You are on page 1of 39

Jumat, 01 Mei 2009

KARTU KREDIT
Seperti edisi bulan lalu bahwa kemudahan bank memberi kredit membuat hidup kita
menjadi lebih konsumtif jika kita tidak bijak dalam mempergunakan produk perbankan
yang satu ini, pada edisi kali ini kita akan membahas mengenai Kartu Kredit ataupun
Kredit Tanpa Agunan.

Kartu kredit sangat memudahkan kehidupan kita bila kita pergunakan sebagaimana
mestinya, kita tidak perlu repot keluar uang tunai untuk membeli seuatu yang kita
inginkan. Kartu kredit sangat aman dari tindak kejahatan dari pada kita membawa uang
tunai di dompet kita.

Misalkan bila terjadi kecopetan dompet kita hanya berisi kartu kredit maka tinggal telpon
bank penerbit atau call centre untuk memblokir kartu kredit kita, maka si pencopet tidak
akan bisa memakai kartu kredit tersebut.

Kita akan merasa nyaman menggunakan Kartu kredit atau KTA jika semua kewajiban
telah ditunaikan alias pembayaran rutin kita lakukan setiap bulan, jika kita mendapat
masalah keuangan yang serius sehingga kita tidak bisa melaksanakan kewajiban tersebut
maka kartu kredit yang kita miliki sangat memberatkan diri kita.

Kartu Kredit/KTA bermasalah bila pelunasan/pembayaran yang telah ditentukan tidak


dilaksanakan.

Ketika seorang nasabah tidak sanggup melaksanakan kewajibannya secara rutin untuk
membayar tagihan kartu kredit, maka pihak bank akan melakukan upaya untuk menagih
kepada nasabah dengan berbagai macam cara, yakn :

Menelpon nasabah secara berulang-ulang setiap harinya, baik ke rumah maupun ke


kantor bahkan pada hari libur sekalipun baik siang atau malam 24 jam penuh.
Tahap berikutnya menelpon pihak saudara terdekat nasabah yang tercantum di aplikasi
yang pernah kita serahkan kepada bank.
Tahap berikutnya mulai melakukan teror dengan mengirim debt collector ke rumah
maupun ke kantor. Maka sudah dipastikan kepanikan dan kekhawatiran yang ada dibenak
kita menjadi santapan sehari-hari kita.
Jika tagihan kartu kredit kita tertunggak selama 3 - 6 bulan biasanya bank akan
menggunakan jasa agen. Jasa agen ini ada yang dilakukan perorangan atau yang
dikoordinir melalui suatu badan hukum/usaha.
Kebanyakan perusahaan Kartu Kredit ( Debt collector ) memang memanfaatkan rasa
malu yang dimiliki nasabah (karena punya hutang), serta ketidaktahuan nasabah pada
hukum untuk berbuat di luar aturan atau melanggar hukum. Misalnya mengganggu
orang-orang di sekitar nasabah seperti keluarga, atau orang-orang di tempat kerja dengan
menteror dengan kata-kata kasar dan mengancam, bahkan dengan mendatangi tempat
kerja atau kediaman, juga mencegat di tempat-tempat umum.
Bisa saja kita terus menghindar dari kejaran debt collector, atau memberikan suap pada
debt collector yang menagihnya hingga akan datang lagi debt collector lain yang akan
minta anda suap juga tanpa ada batasan waktu. tetapi itu hanya sementara saja, karena
esensi sesungguhnya tidak terselesaikan. Nasabah tetap tidak bisa tidur nyenyak, was-
was, paranoid dan selalu ketakutan . sedangkan bunga dari tagihan kartu kredit itu sendiri
semakin membengkak (bunga berbunga) dan tetap perlu diselesaikan, sementara dana
sudah keluar banyak untuk menyuap.

Yang sangat Perlu diperhatikan

Pada Masa - masa teror

1. Jangan terbujuk untuk memberikan pembayaran cicilan pada debt collector karena
sebenarnya tugas colector hanya memberitahukan bahwa ada tagihan , sedangkan
pembayarannya sendiri di Bank yang bersangkutan atau ditempat pembayaran resmi
(kantor pos, ATM, Bank, Dll).

2. Jangan menjanjikan atau menanda tangani surat pernyataan yang ditimbulkan oleh
pihak bank maupun debt collector untuk memberikan jaminan barang, karena KK &
KTA tidak pernah dibuat dengan jaminan / dengan tanpa anggunan.

3. Jangan anda memberikan pembayaran cicilan pada debt collector juga, (bahkan sering
tanpa kuitansi), jadi keamanan pembayaran anda jadi sangat meragukan (uang bisa
hilang). anda sudah membayar tetapi datanya belum.

4. Bagan cicilan pembayaran utang yang dibuat debt collector adalah rekaan mereka
sendiri bukan dari bank yang bersangkutan. ini bisa dilihat dari tidak digunakannya kop
surat resmi bank penerbit kartu kredit

5. Bila ingin negosiasikan pembayaran dan menutup kartu sebaiknya datang sendiri
(jangan menggunakan telepon karena akan diabaikan) ke bank penerbit. Tetapi pihak
bank hanya akan memberikan scedule pembayaran cicilan baru dengan bunga yang baru.

Semoga ulasan ini bermanfaat bagi kita untuk menggunakan kartu kredit kita secara bijak
dan agar kita terhindar dari hutang yang berkepanjangan.

Diposkan oleh Teguh Kusdianto di 20:21 Teror Debt Collector HSBC


Saya Menjadi Nasabah Bank,berharap lepas dari jerat resiko rentenir dan kekerasan,
karena keramahan dan janji marketing layanan yang akan memberikan layanan
profesional.
Namun perjalanan waktu, harapan tinggal harapan.Layanan yang lebih profesional,
ramah tamah, bersahabat, tidak seperti penagih-penagih rentenir pasar dengan bergaya
jago pasar, ternyata meleset.

Menjadi nasabah HSBC, ketika sedang mengalami kesulitan, tak ada toleransi, ancaman
demi ancaman selalu menghantui, tak hanya mesin pengisap rente, yang akan
membungakan terus menerus hutang, namun juga kekerasan verbal-ancaman2 selalu
dilakukan oleh kolektor HSBC, bahkan seakan telah menjadi standar HSBC, meskipun
sudah dilakukan konfirmasi berulang-ulang ke pihak HSBC, namun HSBC tidak peduli.

Begitu pula ketika datang ke Kantor HSBC Menara Mulia Lt 18, untuk coba menjelaskan
kondisi kesulitan yang dialami nasabah. HSBC tetap tidak memberikan toleransi
ketidakberdayaan nasabah.

Nasabah ingin mengajukan penyelesaian hutang dengan cicilan lebih ringan,masa waktu
lebih panjang, meskipun tetap dikenakan bunga, namun komitmen menunaikan
kewajiban, diharapkan tidak menambah resiko bunga-berbunga pinjaman kartu kredit
maupun ‘ancaman-teror’ dari kolektor HSBC.

Namun HSBC tetap menuntut nasabah melunasi hutang-hutang, dengan resiko bunga
berbunganya. Kalau memang tidak bisa mengikuti ketentuan HSBC yang masih terasa
berat bagi nasabah ditengah kesulitan sat ini. ( Namun berdasarkan informasi lain, bila
melalui Debt Collector HSBC proses ini dapat dilakukan ? Tetapi kenapa dengan itikad
pribadi tidak ada kompromi ? Tak mungkin saya, tahan dengan kejaran debt collecot
HSBC terus menerus…)

Pengalaman buruk dengan HSBC yang kesekian kalinya,ternyata nasabah terjebak


‘Rentenir’ dan ’Preman’ modern dan yang dilegalkan.

Bank HSBC, bertaraf international, tidak peduli nasabah, hanya mengambil keuntungan.

Jeritan Nasabah Kartu Kredit HSBC 4544 9311 04xx xxxx

September 5, 2008 - Posted by malindokini | Kartu Kredit, Perbankan | Debt Collector,


HSBAC, Kartu Kredit, teror | 9 Comments

9 Comments »
Di luar itu semua, tentu saja kita harus mampu mengendalikan pengeluaran. Jangan
konsumtif. Perlu perhitungan yang matang sebelum menggesek kartu kredit, kecuali
dalam keadaan genting seperti biaya rumah sakit dsb..

Jangan niatkan berbuat curang, seperti para pengemplang blbi.. minus 10 memang lebih
kecil dari minus jutaan.. tapi sama” minus..
CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K
“Better team works could lead us to better results”
http://irwank. blogspot. com/

—————————-
Kepada siapapun yang sedang mengalami masalah dengan HSBC dan kartu kredit pada
umumnya…

HSBC memang terkenal seperti itu. Beda jauh dengan Citibank.

Sebagai informasi, nasabah itu dilindungi hukum dan undang-undang, serta pihak
kepolisian. Hukum dan UU digunakan untuk mengajukan pernyataan ketidakmampuan
membayar lewat pengacara khusus kartu kredit, dan kepolisian digunakan sebagai senjata
menghadapi para debt collector.

Dengan menggunakan pengacara khusus kartu kredit, HSBC dan PT debt collector-nya
akan sangat hati-hati dalam melakukan penagihan. Jika ada perbuatan tidak
menyenangkan, bahkan berupa verbal sekalipun, konsumen bisa menuntut HSBC lewat
pengacara tersebut.

Debt collector itu seperti anjing menggonggong saja. Memang tugasnya seperti itu.
Mereka punya protokol untuk tidak melakukan kekerasan fisik atau perampasan. Jika
mereka lakukan itu, mereka bisa kena pasal, PT-nya ditutup, dan bisa dituntut ratusan juta
rupiah. Kawan saya pernah ada yang pernah lakukan hal itu. Bahkan ia sengaja
memancing-mancing emosi debt collector tersebut, supaya bisa dituntut dan dapet duit.
Akhirnya kawan saya dipukul, lapor polisi, bikin BAP, hubungi pengacara, PT-nya debt
collector tersebut ditutup, dan kawan saya mendapatkan 170 juta rupiah bersih… dengan
modal sedikit bonyok tentunya, hehehe…

Selama kita benar-benar tidak mampu membayar, Dia yang Di Atas pasti melindungi
kita. Cuma, kita juga harus tahu hukum beserta celah dan pemanfaatannya. Konsumen
harus berdiri sama kuat dengan penerbit kartu kredit. Jika HSBC dibekingi oleh UU BI
dan debt collector, nasabah dibekingi oleh hukum dan kepolisian.

Jadi, jangan stress dulu. Hubungi pengacara khusus kartu kredit, dan ia nanti akan
menjelaskan secara detail cara menyelesaikan masalah ini. Jangan pernah mencoba
berdamai dengan HSBC tanpa didampingi pengacara, karena mereka gak akan peduli.
Lain halnya dengan Citibank. Saya pernah membuktikan bahwa Citibank masih jauh
lebih punya hati dan
penilaian baik kepada nasabah. HSBC sih gak ada apa-apanya.. .
Tanpa bermaksud menghina dan dengan segala rasa hormat, pelaporan kepada YLKI
hanya menambah mata rantai pemecahan masalah. Langsung saja kepada jalur hukum.
Selama kita menggunakan jalur hukum, kita GAK AKAN PERNAH bisa disalahkan.

Betul sekali, pengemplang BLBI aja bisa lolos, kenapa yang jelas2 gak mampu
membayar hutang skala kecil gak bisa dapet perlindungan hukum?

Semoga membantu.

Peter Febian

—————————–

jangan takut pak/bu lawan saja, perbank kan itu kahan rentenir yang di legalkan
pemerintah dan di lindungi undang-undang, sedangkah nasabah kerab berada pada posisi
yang lemah.gak perlu dibayar lagi pak/bu, karena sudah mengalami intimidasi dan
perbuatan yang tak menyenangkan. itikab baik bapak/ibu untuk melunasi utang tak
dihargai. untuk melawan mereka yang paling efektif yakni dengan menulis surat
pembaca.

yang ngempalang blbi aja tenang-tenang dan aman, masak hanya utang kecil-kecilan saja
takut. lawan.lawan. kayak saya

Robin Ong

——————————————

Salam,

Turut prihatin kepada bapak/ibu nasabah yang dijerat rentenir HSBC. Saya pernah
mengalami pengalaman tak mengenakan dengan CitiBank Visa, 8 tahun lalu. Ketika saya
pindah kerja dan dapat uang pesangon dari kantor lama, segera saya lunasi. Saya transfer,
saya kirim fax pernyataan berhenti saya sebagai nasabah. Saya bertekad hidup tanpa
kartu kredit dan syukurlah hidup saya lebih tenang.
Yang mengganjal, nama saya seperti diblack list oleh BI. Saat penghasilan membaik,
saya mencoba aplikasi di Carrefoure dan Giant, untuk jaga-jaga belanja dapur, tapi tidak
pernah diluluskan alias tak ada kabar berita. Saya merasa dirugikan sebenarnya, meski
tanpa kartu belanja juga baik-baik saja. Sampai sekarang pun saya masih trauma kartu
kredit.Tapi kalau nama saya di black list di BI, buat saya itu masalah lain lagi. Kemana
saya mengadu?

Wassalam,

Dimas.

——————————–
Masalah kartu kredit memang tak pernah ada habisnya.
Saya pribadi sempat terbelit bunga berbayar karena selalu membayar minimum payment.
Apalagi saat itu saya memiliki dua kartu kredit. Bagi saya pribadi sih, kartu kredit hanya
membuat miskin.
Tapi, alhamdulillah, satu kartu sudah saya selesaikan dan akhirnya saya tutup. Tak berapa
lama, menyusul kartu berikutnya. Hanya saja, kartu terakhir ini saya terpaksa mengikuti
program keringanan dengan membayar secara rutin dengan jumlah tertentu sampai
hutang lunas. Memang tetap ada bunga, tapi tidak jadi bunga berbunga. Inipun saya
melalui proses yang agak berbelit sebelum akhirnya disetujui. Jadinya, hutang saya
dilempar ke pihak kedua.

Mungkin bapak bisa mencoba cara seperti ini, tapi saya tidak tahu bagaimana
prosedurnya di HSBC. Cara lain, bapak juga bisa menyewa pengacara. Saya sendiri
sempat berniat melakukan hal ini, tapi saya batalkan karena beberapa hal. Yang pasti,
sekarang, saya cukup bahagia dengan uang seadanya dan tanpa kartu kredit.

Masalah blacklist BI, setahu saya hal itu hanya berlaku selama 1,5 tahun sejak masa
‘bermasalah’ hutang.

Salam hangat,

Ashar f anwar

Comment by malindokini | September 5, 2008 | Reply

liat penjelasan yg begitu panjang, sy jd takut n antipati sama yg namanya kartu kredit.saat
ini sy lg nunggu proses reelis kartu bni visa, jd takut nanti akan kena masalah yg
sama.ngomong2 teman sy ada yg punya krt kredit sampe 6 tp doi nyaman2 aja, mungkin
semua kenyamanan itu tergantung dari kita dan dari banknya itu sendiri. apa kita
termasuk orang yng taat membayar tagihan atw memang banknya yg baik??

Comment by kadal | September 12, 2008 | Reply


Tini
Salam kenal dari orang yang senasib

awing gelas
piring
1000000000000
0000000000
gelas piring
awing tini silvi
tito mas resa
solikin yayuk
mulyani bin
sariman wardi
Bapak/Ibu, saya juga sedang dalam kejaran debt Collector HSBC. Di satroni kerumah
setiap hari, mereka menyebarkan berita jumlah utang saya di HSBC ke tetangga tetangga
sekitar rumah. dan pada tanggal 22 september 2008 jam 10 pagi keluar ancamana akan
membunuh saya.
Mau melunasi pinjaman, gak ada jalan keluarnya ( dari HSBC gak ada ampunnya ), mau
kabur gak bisa. mau lapor ke siapa?
Minta bantuan pengacara, harus siapkan 10% dari total tagihan. Mau cicil ke HSBC,
besarnya angsurannya gileeeeee ….!!!!
Agus nunus tini
awing wardi
Tini awing
gelas piring
1000000000000
0000000000
gelas piring
awing tini silvi
tito mas resa
solikin yayuk
mulyani bin
sariman wardi
Sudah dicemarkan nama baik, di ancam mau dibunuh, diterror dengan kata kata jorok
( mungkin hanya orang orang gak beragama yang dapat berbuat seperti itu )
Mau minta bantuan polisi….. apakah akan selesai ??????
( pengacara aja minta uang )
TUHAN masih mendengarkah keluhan kami yang tertindas.
Siapa sih yang mau terlibat utang ?????
Bapak/Ibu kalau sudah ada solusi, tolong bantu bagi bagi cara penyelsaianya dong, kirim
via email saja.
Thanks ya.

Comment by Noza | September 24, 2008 | Reply

Noza,

Saya cukup prihatin dengan yang anda alami. Memang kelakuan debt collector sekarang,
caranya dengan meneror tetangga dan menyebarluaskan masalah hutang kita ke tetangga.

Saran saya, anda harus lebih galak dari mereka. Toh kita bukan hutang sama dia. Mereka
ini hanya kejar setoran. Kalau datang ke rumah minta KTP dan surat tugas resmi dari
bank (bukan surat tugas dari kantor debt collector). Kalau merfeka nekad, teriakin
maling, atau panggil satpam, atau panggil polisi.

Mereka tidak berhak menagih dengan cara-meneror. Apalagi kalau sudah mengganggu
lingkungan tetangga.
Masalah dengan tetangga, anda tidak usah malu-malu. Kita tidang hutang sama tetangga.
Hampir semua orang punya hutang. Jadi terus terang saja sama tetangga, tidak perlu malu
sama tetangga. Justru kalau kita malu dan merasa tertekan, itu berarti kita kalah sama
debt collector. Memang itu maunya para debt collector dengan meneror tetangga anda.
Kalau perlu buat surat kepada tetangga bahwa masalah hutang anda adalah
tanggungjawab anda sendiri. Tetangga tidak perlu resah dan tidak perlu tahu detil tentang
hutang kita.

Pokoknya lawan! Jangan pernah mengalah. BLBI yang nyangkut aja beberapa juta kali
lebih banyak dari hutang anda. Kalau anda muslim, anda bisa minta tolong kawan-kawan
anda di FBR atau FPI. Adu mereka dengan para debt collector yang rata-rata orang dari
suku tertentu itu. Hajar! Aatau kalau anda non muslim anda juga bisa konsultasi dengan
Yayasan Lembaga Konsumen, atau ke lembaga bantuan hukum. Banyak yang mau
membantu dengan memberikan konsultasi secara gratis.

Khusus kalau sudah mengganggu ketenangan lingkungan, anda bersama tetangga anda
bisa langsung lapor polisi.

Masalah hutangnya, memang sebaiknya kita selesaikan pelan-pelang sesuai dengan


kemampuan. Tapi untuk cara-cara penagihan yang mengancam, meneror dan
mencemarkan nama baik, anda boleh mengadukannya ke polisi.

Mudah-mudahan anda bisa atasi situasi sulit ini. Tidak usah stress, yang diperlukan
sedikit keberanian dan tidak usah malu-malu kalau tetangga tahu kita ada hutang dengan
bank.

Salam.

Rajasa88

Comment by Rajasa88 | September 25, 2008 | Reply

dia jual lo beli j\hajar aja debt collec ambon2…kagak ada nyalinya…bacok penggal aja
lehernya biar putus,jadiin aja tragedi ambon di jakarta,,,persis sama kejadian penjaga
lahan sama petugas pamong praja..mampus tuh ambon di tembak kepalanya…jgn pernah
takut..mreka tampang sangar ,,jago gertax..nyali tikus..braninya rame2….

Comment by jenky | December 1, 2008 | Reply

Tini awing
Noza..

gelas piring
1000000000000
0000000000
gelas piring
awing tini silvi
tito mas resa
solikin yayuk
mulyani bin
sariman wardi
Saya baru saja keluar dari kejaran debt collector nya Stanchard. Benar semua apa yang
dikatakan oleh teman-teman diatas, bahwa tidak usah takut apalagi stress berurusan
dengan debt collector. Kita tidak berhutang kepada mereka, tapi kepada Bank.

Kuncinya : jangan menghindar. Karena perbuatan mereka akan semakin merajalela


memalukan nama baik kita apabila kita semakin menghindar. Hadapi dengan tenang dan
katakan kenapa kita kesulitan membayar.

Saya jamin mereka gak akan datang ke rumah menteror kita apalagi sampai menyebarkan
hutang kita kepada tetangga, kalo kita berani berhadapan langsung dengan mereka (ini
kata DC sendiri loh). Gak usah takut ya, karena ternyata DC-DC itu ternyata cuma serem
di suaranya saja, ketika berhadapan langsung baru ketauan yang sebenarnya, tinggi badan
mereka gak lebih jauh dari saya yang cuma 150 cm ini..hehehe..

Dulu saya seperti Noza, karena terus-terusan menghindar, akhirnya mereka menteror saya
via telpon ke kantor (karena alamat penagihan ke kantor). Mereka hubungi bagian
keamanan gedung kantor saya, bagian HRD bahkan sampai atasan saya, berteriak-teriak
memberitahukan hutang saya kepada orang-orang di kantor.

Malu ?, yah malu buangettt .. Tapi ternyata ketika saya bercerita dengan jujur tentang
kesulitan keuangan saya kepada teman-teman dan atasan saya, mereka malah berbalik
marah kepada para DC itu. Akhirnya orang-orang kantor berbalik “melindungi” saya, jadi
ketika DC datang menggebrak dan meneror ke kantor langsung dihadapi dan diancam
balik oleh para satpam kantor. Begitu juga ketika mereka menelepon ke kantor, dengan
bantuan resepsionis kantor, telpon dari mereka hanya digantung begitu saja terus
menerus.

Akhirnya para DC itu cuma bertahan 1 minggu menteror saya di kantor. Pada hari ke-9,
datanglah seorang DC yang terlihat intelek dan cukup baik kata-katanya ke kantor.
Karena dia datang baik-baik, saya temui dia ditemani oleh para satpam kantor. Ternyata
DC ini adalah utusan terakhir mereka, ketika saya menceritakan kesulitan saya, DC ini
dengan baik-baik menawarkan kepada saya berbagai program keringanan pembayaran
hutang kepada saya.
Singkat cerita saya datang ke Stanchard di Gatsu, dan langsung me-rescehedule hutang
saya dengan cicilan yang sangat ringan. Walaupun memang masih berbunga setidaknya
saya tidak berat untuk membayarnya.
Jadi Noza, kamu gak usah takut ya. Ceritakan saja apa adanya kepada orang-orang
disekitar kamu. Yakin deh mereka akan berbalik mendukung kamu. Dan kalau para target
DC untuk memalukan nama bik kamu ini sudah berbalik melawan DC, maka para DC itu
akan mengubah strategi nya dan menjadi bosan sendiri meneror kita..

Good luck ya

Comment by ibu-ibu | February 7, 2009 | Reply

Saya pun mengalami hal yang sama dengan Ha eS Be Ce. Tapi saya memilih
menghindar. Artinya tidak pernah mengangkat telepon dari mereka. Sayangnya, mereka
malah meneror orang-orang yang terdaftar dalam kontrak kartu kredit saya.

Sebenarnya celah hukum apa yang bisa kita gunakan melawan Ha eS Be Ce di Indonesia?
Silvii dias titok
havid haris sariman
tini awing sariman
wardi
100000000000000
000000000000000
00000000000000
gelas piring kotor
mereka makan
tidur minum
Karena seorang saudara di USA, dia punya 20 kartu kredit macet. Dia cukup menyewa
pengacara $250, kemudian maju ke pengadilan. Pengadilan menyatakan bahwa dia tidak
mampu membayar kartu kredit. Akhirnya, hutang itupun terhapus semua.

Mohon masukan dari saudara-saudara yang paham soal hukum perbankan.

Comment by MFH | February 23, 2009 | Reply

saya sedang mengalami permasalahan yang hampir sama, tapi bukan dengan HSBC
melainkan dengan citibank, dan menemui banyak kejanggalan.

sebenarnya masalah ini saya alami di tahun 2002-2003, ketika itu karena saya beberapa
kali terlambat membayar, maka kartu saya di blokir & ditutup oleh citibank, lalu
dikatakan (dalam surat yg sama), bahwa tagihan dialihkan ke pihak lain (nama PT nya
saya lupa). saya juga diminta menghubungi no telp yang tercantum dalam surat tsb.
menuruti isi surat tsb, saya membuat kesepakatan dg debt collector utk membayar cicilan
sebesar min 1 juta/bulan, dan akan diambil oleh mereka, sebab katanya karena kartu saya
sudah diblokir & ditutup, maka saya tidak bisa bayar lewat bank.

setiap bulan mereka datang & mengambil cicilan (saya titipkan ke pembantu, karena saya
kerja) & ada tanda terima. ini berlangsung hingga akhir th 2005 dimana ketika itu
dikatakan sisa hutang saya tinggal hampir 7,5 juta. karena kebetulan ada rezeki, maka
saya pun melunasinya. diberikan juga tanda terima. setelah itu, tidak pernah ada lagi debt
collector yang datang ke rumah.

setahun telah berlalu, saya pindah rumah. semua bukti pembayaran tidak saya simpan
lagi, karena saya pikir masalah sudah selesai. namun sekitar 2 minggu yg lalu tiba2 ada
orang yg datang ke rumah saya, mengaku dari PT Spade Putralim, dan mengatakan
bahwa saya mempunyai tunggakan di citibank sebesar 32 juta lebih!!! Astaghfirullah…
saya benar2 kaget, kenapa bisa terjadi seperti ini.

pada saat orang tsb datang, saya sedang di luar kota, mreka meninggalkan secarik kertas
yang meminta saya segera datang/menghubungi mereka di nomor2 yang tertera dalam
kertas tsb. disitu juga dituliskan (dengan tulisan tangan), nomor2 kartu kredit saya &
besar tunggakan masing2 kartu.

yang mengherankan saya, terakhir kali saya hanya mempunyai 1 kartu kredit visa emas
dari citibank, yang merupakan upgrade dari visa reguler, sedangkan yang mastercard
sudah lama saya tutup. mengapa masing2 kartu bisa keluar tagihannya lagi?
sang debt collector menghubungi saya via sms, meminta saya datang ke kantor mereka.
namun sya menolak, sebelum mereka bisa memberi saya rincian tagihan pemakaian dan
pembayaran yang sudah saya lakukan selama 3th. saya minta rincian itu harus
dikeluarkan oleh citibank. tapi mereka tidak menanggapi, dan tetap ngotot agar saya
menemui mereka. waktu saya tetap berkeras meminta mereka mengirimkan rincian yang
saya minta, mereka marah2, mengatakan bahwa saya mempersulit mereka karena minta
bukti ini-itu.
ketika saya tanyakan kemana cicilan yang sudah saya bayarkan, mereka bilang tidak
pernah ada. bahkan mereka bilang masih ada pemakaian kartu di th 2005.
sungguh mustahil kan? mengingat kartu saya sudah diblokir & ditutup jauh sebelumnya.

saya bingung harus berbuat apa dan mengadu ke mana. salah seorang teman yang
memang biasa bergaul dengan tentara & polisi, mengatakan bahwa sebaiknya saya
melaporkan ke polisi. karena ini sudah ada unsur penipuan dan pemerasan. teman yang
lain menyarankan saya menghubungi citibank & meminta keringanan. dia juga bilang,
bahwa sebenarnya bank sama sekali tidak dirugikan oleh tunggakan nasabahnya, sebab
mereka sudah di-cover oleh asuransi.

yang mengherankan saya, kalau memang saya masih mempunyai tunggakan, kenapa
selama th 2005-2006 tidak pernah ada tagihan dari citibank/debt collectornya? kenapa
baru sekarang, setelah lebih dari 3 th berlalu?

ada yang bisa bantu saya dan memberikan saran yang terbaik? terima kasih

Comment by shiera | March 20, 2009 | Reply

Dengan hormat,
Saya ingin menayakan apakah bisa dibantu saya dalam menghadapi masalah ini:
Kronoligis:Beberapa hari belakangan ini saya mendapat telpon dari colector yang
mengaku dari Danamon bernama S, katanya saya ada tunggakan di sana sejak tahun
2002..Sementara saya sendiri tidak kagi mengingatnya. Saya katakan ke colectornya
kalau saya memang saat ini ada kartu Instakas tetapi baru dan tidak ada masalah, saya
jelaskan ke mereka kalau akan saya tanyakan ke bagian Instakas apakah ada masalah.
Kemudian saya menghubungi officer yang menghandle instakas saya, dan mereka
katakan Clean, tidak bermasalah. Tetapi S memaksa saya menerima telponnya dan
meladeni ocehannya, sampai akhirnya saya bilang dengan keras bahwa saya akan
menghubungi setelah dapat kepastian dari officer Instakas yang saya kenal karena saya
tidak kenal anda. Tidak dihiraukan dan dia terus menteror dan miss call beberapa kali.
Bahkan dia mendapat data instakas saya dari seseorang namun saya tanyakan siapa
officer instakas yang memberikan dia tidak mau menyebutkan. Saya jadi kawatir kalau S
itu melakukan fraud atau sesuatu yang melanggar account saya. Kemudian saya
menelepon dan meminta officer instakas yang menghandle account saya untuk membantu
melacak apakah ada tagihan lain diluar dari instakas saya, dimana fix & fast bermasalah
sejak beberapa tahun lalu, dan saya katakan tolong di update ke saya dan kita bicarakan
penyelesaiannya kalau memang ada tetapi saya juga minta bukti tertulis dari bank
setidaknya statement dari Fix and Fast yang bermasalah tsb. Petugas instakas mengatakan
akan membantu, tetapi sore harinya saya mendapat telpon dari seseorang yang mengaku
colector dari Fix and Fast. Orang tersebut bernama An, kami awalnya berbicara baik baik
dimana saya katakan kalau memang ada tunggakan bisakah saya minta histori dari semua
pemakaian dan pembayaran saya. Dia katakan tunggakan saya sekarang 7.5 juta
something..dan kalu mau statement saya diharuskan bayar 50ribu per bulan dimana
statement tersebut sejak tahun 2002. Saya katakan kalau memang benar saya yang salah
saya bayar tunggakan tersebut, tetapi saya butuh clarifikasi dimana bank seharusnya bisa
memberikan statement sebagai dokumen untuk sama sama dipelajari. Saya jelaskan
karena saya pindah ke luar negeri tahun 2004 maka saya tidak memonitor statement2
saya dirumah ortu saya, tetapi seingat saya saya melakukan transfer via luar negeri tsb,
bagaimanapun kalau memang saya ada tunggakan dan harus saya selesaikan saya akan
bayar tetapi beri saya statement gratis jangan bayar, karena kalau bayar saya berarti harus
bayar beberapa juta lagi, bayangkan 12 bulan kali tahun 2002-2009 kali 50 ribu.
Sementara yang saya inginkan adalah klarifikasi dan penyelesaian masalah dan darimana
jumlah 7.5 juta tersebut berasal. Tetapi Pak A tersebut terus kekeh bahwa saya harus
bayar statement tersebut baru dia akan sediakan. Dia terus ngotot dan saya juga katakan
keberatan, juga saya sampaikan saya juga keberatan dengan teror teror yang di lakukan S
rekannya sehubungan dengan teror yang ternyata sering mereka lakukan ke keluarga
saya. Kalau Pak A terus maksa saya membayar semua dan juga statement yang saya
minta maka lebih baik saya adukan kasus ini via jalur hukum. Dia malah menantang.
Saya katakan okelah kalau memang harus diproses demikian.

Tidak lama kemudian telpon masuk dari nomor sama dan saya terima, ternyata kali ini
Pak S yang pernah menelepon saya beberapa waktu lalu dan juga menteror ibu bapak
kakak dan saudara2 saya..saya baru tahu dari mereka belakangan ini. Saya katakan ke
Pak S, sudah ada pembicaraan dengan Pak A, saya tanya siapa pak A itu, Pak S jawab
atasannya..saya katakan, baik, masalahnya kita sepakat via lawyer jadi Pak S tidak perlu
menteror saya dan keluarga saya, tetapi di terus bicara dengan keras dan menantang saya.
Saya katakan silahkan berbicara kasar dan saya akan pakai ini untuk laporan ke polisi
diluar urusan saya dengan danamon. Dia tidak berhenti terus menerus menelepon. Nah,
bisakah ada yg membantu untuk saya menghadapi mereka. Saya tidak bermaksud
melakukan pemutihan kalau memang ada autstanding sebesar 7.5juta tadi, tetapi yang
saya butuhkan adalah bukti dari Danamon bahwa memang ada

saya dan harus saya bayar dan selesai setelah itu, jika memang saya salah dan harus
membayar. Bukan sekedar penaggihan via telepon karena mengingat : Kalau ada Fix and
Fast memang sudah lama sekali dari tahun 2002 dan saya bermukim diluar negeri setelah
2004 kemudian kembali ke Indonesia 2008 tetapi tidak tinggal di rumah ortu saya dimana
menjadi alamat Fix and Fast tersebut sekembalinya saya di tanah air.
Saya ingin mehadapi mereka via jalur hukum yang benar juga memproses kekerasan
verbal yang mereka lakukan terhadap saya dan keluarga saya.Juga keberatan saya
terhadap danamon instakas yang mebocorkan urusan Instakas kepada pihak ke tiga
dimana data no telponnya menggunakan data tinggal saya yang berbeda dan perbedaan
ini bukan disengaja karena memang saya beda alamat ketika kembali ke jakarta. Saya
dengar dari seorang teman, Lawyer bisa membantu membuat suatu Somasi. Apakah hal
ini bisa dibantu? Juga berapa biaya yang kira2 harus saya bayar? mengingat jumlah
kewajiban hanya 7.5 juta. Kalau masalah pengaduan ke polisi saya akan gunakan surat
somasi tersebut juga jika perlu, walaupun ada relatif saya yang bisa membantu dari pihak
kepolisian.

Comment by ABC | April 14, 2009 | Reply

Leave a comment
Click here to cancel reply.
Name (required)

E-mail(required - will not be published)

Website
Notify me of follow-up comments via email.

Notify me of new posts via email.

« Previous | Next »
SRRI Suara Rakyat Republik Indonesia (SRRI), adalah blog yang diharapkan menjadi
media bagi seluruh rakyat Republik Indonesia untuk menyampaikan pendapat,
pandangan, atau keluhan mengenai pelbagai hal; politik. ekonomi, sosial, budaya, agama,
dan juga layanan umum. Pendeknya, blog ini akan menjadi semacam rubrik ’suara
pembaca’, yang menampung segala macam keluh-kesah, protes, dan pemikiran. Blog ini
juga akan menyediakan ruang bagi diskusi untuk mencari jalan keluar, dan terutama juga
menyediakan kesempatan yang sama bagi pihak-pihak yang terkait untuk menggunakan
hak jawabnya.

Beberapa suara rakyat juga akan dikutip dari media cetak dan elektronik yang sudah
diterbitkan dengan menyebutkan sumbernya, sepanjang itu memang menyangkut hajat
hidup orang banyak. Public services adalah salah satu sajian utama blog ini.
Solikin widi
dias yanti
sariman
dikucilkan
1000000000000
0000000000000
0000 gelas
piring kotor
Suara Rakyat, konon, adalah Suara Tuhan. Mudah-mudahan bermanfaat.

Salam.

MetaLog in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com
TerkiniTaxiku Tidak Bertanggungjawab
Pemilik Rumah Makan Di Pekanbaru Mengeluh
First Media tidak profesional
Batavia Air: molor 10 jam, kompensasi sebungkus mi
T-Cash Telkomsel bermasalah
Speedy yang ‘lemot’
Teror Debt Collector HSBC
Indonesia, republik dengan 742 bahasa.
Salendra: “Saya ditipu PJTKI”
Trans TV tidak fair
Surat Rizal Mallarangeng
KategoriIndonesiana

Internet
Kartu Kredit
Layanan Umum
Media
Penerbangan
Perbankan
Perburuhan
Politik
Sosial
Transportasi
Pendapat Rakyat ABC on Teror Debt Collector HSBC
shiera on Teror Debt Collector HSBC

MFH on Teror Debt Collector HSBC


ibu-ibu on Teror Debt Collector HSBC
konsumen ngamuk juga on Speedy yang ‘lemot…
konsumen ngamuk on Speedy yang ‘lemot…
Herdoni Wahyono on Indonesia, republik dengan 742…
jenky on Teror Debt Collector HSBC
gendeng.org on T-Cash Telkomsel bermasal…
Rajasa88 on Teror Debt Collector HSBC
Noza on Teror Debt Collector HSBC
kadal on Teror Debt Collector HSBC
ivy on T-Cash Telkomsel bermasal…
andreas on Surat Rizal Mallarangeng
malindokini on Batavia Air: molor 10 jam, kom…

Search for:
KalenderSeptember 2008 M T W T F S S
« Aug
1234567
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28
29 30

Arsip Select Month September 2008 August 2008

BlogrollAbdurrachman Wahid
Blogombal
Blogspot.com
Didik Budiarto Weblog
DidikBudiarto.com
Ed Zoelverdi
Malindo Kini
Perspektif Online
Presiden SBY Solusi Terbaik Penyelesaian Masalah Kartu Kredit dan Kredit Tanpa Agunan
Legal & Tidak Melanggar Hukum

Kronologis

Kemudahan kita dan janji dan promosi dari marketing Bank penerbit untuk mendapatkan Kartu
kredit membuat kita jadi ingin memilikinya.

Segala kemudahan dijanjikan dan dilakukan agar kita tertarik dan bisa mendapatkan kartu kredit
Pihak penerbit tetap mengeluarkan kartu kredit walaupun tahu ada sebagian nasabahnya yang
penghasilannya sebenarnya belum layak dan akan menimbulkan kredit bermasalah dikemudian
hari.

Akhirnya kita memiliki kartu kredit dan siap menggunakannya.

Masalah

Ketika kita tidak sanggup melunasi kembali tagihan kartu kredit, maka pihak bank akan mulai
melakukan teror by terornya, maka sudah dapat dipastikan kepanikan dan kekhawatiran akan
menjadi santapan anda hari demi hari.

Adapun Teror-teror yang dilakukan oleh pihak bank biasanya ada 2 cara, yaitu teror yang dilakukan
melalui telepon yang setiap saat akan menghubungi anda tanpa mengenal waktu atau teror melalui
"delivery" yakni karyawan bank bagian collection mendatangi alamat anda untuk mengambil uang
tagihan yang seharusnya anda bayar.

Tetapi Jika tagihan kartu kredit anda tertunggak selama 3 - 6 bulan biasanya bank akan
menggunakan jasa agen. Jasa agen ini ada yang dilakukan perorangan atau yang dikoordinir
melalui suatu badan usaha. namun tidak jarang agen (debt collector) tersebut malah mengabaikan
aturan-aturan hukum yang berlaku.

Kebanyakan perusahaan Kartu Kredit ( Debt Colector ) memang memanfaatkan rasa malu yang
dimiliki nasabah (karena punya hutang), serta ketidaktahuan nasabah pada hukum untuk berbuat di
luar aturan atau melanggar hukum. Misalnya mengganggu orang-orang di sekitar nasabah seperti
keluarga, atau orang-orang di tempat kerja dengan menteror dengan kata-kata kasar dan
mengancam, bahkan dengan mendatangi tempat kerja atau kediaman, juga mencegat di tempat-
tempat umum.

Bisa saja nasabah terus menghindar dari kejaran debt collector, atau memberikan suap pada debt
collector yang menagihnya hingga akan datang lagi debt colector lain yang akan minta anda suap
juga tanpa ada batasan waktu. tetapi itu hanya sementara saja, karena esensi sesungguhnya tidak
terselesaikan. Nasabah tetap tidak bisa tidur nyenyak, was-was, paranoid dan selalu ketakutan .
sedangkan bunga dari tagihan kartu kredit itu sendiri semakin membengkak (bunga berbunga) dan
tetap perlu diselesaikan, sementara dana sudah keluar banyak untuk menyuap.

Masa - masa teror

sangat Perlu diperhatikan !!!

1. Jangan terbujuk untuk memberikan pembayaran cicilan pada debt colector karena sebenarnya
tugas colector hanya memberitahukan bahwa ada tagihan , sedangkan pembayarannya sendiri di
Bank yang bersangkutan atau ditempat pembayaran resmi (kantor pos, ATM, Bank, Dll).

2. Jangan menjanjikan untuk memberikan jaminan barang, karena KK & KTA adalah tanpa agunan

3. Bila anda memberikan pembayaran cicilan pada debt colector juga, pasti kwitansinya bukan
berlogo Bank (bahkan sering tanpa kuitansi), jadi keamanan pembayaran anda jadi sangat
meragukan (uang bisa hilang). anda sudah membayar tetapi datanya belum.

4. Bagan cicilan pembayaran utang yang dibuat debt colector adalah rekaan mereka sendiri bukan
dari bank yang bersangkutan. ini bisa dilihat dari tidak digunakannya kop surat resmi bank penerbit
kartu kredit

5. Bila ingin negosiasikan pembayaran dan menutup kartu sebaiknya datang sendiri (jangan
menggunakan telepon karena akan diabaikan) ke bank penerbit. Tetapi pihak bank hanya akan
memberikan scedule pembayaran cicilan baru dengan bunga yang baru.
Lembaga mediasi

Bagi anda yang saat ini pusing dengan masalah tagihan kartu kredit, capek ditagih-tagih plus
dengan teror debt colector saat ini Bank Indonesia telah menyediakan fasilitas lembaga mediasi
perbankan.

Lembaga Mediasi Perbankan ini telah disosialisasikan melalui Peraturan Bank Indonesia No.
8/5/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 8/14/DPNP tanggal 1
Juni 2006 sehingga dengan demikian Bank Indonesia telah menjalankan fungsi mediasi perbankan
sebagai sarana yang sederhana, murah, dan cepat dalam hal penyelesaian pengaduan nasabah oleh
Bank belum dapat memuaskan nasabah dan menimbulkan sengketa antara nasabah dengan bank.
Pengajuan penyelesaian sengketa dimaksud dapat disampaikan kepada Bank Indonesia oleh
Nasabah atau Perwakilan Nasabah dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Sengketa yang dapat diajukan adalah sengketa keperdataan yang timbul dari transaksi
keuangan.
2. Sengketa yang dapat diajukan adalah sengketa yang timbul dari hasil penyelesaian pengaduan
Nasabah yang telah dilakukan oleh Bank.
3. Nasabah tidak dapat mengajukan tuntutan finansial yang diakibatkan oleh kerugian immaterial.
Yang dimaksud kerugian immaterial antara lain adalah kerugian karena pencemaran nama baik dan
perbuatan tidak menyenangkan.
4. Nilai tuntutan finansial diajukan dalam mata uang rupiah dengan jumlah maksimal adalah Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Jumlah tersebut dapat berupa kumulatif dari kerugian
finansial yang telah terjadi pada Nasabah, potensi kerugian karena penundaan atau tidak dapat
dilaksanakannya transaksi keuangan Nasabah dengan pihak lain, dan atau biaya-biaya yang telah
dikeluarkan Nasabah untuk mendapatkan penyelesaiannya Sengketa.
5. Batas waktu pengajuan adalah paling lambat 60 (enampuluh) hari kerja, yang dihitung sejak
tanggal surat hasil penyelesaian pengaduan Nasabah dari Bank
6. Nasabah mengajukan penyelesaian sengketa kepada lembaga Mediasi perbankan secara tertulis
dengan menggunakan formulir terlampir atau dibuat sendiri oleh Nasabah dan dilengkapi dokumen
pendukung antara lain:
1. Foto copy surat hasil penyelesaian pengaduan yang diberikan Bank kepada Nasabah.
2. Foto copy bukti identitas Nasabah yang masih berlaku.
3. Surat penyataan yang ditandatangani di atas meterai yang cukup bahwa Sengketa yang diajukan
tidak sedang dalam proses atau telah mendapatkan keputusan dari lembaga arbitrase, peradilan,
atau lembaga Mediasi lainnya dan belum pernah diproses dalam Mediasi perbankan yang difasilitasi
oleh Bank Indonesia.
4. Foto copy dokumen pendukung yang terkait dengan Sengketa yang diajukan
5. Foto copy surat kuasa, dalam hal pengajuan penyelesaian Sengketa dikuasakan.
7. Formulir yang telah diisi dan dilengkapi dokumen pendukung disampaikan kepada :

Bank Indonesia
Direktorat Investigasi dan Mediasi Perbankan
Menara Radius Prawiro lantai 19
Jalan MH Thamrin No. 2
Jakarta 10110

Anda Bisa bernegosiasi sendiri dengan pihak Bank. tetapi yang anda dapatkan hanya penghentian
bunga tagihan dengan tetap membayar seluruh tagihan terakhir dengan dicicil tanpa batas waktu
(hingga lunas) dengan bunga cicilan yang baru , bila telat bayar cicilan pelunasan.....kembali akan
ada teror.
Solusi Penyelesaian

Kamilah satu lembaga yang memediasi dan mengadvokasi agar bisa menjembatani penyelesaian
masalah kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA)

Kami akan memberikan penjelasan pada nasabah yang bermasalah mengenai apa dan sebenarnya
kartu kredit dan atau apa dan sebenarnya hak dan kewajiban nasabah yang selama ini
disembunyikan atau dikebiri oleh pihak bank penerbit kartu kredit.

Kami menyelesaikan permasalahan anda dengan pihak bank dengan cara: Mengatur skedul cicilan
yang anda sanggupi, atau meminta discount dari jumlah pembayaran hingga batas maksimal, atau
tidak membayar sama sekali tagihan kartu kredit macet anda.

Karena kami akan membantu, maka kami tidak membatasi besaran kredit yang ditagih pihak Bank.
( Rp 1juta pun kami urus )

Nasabah hanya cukup membayar 15 % saja dari jumlah tagihan terakhir dari pihak Bank tanpa ada
biaya apapun lagi.

Konsultasi tidak dipungut biaya (gratis)

Jadi Advokasi ini Legal dan tidak melanggar aturan apapun !!!!

Hubungi : Keiza : 08176501576


Aldy : (021) 99071006
Nikky : (021) 99737732
Braveinheaven
27-11-2008, 02:20 PM
Solusi Terbaik Penyelesaian Masalah Kartu Kredit dan Kredit Tanpa Agunan

Legal & Tidak Melanggar Hukum

Kronologis

Kemudahan kita dan janji dan promosi dari marketing Bank penerbit untuk mendapatkan Kartu
kredit membuat kita jadi ingin memilikinya.

Segala kemudahan dijanjikan dan dilakukan agar kita tertarik dan bisa mendapatkan kartu kredit

Pihak penerbit tetap mengeluarkan kartu kredit walaupun tahu ada sebagian nasabahnya yang
penghasilannya sebenarnya belum layak dan akan menimbulkan kredit bermasalah dikemudian
hari.

Akhirnya kita memiliki kartu kredit dan siap menggunakannya.

Masalah

Ketika kita tidak sanggup melunasi kembali tagihan kartu kredit, maka pihak bank akan mulai
melakukan teror by terornya, maka sudah dapat dipastikan kepanikan dan kekhawatiran akan
menjadi santapan anda hari demi hari.

Adapun Teror-teror yang dilakukan oleh pihak bank biasanya ada 2 cara, yaitu teror yang dilakukan
melalui telepon yang setiap saat akan menghubungi anda tanpa mengenal waktu atau teror melalui
"delivery" yakni karyawan bank bagian collection mendatangi alamat anda untuk mengambil uang
tagihan yang seharusnya anda bayar.

Tetapi Jika tagihan kartu kredit anda tertunggak selama 3 - 6 bulan biasanya bank akan
menggunakan jasa agen. Jasa agen ini ada yang dilakukan perorangan atau yang dikoordinir
melalui suatu badan usaha. namun tidak jarang agen (debt collector) tersebut malah mengabaikan
aturan-aturan hukum yang berlaku.

Kebanyakan perusahaan Kartu Kredit ( Debt Colector ) memang memanfaatkan rasa malu yang
dimiliki nasabah (karena punya hutang), serta ketidaktahuan nasabah pada hukum untuk berbuat di
luar aturan atau melanggar hukum. Misalnya mengganggu orang-orang di sekitar nasabah seperti
keluarga, atau orang-orang di tempat kerja dengan menteror dengan kata-kata kasar dan
mengancam, bahkan dengan mendatangi tempat kerja atau kediaman, juga mencegat di tempat-
tempat umum.

Bisa saja nasabah terus menghindar dari kejaran debt collector, atau memberikan suap pada debt
collector yang menagihnya hingga akan datang lagi debt colector lain yang akan minta anda suap
juga tanpa ada batasan waktu. tetapi itu hanya sementara saja, karena esensi sesungguhnya tidak
terselesaikan. Nasabah tetap tidak bisa tidur nyenyak, was-was, paranoid dan selalu ketakutan .
sedangkan bunga dari tagihan kartu kredit itu sendiri semakin membengkak (bunga berbunga) dan
tetap perlu diselesaikan, sementara dana sudah keluar banyak untuk menyuap.

Masa - masa teror

sangat Perlu diperhatikan !!!

1. Jangan terbujuk untuk memberikan pembayaran cicilan pada debt colector karena sebenarnya
tugas colector hanya memberitahukan bahwa ada tagihan , sedangkan pembayarannya sendiri di
Bank yang bersangkutan atau ditempat pembayaran resmi (kantor pos, ATM, Bank, Dll).

2. Jangan menjanjikan untuk memberikan jaminan barang, karena KK & KTA adalah tanpa agunan

3. Bila anda memberikan pembayaran cicilan pada debt colector juga, pasti kwitansinya bukan
berlogo Bank (bahkan sering tanpa kuitansi), jadi keamanan pembayaran anda jadi sangat
meragukan (uang bisa hilang). anda sudah membayar tetapi datanya belum.

4. Bagan cicilan pembayaran utang yang dibuat debt colector adalah rekaan mereka sendiri bukan
dari bank yang bersangkutan. ini bisa dilihat dari tidak digunakannya kop surat resmi bank penerbit
kartu kredit

5. Bila ingin negosiasikan pembayaran dan menutup kartu sebaiknya datang sendiri (jangan
menggunakan telepon karena akan diabaikan) ke bank penerbit. Tetapi pihak bank hanya akan
memberikan scedule pembayaran cicilan baru dengan bunga yang baru.

Lembaga mediasi

Bagi anda yang saat ini pusing dengan masalah tagihan kartu kredit, capek ditagih-tagih plus
dengan teror debt colector saat ini Bank Indonesia telah menyediakan fasilitas lembaga mediasi
perbankan.

Lembaga Mediasi Perbankan ini telah disosialisasikan melalui Peraturan Bank Indonesia No.
8/5/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 8/14/DPNP tanggal 1
Juni 2006 sehingga dengan demikian Bank Indonesia telah menjalankan fungsi mediasi perbankan
sebagai sarana yang sederhana, murah, dan cepat dalam hal penyelesaian pengaduan nasabah oleh
Bank belum dapat memuaskan nasabah dan menimbulkan sengketa antara nasabah dengan bank.
Pengajuan penyelesaian sengketa dimaksud dapat disampaikan kepada Bank Indonesia oleh
Nasabah atau Perwakilan Nasabah dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Sengketa yang dapat diajukan adalah sengketa keperdataan yang timbul dari transaksi
keuangan.
2. Sengketa yang dapat diajukan adalah sengketa yang timbul dari hasil penyelesaian pengaduan
Nasabah yang telah dilakukan oleh Bank.
3. Nasabah tidak dapat mengajukan tuntutan finansial yang diakibatkan oleh kerugian immaterial.
Yang dimaksud kerugian immaterial antara lain adalah kerugian karena pencemaran nama baik dan
perbuatan tidak menyenangkan.
4. Nilai tuntutan finansial diajukan dalam mata uang rupiah dengan jumlah maksimal adalah Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Jumlah tersebut dapat berupa kumulatif dari kerugian
finansial yang telah terjadi pada Nasabah, potensi kerugian karena penundaan atau tidak dapat
dilaksanakannya transaksi keuangan Nasabah dengan pihak lain, dan atau biaya-biaya yang telah
dikeluarkan Nasabah untuk mendapatkan penyelesaiannya Sengketa.
5. Batas waktu pengajuan adalah paling lambat 60 (enampuluh) hari kerja, yang dihitung sejak
tanggal surat hasil penyelesaian pengaduan Nasabah dari Bank
6. Nasabah mengajukan penyelesaian sengketa kepada lembaga Mediasi perbankan secara tertulis
dengan menggunakan formulir terlampir atau dibuat sendiri oleh Nasabah dan dilengkapi dokumen
pendukung antara lain:
1. Foto copy surat hasil penyelesaian pengaduan yang diberikan Bank kepada Nasabah.
2. Foto copy bukti identitas Nasabah yang masih berlaku.

WordPress.com
WordPress.org
Tagsbahasa Batavia Air Debt Collector First Media HSBAC Kartu Kredit Malaysia
pemilu2009 Penerbangan PJTKI Politik Ramadan T-Cash Telkomsel Taxiku telkomnet
speedy Telkomsel tenaga kerja teror trans tv

You might also like