Professional Documents
Culture Documents
KARBOHIDRAT I
Kelompok 2
Nama NIM
Ady Suryo Negoro J3L208121
Natalia Debora P J3L108022
Selly Ariesya J3L108069
TUJUAN
Tujuan praktikum adalah menunjukkan sifat dan struktur karbohidrat melelui
uji-uji kualitatif, mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya
dengan beberapa reagen uji yaitu uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan fermantasi.
PROSEDUR PERCOBAAN
Pada uji molisch, sebanyak 5ml larutan yang di uji (glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati) di masukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 2 tetes pereaksi molish , dicampur rata, kemudian ditambahkan 3 ml
asam sulfat pekat secara perlahan-lahan melalui dinding tabung, warna violet (ungu)
kemerah-merahan pada batas kedua cairan menunjukkan reaksi positif, sedangkan
warna hijau menunjukan reaksi negatif.
Untuk uji Benedict, sebanyak 5 ml reaksi Benedict dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, kemudian ditambahkan 8 tetes larutan bahan yang diuji dicampur rata
dan dididihkan selama 5 menit, biarkan sampai dingin kemudian diamati perubahan
warnanya, jika terbentuk warna hijau, kuning atau endapan merah bata berarti positif.
Sedangkan warna biru pada larutan menunjukkan hasil yang negatif. Dilakukan Uji
ini terhadap larutan Glukosa 1%, Fruktosa 1%, Sukrosa 1%, Laktosa 1%, Maltosa
1%, Pati.
Pada uji barfoed, sebanyak 1 ml pereaksi dan bahan percobaan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 3 menit dan
didinginkan, setelah itu masukkan 1 ml fosfomoliubdat , kocok dan amati warna yang
tejadi, jika terbentuk warna biru setelah penambahan fosfomolibdat, maka reaksi
positif. Dilakukan Uji ini terhadap larutan Glukosa 1%, Fruktosa 1%, Sukrosa 1%,
Laktosa 1%, Maltosa 1%, Pati
Pada uji fermentasi, 25 ml larutan bahan percobaan dan 1 gram ragi roti
digerus sampai terbentuk suspensi yang homogen , kemudian suspensi diisikan ke
dalam tabung fermentasi sampai bagian kaki tertutup dan terisi penuh oleh cairan.
Selanjutnya dilakukan pemeraman pada suhu 360C, kemudian diamati setiap selang
20 menit sebanyak 3 kali pengamatan. Jika terdapat ruang gas pada kaki tabung yng
tertutup ukurlah panjang atau isi gas tersebut, lalu untuk membuktikan bahwa gas
yang terbentuk gas CO2 , dilakukan penambahan larutan NaOH 10% kedalam tabung
fermentasi melalui kaki yang terbuka dan tutuplah mulut tabung dengan ibu jari
sambil tabung dibolak-balik beberapa kali. Isapan pada ibu jari menunjukkan adanya
gas CO2. . Dilakukan Uji ini terhadap larutan Glukosa 1%, Fruktosa 1%, Sukrosa 1%,
Laktosa 1%, Maltosa 1%, Pati.
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1 Hasil Uji Molisch
Bahan uji Hasil uji Warna yang terbentuk
Glukosa 1% + Cincin violet
Fruktosa 1% + Cincin violet
Sukrosa 1% + Cincin violet
Laktosa 1% + Cincin violet
Maltosa 1 % + Cincin violet
Pati + Cincin violet
Gambar 4 Gambar 5
Gambar 6
Maltosa dalam Uji Laktosa dalam Uji
Pati dalam Uji Molisch
Molisch Molisch
Gambar 10 Gambar 11
Gambar 12
Maltosa dalam Uji Laktosa dalam Uji
Pati dalam Uji Benedict
Benedict Benedict
Tabel 3 Hasil Uji Barfoed
Bahan Uji Hasil Warna yang terbentuk
Glukosa 1% + Biru tua
Fruktosa 1% + Biru tua
Sukrosa 1% - Biru muda
Laktosa 1% - Biru muda
Maltosa 1 % - Biru muda
Pati - Biru muda
Keterangan : + : Sampel merupakan monosakarida
- : Sampel bukan merupakan monosakarida
Gambar 16 Gambar 17
Gambar 18
Maltosa dalam Uji Laktosa dalam Uji
Pati dalam Uji Barfoed
Barfoed Barfoed
Gambar 23 Gambar 24
Struktur Laktosa Struktur Sukrosa
PEMBAHASAN
Pada uji Molisch, pereaksi yang digunakan merupakan larutan 5% α-naftol
dalam alkohol 95%. Uji ini berdasarkan pembentukan furfural atau turunan-turunan
dari karbohidrat yang didehidratasi oleh asam pekat (dalam uji ini adalah asam sulfat
pekat). Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan
molekul air dari suatu senyawa. Furfural atau derivatnya dapat membentuk senyawa
berarna apabila direaksikan dengan α-naftol. Apabila ditambahkan asam sulfat pekat
akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan terjadi
warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan α-naftol. Reaksi
ini tidak spesifik untuk karbohidrat namun hasil reaksi yang negatif menunjukkan
bahwa sampel tidak mengandung karbohidrat. Berdasarkan percobaan, hasil uji
menunjukkan bahan semua bahan yang diuji adalah karbohidrat. Hal ini ditunjukkan
dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada tabung. Dengan demikian telah
dibuktikan bahwa glukosa, sukrosa, frukrosa, maltosa, laktosa dan pati merupakan
karbohidrat.
Pada uji Benedict, pereaksi yang digunakan merupakan kuprisulfat, natrium
karbonat dan natrium sitrat yang dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi
ion Cu+ kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium
sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Larutan tembaga yang basa bila
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan
membentuk kuprooksida (CuO). Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau
kebiruan, hijau dan kuning. Warna endapan ini bergantung kepada konsentrasi
karbohidrat yang diperiksa. Berdasarkan uji yang dilakukan, pada sampel glukosa dan
fruktosa memberikan hasil positif yang ditandai dengan warna larutan hijau kebiruan
dan terdapat endapan merah bata. Sedangkan pada laktosa dan maltosa memberikan
hasil positif yang ditandai dengan warna larutan hijau kebiruan tanpa endapan merah
bata. Warna hijau kebiruan tersebut mengindikasikan terdapatnya gula dengan
konsentrasi sekitar 250 mg/dL. Pada sukrosa dan pati menunjukkan hasil yang negatif
karena warna yang terbentuk adalah warna biru yang menunjukkan tidak terdapatnya
gula pereduksi pada sampel.
Pada uji Barfoed, pereaksi yang digunakan merupakan larutan kupriasetat dan
asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan
bukan monosakarida. Ion Cu+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan
direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida. Ion Cu+
yang dihasilkan direaksikan dengan pereaksi warna fosfomolibdat sehingga
menghasilkan warna biru yang menunjukkan adanya monosakarida. Berdasarkan
percobaan, hasil uji menunjukkan bahwa glukosa dan fruktosa adalah monosakarida.
Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna biru tua pada tabung.
Sedangkan pada sukrosa, maltosa, laktosa dan pati menunjukkan hasil yang negatif
dengan warna larutan biru muda. Dengan demikian telah dibuktikan bahwa glukosa
dan frukrosa. Sedangkan sukrosa, maltosa, laktosa dan pati bukan merupakan
monosakarida.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerob, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal. Karbohidrat (gula) adalah bahan yang umum dalam fermentasi.
Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan
tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam
fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol
lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
Pada uji fermentasi, gas karbondioksida yang berasal dari ragi lebih cepat
terjadi pada monosakarida khususnya glukosa. Hal ini menunjukkan bahwa
monosakarida lebih reaktif daripada disakarida dan polisakarida. Selain itu pati dan
disakarida lainnya merupakan molekul yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
monosakarida sehingga kemampuan ragi untuk mencerna mengubah pati tersebut
menjadi etil alkohol dan karbondioksida lebih banyak memerlukan energi dan waktu
yang lebih lama. Berdasarkan percobaan, hasil uji menunjukkan bahwa glukosa,
sukrosa dan pati menghasilkan gas karbondioksida pada proses fermentasi.
Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa
menjadi asam laktat. Proses ini disebut glikolisis. Tiap reksi dalam proses glikolisis
ini menggunakan enzim tertentu. Tahap pertama glikolisis adalah pengubahan
glukosa menjadi glukosa-6-fosfat dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima
dari ATP dalam reaksi sebagai berikut :
Gambar 25 Reaksi Pertama Glikolisis
Enzim heksokinasi merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion
Mg++ sebagai kofaktor. Enzi mini ditemukan oleh Meyerhof pada tahun 1927 dan
telah dapat dikristalkan dari ragi, mempunyai berat molekul 111.000. Heksokinase
yang berasal dari ragi dapat merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat
dariATP tidak hanya kepada glukosa tetapi juga pada fruktosa, manosa dan
glukosamina. Dalam otak, otot dan hati terdapat enzim heksokinase yang multi
substrat ini. Disamping itu, ada pula enzim-enzim yang khas tetapi juga pada kepada
fruktosa, manosa dan glukosamina. Dalam kinase. Hati juga memproduksi
fruksokinase yang menghasilkan fruktosa-1-fosfat. Proses glikolisis dimulai dengan
molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat. Serangkaian reaksi-
reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan juga jalur embeden-Meyerhof (lihat
Gambar 26).
Gambar 26 Bagan reaksi glikolisis
Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua
fase. Pada fase pertama, glukosa diubah menjadi triosafosfat dengan proses
fosforilasi. Fase kedua dimulai dari reaksi oksidasi triosafosfat hingga terbentuk asam
laktat. Perbedaan antara kedua fase ini terletak pada fase energi yang berkaitan
dengan reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut. Dalam proses glikolisis satu mol
glukosa diubah menjadi dua mol asam laktat. Fase pertama dalam proses glikolisis
melibatkan 2 mol ATP yang diubah menjadi ADP. Jadi fase pertama ini
menggunakan energi yang tersimpan dalam molekul ATP. Fase kedua mengubah dua
mol triosa yang terbentuk pada fase pertama menjadi dua mol asam laktat, dan dapat
menghasilkan 4 mol ATP. Jadi fase kedua ini menghasilkan energi. Apabila ditinjau
secara keseluruhan proses glikolisis ini menggunakan 2 mol ATP dan menghasilkan 4
mol ATP sehingga masih ada sisa 2 mol ATP yang ekivalen dengan energi sebesar
14.000 kalori. Energi tersebut tersimpan dan dapat digunakan oleh otot dalam energi
yang dibebaskan untuk reaksi glukosa menjadi asam laktat adalah 56.000 kalori,
maka dapat dihirung 14.000/56.000 x 100%=25%. Suatu tingkat efisiensi yang cukup
tinggi.
KESIMPULAN
Uji Molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara umum dan telah
dibuktikan bahwa semua contoh (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan
pati) merupakan karbohidrat. Uji Benedict digunakan untuk menentukan gula
pereduksi dalam karbohidrat, dan telah dibuktikan bahwa glukosa, fruktosa, laktosa,
dan maltosa mengandung gula pereduksi. Uji Barfoed digunakan untuk
mengidentifikasi antara monoskarida dan bukan monosakarida dan telah dibuktikan
bahwa yang termasuk monosakarida adalah glukosa dan fruktosa. Uji fermentasi yang
menggunakan ragi dapat mencerna dan merubah karbohidrat menjadi etil alkohol dan
gas karbondioksida dan terbukti bahwa semua contoh menghasilkan karbondioksida
DAFTAR PUSTAKA
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Poedjiyadi, Anna dkk. 2006. Dasar-DasarBiokimia. Jakarta : UI-Press.
Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hawab, HM. 2004. Pengantar Biokimia. Jakarta : Bayu Media Publishing.
Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penerjemah : Maggy Thenawijaya. Jakarta :
Erlangga.
Mulia, Isnan. 2007. Fermentasi.http://metabolismelink.freehostia.com/fermentasi.htm
[terhubung berkala]. [4 September 2009]
BPP, Poni. 2006. Fermentasi. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1663623-
fermentasi/ [terhubung berkala]. [4 September 2009]
Earley, Clarke. 2008. Physiological Chemistry.
http://www.personal.kent.edu/~cearley/PChem/glycol/carbomet.gif [terhubung
berkala]. [5 September 2009]