Suka Damai (Sungai Tungkal) untuk penggarapan sampai sekarang • Pada tahun 1991, PT Hindoli mem-
seluas 850 Ha tidak ada atau izin prinsip fiktif. buka perkebunan Kelapa Sawit di 4
• Desa Dawas (Tanjung Dalam) • Alasan perusahaan tidak mau wilayah desa sebagaimana yang dis-
120 Ha mengembalikan lahan kami yang ebutkan diatas, kehadiran PT hindoli
• Namun perusahaan tetap saja diserobotnya adalah perusahaan ini banyak sekali menimbulkan seng-
melakukan penggarapan lahan yang mengklaim bahwa keseluruhan ta- keta lahan dengan masyarakat seki-
kami beri tanda patok tersebut. nah kami telah diganti rugi. Padahal tarnya. salah satunya di Desa Suka
• Melihat gelagat PT Hindoli sep- sampai hari ini kami pemerintah desa Damai.
erti ini, pemerintah desa dan • Pada akhir tahun 1995
masyarakat menuntut kepada kami terdiri 111 ( Seratus Sebelas
pihak perusahaan untuk tidak ) orang telah membeli lahan ren-
meneruskan dan menyetop cana untuk berkebun seluas 222
aktivitas penggarapan dilapan- Ha, lahan tersebut berlokasi di
gan. Namun hal ini tidak digu- Rimba Blandar sungai Lubuk Batu
bris oleh pihak perusahaan. dan sungai Bremi wilayah Desa
• Pada tahun 2005, pemerin- Suka Damai Kecamatan bayung
tah desa dan masyarakat di Lencir, Kabupaten Musi Banyua-
empat wilayah (Sri Gunung, sin.
Sungai Pelepah, Sungai Tung- • Tanah tersebut mem-
kal dan Tanjung Dalam) yang beli langsung dengan masyarakat
terkena gusur oleh PT Hindoli Desa Suka Damai dan masyarakat
bersama-sama melakukan un- Sri Gunung.
juk rasa ke Kantor Bupati Muba • Adapun tanah yang di-
menuntut pengembalian lahan beli masyarakat Betung seluas 222
masyarakat. Pemerintah Kabu- Ha batas – batas sebagai berikut :
paten Muba merekomendasikan • Batas sebelah Utara kebun Pak
kepada Perusahaan untuk melakukan dan masyarakat 4 desa tidak pernah Har ada rumpun bambu
pengukuran ulang dilapangan. menggantikan rugikan maupun men- • Batas sebelah Timur pagar Pak
• Pada tahun 2005 juga kami pemerin- erima ganti rugi dengan pihak PT Zaini lurus ada Sungai membujur
tah desa dan masyarakat 4 wilayah Hindoli. ke Utara dekat lahan Pak Basi-
yang terkena sengketa melakukan • Kondisi lahan kami yang diserobot se- man
pematokan ulang lahan. muanya telah ditanami kelapa sawit • Batas sebelah Barat dari kebun
• Setelah di tunggu berbulan-bulan oleh PT Hindoli dan telah menghasil- Pak Musa lurus s/d kebun rakyat
belum juga ada kejelasan penye- kan buah (produksi). s/d ke jalan padat karya
lesaian oleh perusahaan, akhirnya • Sampai saat ini tanah masyarakat 4 • Batas sebelah Selatan patok tugu
pemerintah desa dan masyarakat 4 desa yang bersengketa dengan PT HPK s/d kebun Pak Gito lurus pa-
desa melakukan konsolidasi untuk Hindoli belum juga terselesaikan. tok tugu HPK ladang Gunadi.
memperjuangkan lahan sengketa • Di sungai Bremi kurang lebih 25 Ha
ini secara bersama dan menjadikan B. Kasus Individu Masyarakat Desa lahan tersebut semua dari keluarga
perjuangan ini menjadi perjuangan Bumi Kencana (C4) yang memiliki Pak Amirhasyim
kolektif. Karena posisi kasus dan la- lahan di Desa Suka Damai • Perincian pembelian lahan :
wan sengketa lahan kami berbaren- Selain konflik lahan masyarakat se- • Dari Pak Amir Hasyim = 108 Ha
gan dan sama yaitu terhadap PT Hin- cara kolektif (Lahan desa) ada juga • Dari Pak Sukadi = 78 Ha
doli. konflik lahan yang diperjuangkan oleh • Dari Pak Sueb Rizal = 12 Ha
• Pada tahun 2005, kami pemerintah masyarakat secara individu terhadap • Dari Teguh Umar Kadus SKD
desa dan masyarakat 4 desa melaku- PT Hindoli. Luas lahan yang disengke- = 24 Ha
kan unjuk rasa kejakarta yaitu ke takan secara individu oleh masyarakat • Jumlah = 222 Ha
kantor DPR-RI. Tuntutan aksi unjuk Desa Bumi Kecana (C4) yang memiliki
rasa kami kali ini, meminta kepada lahan di desa Suka Damai seluas 222 ha • Setelah pembayaran lunas SKT di

TandanSawit 22
terbitkan dan disyahkan oleh Kepala akan pengukuran areal, juru ukur jumlah 222 ha dengan alas hak
Desa Suka Damai dan disyahkan oleh saudara Prasetyo dari PT. Hindoli kepemilikan surat PPAT SPH-SKT ta-
Kantor kecamatan Bayung Lencir dengan alat ukur GPS dibantu sau- hun 1996.
dari Maret s/d Juni 1996 semua SKT dara Mustamin mabes Devisi 23 dan • Tahun 2005, masyarakat yang ber-
di terima oleh Petani – petani yang saudara Frengky. Pengukuran belum sengketa kembali menduduki la-
membeli lahan tersebut selesai dengan alas an besok hari han mereka dengan membuat tenda
• Tahun 1997 memeriksa lahan kar- libur, ternyata tanggal 06 – 05 - 2001 dilokasi sengketa supaya tanahnya
ena akan mulai penggarapan areal diajak ngukur lagi alas an nanti tang- dikembalikan oleh PT Hindoli. Na-
ternyata lahan tersebut sudah di- gal 12 – 05 saja. mun usaha masyarakat ini sia-sia,
gusur dan diserobot oleh PT. Hindoli • Hasil ukur sementara lebih kurang karena dibubarkan Polres Sekayu
tanpa presedural, petani melalui 96,02 Ha yang dipimpin oleh AKP Bustomi den-
utusannya menghubungi PT. Hindoli • Lokasi yang sudah di ukur : Penunju- gan dua kompi pasukannya. Sehingga
dan menghubungi PT. Hindoli dan kan Amirhasim dan Teguh Umar Gu- aksi kekerasan yang dilakukan oleh
melapor ke Kantor Kepala Desa Suka nadi di Rimba Blandar. polisipun terjadi, banyak masyarakat
Damai semua kurang direspon. • Lokasi Sueb dan Sukadi dan lokasi di yang dipukuli, diantaranya; Pak Tam-
• Tahun 1998 di bulan April petani Sungai Bremi belum di ukur. bah, Pak Parmin, Rohmin, Sugiman,
dan perangkat Desa Suka Damai • Tanggal 12 – 05 – 2001 di Kantor Devi- Saini, Nur Kholiq, dan Sabar.
memasang patok pembatas, tapi di- si Sri Gunung diadakan rapat rencana • Sampai sekarang kasus yang diseng-
cabuti oleh petugas dari PT. Hindoli. Camat hadir ternyata, ditunggu s/d ketan masyarakat dengan PT Hindoli
• Kita selaku petani yang dirugikan pukul 14.00 Camat tidak hadir, yang seluas 222 ha tak kunjung dikemba-
oleh PT. Hindoli mendesak Pak Kades hadir hanya masyarakat dan pihak likan oleh PT Hindoli. Kondisi lahan
supaya yang intinya, mengapa PT. PT Hindoli saja. masyarakat tersebut sudah rata di-
Hindoli berani gusur lahan milik tanami kelapa sawit oleh PT Hindoli
petani tanpa prosedur. Catatan Penting: dan kebunnya telah menghasilkan
• Tanggal 18 – 08 -1998 Bapak Zensakuro • A walnya pada tahun 2001, pihak PT buah. Masyarakat hanya mendapat-
manejer PT. Hindoli mengirim surat Hindoli menjanjikan akan mengganti kan buah hasil siksaan dan kerugian
No. Ref / SZ / 9808 / 18 – 01. yang rugi lahan masyarakat yang masuk yang sangat besar akibat penyero-
isinya petani yang lahannya terkena dalam areal perkebunannya. Namun botan yang dilakukan oleh PT Hin-
gusur mengenai ganti rugi agar di selama 1 tahun masyarakat menung- doli.
selesaikan lewat Kantor kepala Desa gu dan menuntut, ternyata PT Hin-
Suka Damai, setelah di konfirmasi- doli mengingkari janjinya dan tidak II. REKOMENDASI
kan hasilnya nol, tidak adil titik kes- menyelesaikan kasus sengketa kami. Melihat persoalan kasus yang dialami
epakatan. • Pada tahun 2001, masyarakat men- oleh masyarakat 4 desa dan kasus yang
• Selama satu tahun 1999 sangat sulit datangi manajer PT Hindoli Mutamar dialami oleh masyarakat Suka Damai
dihubungi baik manejer maupun staf dan mengajaknya ke desa kami untuk secara individu sudah cukup lama,
– staf PT. Hindoli. membicarakan penyelesaian kasus maka penting untuk segera mengam-
• Tanggal 04 – 07 – 2000 s/d 04 Oktober kami. Setelah sampai di desa, kami bil langkah-langkah dan upaya sebagai
2000 petani memberikan kuasa den- berembuk dengan Mutamar, tapi be- berikut;
gan Bapak Anwar Jenun selaku Hu- lum menghasilkan kesepakatan. Pak 1. Mendesak kepada pihak PT Hindoli
mas PT. Hindoli untuk menjembatani Mutamarpun kembali ke Cam PT Hin- untuk segera menyelesaikan per-
permasalahan tersebut, hasilnya doli. Setelah dari hasil pertemuan soalan sengketa masyarakat yang
tidak ada titik temu. kami dengan Pak Mutamar, kami ada dengan menginventarisir selu-
• Tanggal 20 – 08 – 2000 petani me- masyarakat dituduh menyandera Pak ruh lahan-lahan yang disengketakan
masang patok pembatas dari kayu Mutamar. Sehingga terjadilah pen- masyarakat untuk di bebaskan.
ulin, pemasangan patok di pimpin angkapan terhadap Pak Parmin. 2. Meminta kepada pihak pemerintah
langsung ke areal oleh Bapak Kades • Tahun 2001, pak Parmin di sidang daerah untuk segera memfasilitasi
dan perangkat Desa Suka Damai. di pengadilan negeri Sekayu dengan penyelesaian kasus tanah masyarakat
• Tanggal 06 – 12 – 2000 petani men- putusan dikenakan hukuman 9 bulan dengan PT Hindoli.
girim surat ke PT. Hindoli dengan No. tahanan luar. Serta pengadilan neg- 3. Meminta Kepada Pihak pemberi ser-
Tebe / J / 298 / 2000. isinya tindak eri sekayu memutuskan bahwa tanah tifikasi RSPO dalam hal ini Presiden
lanjut penyelesaian tanah petani. seluas 2 kapling disita pengadilan. Roundtable on Sustainable Palm
• Tanggal 22 – 12 – 2000 PT. Hindoli • Pada tahun 2002, masyarakat yang Oil (RSPO) untuk membatalkan dan
dan Kades Suka Damai di undang Ba- memiliki lahan di desa Suka Damai mensomasi PT Hindoli, karena PT
pak Camat Bayung Lencir mau dia- meminta kepada perusahaan untuk Hindoli bukanlah perusahaan yang
jak berembuk, ternyata semua tidak tidak melakukan penggarapan lahan bersih dan peduli terhadap kehidu-
datang, hanya dari petani yang da- kami. Alhasil lahan kami sempat dis- pan masyarakat sekitar kebun.
tang. tatus quo kan selama 1 tahun. 4. Meminta kepada seluruh lembaga
• Tanggal 30 – 04 – 2001 petani men- • Pada tahun 2003, puncak terjadinya yang peduli terhadap nasib rakyat
girim surat ke PT. Hindoli ke Camat sengketa lahan yang kami perjuang- kecil di pedesaan untuk membantu
Sungai Lilin, Kades Suka Damai, Ca- kan kembali digusur oleh PT Hindoli. menyuarakan dan memperjuangkan
mat Bayung Lencir, dan Kapolsek Padahal lahan yang telah kami patok penderitaan yang dialami masyarakat
Bayung Lencir, yang isinya petani telah disepakati tidak akan digarap akibat dampak investasi perkebunan
akan menduduki lahan supaya cepat oleh perusahaan sebelum ada penye- kelapa sawit.
ada tanggapan dari PT. Hindoli. lesaian. Oleh Yuliusman
• Lahan yang kami sengketakan ber- (Walhi Sumsel)
• 24.Tanggal 04 – 05 – 2001 dilaksan-

23 Edisi IV/September‘09-SW

You might also like