You are on page 1of 8

Teori Karburator Sepeda Motor

Oleh: Heru Herlambang


MXRider Community, Knowledge Development Dept

Konstruksi karburator sepeda motor terlihat lebih complex, namun dengan sedikit teori, anda
dapat mengatur/menyetel motor anda untuk mendapatkan kecepatan maksimum. Semua tipe
karburator bekerja dibawah prinsip dasar tekanan atmosfeer. Tekanan atmosfer adalah
sebuah gaya yg besar dimana gaya tersebut menggunakan tekanan terhadap sesuatu. Ada
perbedaan yg tipis antara tekanan biasa dengan tekanan atmosfer namun secara umum bisa di
katakan nilainya 15 pounds per square inch(PSI). Dengan berbedanya tekanan atmosfer di
dalam mesin dan karburator, kita dapat merubah tekanan dan membuat bahan bakar serta
udara mengalir kedalamnya.

Tekanan atmosfer akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yg lebih rendah.
Sebagaimana yg terjadi pada piston di motor 2 tak yang bergerak naik (atau piston yg
bergerak turun pada mesin 4 tak), sebuah tekanan yang lebih rendah terbentuk dalam
crankcase (ruang bakar mesin) atau diatas kepala piston dalam motor 4 tak. Tekanan renda ini
juga menyebabkan sebuah tekanan yang rendah di dalam karburator. Selama tekanan diluar
mesin dan karburator lebih tinggi. Maka udara akan segera masuk/tertekan kedalam
karburator dan mesin hingga tekanan didalamnya seimbang. Pergerakan udara melalui
karburator akan mengangkat bahan bakar dan campurannya dengan udara dalam hal ini
terjadi pengabutan.

Didalam karburator ada yg namanya venturi, gambar 1. venturi adalah pembatas didalam
karburator yang bekerja menekan aliran udara agar bergerak cepat masuk kedalam ruang
bakar. Sebuah muara sungai yang tiba-tiba menyempit dapat di gunakan sebagai ilustrasi
tentang apa yang terjadi di dalam karburator. Air sungai yang mengalir deras hingga
mendekati tepi muara yang sempit dan akan semakin cepat jika lebar sungai semakin
menyempit. Hal yang sama seperti itulah yang terjadi di dalam karburator. Aliran udara yg
mengalir deras akan menyebabkan tekanan atmosfer turun didalam karburator. Semakin cepat
udara bergerak, semakin rendah tekanan didalam carburator.

Gambar 1
Umumnya perangkat karburator sepeda motor diatur oleh Posisi Bukaan Katub Gas/BBM
dan bukan oleh kecepatan kerja mesin (RPM). Ada 5 sistem pengukur utama didalam
karburator umumnya. Perangkat pengukur ini saling berhubungan satu dengan lainnya, antara
lain:

• Perangkat Pilot
• Katub skep gas/bensin
• Needle jet dan jet needle
• Main jet
• Perangkat choke

Rangkaian/perangkan Pilot memiliki 2 komponen pengatur penyesuaian, gambar 2. skrup


pilot udara dan Pilot jet. Skrup udara bisa juga diletakan dekat sisi belakang karburator atau
dekat sisi depan karburator. Jika skrup terletak dekat sisi belakang, skrup ini akan mengatur
banyaknya udara yang masuk kedalam rangkaian karburator. Jika skrup di putar masuk
kedalam, hal ini akan mengurangi jumlah volume udara dan menjadikan campuran kaya.
Namun jika di putar kebalikannya (keluar) maka hal ini akan membukan lintasan lebih
banyak dan membiarkan udara yg banyak masuk ke dalam karburator yang mana hasilnya
adalah campuran menjadi miskin. Dan jika skrup posisinya terletak disisi depan karburator,
hal ini mengatur aliran BBM. Campurannya akan semakin kurus jika skrup diputar masuk
dan campuran kaya jika diputar keluar. Jika skrup udara harus di putar lebih dari 2 kali
putaran keluar untuk mendapatkan langsam yang bagus/ideal, selanjutnya yang
diperlukan adalah ukuran pilot jet yg lebih kecil .

Gambar 2
Pilot jet adalah sebuah komponen yang mensuplai sebagian besar BBM pada saat bukaan gas
yang kecil. Komponen ini memiliki lubang kecil yang di dalamnya berfungsi membatasi
aliran BBM ke karburator. Kedua bagian dari skrup pilot udara dan pilot jet
berpengaruh pada proses pengabutan mulai dari idle/langsam hingga ¼ bukaan skep
gas.

Selongsong katub skep mempengaruhi pengabutan antara 1/8 hingga ½ bukaan katub
skep. Katub ini khususnya mempengaruhi pengabutan antara 1/8 dan ¼ bukaan dan
berpengaruh kecil hingga ½ bukaan. Selongsong katub ini memiliki berragam ukuran dan
masing-masing ukuran dibedakan oleh besarnya irisan/coakan di sisi belakannya. Gambar 3.
semakin besar irisan, semakin miskin campurannya (selama volume udara lebih banyak yang
masuk) dan kebalikannya selama sudut irisan nya lebih kecil maka campurannya pasti kaya.
Katup skep memiliki angka-angka yang tertera pada slongsongnya yang menyatakan
besarnya sudut irisan. Jika di selongsongnya tertera angka 3 hal ini berarti irisan/potongannya
sebesar 3.0mm, sementara jika tertera angka 1 pada slongsongannya berarti memiliki ukuran
1.0mm yang mana berarti juga campuran lebih kaya dari ukuran 3).

Gambar 3

Jet needle (jarum skep) dan needle jet mempengaruhi pengabutan dari ¼ hingga ¾ bukaan.
Jet needle adalah sebuah batang penyadap/penyumbat yang panjang yang berfungsi
mengontrol besaran bbm yang dapat di tarik kedalam venturi karburator. Semakin tipis
batangnya, semakin kaya campurannya. Semakin tebal batangnya maka semakin miskin
campurannya selama batang itu menghalangi aliran bbm yang banyak kedalam venturi maka
dikatakan miskin. Batang/jarum-jarum itu di buat sangat presisi agar memberikan perbedaan
campuran di setiap perbedaan bukaan gas. Jet needle memiliki potongan-potongan
alur/berlekuk-lekuk hingga bagian atasnya. Ada klip/penyekat yang berada di sela-sela alur
itu dan menahan jarum skep terlepas dan bergerak dari selonsong skep. Posisi klip dapat di
atur sesuai kerja mesin apakah dibuat campuran kaya atau miskin. Gambar 4. Jika ingin
BBM miskin maka klip penahan harus di letakkan lebih tinggi posisinya. Cara ini akan
membuat letak jarum semakin turun ke bawah mendekati pucuk jarum skep dan
menyebabkan suply BBM menjadi minim untuk mengalir keruang bakar. Jika klip di
letakkan semakin ke bawah, dan jarum skep terangkat ke atas, maka hasilnya adalah suply
BBM akan bertambah banyak atau campurannya kaya.

Jarum skep (needle jet) adalah media/tempat di mana jet needle bergerak didalamnya. Semua
nya tergantung pada diameter dalam needle jet, maka akan berpengaruh pula pada jet needle.
Needle jet/jarum skep dan jet needle bekerja sama untuk mengatur aliran BBM antara jarak
1/8 hingga ¾ bukaan. Penyetelan jarak ini kebanyakan berlaku pada jet needlenya dan
bukan pada needle jet/jarum skep.

Gambar 4

Main jet berfungsi mengatur aliran bahan bakar dari ¾ hingga bukaan gas penuh (full
throttle), gambar 5. Sekali gas dibuka sebesar mungkin, jet needle tertarik cukup tinggi dari
needle jetnya dan besarnya ukuran lubang di main jet memulai kerjanya mengatur aliran
BBM. Main jet memiliki ukuran yang berbeda-beda khususnya pada lubangnya dan semakin
besar lubangnya maka semakin banyak bbm yang akan mengalir ( dan akhirnya campuran
menjadi kaya). Semakin tinggi tingkatan angka pada main jet, semakin besar pula peluang
bbm dapat mengalir melalui lubang main jet dan campurannya semakin kaya.

Gambar 5
Sistem choke digunakan untuk menghidupkan mesin yang dingin (biasanya pagi hari). Sebab
selama bahan bakar dalam kondisi mesin dingin telah terjadi pelembaban dan melengket di
dinding silinder karena pengembunan/kondensasi, maka campurannya menjadi miskin untuk
membuat mesin hidup. Penggunaan choke akan membantu menambah volume bahan bakar di
mesin/ruang bakar untuk menggantikan bahan bakar yang lengket di dinding silinder. Sekali
mesin mulai menghangat, kondensasi bukan menjadi permasalahan lagi, dan choke tidak
diperlukan lagi.

Campuran udara/BBM harus dirubah agar dapat memenuhi kebutuhan di ruang bakar. Rasio
campuran udara dan BBM yang ideal adalah 14,7 grams udara berbanding 1 gram BBM.
Rasio yang ideal ini hanya dapat diperoleh dalam waktu yg sangat singkat bersamaan dengan
mesin bekerja. Dikarenakan belum sempurnanya penguapan BBM saat kecepatan rendah atau
dengan katalain tambahan BBM diperlukan saat kecepatan tinggi, maka biasanya settingan
semestinya dari rasio campuran udara/BBM di buat lebih kaya. Gambar 6 memperlihatkan
rasio sebenarnya campuran udara/BBM untuk setiap pergerakan bukaan gas.

Gambar 6

Troubleshooting Karburator
Pemecahan masalah pada karburator adalah hal yang sederhana selama mengetahui prinsip
dasar kerja karburator. Langkah pertama adalah menemukan bagian mesin mana yang
kerjanya berat, Gambar 7. Harus di ingat bahwa setingan karburator dibedakan oleh
posisi bukaan gas, bukan kecepatan mesin (RPM). Jika mesin mengalami masalah pada
RPM rendah (dari idle/langsam hingga ¼ bukaan gas), sepertinya masalah terletak Sistem
Pilot atau katub gasnya. Jika mesin bermasalah diantara ¼ hingga ¾ bukaan gas, berarti jet
needle dan needle jet (umumnya cenderung jet needle) yang bermasalah. Namun jika mesin
kurang responsif berakselerasi pada bukaan gas ¾ hingga bukaan penuh, berarti main jetnya
yang bermasalah.
Gambar 7

Saat akan menyetel karburator, letakkan selembar kertas/isolasi kertas di rumah grip gas. Dan
letakkan selembar lagi di grip gas nya. Dan gambar sebuah garis (manakala posisi gas pada
posisi langsam/idle) lurus menyilang dari kertas satu kekertas lainnya. Saat 2 garis terbentuk,
mesin harus dalam keadaan idle. Sekarang buka gas penuh dan gambar satu garis secara lurur
dari kertas tadi yg ada di rumah grip gas. Saat itu seharusnya ada 2 garis tergambar pada
rumah grip gas, dan satunya lagi berada pada grip gas. Sekarang cari titik tengahnya antara
kedua garis tadi (saat dari gas idle, hingga bukaan penuh). Buat tanda pada kertas itu yg
menandakan separuh putaran (1/2 bukaan gas). Kemudian pecah lagi dalam beberapa bagian
mulai dari idle, 1/4, ½, ¾, dan bukaan penuh. Garis-garis ini akan digunakan untuk
menentukan tepatnya bukaan gas secara cepat saat menyetel karburator.

Bersihkan filter udara dan panaskan motor. Lakukan akselerasi dengan memasukkan gigi
hingga bukaan gas penuh (tanjakan yang landai adalah tempat yg terbaik untuk melakukan
percobaan ini). Setelah beberapa detik motor belari dalam bukaan gas penuh, secara tiba-tiba
tarik kopling dan matikan mesin (jangan sampai akselerasi mesin kembali idle atau malah
turun hingga akselerasi berhenti). Lepaskan busi dan lihat warna pada busi. Seharusnya
warna busi menjadi hitam muda atau keabu-abuan (lihat informasi mengenai warna busi).
Jika berwarna putih, berarti campuran udara dan BBM terlalu miskin dan main jet yg harus
terpasang adalah yg lebih besar ukurannya. Jika berwana hitam atau coklat tua, berarti
campuran terlalu kaya, dan penggunaan main jet yg lebih kecil akan lebih baik. Saat
melakukan penyetelan dan pergantian main jet, sebaiknya lakukan setahap demi setahap
mulai dari satu ukuran hingga menemukan ukuran yang paling pas, dan jangan lupa selalu
lakukan ujicoba degan menjalankan motor dan lihat warna busi setelah menjalankan motor.

Setelah mainjet di setel/diganti, jalankan motor dengan setengah bukaan gas dan cek warna
busi lagi. Jika warnanya putih, berarti klip di jet needle harus di pasang lebih rendah agar
campuran menjadi kaya. Dan jika busi berwarna coklat tua atau hitam, maka naikkan klip
keposisi lebih tinggi agar campuran lebih miskin.

Sementara komponen Pilot dapat di sesuaikan saat motor berada dalam posisi idle dan
kemudian di bawa jalan. Jika motor susah berakselerasi atau larinya berat setelah posisi idle
di tentukan, maka skrup pilot cet dapat di putar ke dalam atau keluar untuk mendapatkan
campuran udara/bbm yang ideal. Jika skrupnya terletak di belakang karburator, memutar
skrup keluar akan membuat campuran menjadi miskin dan sebaliknya jika memutar ke
dalam/masuk akan membuat campuran menjadi kaya. Jika menyetel skrup yang berada di
depan karburator, maka langkahnya adalah kebalikan dari cara sebelumnya. Jika pemutaran
skrup antara 1 – 2,5 putaran tidak menghasilkan efek apapun, maka pilot jet harus di ganti
dengan ukuran yg lebih besar atau lebih kecil. Saat menyetel skrup pilot (udara) putar ¼
putaran setiap sekali penyetelan kemudian lakukan uji dengan menjalankan motor setiap
untuk setiap penyetelan. Setel komponen Pilot hingga motor berjalan normal dan ringan saat
idle tanpa mesin menjadi berat atau terputus-putus.

Ketinggian, Kelembaban, dan Temperatu Udara


Setelah penyetelan selesai dan motor berjalan bagus, ada beberapa faktor yang dapat merubah
performa mesin. Yaitu ketinggian, suhu udara, dan kelembaban adalah faktor terbesar yang
bisa berakibat pada normal tidaknya mesin berjalan. Kepekatan udara meningkat seiring
dengan semakin dinginnya suhu udara. Artinya lebih banyak molekul udara didalam satu
ruangan ketika suhu dingin. Ketika temperatur menjadi rendah, mesin akan berat berjalan dan
maka perlu suply tambahan BBM untuk mengatasinya. Ketika temperatur udara menghangat,
maka mesin akan berjalan normal dan suply BBM harus dikurangi. Mesin yang disetel saat
temperatur udara berada pada 32 derajat farenheit (0 derajat celcius) dapat menyebabkan
mesin bekerja berat alias susah hidup hingga suhu dapat mencapai 90 derajat farenheit (32,2
derajat celcius).

Ketinggian berakibat pada performa karburator dan mesin selama molekul udara berkurang
yang mana berarti pula ketinggian bertambah. Sepeda motor akan berjalan bagus pada level
ketinggian 10,000 kaki (3.048 meter) diatas permukaan laut harus memiliki campuran yang
kaya karena sedikitnya volume udara.

Kelembaban adalah banyaknya air didalam udara. Semakin tinggi kelembaban, maka setelan
harus semakin kaya campuran. Motor yang berjalan pada pagi hari harus memiliki campuran
yang lebih kaya dan berkurang hingga menjelang siang, karena kelembaban udara meningkat.

Faktor koreksi kadang kadang diperlukan untuk mendapatkan setingan karburator yang benar
terhadap perubahan temperatur dan ketinggian. Tabel chart pada gambar 8, menunjukkan
jenis-jenis tabel faktor pengoreksian. Untuk dapat menggunakannya, setel carburator dan
catat ukuran pilot dan mainjetnya. Tentukan suhu temperatur yang terjadi saat itu dan ikuti
tabel chart, baca mulai dari kiri hingga ke kanan hingga garis elevasi yang cocok ditemukan.
Tarik garis kebawah hingga ditemukan nilai faktor koreksi yang benar. Gunakan gambar 8
sebagai contoh, temperatur udara adalah 95 derajat farenheit (35 derajat celcius) dan
ketinggian permukaan adalah 3200 kaki (975,4 ~ 1000 meter). Maka akan di temukan
faktor pengoreksi di angka 0,92. Untuk dapat menemukan ukuran main jet dan pilot jet yang
benar, kalikan faktor pengoreksi dengan masing-masing ukuran pilot dan main jetnya.
Jika main jet semula berukuran 350 dan di kalikan dengan 0,92 maka ukuran mainjet yang
baru adalah 322. sedangkan ukuran pilot jet semual 40 dan dikalikan dengan 0,92 maka
ukuran pilot jet yang baru yang sesuai adalah 36,8.
Gambar 8

Faktor pengoreksi juga bisa digunakan untuk menemukan setingan yang benar terhadap
needle jet, jet needle,dan skrup udara. Gunakan tabel gambar 9 dan lihat faktor
pengoreksinya. Kemudian gunakan table di bawah untuk menentukan apa yang harus di
lakukan terhadap needle jet, jet needle, dan skrup udara.

Tabel Koreksi Needle Jet/Jet Needle/Skrup Udara


Faktor 1.04 atau 0.92 atau
1.04-1.00 1.00-0.96 0.96-0.92
pengoreksi lebih dibawah
Needle jet Dua kali Satu kali Ukuran yang Satu kali Dua kali
lebih besar lebih besar sama lebih kecil lebih kecil
Settingan Posisi klip Sama/tetap Sama/tetap Sama/tetap Naikkan klip
jet needle lebih rendah satu step
Bukaan Satu putaran 1/2 putaran Sama/tetap 1/2 putaran Satu putaran
skrup masuk masuk keluar keluar
udara

Gambar 9

Disadur dan di terjemahkan oleh: Heru Herlambang – MXRider Community for Knowledge
Development Department.
Sumber asli: http://www.motocross.com/motoprof/moto/mcycle/carb101/carb101.html

You might also like