You are on page 1of 38

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

(TRAFFIC-STREAM CHARACTERISTICS)_BAGIAN I

Kuliah 3 Rekayasa Lalu Lintas


Dr.Ir. R. Didin Kusdian, MT.
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Sangga Buana YPKP (USB-YPKP) Bandung
2010
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

• Arus lalu lintas terbentuk oleh individual pengemudi dan kendaraan, yang
berinteraksi dengan cara yang unik antara satu dengan yang lain dan
dengan elemen-elemen jlan serta lingkungan. (Roess, 1990)
• Karena adanya variasi perbedaan kemampuan, perilaku serta keputusan
individual pengemudi yang memainkan peran, perilaku kendaraan di dalam
arus lalu lintas tidak dan tidak bisa seragam. (Roess, 1990)
• Sehingga tidak akan ada dua arus lalu lintas yang mirip apalagi sama,
walaupun pada kondisi (circumstance) yang sama, karena pengemudi
berbeda perilaku dan berbeda kebiasaan. (Roess, 1990)
• Berdeda dengan arus aliran fluida yang dapat diprediksi melalui hukum
hidrolika yang berlaku umum, arus lalu lintas lebih sulit diprediksi karena
bervariasi sesuai lokasi dan waktu. (Roess, 1990)
• Pengetahuan tentang karakteristik lalu lintas berguna bagi Highway
Engineer di dalam mengembangkan dan merencanakan jalan, membuat
analisis ekonomi, menentukan kriteria disain geometrik jalan, memilih dan
menerapkan pengukuran pengendalian lalu lintas, dan mengukur kinerja
fasilitas-fasilitas transportasi (Wright, 1996)
PARAMETER ARUS LALU LINTAS
Parameter arus lalu lintas dibagi menjadi 2 kategori:
parameter makroskopik : mencirikan arus lalu lintas secara keseluruhan
parameter mikroskopik : mencirikan perilaku individual kendaraan yang didalam
arus lalu lintas satu sama lain saling ‘respek’.

Secara Makroskopik arus lalu lintas digambarkan/ dicirikan oleh 3 parameter utama :

1. Volume atau tingkat arus (volume or rate of Flow)


2. Kecepatan ( Speed)
3. Kerapatan (Density)
Selain itu digunakan pula parameter headway (h), spacing (s), dan occupancy ( R).
Terkait pada headway dan spacing ada parameter clearance (c) dan gap (g).

Pendekatan mikroskopik melihat respon dari setiap kendaraan secara terpisah-pisah dan
berhubungan erat dengan faktor-manusia (Khisty & Lall, 2003)
VOLUME HARIAN
• Definisi : Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintas suatu titik pengamatan diatas
jalan atau lajur atau arah dari jalan, selama satu interval waktu tertentu.
• Satuan volume lalu lintas adalah kendaraan per satuan waktu, satua watu yang sering digunakan
sebagai dasar perencanaan adalah hari (lintas harian).
• Average annual daily traffic (AADT) adalah volume lalu lintas rata-rata 24-jam pada suatu lokasi
selama setahun penuh 365 hari – yaitu, total jumlah kendaraan yang melintasi suatu lokasi dalam
setahun dibagi 365.
• Average annual weekday traffic (AAWT) adalah volume lalu lintas rata-rata 24-jam yang
berlangsung selama hari kerja (weekdays) selama setahun. Volume ini mempertimbangkan
bahwa volume selama hari libur (weekend) kecil, sehingga tidak diperhitungkan untuk
menggambarkan rata-rata harian. AAWT dihitung dengan cara membagi total lalu lintas harian
selama setahun dengan 260.
• Average Daily Traffic (ADT) adalah volume lalu lintas rata-rata 24-jam pada lokasi tertentu untuk
suatu perioda waktu tertentu yang kurang dari setahun. Jika AADT adalah untuk setahun penuh,
ADT mungkin diamati dan diukur untuk 6 bulan, satu musim iklim, satu bulan, satu minggu, atau
sesingkat seperti dua hari. Angka ADT hanya valid untuk periode selama sesuai dengan ketika
angka itu diamati.
• Average weekday traffic (AWT) adalah volume lalu lintas rata-rata 24-jam yang berlangsung
selama hari kerja untuk suatu periode waktu yang kurang dari setahun, misalnya sebulan, atau
semusim iklim. Hubungan antara AAWT dan AWT analog dengan hubungan antara AADT dan
ADT.
Satuan untuk volume harian adalah kendaraan/hari (vpd = vehicles per day). Volume harian tidak
memisahkan untuk lajur ataupun arah, tetapi untuk keseluruhan fasilitas (ruas jalan) pada suatu
lokasi tertentu.
VOLUME HARIAN
illustrasi, sumber : Roess, 1990
VOLUME JAM-an (hourly volumes)
• Volume harian dapat digunakan untuk perencanaan (planning) tetapi tidak cukup
untuk digunakan untuk tujuan disain (design) dan analisis operasional.

• Volume lalu lintas harus dipertimbangkan bervariasi sepanjang 24 jam, dan sering
secara periodik terjadi volume maksimum pada jam sibuk pagi hari dan petang hari
(adanya commuter = pergerakan para pekerja kota yang tinggal di pinggir dan luar
kota).

• Suatu jam tertentu dalam suatu hari yang memiliki volume jam-an tertinggi disebut
sebgai “jam-puncak”. Volume lalu lintas pada jam ini menjadi perhatian besar traffic
engineer dalam disain atau analisis operasional.

• Volume jam puncak adalah volume ber-arah, yaitu volume lalu lintas pada masing-
masing arah, atau volume lalu lintas dimana arah dipisahkan.

• Jalan harus didisain dapat menampung volume lalu lintas pada jam puncak

• Volume lalu lintas jam puncak digunakan dalam analisis operasional: pengukuran
kendali (control measure), keamanan (safety) dan kapasitas (capacity).
ESTIMASI VOLUME JAM-an DARI VOLUME HARIAN
• Dalam disain, volume jam puncak kadang-kadang diperkirakan dari proyeksi volume
harian, menggunakan hubungan berikut :

DDHV = AADT x K x D
Dimana :
DDHV = directional design hour volume (volume berarah jam disain) [vph vehicles
per hour, kendaraan per jam]
AADT = average annual daily traffic [vpd] , lalu lintas harian rata-rata (LHR)
[kendaraan per jam]
K = proporsi lalu lintas harian yang terjadi/berlangsung pada jam-puncak,
diekspresikan sebagai bilangan desimal.
D = proporsi dari lalu lintas jam-puncak yang berjalan diatas arah puncak
(peak direction), diekspresikan sebagai bilangan desimal
faktor K dan D biasanya dihitung berdasarkan karakteristik lokal atau regional.
Faktor K berkurang dengan bertambahnya pembangunan jalan
Faktor D lebih variabel, tergantung pada pembangunan dan hubungan spesifik antara
fasilitas (jalan) yang ditinjau dengan zona pembangkit perjalanan tertentu
(pemukiman, pasar, dll).
ILLUSTRASI : RENTANG UMUM untuk FAKTOR K dan D
SUMBER: ROESS (1990)

Tipe Fasilitas (Jalan) Rentang Normal dari Faktor

Faktor K Faktor D

Luar kota (rural) 0.15-0.25 0.65-0.80

Pinggir kota (suburban) 0.12-0.15 0.55-0.65

Perkotaan (urban):

rute melingkar (radial route) 0.07-0.12 0.55-0.60

rute sekitar (circumferential route) 0.07-0.12 0.50-0.55


CONTOH ESTIMASI VOLUME JAM-PUNCAK
• Misalkan suatu ruas jalan luar kota dengan AADT yang diproyeksikan dalam 20 tahun
kedepan akan mencapai 32.000 kendaraan/hari. Untuk jalan luar kota di wilayah/
lokasi ini, telah diketahui bahwa lalu lintas jam-puncak saat ini adalah mendekati 20%
dari AADT, dan bahwa arah puncak (peak direction) secara umum menampung 70%
dari lalu lintas jam-puncak.

Aproksimasi lintas harian rata-rata (LHR) dapat diestimasi sebagai:


LHR = AADT x K x D
= 32.000 x 0.20 x 0.70 = 4480 kendaraan/jam

angka ini kemudian dapat digunakan untuk pertimbangan disain jalan bersangkutan

Tetapi angka ini tanpa mempertimbangkan pembangunan (20 tahun kedepan). Jika
pembangunan selama 20 tahun kedepan dipertimbangkan, misalnya bersamaan
dengan pertambahan volume dilangsungkan pula pembangunan jalan, maka faktor K
dan D diharapkan menurun selama itu. Misalkan pula area itu diharapkan berkembang
selama 20 tahun itu dari status ‘luar kota’ menjadi ‘pinggir kota’ (lihat tabel diatas),
maka perkiraan jam-puncak yang lebih dapat diterima adalah:

DDHV = 32.000 x 0.15 x 0.60 = 2880 kendaraan/jam


VOLUME SUB JAM-AN DAN TINGKAT ARUS
• Variasi arus dalam suatu jam bisa penting untuk dipertimbangkan
• Kualitas arus lalu lintas sering terkait pada fluktuasi waktu-pendek dalam demand lalu
lintas
• Fasilitas harus memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung volume lalu lintas
jam-puncak, tetapi puncak waktu-pendek dari arus di dalam jam-puncak bisa
memperbesar kapasitas, karena itu dilakukan penguraian/perincian (break down).
• Volume yang diamati dalam perioda waktu yang lebih singkat dari satu jam secara
umum dinyatakan sebagai tingkat arus jam-an ekivalen dari arus lalu lintas. Misalkan
teramati 900 kendaraan dalam suatu perioda 15 menit, tingkat arus harus
diekspresikan sebagai :

900 kendaraan
----------------------- = 3600 kendaraan/ jam
0.25 jam
tingkat arus, F, adalah 3600 kendaraan/jam untuk interval 15 menit dalam mana 900
kendaraan teramati.
Jika arus diamati satu jam penuh, tingkat arus tidak akan 3600 kendaraan.
ILLUSTRASI VOLUME JAM-AN DAN TINGKAT ARUS

INTERVAL WAKTU VOLUME UNTUK TINGKAT ARUS UNTUK


INTERVAL WAKTU INTERVAL WAKTU
[kendaraan] [kendaraan/jam]
6:00-6:15 900 3600

6:15-6:30 1000 4000

6:30-6:45 1200 4800

6:45-7:00 1100 4400

6:00-7:00 4200 kendaraan/jam = volume jam-an


PEAK-HOUR FACTOR (PHF)
• Hubungan antara volume jam-an dan tingkat arus maksimum dalam jam itu, didefinisikan sebagai
peak-hour-faktor (PHF), sebagai berikut :

volume jam-an
PHF = -------------------------------------
tingkat arus maksimum

untuk perioda arus 15 menit, persamaan menjadi :

HV
PHF = --------------
4 x V15

dimana:
HV = volume jam-an (kendaraan/jam)
V15 = volume maksimum 15 menit dalam sejam (kendaraan)

sebagai contoh untuk volume yang ada dalam tabel contoh diatas peak-hour faktor dihitung menjadi :

4200
PHF = --------------- = 0.875
4 x 1200
PEAK-HOUR FACTOR (PHF)
• Untuk perioda 15 menit-an, nilai PHF maksimum adalah 1.00, yang terjadi ketika
volume di setiap 15 menitan semuanya sama, dan nilai minimum adalah 0.25, terjadi
ketika volume jam-an terjadi di salah satu interval 15 menitan, di tiga interval lainnya
kosong atau nol.
• Rentang normal dari nilai PHF adalah antara 0.70 dan 0.98, dimana nilai yang lebih
rendah menunjukan derajat yang lebih besar dari variasi arus selama jam puncak.
• PHF secara umum mendeskripsikan karakteristik bangkitan-perjalanan dan dapat
diterapkan untuk suatu area atau bagian dari jalan atau sistem jalan.
• Ketika nilai PHF diketahui, dapat digunakan untuk mengkonversi volume jam-puncak
menjadi suatu perkiraan tingkat puncak arus didalam suatu jam :
HV
F= ---------
PHF
dimana:
F = tingkat puncak dari arus dalam satu jam (kendaraan/jam)
peak rate of flow within hour
HV = volume puncak jam-an (kendaraan/jam)
peak hourly volume
PHF = peak-hour factor
KECEPATAN dan WAKTU TEMPUH PERJALANAN
• Definisi kecepatan dan waktu tempuh yang diperlukan adalah yang sesuai dengan
karakteristik gerakan kendaraan secara nyata di atas jalan, dimana kondisinya di
suatu lajur jalan tidak selalu hanya terdapat satu kendaraan, atau dengan kata lain
tidak sederhana seperti meninjau gerak satu benda di suatu lintasan bebas (dalam
fisika dikenal satu definisi kecepatan dalam persamaan gerak atau equation of
motion).
• Untuk dapat menjelaskan situasi dan fenomena gerakan kendaraan-kendaraan di
atas jalan (arus lalu lintas) di bentuk lebih dari satu definisi dan formula kecepatan,
yang dasarnya sama seperti pengertian kecepatan dalam persamaan gerak (fisika)
yaitu jarak yang ditempuh dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak itu.
• Untuk menjelaskan karakteristik arus lalu lintas diturunkan beberapa definisi
kecepatan yaitu:
– kecepatan sesaat (Spot speed )
– kecepatan rata-rata waktu (Time mean speed )
– kecepatan rata-rata ruang (Space mean speed )
– kecepatan total perjalanan (Overall speed)
– Kecepatan berjalan perjalanan (Running speed)
– Kecepatan arus bebas (Free flow speed)
Ilustrasi Pengamatan Lalu Lintas
, t = 0 detik
30 m 30 m

1 15 m/det LAJUR I

LAJUR II
2 30 m/det

A B C

, t = 2 detik 30 m 30 m

1 15 m/det LAJUR I

3 25 m/det 2 30 m/det LAJUR II

A B C

, t = 4 detik 30 m 30 m 60 m

LAJUR I 1 15 m/det

LAJUR II 3 25 m/det 2

50 m
A B C
D E F
DESKRIPSI PENGAMATAN LALU LINTAS
Waktu Selang Waktu Deskripsi
[detik]
7.00.00 0 Kendaraan 1 berada di garis A di jalur I bergerak
dengan kecepatan konstan 15 m/detik, kendaraan
2 juga berada di jalur A di jalur II bergerak dengan
kecepatan konstan 30 m/detik

7.00.02 2 Kendaraan 1 mencapai garis B yang berjarak 30


m dari A, kendaraan 2 sampai di garis C yang
berjarak 60 m dari garis A, kendaraan 3 berada di
garis A di jalur II dibelakang langsung (ber-urut)
kendaraan 2, kendaraan 3 bergerak dengan
kecepatan konstan 25 m/detik

7.00.04 4 Kendaraan 1 mencapai garis C, kendaraan 2


mencapai garis F yang berjarak 120 m dari A, dan
kendaraan 3 mencapai garis D yang berjarak 50
meter dari A
DIAGRAM RUANG-WAKTU/DIAGRAM JEJAK/
TIME-SPACE DIAGRAM

• PENGAMATAN LALU LINTAS DIATAS DIPLOT DALAM DIAGRAM RUANG-WAKTU


SEBAGAI BERIKUT:

Jarak [m]

F 120

E 90

2
C 60

D 50 1
B 30
3

A 0

1 2 3 4 Waktu [detik]
KECEPATAN RATA-RATA RUANG
(SPACE MEAN SPEED)
• Kecepatan adalah laju pergerakan, yaitu jarak per satuan waktu
• Kecapatan rata-rata ruang (space mean speed) memperhitungkan rata-rata
berdasarkan lama waktu yang dipergunakan setiap kendaraan pada panjang ruas
jalan tertentu atau di dalam “ruang”.

L nL
vs = n
= n
ti

i =1 n

i =1
ti

contoh : kendaraan 1 menempuh jarak 120m dalam 8 detik, kendaraan 2 dalam 4


detik, kendaraan 3 menempuh jarak yang sama dalam 4,8 detik, berapa kecepatan
rata-rata ruang kedua kendaraan ?
jawab:
waktu tempuh rata-rata = ( 8 + 4 + 4,8 )/3 = 5,6 detik
kecepatan rata-rata ruang = 120/ 5,6 = 21,43 m/detik
KECEPATAN RATA-RATA WAKTU
• Kecepatan yang diukur ketika kendaraan melintas di suatu titik atau sepotong
segmen (pendek) dari jalan, disebut kecepatan sesaat, atau spot speed, disebut pula
kecepatan spot. Misalkan dari contoh ilustrasi diatas, tercatat tiga kendaraan
melintas, kendaraan 1 melintas dengan kecepatan 15 m/detik, kendaraan 2 melintas
dengan kecepatan 30 m/detik, dan kendaraan 3 melintas dengan kecepatan 25
m/detik. Ketiga nilai kecepatan yang tercatat adalah kecepatan sesaat atau spot
speed masing-masing kendaraan.

• Kecepatan rata-rata waktu (time mean speed) adalah rata-rata aritmetik dari
kecepatan spot (spot speed), ditulis dengan rumus:
n

∑v i
vt = i =1

n
untuk contoh diatas :
v1 + v2 + v3 15 + 30 + 25 m
vt = = = 23,33
3 3 det ik
HUBUNGAN KECEPATAN SPOT, KECEPATAN RATA-
RATA RUANG DAN KECEPATAN RATA-RATA WAKTU
• ‘Kecepatan Rata-Rata Ruang’ , vs adalah rata-rata harmonik (harmonic average) dari
kecepatan spot (spot speed ), vi
• ‘Kecepatan Rata-Rata Waktu’ , vt adalah rata-rata aritmetik (arithmetic average) dari
kecepatan spot (spot speed) vi
• Kecepatan rata-rata waktu selalu lebih besar dari kecepatan rata-rata ruang, kecuali
pada situasi dimana seluruh kendaraan mempunyai kecepatan yang sama. Telah
dikemukakan oleh ahli bernama WARDROP (1952), bahwa ada hubungan sebagai
berikut :
σ 2
vt = v s + s

vs
juga
σ 2
v s = vt − t

vt
σ t
2
= [∑ ]
(vi − vt ) 2 / n
σ 2
s = [∑ (vi − vt ) 2 ]/ n
OVERALL SPEED dan RUNNING SPEED

• Overall speed dan running speed adalah ukuran dalam konteks peninjauan
lintasan perjalanan yang cukup panjang antar suatu titik asal menuju titik
tujuan. Ukuran-ukuran ini digunakan dalam studi tentang waktu tempuh
perjalanan, untuk mengevaluasi perbandingan tingkat pelayanan dua
lintasan rute yang berbeda
• Overall speed adalah jarak perjalanan dibagi waktu total yang dibutuhkan
mulai dari berangkat dari tempat asal sampai tiba di tempat tujuan,
termasuk waktu tunda, atau waktu berhenti karena ada gangguan,
termasuk waktu antri di persimpangan jalan
• Running speed adalah total jarak yang ditempuh dibagi total waktu
kendaraan selama bergerak, wkatu ketika kendaraan berhenti dulu atau
diam, tidak dihitung (tidak dijumlahkan).
KECEPATAN ARUS BEBAS
• Kecepatan arus bebas (free flow speed), adalah ukuran yang ‘dibuat’ untuk menjadi
bagian dari pengukuran ‘kapasitas’ jalan. Terdapat definisinya dalam manual
kapasitas jalan (Indonesia:MKJI, Amerika: Highway Capacity Manual, HCM , terakhir
MKJI ’97 dan HCM 2000)
• Kecepatan arus bebas, adalah suatu batas kecepatan pada kondisi dimana setiap
kendaraan dapat memilih kecepatannya dengan tanpa hambatan adanya kendaraan
lain
• Free-flow speed (1) The theoretical speed of traffic, in kilometers per hour, when
density was zero, that is, when no vehicles are present; (2) the average speed of
vehicles over an urban street segment without signalized intersections, under
condition of low volume; (3) the average speed of passenger cars over a basic
freeway or multilane highway segment under conditions of low volume. (HCM, 2000)

• Jadi kecepatan arus bebas bukan hasil pengukuran, hanya teoritis, bukan
karakteristik arus lalu lintas, dibutuhkan untuk pengukuran kapasitas jalan.
VOLUME, TINGKAT ARUS, KEPADATAN, KECEPATAN

• Volume dan tingkat arus adalah dua ukuran berbeda.


Volume adalah jumlah sebenarnya dari kendaraan yang diamati atau diperkirakan
melalui suatu titik selama rentang waktu tertentu.
Tingkat arus (rate of flow) adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu titik dalam
waktu kurang dari 1 jam, tetapi diekivalenkan ke tingkat rata-rata per jam.
Telah dibahas dalam contoh diatas, volume kendaraan lewat 900 kendaraan dalam
15 menit, tingkat arusnya adalah 3600 kendaraan/jam

• Kepadatan (density) atau konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang


tertampung suatu segmen jalan dengan panjang tertentu, di rata-ratakan terhadap
waktu, dinyatakan dengan kendaraan per mil (atau km). Jika akan dihitung nyata
secara langsung diperlukan foto udara, tetapi dapat pula secara lebih mudah
dihittung jika telah ada informasi kecepatan dan tingkat arus :

q=vxk
dimana :
q = tingkat arus [kendaraan/jam]
v = kecepatan tempuh rata-rata [km/jam] = kecepatan rata-rata ruang
k = kepadatan rata-rata [kendaraan/km]
CONTOH KEPADATAN, SPACING, HEADWAY

• Contoh soal kepadatan: suatu ruas jalan pada suatu saat mengalami tingkat arus
1800 kendaraan/jam dan kecepatan tempuh rata-rata 60 km/jam, maka
kepadatannya adalah:
k = 1800/60 [(kendaraan/jam) / (km/jam)] = 30 kendaraan/ km

• Spacing (s) adalah jarak antara dua kendaraan berurutan dalam aliran lalu lintas
yang diukur dari bemper depan kendaraan dengan bemper depan kendaraan
dibelakangnya.
Spacing antar kendaraan di suatu lajur dapat diamati melalui foto udara

• Headway adalah waktu antara dua kendaraan yang berurutan ketika melalui sebuah
titik pada suatu jalan.
Headway antar kendaraan-kendaraan dapat dihitung dengan pengamatan
menggunakan stowatch

• Spacing dan headway berhubungan dengan kecepatan, tingkat arus, dan kepadatan
• Jarak antar kendaraan di dalam aliran lalu lintas dinyatakan dengan kepadatan, yang
merupakan parameter penting dalam menjelaskan kebebasan bermanuver dari
kendaraan (freedom of maneuverability).
HUBUNGAN SPACING dan HEADWAY DENGAN KECEPATAN,
TINGKAT ARUS dan KEPADATAN

5280 . ft / mil
Kepada tan rata − rata ( k ) [ kend / mil ] =
spacing rata − rata ( s ) , ft / ked

spacing rata − rata ( s ) , ft / kend


Headway rata − rata ( h ), det ik / kend =
kecepa tan rata − rata ( v ) ft / det ik

3600 , det ik / jam


Tingkat arus rata − rata ( q ) kend / jam =
headway rata − rata ( h ) , det ik / kend
TINGKAT HUNIAN LAJUR (LANE OCCUPANCY)
• Tingkat hunian lajur (lane occupancy) adalah salah satu ukuran yang
digunakan untuk pengawasan jalan tol.
• Jika dapat dihitung jumlah panjang badan dari semua kendaraan pada
suatu bagian jalan, kemudian dihitung rasio sebagai berikut :

R=
jumlah dari panjang kendaraan
=
∑L i

panjang bagian − jalan D

• Maka R dapat dibagi dengan panjang rata-rata dari sebuah kendaraan


untuk memperoleh perkiraan kepadatan (k)
CONTOH HITUNGAN OCCUPANCY

• Lima kendaraan, dengan panjang 18,18,20,21,dan 22 ft, berada di jalan tol


yang panjangnya 600 ft. Berapakah pengisian lajur dan kepadatan jalan tol
tersebut ?

• Jawaban :
R = (18+18+20+21+22)/600 = 0,165

panjang rata-rata kendaraan = (18+18+20+21+22)/5 = 19,8 ft

k= 0,165 x (5280/19,8) = 44 kendaraan /mil


LANE OCCUPANCY dan PENGAMBILAN SAMPEL
(DETEKTOR)
• Lane Occupancy (LO), dapat juga dinyatakan sebagai perbandingan antara
waktu ketika kendaraan ada di lokasi pengamatan pada lajur lalu lintas
terhadap waktu pengambilan sampel.
• Pada gambar dibawah ini, detektor segera menyala begitu bemper depan
melewati detektor dan tetap menyala sampai bemper belakang
meninggalkan detektor
OCCUPANCY JALAN TOL, MELALUI PENGAMATAN DETEKTOR

• Kita perlu mengetahui panjang efektif kendaraan yang diukur oleh detektor untuk
menghitung lane occupancy

LO =
waktu total ketika det ektor kendaraan dilalui
=
∑ t o

waktu observasi total T

L+C
t0 =
vs
kepada tan :
LO × 5280
k=
L+C
CONTOH PENGAMATAN DAN HITUNGAN
LANE OCCUPANCY DAN DETEKTOR
Selama perioda 60 detik, sebuah detektor dilewati oleh beberapa kendaraan dengan
waktu-waktu berikut: 0,33; 0,37; 0,39, 0,31; dan 0,54 detik. Tentukan nilai-nilai q, k,
dan v (Gunakan asumsi panjang detektor-loop adalah 10 ft dan panjang rata-rata
kendaraan adalah 20 ft)

Jawaban:
∑t 0 = 0,33 + 0,37 + 0,39 + 0,31 + 0,54 = 1,94

n=5
100%
LO = 1,94 × = 3,23%
60
Panjang efektif rata-rata dari satu kendaraan ditambah jarak antara loop pada detektor
diasumsikan 20+10 = 30 ft; maka

3,23 ⎛ 5280 ⎞
k= ⎜ ⎟ = 5,68 kendaraan / mil
100 ⎝ 30 ⎠
n( L + C ) 5 × 30
vs = = = 77,32 ft / det ik = 52,72 mil / jam
∑0 t 1,94
q = k × v s = 5,68 × 52,72 = 299 kendaraan / jam
CLEARANCE, GAP, HEADWAY
• Clearance dan gap berkaitan dengan parameter spacing (ft) dan headway (detik)’
Keempat variabel ini terlihat pada gambar 5.2. Selisih antara spacing dan clearance
jelas adalah panjang rata-rata kendaraan (ft). Selisih antara headway dan gap adalah
ekivalen waktu dari panjang rata-rata sebuah kendaraan (L/v)

L
g = h−
v
dan
c = g ×v
• Di mana
g = gap rata-rata (detik)
L = panjang kendaraan rata-rata (ft)
c = spacing rata-rata (ft)
h = headway rata-rata (ft)
v = kecepatan rata-rata (ft/detik)
CONTOH PERHITUNGAN UNTUK CLEARANCE, GAP, HEADWAY
• Gambar 5-E6

Gambar 5-E6 memperlihatkan suatu plot ruang


waktu dari kendaraan di dalam suatu
domain ruang-waktu. Berdasarkan informasi
yang terdapat di dalam gambar ini,
beberapa parameter dapat dihitung
a.Seorang pengamat menghitung enam
kendaraan melintasi garis A-A’ dalam 25
detik. Hitunglah arus kendaraan per jam (q)

n 6 kendaraan
q= = = 0,24 kendaraan / det ik = 864 kendaraan / jam
T 25 det ik
CONTOH PERHITUNGAN UNTUK CLEARANCE, GAP, HEADWAY
• b.Sebuah penghitung waktu (timur) dimulai • Berapakah masing-masing headway-nya
pada waktu 0,0 detik sampai dengan 25 dan berapah headway rata-ratanya?
detik, dan waktu-waktu di mana bagian • Jawab:
depan kendaraan melintasi titik observasi A- karena terdapat enam kendaraan, hanya
A’ dimuat dalam data berikut ini lima kendaraan pertama yang dapat
ditentukan secara langsung.

h4-5=2,2
Kendaraa Waktu melaintasi
n (detik) h5-6=3,0
h6-7=3,9
4 3,0
h7-8=3,4
5 5,2 h8-9=2,7
h9-4=9,8
6 8,2 Total =25,0

7 12,1 Headway yang terakhir dapat dihitung


sebagaimana pada Gambar 5-E6 (b):
8 15,5
Headway rata-rata, h =25/6 = 4,17 detik
atau h =3600/864 =4,17 detik
9 18,2
CONTOH PERHITUNGAN UNTUK CLEARANCE, GAP, HEADWAY
• Sebuah alat pencatat waktu telah mencatat waktu-waktu ketika kendaraan-kendaraan melalui dua
titik, AA’ dan BB’, seperti pada Gambar E6(a). Hitunglah kecepatan rata-rata 4, 5, 6, 7, 8, dan 9,
dengan mengasumsikan bahwa jarak alat adalah 252 ft.

Kendaraan Waktu untuk Waktu untuk Catatan Waktu Kecepatan


Melintasi AA’ Melintasi BB’ (detik) (mil/jam)
4 3,0 11,6 8,6 19,24
5 5,2 13,2 8,0 20,70
6 8,2 15,3 7,1 23,37
7 12,1 18,2 6,1 27,26
8 15,5 20,8 5,3 31,45
9 18,2 22,5 4,3 38,95
Total 39.4 160,97

160,97
Kecepatan rata-rata waktu = vt = = 26,83 mil / jam
6

6 × 252
Kecepatan rata-rata ruang = v s = = 38,38 ft / det ik = 26,17 mil / jam
39,4
CONTOH PERHITUNGAN UNTUK CLEARANCE, GAP, HEADWAY
d. Pada waktu pengamatan, terdapat tujuh kendaraan yang dihitung dibagian 1200 ft dari lajur
jalan. Hitunglah kepadatan (k)

7 kendaraan x 5280 ft/mil


k = ------------------------------------ = 30,8 kendaraan/mil
1200 ft

e. Dua foto udara diambil, dengan selang waktu 3 detik, dan posisi-posisi dari kendaraan 1
sampai 7 diperlihatkan pada Gambar 5-E6(a). Ketujuh kendaraan tersebut adalah kendaraan
yang sama dengan kendaraan pada soal (d) di atas. Hitunglah kecepatan rata-rata dan arus
rata-rata.

Kendaraan Posisi 1 Posisi 2 Feet


1 682 755 73
2 612 674 62
3 564 620 56
4 453 512 59
5 386 443 57
6 269 357 88
7 65 163 98
Total 493

493
vs = = 23,48 mil / jam
7×3
q = kv = 30,8 × 23,48 = 723 kendaraan / jam
CONTOH PERHITUNGAN UNTUK CLEARANCE, GAP, HEADWAY
f. Gunakan diagram ruang-waktu [Gambar 5-E6(a)] dan lintasan dari keduabelas kendaraan
pada tabel dibawah ini

Kendaraan, i Jarak Tempuh, xi Waktu Tempuh, t


(kendaraan- ft) (detik)
1 400 10
2 430 15
3 470 20
4 600 21
5 670 22
6 800 23
7 1000 25
8 910 20
9 870 15
10 350 10
11 230 7
12 210 5

∑x i = 6940 ∑ t = 193
Berdasarkan domain ruang-waktu, hitunglah arus, kepadatan, dan kecepatan

q=
∑x i
k=
∑t i
vs =
∑x i

A A ∑t
i
CONTOH PERHITUNGAN UNTUK CLEARANCE, GAP, HEADWAY
• Di mana:
xi = jarak yang ditempuh oleh kendaraan ke-i di dalam domain ruang-waktu
ti = waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan ke-I untuk menempuh domain ruang waktu
A = luas domain ruang-waktu
A = 1000 x 25 = 25.000 ft-detik

q = 6940 kendaraan-ft/ 25.000 ft-detik = 0,277 kendaraan/detik= 977 kendaraan/jam


[ 1 jam = 3600 detik ]
k = 193 kendaraan-detik/ 25.000 ft-detik =7,72 x 10-3 kendaraan/ft
= 40,75 kendaraan/ mil
[ 1 mil = 5278,87 ft]

vs=6940 kendaraan-ft/ 193 kendaraan-detik =35,96 ft/detik =24,52 mil/jam


DAFTAR PUSTAKA

• William R McShane, Roger P. Roess, Traffic Engineering, Prentice Hall Polytechnic Series in
Traffic Engineering, 1990
• Wright, Paul H., 1996, Highway Engineering, sixth edition, John Wiley & Sons, Inc
• C. Jotin Khisty, B. Kent Lall, 2003, Transportation Engineering: An Introduction/Third Edition,
Prentice Hall
• Wardrop, J.G., Some Theoritical Aspects of Road Traffic Research, Proceedings of the Institution
of Civil Engineers, Pt. 2 Vol.I, pp.325-362(1952)
• Highway Capacity Manual, Transportation Research Board, National Research Council,
Washington, D.C., (2000).

You might also like