You are on page 1of 2

PROSES ANALISIS KEBIJAKAN

Metode dan standar yang digunakan oleh semua analis untuk mencapai hasil yang berkualitas
tinggi kadang-kadang dalam keterbatasan waktu dan dana, mempunyai beberapa karakteristik secara
umum, bahwa : hampir semua diterapkan dengan cepat, banyak mengandalkan diri pada estimasi dan
perimbangan yang dilakukan oleh analis atau orang lain, dan para analis profesional bahwa tidak
satupun akan digunakan tanpa adanya pemahaman yang jelas mengenai kekuatan dan kelemahan
ataupun tanpa menyesuaikan penerapannya dengan situasi yang ada.

Struktur yang umumnya terdapat dalam hampir semua analisis kebijakan adalah proses enam
langkah yang disebut pendekatan penyelesaian masalah secara rasional. Keenam langkah tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Menentukan masalah, kemungkinan, atau poko bahasan.


2. Menentukan criteria evaluasi.
3. Mencari berbagai alternatif.
4. Mengevaluasi setiap alternatif.
5. Memaparkan dan memilih antara berbagai alternatif.
6. Memantau dan mengevaluasi hasil.

1.Menguji,
menetapkan
dan
memperinci
masalahnya

6. Memantau 2.Tetapkan
setiap hasil criteria
kebijakan evaluasi

5. Paparkan 3. Cari
dan pilih alternatif
diantara kebijakan
berbagai
alternatif

4. Evaluasi
setiap
alternatif
kebijakan
Para analis kebijakan jarang sekali turut berpartisipasi dalam semua langkah yang terdapat dalam
proses tersebut. Sebagai contoh seorang klien kemungkinan bermaksud meminta bantuan dari
analis untuk menggariskan masalah atau mungkin juga tidak, dan sering terjadin dimana seorang
klien mengatakan ia akan melakukan pemilihan sendiri alternative-alternatif dan menerapkan
alternatif yang telah dipilihnya. Bagaimanapun, analisis hampir akan selalu mempunyai peranan
penting dalam menetapkan criteria evaluasi dan dalam mencari dan mengevaluasi setiap alternatif,
dan pernyataan mengenai yang mana dan bagaimana kebijakan yang dianjurkan dapat diterapkan
harus member informasi selama melakukan keenam langkah analisis . juga, meskipun tidak semua
klien mempunyai tanggung jawab yang berkelanjutan atas suatu kebijakan atau program setelah
diterapkan, analis harus mengingatkan setiap klien agar bahwa pemantauan dan evaluasi atas
kebijakan atau program yang telah diterapkanmempunyai arti penting bagi kelanjutan keefektifan
dan keefisienannya.

Keenam langkah dalam proses analisis kebijakan tersebut tidak selalu harus diikuti satu demi
satu sesuai dengan urutannya. Dalam kenyataannya, analisis yang terbaik seringkali adalah yang
berputar kembali melalui beberapa langkah terdahulu jika terdapat informasi baru ,
sebagaimanapun digambarkan dalam Gambar diatas. Misalnya, sementara sedang menetapkan
beberapa alternatif mungkin menjadi jelas bahwa masalah yang sedang dibahas terlalu mudah atau
mungkin juga terlalu luas, atau bahwa criteria evaluasi tidak akan memungkinkan seorang analis
untuk membedakan antara berbagai alternatif yang diajukan. Penentuan kembali masalah dan/atau
criteria evaluais dalam hal ini akan menyelamatkan analis dari ketidak relevanan.

You might also like