You are on page 1of 39

A.

Determinan dan Invers Matriks


1. Deterninan Matriks Persegi
a. Determinan matriks ordo 2 x 2
Matriks berordo 2 2 yang terdiri atas dua baris dan dua kolom. Pada bagian
ini akan dibahas determinan dari suatu matriks berordo 2 2. Misalkan A
adalah matriks persegi ordo 2 2 dengan bentuk

A=
c

b
d

Determinan matriks A di definisikan sebagai selisih antara perkalian


elemenelemen pada diagonal utama dengan perkalian elemen-elemen pada
diagonal sekunder. Determinan dari matriks A dinotasikan dengan det A atau
|A|. Nilai dari determinan suatu matriks berupa bilangan real.
Berdasarkan defi nisi determinan suatu matriks, Anda bisa mencari nilai
determinan dari matriks A, yaitu:
a

det A = |A| =
c

b
= a d b c = ad bc
d

Contoh :
1

A=
3

2
1
, maka det A = |A| =

4
3

2
= 1.4 2.3 = 4 6 = -2
4

b. Determinan matriks ordo 3 x 3


Pada bagian ini, Anda akan mempelajari determinan mariks berordo 3 3.
Misalkan A matriks persegi berordo 3 3 dengan bentuk
a11

A = a 21
a31

a12
a 22
a32

a13
a 23
a 33

Untuk mencari determinan dari matriks persegi berordo 3 3, akan


digunakan suatu metode yang dinamakan metode Sarrus.
Adapun langkah-langkah yang harus di lakukan untuk mencari determinan
matriks berordo 3 3 dengan metode Sarrus adalah sebagai berikut:
1.

Salin kembali kolom pertama dan kolom kedua matriks A di


kanan tanda determinan.

sebelah

2.

Hitunglah jumlah hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama


dan diagonal lain yang sejajar dengan diagonal utama (lihat gambar).
Nyatakan jumlah hasil kali tersebut dengan Du
a11

a12

a13 a11

a12

a 21
a 31

a 22
a32

a 23 a 21
a33 a 31

a 22
a32

Du = a11 a 22 a33 a12 a 23 a31 a13 a 21 a 32


3.

Hitunglah jumlah hasil kali elemen-elemen pada diagonal sekunder


dan diagonal lain yang sejajar dengan diagonal sekunder (lihar
gambar). Nyatakan jumlah hasil harga tersebut dengan Ds.
a11

a12

a13 a11

a12

a 21
a 31

a 22
a32

a 23 a 21
a33 a 31

a 22
a32

Ds = a 31 a 22 a13 a32 a 23 a11 a33 a 21 a12


4.

Sesuai dengan defi nisi determinan matriks maka determinan dari


matriks A adalah selisih antara Du dan Ds yaitu Du Ds.
a11

a12

a13 a11

a12

det A = a 21

a 22
a32

a 23 a 21
a33 a 31

a 22
a32

a 31

= ( a11 a 22 a33 a12 a 23 a31 a13 a 21 a 32 ) a 31 a 22 a13 a32 a 23 a11 a33 a 21 a12 )

Contoh :
3

Diketahui matriks A = 2
1

4
1
0

2
3 Tentukan nilai determinan matriks A.
1

Jawab :
3

det A = 2
1

4
1
0

2 3
3 2
1 1

4
1
0

= [(3 1 (1)) + (4 3 1) + (2 2 0)] [(1 1 2) +

(0 3 (3)) + (1 2 4)]
= (3 + 12 + 0) (2 + 0 8) = 21
Jadi, nilai determinan matriks A adalah 21.
2. Invers Matriks Persegi
Definisi Invers Matriks
Misalkan A dan B adalah dua matriks yang berordo 2 2 dan memenuhi
persamaan AB = BA = I2 maka matriks A adalah matriks invers dari matriks
B atau matriks B adalah matriks invers dari matriks A.
Contoh :
perhatikanlah perkalian matriks-matriksberikut.
3

1
2

Misalkan A =
5
3

1
2

AB =
5

65

2
5

dan B =
5

1
3

1
3

33

10 10 5 6
1

0
1

=
0
= I2

Perkalian AB menghasilkan I 2 (matriks identitas berordo 2 2)

Misalkan P =
4
7

PQ=
4

2
1

78

=
44
1

=
0

1
4

2
1

dan Q =
4

2
7

2
7

14 14
8 7

0
1

= I2
Perkalian PQ menghasilkan I 2 .
Berdasarkan perkalian-perkalian tersebut, ada hal yang harus Anda ingat,
yaitu perkalian matriks A dan matriks B menghasilkan matriks identitas (AB

= I ) Ini menunjukkan matriks B merupakan matriks invers dari matriks A,


yaitu B = A1 atau bisa juga dikatakan bahwa matriks A merupakan invers
dari matriks B, yaitu A = B1. Begitu pula untuk perkalian matriks P dan
matriks Q berlaku hal serupa.
Contoh :
1

Diketahui matriks A =
1

2
1

dan B =

1 1

tentukan Apakah

matriks B merupakan invers dari matriks A?


Jawab :
Matriks B merupakan invers dari matriks A jika memenuhi persamaan
AB = I
1

2
1

AB =
1

1 2
1

2
1

2 2
2 1

=
11
=
0

1
1

0
1

=I
Oleh karena AB = I maka matriks B merupakan invers dari matriks A.
penurunan rumus invers matriks ordo 2 2
Rumus Invers Matriks Berordo 2 2
a

b
d

Misalkan A =
c
A -1=

1 d
det A c

invers dari A adalah A-1, yaitu

b
, dengan det A 0
a

Contoh :
3

Tentukan invers dari matriks D =


7

6
11

Jawab :
3

det D =
7

6
11

= 3(11) (7)(6) = 33 42 = 9

1 11
det A 7

D -1=

1 11
9 7

11
9
=
7

9

11
9
=
7

9

6
3
6
3

6

9
3

9
2

3
1

3

Persamaan Matriks Bentuk AX = B dan XA = B


Misalkan A, B, dan X adalah matriks-matriks persegi berordo 2 x 2, dengan matriks A dan
B sudah diketahui elemen-elemennya.

AX = B dan XA = B
Matriks A merupakan matriks nonsingular (detA 0).

Langkah-langkah penyelesaiannya:
Langkah 1: Tentukan invers matriks A, yaitu A-1
Langkah 2: Kalikan ruas kiri dan ruas kanan persamaan tersebut dengan A-1 dari kiri ke
kanan.

Penyelesaian persamaan matriks AX = B adalah X = A-1B.


Penyelesaian persamaan matriks XA = B adalah X = BA-1.

Contoh :
Diketahui A =

dan B =

Tentukan matriks X yang memenuhi persamaan berikut:


a. AX = B
b. XA = B
Penyelesaian :
detA =

=6-5=1

A-1 =
a. Karena AX = B, maka X = A-1B =
=

b. Karena XA = B, maka X = BA-1 =


=

PENYELESAIAN MATRIKS PERSAMAAN LINEAR


2 DAN 3 VARIABEL :
Matriks dapat digunakan untuk mempermudah dalam menentukan penyelesaian
sistem persamaan linear. Pada pembahasan kali ini, kita akan menggunakannya
untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dan tiga variabel.
1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel adalah
ax + by = p ............................................................................ (1)
cx + dy = q ............................................................................. (2)

Persamaan (1) dan (2) di atas dapat kita susun ke dalam bentuk matriks seperti di
bawah ini.

Tujuan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel adalah menentukan nilai
x dan y yang memenuhi sistem persamaan itu. Oleh karena itu, berdasarkan
penyelesaian matriks bentuk AX = B dapat dirumuskan sebagai berikut.

asalkan ad bc 0.
Contoh Soal 23 :
Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear berikut dengan cara matriks.
2x + y = 7
x + 3y = 7
Jawab:
Dari persamaan di atas dapat kita susun menjadi bentuk matriks sebagai berikut.

Dengan menggunakan rumus penjelasan persamaan matriks di atas, diperoleh


sebagai berikut.

Jadi, diperoleh penyelesaian x = 1 dan y = 2.


2. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Kalian tentu tahu bahwa untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel
dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya eliminasi, substitusi, gabungan
antara eliminasi dan substitusi, operasi baris elementer, serta menggunakan invers
matriks. Kalian dapat menggunakan cara-cara tersebut dengan bebas yang menurut
kalian paling efisien dan paling mudah.
Misalkan diberikan sistem persamaan linear tiga variabel berikut.
a1x + b1y + c1z = d1
a2x + b2y + c2z = d2
a3x + b3y + c3z = d3

Sistem persamaan linear di atas dapat kita susun ke dalam bentuk matriks seperti
berikut.

Misalkan A =

,X=

, dan B =

Bentuk di atas dapat kita tuliskan sebagai AX = B.


Penyelesaian sistem persamaan AX = B adalah X = A-1 B. Dalam hal ini, A-

Oleh karena itu, diperoleh :

asalkan det A 0.
Contoh Soal 24 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut.
2x + y z = 1
x+y+z=6
x 2y + z = 0
Jawaban :
Cara 1:
Operasi elemen baris, selain dapat digunakan untuk mencari invers matriks, dapat
pula digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear.
Dengan menggunakan operasi baris elementer.

Dengan demikian, diperoleh y = 2. Kita substitusikan nilai y = 2 ke persamaan (2)


sehingga :
y + 3z = 11 2 + 3z = 11
3z = 11 2
3z = 9
z=3
Substitusikan y = 2 dan z = 3 ke persamaan (1) sehingga diperoleh :
x+y+z=6x+2+3=6
x+5=6

x=65
x=1

Jadi, penyelesaiannya adalah x = 1, y = 2, dan z = 3.


Dengan demikian, himpunan penyelesaiannya adalah {(1, 2, 3)}.
Cara 2:
Sistem persamaan linear di atas dapat kita susun ke dalam bentuk matriks sebagai
berikut.

Misalkan A =

,X=

, dan B =

Dengan menggunakan minor-kofaktor, diperoleh :


det A =
det A = 2(3) 1(0) + (1)(3) = 9
Dengan menggunakan minor-kofaktor, diperoleh :

Dengan cara yang sama, kalian akan memperoleh K31 = 2, K32 = 3, dan K33 =
1 (coba tunjukkan).
Dengan demikian, diperoleh :
kof(A) =
Oleh karena itu, adj(A) = (kof(A))T.
Adj(A) =
Jadi, X =
Jadi, diperoleh x = 1, y = 2, dan z = 3. Dengan demikian, himpunan penyelesaian
sistem persamaan di atas adalah {(1, 2, 3)}.

1.

Penerapan Matriks dalam Sistem Persamaan Linear


Diberikan sistem persamaan linear dua variabel berikut :

Sistem persamaanlinear dua variabel tersebut dapat dituliskan kedalam matriks sebagai
berikut :
=
Persamaan matriks ini dapat dengan mudah diselesaikan dengan menggunakan sifat
berikut :
1. Jika AX = B, maka X = A-1B, dengan |A 0|
2. Jika XA = B, maka X = BA-1, dengan |A 0|

Dimana :
A=

, X=

, B=

Selain itu dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel juga dapat
menggunakan aturan Cramer.
Jika AX = B, maka x1 =

, x2 =

, ......, xj =

Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear.

Jawab :
Cara 1

-1

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2,1)}.

Cara 2 (menggunakan determinan)


=
A=

= -6 -2 = -8

A1 =

= -16 - 0 = -16

A2 =
x=

= 0 - 8 = -8
=

= 2 dan y =

=1

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2,1)}.

tentang kami
bagikan rumusmu

Fisika

Matematika

Kimia

Tanya Jawab

Biologi

Excel

soal-soal

Partner

Home Lain-lain Rumus Transformasi Geometri

Rumus Transformasi Geometri


Saturday, April 18th 2015. | Lain-lain, rumus matematika

Jika sobat hitung duduk di klas 12 SMA, akan ada materi matematika yang disebut
dengan transformasi geometri. Di materi ini sobat akan belajar menggerakkan atau
mengubah (transform) terhadap sebuah benda atau titik pada bidang cartesius secara
matematis. Ada beberapa jenis perubahan atau transformasi yang bisa kita lakukan. Kita
bisa menggeser, memperbesar, memperkecil, mencerminkan, dan sebagainya. Ingin tahu
lebih jauh tentang transformasi geometri? Simak rangkuman lengkapnya berikut ini.

Apa itu Transformasi Geometri?


Pengertian transformasi geometri adalah proses mengubah setiap titik koordinat menjadi
titik koordinat lain pada bidang tertentu. Transformasi bisa juga dilakukan pada
kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun tertentu. Jika sobat punya sebuah titik A
(x,y) kemudian ditransformasikan oleh transformasi T maka akan menghasilkan titik
yang baru A (x,y). Secara matematis di tulis:

Jenis-Jenis Transformasi Geometri


Sebuah objek dapat diubah dengan melakukan berbagai perlakuan. Di dalam transformasi
geometri dikenal adanya 4 jenis transformasi yang bisa dilakukan terdapat sebuah
koordinat yaitu menggesernya, mencerminkannya, memutar, memperbesar, atau
mengecilkan. Selain 4 transformasi tersebut masih ada yang namanya regangan dan
gusuran. Yuk lihat ulasannya satu persatu di bawah ini.

a. Translasi (Pergeseran)

Translasi atau pergeseran adalah transformasi yang memindahkan setiap titik pada bidang
menurut jarak dan arah tertentu. Sobat bisa mengatakan kalau translasi hanya
memindahkan tanpa mengubah ukuran tanpa memutar. Kata kuncinya transformasik ke
arah yang sama dan ke jarak yang sama. Misalkan sobat punya sebuah titik T (x,y) yang
ditranslasikan menurut (a,b) maka hasil setelah transfromasi adalah:

(x,y) = (x+a, y+b)

b. Refleksi

Refleksi atau sering disebut dengan istilah pencerminan adalah suatu transformasi dengan
memindahkan setiap titik pada bidang dengan menggunakan sifat-sifat pencerminan pada
cermin datar. Berikut tabel transformasi pencerminan:
Percermina
n
Terhadap

Pemetaan

Sumbu x

(x,y) (x,-y)

Sumbu y

(x,y) (-x,y)

Garis x = y

(x,y) (y,x)

Garis x = -y

(x,y) (-y,-x)

Titik (0,0)

(x,y) (-x,-y)

Garis x = k

(x,y) (2k-x,y)

Garis y = k

(x,y) (x,2k-y)

Garis y = mx x = x cos 2 + y sin


tan
2
y = x sin 2 y cos

Matriks
Transformasi

c. Rotasi

Rotasi adalah memutar setiap titik pada bidang dengan menggunakan titik pusat tertentuk
yang memiliki jarak sama dengan setiap titik yang diputar (jari-jari). Rotasi tidak
mengubah ukuran benda sama sekali. Ada dua macam rotasi, rotasi dengan titik pusat
(0,0) dan rotasi dengan titik tertentu P (a,b).
1. Rotasi dengan Titik Pusat (0,0) dengan Sudut Putar

dimana
x = x cos y sin
y = x sin + y cos
atau jika dibuat matriks transformasinya menjadi

keterangan
bernilai + jika arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam
bernilai jika araha putaran searah dengan arah jarum jam
2. Rotasi dengan Titik Pusat (a,b) dengan Sudut Putar

Jika sobat punya sebuah titik (x,y) yang diputar sebesar derajat dengant titik pusat P
(a,b) maka:

dimana
x a = (x-a) cos (y-b) sin
y b = (x-a) sin + (y-b) cos

d. Dilatasi (Perkalian)

Selain dipindah, dicerminkan, dan diputar, transformasi juga bisa berbentuk pembesaran
atau pengecilan yang disebut dilatasi. Faktor yang menyebabkan diperbesar atau
diperkecilnya suatu bangun dinamakan faktor dilatasi. Faktor dilatis dilambangkan
dengan k dimana

Jika k > 1 atau k <-1 maka diperbesar


Jika -1 < k < 1 maka diperkecil

Jika k = 1 atau k = -1 maka bangun tidak mengalami perubahan


ukuran

1. Dilatasi terhadap titik pusat O (0,0)Dilatasi dengan pusat O (0,0) dan


faktor
dilatasi
K
maka

2. Dilatasi terhadap titik pusat P (a,b)Jika sebuah titik didilatasi dengan


faktor
dilatasi
k
dan
titik
pust
P
(a,b)
maka

dimana
x-a
y-b = k (y-b)

(x-a)

e. Gusuran (Shearing)
Gusuran artinya menggeser serah sumbu x atau sumbu y dengan faktor skala tertentu.
Coba sobat perhatikan gambar di bawah ini:

Segi empat di atas dapat di gusur menurut sumbu x atau sumbu y dengan skala gusur k

Untuk gusuran menurut sumbu x > Jika nilai k positif maka ke kanan,
k negatif maka ke kiri
Untuk gusuran menurut sumbu y > Jika nilai k positif maka ke atas, k
kengatif maka k bawah

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan rumus:


Gusuran

Pemetaan

Matriks

Transformasi

Menurut Sumbu
x

(x, y) (x + ky, y)

Menurut Sumbu
y

(x,y) (x, kx + y)

f. Regangan

Regangan atau dalam bahasa inggris disebut streching artinya transformasi dengan
menarik sebuah benda searah sumbu x atau sumbu y dengan skala tertentu. Jika sobat
punya sebuah titik (x,y) yang ditari ke arah sumbu x atau y dengan skala k maka hasil
pemetaannya dapat dicari dengan rumus
Regan
gan

Pemetaan

Searah
Sumbu (x, y) (kx, y)
x
Searah
Sumbu (x,y) (x, ky)
y

Matriks

Transformasi

Komposisi Transformasi
Komposisi transformasi adalah gabungan dari dua atau lebih transformasi baik berbeda
ataupun sama. Misalkan sebuah titik di transformasikan 2 kali oleh T1 dan T2 maka
secara matematis dituliskan T1o T2 dengan matriks komposisi tersebut adalah perkalian
dari matriks transformasi 2 dengan matriks transformasi 1 (dibalik).

Matriks Transformasi Khusus


Berikut kami rangkumkan matriks tansformasi yang sering digunakan dalam soal-soal.
Matriks di bawah ini juga akan memudahkan sobat untuk mencari matriks dari komposisi
dua atau lebih transformasi.

Contoh Soal dan Pembahasan


Bayangan dari kurva y = x + 1 jika ditransformasikan oleh matriks xxx, kemudian
dilanjutkan dengan pencerminan terhadap sumbu x akan manghasilkan matriks?
a. x+y-3 = 0 d. 3x+y+1 = 0
b. x-y-3 = 0

e. x + 3y+1 =
0

c. x+y +3
=0

Jawaban:

Dari soal di atas akan dua buah transformasi yaitu transformasi oelh matriks dan
transformasi pencerminan terhadap sumbu x. Jadi matriks kompoisi totalnya adalah

maka
x = x + 2y maka x = x-2y
y = -y maka y = -y
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa bayangan kurva y = x + 1 oleh kedua
transformasi di atas adalah
y = x + 1 (substitusikan dua persamaan di atas)
-y = (x-2y) + 1
-y = x+2y+1
x + 3y + 1 = 0 atau
x + 3y + 1 = 0 (jawaban e)

bab iv

KOMPOSISI TRANSFORMASI
Jan 19
Posted by NICO MATEMATIKA
Komposisi transformasi
1. komposisi dua translasi berurutan

Diketahui dua translasi


maka dinotasikan
komutatif).

dan

. Jika translasi

dilanjutkan translasi

dan translasi tunggalnya adalah T=T1+T2=T2+T1(sifat

2. komposisi dua refleksi berurutan


3. refleksi berurutan terhadap dua sumbu sejajar

Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis x=a dilanjutkan terhadap garis
x=b. Maka bayangan akhir A adalah

yaitu:

x=2(b-a)+x
y=y
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis y=a dilanjutkan terhadap garis
y=b. Maka bayangan akhir A adalah

yaitu:

x=x
y=2(b-a)+y
4. refleksi terhadap dua sumbu saling tegak lurus

Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis x=a dilanjutkan terhadap garis
y=b (dua sumbu yang saling tegak lurus) maka bayangan akhir A adalah
sama dengan rotasi titik A(x,y) dengan pusat titik potong dua sumbu
(garis) dan sudut putar 180

5. refleksi terhadap dua sumbu yang saling berpotongan

Jika titik A(x,y) direleksikan terhadap garis g dilanjutkan terhadap garis h,


maka bayangan akhirnya adalah
dengan pusat perpotongan garis g dan
h dan sudut putar 2( sudut antara garis g dan h) serta arah putaran dari garis
g ke h.

Catatan
6. sifat komposisi refleksi

Komposisi refleksi (refleksi berurutan) pada umumnya tidak komutatif kecuali


komposisi refleksi terhadap sumbu x dilanjutkan terhadap sumbu y (dua
sumbu yang saling tegak lurus).
7. rotasi berurutan yang sepusat
1. Diketahui rotasi R1(P(a,b),) dan R2(P(a,b),), maka transformasi
tunggal dari komposisi transformasi rotasi R 1 dilanjutkan R2
adalah rotasi R(P(a,b),+)
2. Rotasi R1 dilanjutkan R2 sama dengan rotasi R2 dilanjutkan R1
8. komposisi transformasi

Diketahui transformasi
transformasi:

maka transformasi tunggal dari

1. T1
dilanjutkan
T1) adalah T=T2 . T1
2. T2
dilanjutkan
T2) adalah T=T1 . T2

T2

(T2

T1

(T1

Catatan T1 . T2 = T2 . T1
9. bayangan suatu kurva/bangun oleh dua transformasi atau lebih

Contoh: Tentukan bayangan garis -4x+y=5 oleh pencerminan terhadap garis y=x
dilanjutkan translasi

Jawab: misal titik P(x,y) pada garis -4x+y=5

P(x,y) dicerminkan terhadap garis y=x, bayangannya P'(y,x)

P'(y,x) ditranslasi
Jadi

. Bayangannya P(y+3, x+2)=P(x,y)

x = y +3 y = x-3

y = x +2 x = y -2
persamaan -4x+y=5 -4(y -2) + (x 3) = 5
-4y + 8 + x 3 = 5
x 4y= 0
jadi bayangan akhirnya adalah x 4y= 0
10.luas bangun hasiltranformasi

Jika suatu bangun (segitiga, lingkaran, dan lain-lain) ditransformasikan maka:


1. Luas bangun bayangan tetap untuk transformasi : translasi,
refleksi, dan rotasi.
2. Luas bangun bayangan berubah untuk transformasi dilatasi,
yaitu jika luas bangun mula-mula L setelah didilatasi oleh
[P(a,b),k], maka luas bangun bayangannya adalah L=k 2 +L

Forum
Bangun Ruang

Himpunan

Logika Matematika

Bangun Datar

Bilangan

Integral

Aljabar

Turunan

Statistika

Home Transformasi Geometri Lebih Mengenal Transformasi Geometri

Lebih Mengenal Transformasi Geometri


Monday, September 23rd 2013. | Transformasi Geometri
advertisements

Kali ini rumus matematika akan membahas materi mengenai transformasi geometri.
Mungkin teman-teman telah tahu tentang transformasi geometri, untuk lebih memahami
mengenai materi ini berikut ini akan dijelaskan secara terperinci hal-hal mengenai
transformasi geometri.

TRANSFORMASI GEOMETRI
Transformasi merupakan suatu pemetaan titik pada suatu bidang ke himpunan titik pada
bidang yang sama. Jenis-jenis dari transformasi yang dapat dilakukan antara lain :
1. Translasi (Pergeseran)
2. Refleksi(Pencerminan)
3. Rotasi(Perputaran)
4. Dilatasi(Penskalaan)

Berikut ini ilustrasinya :


adversitemens

TRANSLASI / PERGESERAN

Berdasarkan gambar di atas, segitiga ABC yang mempunyai koordinat A(3, 9), B(3, 3),
C(6, 3) ditranslasikan:

Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk mencari nilai translasi dapat digunakan rumus
sebagai berikut :

dimana :

a menyatakan pergeseran horizontal (kekanan+, kekiri-)


b menyatakan pergeseran vertikal (keatas+,kebawah-)

REFLEKSI / PENCERMINAN

Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) dicerminkan:

terhadap sumbu Y menjadi segitiga A2B2C2 dengan koordinat A2(-3,


9), B2(-3, 3), C2(-6, 3)
terhadap sumbu X menjadi segitiga A3B3C3 dengan koordinat A3(3,
-9), B3(3, -3), C3(6, -3)
terhadap titik (0, 0) menjadi segitiga A4B4C4 dengan koordinat A4(-3,
-9), B4(-3, -3), C4(-6, -3)

Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) dicerminkan:

terhadap garis x = -2 menjadi segitiga A5B5C5 dengan koordinat A5(7, 9), B5(-7, 3), C5(-10, 3)
terhadap sumbu y = 1 menjadi segitiga A6B6C6 dengan koordinat
A6(3, -7), B6(3, -1), C6(6, -1)

Segitiga PQR dengan koordinat P(6, 4), Q(6, 1), R(10, 1) dicerminkan:

terhadap garis y = x menjadi segitiga P2Q2R2 dengan koordinat P2(4,


6), Q2(1, 6), R2(1, 10)
terhadap garis y = -x menjadi segitiga P3Q3R3 dengan koordinat P3(-4,
-6), Q3(-1, -6), R3(-1, -10)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan :


Pencerminan terhadap garis x = a atau y = b

Pencerminan terhadap sumbu x atau sumbu y

Pencerminan terhadap titik (0, 0)

Pencerminan terhadap garis y = x atau y = x

Pencerminan terhadap garis y = mx + c


Jika m = tan maka:

ROTASI / PERPUTARAN

Untuk rotasi searah jarum jam, sudut diberi tanda negatif ()

Untuk rotasi berlawanan arah jarum jam, sudut diberi tanda positif (+)
Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) dirotasi:

+90 atau 270 dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga


A2B2C2 dengan koordinat A2(-9, 3), B2(-3, 3), C2(-3, 6)
+270 atau 90 dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga
A3B3C3 dengan koordinat A2(9, -3), B2(3, -3), C2(3, -6)
+180 atau 180 dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga
A4B4C4 dengan koordinat A4(-3, -9), B4(-3, -3), C4(-6, -3)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka rotasi dapat dirumuskan sebagai berikut :


Rotasi sejauh dengan pusat (a, b)

Rumus praktis untuk rotasi dengan pusat rotasi O(0, 0):

DILATASI / PENSKALAAN

Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) didilatasi:

dengan faktor skala k = 1/3 dan pusat dilatasi O(0, 0) menjadi segitiga
A2B2C2 dengan koordinat A2(1, 3), B2(1, 1), C2(2, 1)
dengan faktor skala k = 2 dan pusat dilatasi O(0, 0) menjadi segitiga
A3B3C3 dengan koordinat A3(6, 18), B3(6, 6), C3(12, 6)

Untuk nilai k negatif, arah bayangan berlawanan dengan arah aslinya.


Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan :
Dilatasi dengan pusat (a, b) dan faktor skala k

Rumus praktis dilatasi dengan faktor skala k dan pusat dilatasi O(0, 0):

Selain 4 transformasi yang telah dijelaskan diatas, juga terdapat 2 transformasi lagi yaitu
shearing / gusuran dan stretching / regangan. Perhatikan penjelasan dibawah ini :
GUSURAN/SHEARING

Persegi panjang ABCD dengan koordinat A(1, 1), B(4, 1), C(4, 6), D(1, 6) akan digusur:

menurut arah sumbu X (invariant sumbu X) dengan faktor skala k = 2


menjadi persegi panjang A2B2C2D2 dengan koordinat A2(3, 1), B2(6,
1), C2(16, 6), D2(13, 6)
menurut arah sumbu Y (invariant sumbu Y) dengan faktor skala k = 2
menjadi persegi panjang A3B3C3D3 dengan koordinat A3(1, 3), B3(4,
9), C3(4, 14), D3(1, 8)

Pengaruh nilai k:

untuk gusuran menurut arah sumbu X k positif arahnya ke kanan, k


negatif arahnya ke kiri
untuk gusuran menurut arah sumbu Y k positif arahnya ke atas, k
negatif arahnya ke bawah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :


Gusuran menurut arah sumbu X (Gx) dengan faktor skala k maka :

Gusuran menurut arah sumbu Y (Gy) dengan faktor skala k maka :

STRETCHING / REGANGAN

Persegi panjang ABCD dengan koordinat A(1, 1), B(4, 1), C(4, 6), D(1, 6) diregangkan:

searah sumbu X dengan faktor skala k = 3 menjadi A2B2C2D2 dengan


koordinat A2(3, 1), B2(12, 1), C2(12, 6), D2(3, 6)
searah sumbu Y dengan faktor skala k = 2 menjadi A3B3C3D3 dengan
koordinat A3(1, 2), B3(4, 2), C3(4, 12), D3(1, 12)

Pengaruh nilai k:

untuk regangan searah sumbu X k positif arahnya ke kanan, k


negatif arahnya ke kiri

untuk regangan searah sumbu Y k positif arahnya ke atas, k negatif


arahnya ke bawah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan :


Regangan searah sumbu X (Sx) dengan faktor skala k

Regangan searah sumbu Y (Sy) dengan faktor skala k

Transformasi dengan Matriks Transformasi Tertentu

KOMPOSISI TRANSFORMASI
merupakan gabungan dari beberapa transformasi. Misalnya kita mempunyai transformasi
T1 akan dilanjutkan ke T2 maka ditulis T2oT1.

Komposisi Khusus :
1. Dua pencerminan yang berurutan terhadap sumbu-sumbu yang sejajar

2. Dua pencerminan yang berurutan terhadap dua sumbu yang tegak lurus ekuivalen
dengan rotasi 180 yang pusatnya adalah titik potong kedua sumbu tersebut.
3. Dua pencerminan terhadap dua sumbu yang berpotongan ekuivalen dengan rotasi
dimana titik pusat adalah titik potong kedua sumbu dan sudutnya adalah sudut antara
kedua sumbu.
4. Dua rotasi berurutan terhadap pusat yang sama ekuivalen dengan rotasi dimana
pusatnya sejauh jumlah sudut keduanya.

LUAS HASIL TRANSFORMASI


Transformasi yang berupa translasi, refleksi, dan rotasi tidak mengubah luas suatu
benda

Mencari luas segitiga ABC jika diketahui koordinat titik A, B, dan C nya, maka kita dapat
gunakan rumus :

Perhatikan contoh soal transformasi berikut ini.


Tentukanlah persamaan bayangan kurva y = x2 + 3x -4 jika dicerminkan terhadap sumbu
X, kemudian didilatasikan dengan faktor skala 2 dengan pusat dilatasi O(0, 0)
Penyelesaian :
cara 1 : cara langsung

cara 2 : menggunakan matriks

2. y P (x, y) A O y X P(x, y) Persamaan Transformasi Refleksi


3. Kelompok 3 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Anas Rahman Deni Maulana Evan Valiant
Gading Yoga Khusnul Khotimah M. Misbakhul Abid Nila Prameswari Rizal Medi F. Ni
Luh Putu N. (07) (11) (23) (31) (03) (15) (19) (27) (35)
4. Refleksi Merupakan transformasi yang memindahkan titik-titik dengan
menggunakan sifat bayangan oleh suatu cermin.
5. Persamaan Transformasi Refleksi pada Bidang 1. 2. 3. 4. 5. Persamaan
Transformasi Refleksi Terhadap Sumbu X Persamaan Transformasi Refleksi Terhadap
Sumbu Y Persamaan Transformasi Refleksi Terhadap Garis y =x Persamaan Transformasi
Refleksi Terhadap Garis y = -x Persamaan Transformasi Refleksi Terhadap Titik
6. Persamaan Transformasi Refleksi Terhadap Sumbu X Y y x = x y = - y P (x, y)
P(x, y) A O y X P(x, y) sumbu X P (x, -y)
7. Y P(x, y) x x = -x y = y A O P(x, y) Persamaan Transformasi Refleksi
Terhadap Sumbu Y P (x, y) x sumbu Y P (-x, y)
8. A. Matriks Refleksi Terhadap Sumbu X Matriks refleksi terhadap sumbu X
ditentukan dengan hubungan x = x dan y = -y adalah 1 0 0 -1 B. Matriks Refleksi

Terhadap Sumbu Y Matriks refleksi terhadap sumbu Y ditentukan dengan hubungan x =


-x dan y = y adalah -1 0 0 1
9. Y B Persamaan Transformasi Refleksi Terhadap Garis y = x P= (x, y) y=x P = (x,
y) O A X x = y y = x P(x, y) garis y = x P (y, x)
10. Persamaan Transformasi Refleksi Terhadap Garis y = -x Y 3 -3 X 4 -4 P(x, y) x =
- y y = - x garis y = -x P (-y, -x)
11. C. Matriks Refleksi Terhadap Garis y = x Matriks refleksi terhadap garis y = x
ditentukan dengan hubungan x = y dan y = x adalah 0 1 1 0 D. Matriks Refleksi
Terhadap Garis y = -x Matriks refleksi terhadap garis y = - x ditentukan dengan hubungan
x = -y dan y = -x adalah 0 -1 -1 0
12. Persamaan Transformasi Refleksi Terhadap Titik Asal O (0, 0) Y B P (x, y) A O X
P (x, y) P (x, y) x = -x y = -y titik asal O P (-x, -y)
13. E. Matriks Refleksi Terhadap Titik Asal O (0, 0) Matriks refleksi terhadap titik
asal O (0, 0) ditentukan dengan hubungan x = -x dan y = -y adalah -1 0 0 -1
14. Persamaan Transformasi Refleksi Terhadap Garis x = h Y O P (x, y) A x=h P (x,
y) B x = 2h x y = y P (x, y) x=h C X OA = x dan OB = h, sehingga AB = h x BC
= AB = h x OC = OB + BC x = h + h x x = 2h x CP = AP y = y P (2h - x,
y)
15. Persamaan Transformasi Refleksi Terhadap Garis y = k Y C P = (x, y) y=k B A
O CP = AP x = x OA = y dan OB = k, maka AB = OB OA = k - y BC = AB = k
y OC = OB + BC y = k + (k y) y = 2k - y x = x y = 2k - y P = (x, y) X P (x, y)
y=k P (x, 2k -y)
16. Komposisi Dua Refleksi Berurutan
17. Komposisi Refleksi 1. 2. 3. Terhadap refleksi tegak lurus Saling berpotongan di
titik 0,0 Sejajar sumbu x dan sumbu y
18. y A = (-1,4) Tegak Lurus A = (1,4) x A = (1,-4)
19. Refleksi terhadap dua sumbu saling tegak lurus Jika titik A(x,y) direfleksikan
terhadap garis x=a dilanjutkan terhadap garis y=b (dua sumbu yang saling tegak lurus)
maka bayangan akhir A adalah sama dengan rotasi titik A(x,y) dengan pusat titik potong
dua sumbu (garis) dan sudut putar 180
20. Y Refleksi terhadap dua sumbu yang saling berpotongan Jika titik A(x,y)
direleksikan terhadap garis g dilanjutkan terhadap garis h, maka bayangan akhirnya
adalah dengan pusat perpotongan garis g dan h dan sudut putar 2( sudut antara garis g
dan h) serta arah putaran dari garis g ke h. X
21. Sejajar sumbu x A A A Komposisi dua refleksi berurutan refleksi berurutan
terhadap dua sumbu sejajar dengan sumbu x Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis
y=a dilanjutkan terhadap garis y=b. Maka bayangan akhir A adalah yaitu: x=x y=2(ba)+y
22. Sejajar sumbu y Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis x=a dilanjutkan
terhadap garis x=b. Maka bayangan akhir A adalah yaitu: x'=2(b-a)+x y'=y Y A A A X
23. Sif at Komposisi Ref leksi Komposisi refleksi (refleksi berurutan) pada
umumnya tidak komutatif kecuali komposisi refleksi terhadap sumbu x dilanjutkan
terhadap sumbu y (dua sumbu yang saling tegak lurus).
24. Contoh Soal 1. Tentukan koordinat bayangan titik P(4,2) oleh refleksi terhadap
sumbu x dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu y Jawab: P(4,2) direfleksikan
terhadap sumbu x P(4,2) P(4 , -2) Titik P(4,-2) direfleksikan terhadap sumbu y P(4,-2)

P(-4,-2) Jadi koordinat bayangan titikP(4,2) oleh refleksi terhadap sumbu x dilanjutkan
Dengan refleksi terhadap sumbu y adalah P(-4,-2) dan dapat ditulis: Y o X (4,2) = ( -4,
-2 ).
25. 2. Tentukan koor dinat bayangan titik P(4,2) oleh r efleksi ter hadap sumbu x
dilanjutkan dengan r efleksi ter hadap sumbu y Jawab: P(4,2) dir efleksikan ter hadap
sumbu x P(4,2) P(4 , -2) Titik P(4,-2) dir efleksikan ter hadap sumbu y P(4,-2) P(-4,2) Jadi koor dinat bayangan titikP(4,2) oleh r efleksi ter hadap sumbu x dilanjutkan
Dengan r efleksi ter hadap sumbu y adalah P(-4,-2) dan dapat ditulis: Y o X (4,2) = ( -4,
-2 )

Komposisi Dua Rotasi Berurutan yang Sepusat

MIA Kelas 12 [K-13] / Komposisi Transformasi


Geometri
Contoh Soal
Diketahui R1 dan R2 adalah dua rotasi yang berlawanan arah dengan arah jarum jam,
dengan besar sudut rotasi berturut-turut adalah 210 dan 60. Jika titik pusat rotasi
adalah (2,4), maka bayangan dari R1R2(3,6) adalah .

(4,9)

(4,9)

(4,9)

(4,9)

(9,4)

You might also like