Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Sepsis pada periode neonatal adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan penyakit sistemik
simtomatik dan bakteri dalam darah.
D. Diagnosis
Diagnosis sepsis tergantung pada isolasi agen etiologik dari darah, cairan spinal, air kemih atau
cairan tubuh lain dengan cara melakukan biakan dari bahan-bahan tersebut.
E. Pengobatan
Bila dipikirkan diagnosis sepsis setelah pengambilan bahan untuk pembiakan selesai dilakukan,
pembiakan dengan antibiotika harus segera dimulai. Pengobatan awal hendaknya tersendiri dari
ampisilin dan gentamisin atau kanamisin secara intravena atau intramuskular.
Pengobatan suportif, termasuk penatalaksanaan keseimbangan cairan dan elektrolit, bantuan
pernapasan, transfusi darah lengkap segar, transfusi leukosit, transfusi tukar, pengobatan terhadap
DIC, dan tindakan-tindakan lain yang merupakan bantuang yang penting bagi pengobatan
antibiotik.
F. Prognosis
Angka kematian pada sepsis neonatal berkisar antara 10 – 40 %. Angka tersebut berbeda-beda
tergantung pada cara dan waktu awitan penyakit, agen atiologik, derajat prematuritas bayi, adanya
dan keparahan penyakit lain yang menyertai dan keadaan ruang bayi atau unit perawatan.
G. Pencegahan
Peningkatan penggunaan fasilitas perawatan prenatal, perwujudan program melahirkan bagi ibu
yang mempunyai kehamilan resiko tinggi, pada pusat kesehatan yang memiliki fasilitas perawatan
intensif bayi neonatal dan pengambangan alat pengangkutan yang modern, mempunyai pengaruh
yang cukup berarti dalam penurunan faktor ibu dan bayi yang merupakan predisposisi infeksi pada
bayi neonatus. Pemberian antibiotik profilaktik dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada
bayi neonatus.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN BAYI
DENGAN SEPSIS
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Riwayat Penyakit
a) Keluhan utama
Klien datang dengan tubuh berwarna kuning, letargi, kejang, tak mau menghisap, lemah.
b) Riwayat penyakit sekarang
Pada permulaannya tidak jelas, lalu ikterik pada hari kedua , tapi kejadian ikterik ini
berlangsung lebih dari 3 mg, disertai dengan letargi, hilangnya reflek rooting, kekakuan
pada leher, tonus otot meningkat serta asfiksia atau hipoksia.
b) Riwayat neonatal
Secara klinis ikterus pada neonatal dapat dilihatsegera setelah lahir atau beberapa hari
kemudian. Ikterus yang tampakpun ssngat tergantung kepada penyebeb ikterus itu sendiri.
Bayi menderita sindrom gawat nafas, sindrom crigler-najjar, hepatitis neonatal, stenosis
pilorus, hiperparatiroidisme, infeksi pasca natal dan lain-lain.
4. Riwayat Imunisasi
5. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
• Kulit kekuningan
• Sulit bernafas
• Letargi
• Kejang
• Mata berputar
b) Palpasi
• tonos otot meningkat
• leher kaku
c) Auskultasi
d) Perkusi
6. Studi Diagnosis
Pemeriksaan biliribin direct dan indirect, golongan darah ibu dan bayi, Ht, jumlah retikulosit,
fungsi hati dan tes thyroid sesuai indikasi.
7. Prioritas masalah
1) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan kadar bilirubin yang
ditandai dengan :
• Kulit bayi kekuningan
• Bilirubin total : 4,6
• Bilirubin direct : 0,3
• Bilirubin indirect : 4,3
Tujuan
Bayi akan terhindar dari kerusakan kulit
Intervensi
Catat kondisi selama diberikan sinar setiap 6 jam dan laporkan bila perlu.
Monitor baik langsung atau tidak langsung tingkat bilirubin
Jaga kulit bayi agar tetap bersih dan kering
Rasional
Untuk mengetahui kondisi bayi, sehingga dapat melakukan intervensi lebih dini.
Untuk menilai kondisi kekuningan pada kulit
Menurunkan iritasi dan resiko kerusakan kulit.
2) Resiko tinggi injuri (internal) berhubungan dengan kerusakan hepar sekunder fisioterapi di
tandai dengan:
• Kulit bayi terlihat kekuningan
Tujuan:
Injuri tidak terjadi
Intervensi:
monitor kadar bilirubin sebelum melakukan perawatan dengan sinar, laporkan bila ada
peningkatan
inspeksi kulit, urine tiap 4 jam untuk melihat warna kekuningan, laporkan apa yang
terjadi
Rasional:
mengetahui kadar bilirubin serta membantu keefektifan pemberian terapi
mengetahui seberapa besar kadar bilirubin
3) Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang perjalanan penyakit dan therapi yang
diberikan pada bayi.
Data Subyektif:
• • Klien/keluarga selalu menanyakan tindakan yang akan diberikan.
• Data Obyektif :
• • Orang tua tampak cemas
• • Ibu tampak takut saat melihat keadaan bayinya.
Tujuan:
Orang tua menegerti tentang perawatan, keluarga dapat ber- partisipasi meng- identifikasi
gejala-gejala untuk men- yampaikan pada tim kesehatan
Intervensi
Kaji pengetahuan keluarga tentang perawatan bayi ikterus
Berikan penjelasan tentang:
Penyebab ikterus, proses terapi, dan perawatanya.
Berikan penjelasan setiap akan melakukan tindakan .
Diskusikan tentang keadaan bayi dan program-program yang akan dilakukan selama di
rumah sakit
Ciptakan hubungan yang akrab dengan keluarga selama melakukan perawatan
Rasional
Memberikan bahan masukan bagi perawat sebelum me- lakukan pendidikan kesehat- an
kepada keluarga
Dengan mengerti penyebab ikterus, program terapi yang diberikan keluarga dapat
menerima segala tindakan yang diberikan kepada bayinya.
Informasi yang jelas sangat penting dalam membantu mengurangi kecemasan keluarga
Komunikasi secara terbuka dalam memecahkan satu per-masalahan dapat mengurangi
kecemasan keluarga.
Hubungan yang akrab dapat meningkatkan partisipasi keluarga dalam merawat bayi
ikterus
Daftar Pustaka :