Professional Documents
Culture Documents
TBKKP.TPL.2008
AKADEMI TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jeruk adalah salah satu buah-buahan yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat, selain rasanya yang manis, tampilannya menarik juga memiliki berbagai
macam manfaat bagi tubuh. Selain kaya vitamin dan mineral, jeruk juga mengandung
serat makanan yang esensial (sangat dibutuhkan tetapi tidak dapat dibuat oleh tubuh)
bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh normal.
Masyarakat banyak mengkonsumsi jeruk karena harganya yang relatif
terjangkau juga mudah didapat dimana-mana. Jeruk yang memiliki tampilan yang
segar dan rasa yang manis akan menjadi pilihan yang paling utama.
Terdapat dua macam jeruk ditinjau dari produksinya yaitu jeruk lokal dan
jeruk import. Jeruk import kebanyakan menjadi pilihan konsumen karena tampilannya
yang menarik dibanding jeruk lokal. Tetapi sebenarnya jeruk lokal memiliki rasa yang
lebih manis. Kebanyakan jeruk yang dibeli masyarakat adalah jeruk impor mungkin
karena masyarakat ingin menikmati rasa yang lebih enak dari jeruk lokal, biasanya
rasa manis yang dicari oleh para konsumen. Rasa manis dari jeruk ini dipengaruhi
oleh kadungan gula alami yang terkandung di dalammnya. Meskipun jeruk impor
memiliki rasa yang lebih nikmat tapi jeruk lokal juga perlu dibudidayakan agar
pertanian kita mengalami kemajuan ,untuk itu ada suatu keinginan kami untuk
menganalisa kandungan gula yang terkandung dalam jeruk siam yang merupakan
komoditi tanamam jeruk di Indonesia .
B. Tujuan
Membandingkan sifat fisik dari jeruk sunkist (Australia) dan jeruk siam serta
membandingkan kadar gula yang dikandung jeruk Sunkist dan jeruk siam.
C. Tinjauan Pustaka
Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus
dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah
yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara
2
anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam
sitrat yang memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.
Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan
menghasilkan hibrida antar spesies
('interspecific hybrid) yang memiliki
karakter yang khas, yang berbeda dari spesies
tetuanya. Keanekaragaman ini
seringkali menyulitkan klasifikasi, penamaan
dan pengenalan terhadap anggota-anggotanya,
karena orang baru dapat melihat perbedaan
setelah bunga atau buahnya muncul. Akibatnya tidak diketahui dengan jelas berapa
banyak jenisnya. Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan adalah keterkaitan kuat
Citrus dengan genus Fortunella (kumkuat), Poncirus, serta Microcitrus dan
Eremocitrus, sehingga ada kemungkinan dilakukan penggabungan. Citrus sendiri
memiliki dua anakmarga (subgenus), yaitu Citrus dan Papeda.
Asal jeruk adalah dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah
busur yang membentang dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke
barat ke arah India bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon) berasal dari Asia
Timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut berasal dari Asia Tenggara.
Banyak anggota jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan,
wewangian, maupun industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan
wewangian/parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah.
Jeruk, buah yang sangat populer, mudah diperoleh, dan relatif murah itu,
ternyata mengandung banyak zat gizi yang baik bagi kesehatan dan pencegahan
penyakit. Jeruk telah lama dikenal sebagai buah dengan rasa segar dan bergizi baik.
3
Selain sangat kaya vitamin dan mineral, ia juga mengandung serat makanan yang
esensial (sangat diperlukan tetapi tidak dapat diproduksi dalam tubuh) bagi
pertumbuhan dan berkembangan tubuh normal. Senyawa non-gizi yang dikandungnya
ternyata juga membantu menurunkan risiko terkena beberapa jenis penyakit kronis,
seperti kardiovaskuler, kanker, dan katarak.
Sayangnya, selama ini jeruk telanjur terkenal hanya sebagai sumber vitamin C.
Padahal, buah bulat ini juga mengandung sederetan zat gizi esensial lainnya, yang
meliputi karbohidrat (zat gula dan serat makanan), potasium, folat, kalsium, thiamin,
niacin, vitamin B6, fosfor, magnesium, tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan
senyawa fitokimia.
4
tubuh. Pembentukan kolagen optimal sangat diperlukan untuk pembentukan ligamen,
tendon, dentin, kulit, pembuluh darah, dan tulang. Juga membantu proses
penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
Vitamin C juga berperan dalam proses penyerapan zat besi non-organik (zat
besi dari makanan non hewani), sehingga dapat mencegah dan membantu
penyembuhan anemia. Sekarang vitamin C juga menyedot perhatian lantaran
kemampuannya sebagai antioksidan, yang dapat membantu mencegah kerusakan sel
akibat aktivitas molekul radikal bebas. Dalam tubuh molekul radikal bebas
mengoksidasi protein, asam lemak, dan DNA. Kerusakan akibat radikal bebas
berimplikasi pada timbulnya sejumlah penyakit, termasuk kanker, kardiovaskuler, dan
katarak.
Tingkat konsumsi makanan dengan kandungan folat tinggi, seperti jeruk segar
atau dalam bentuk jus, akan meningkatkan kadar folat. Peningkatan kadar folat akan
menurunkan kadar homocystein, yang merupakan racun bagi dinding pembuluh
darah. Dengan menurunnya kadar homocystein, risiko penyakit kardiovaskuler juga
berkurang.
Vitamin C dalam bebuahan, termasuk jeruk, secara ilmiah juga bisa dijelaskan
peranan positifnya dalam memberikan perlindungan tubuh terhadap kanker. Hasil
penelitian epidemiologi menunjukkan, tingkat konsumsi bebuahan, salah satunya
jeruk, dan sesayuran yang tinggi memiliki efek perlindungan terhadap kanker lebih
baik dibandingkan dengan tingkat konsumsi vitamin C (dari makanan suplemen) yang
tinggi.
5
hasil penelitian diperlihatkan bahwa individu dengan konsentrasi vitamin C dan
karotenoid dalam darah yang tinggi memiliki risiko terkena katarak lebih rendah.
Namun, tidak ada bukti yang memperlihatkan bahwa asupan vitamin C yang tinggi
dalam jangka waktu lama menurunkan risiko terkena katarak.
Vitamin esensial larut air lainnya yang terkandung dalam jeruk adalah folat.
Vitamin ini membantu produksi DNA dan RNA serta pematangan sel-sel darah
merah, yang pada akhirnya dapat mencegah anemia. Konsumsi folat per hari
disarankan 180 mcg untuk wanita dan 200 mcg untuk pria. Sebagian kebutuhan itu
bisa dipasok dari jeruk. Dalam satu gelas, 225 ml, jus jeruk terkandung 75 mcg asam
folat bagi tubuh. Selain itu jeruk juga mengandung beberapa jenis mineral. Salah
satunya potasium. Mineral esensial ini berperan memelihara keseimbangan asam dan
air dalam tubuh. Sebagai komponen penting elektrolit, potasium memainkan peranan
pada transmisi impuls syaraf ke otot, proses kontraksi otot, dan menjaga tekanan
darah normal. Konsumsi potasium disarankan sebanyak 2000 mg per hari. Sebagian
jumlah itu bisa dipenuhi oleh jeruk. Segelas, 225 ml, jus jeruk memberikan 500 mg
potasium. Memang, kasus kekurangan potasium sangat jarang ditemukan. Perhatian
lebih banyak tertuju pada rasio konsumsi sodium terhadap potasium. Rasio tinggi
merupakan faktor risiko terhadap penyakit kronis.
6
Dalam jeruk juga terkandung senyawa fitokimia. Senyawa khas tanaman ini
memiliki efek fisiologis luas dan membantu mencegah timbulnya berbagai jenis
penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit jantung. Mekanisme pencegahannya
meliputi kemampuannya sebagai antioksidan, efeknya pada proses pembelahan sel,
meningkatkan aktivitas enzim dalam menghilangkan karsinogen (zat penyebab
kanker), dan pemblokiran senyawa nitrosamin. Asupan senyawa ini hanya dapat
dipenuhi melalui konsumsi makanan asal tanaman, salah satunya jeruk, sebagai
bagian dari menu makanan sehari-hari.
Jeruk Pontianak yang dikenal sebagai jeruk siam atau jeruk keprok ini
memiliki cirri antara lain buahnya berwarna hijau kekuningan, mengkilat, dan
permukaannya halus. Ketebalan kulitnya sekitar 2mm. Berat tiap buah sekitar 75,6 g.
Bagian ujung buah berlekuk dangkal. Daging buahnya bertekstur lunak dan
mengandung banyak air dengan rasa manis yang segar. Setiap buah mengandung
sekitar 20 biji. Jeruk siam tumbuh berupa pohon berbatang rendah dengan tinggi 2-8
meter. Umumnya tanaman ini tidak berduri. Batangnya bulat atau setengah bulat dan
memiliki percabangan yang banyak dengan tajuk yang sangat rindang. Ciri khas
lainnya tanaman ini adalah dahannya kecil dan letaknya berpencar tidak beraturan.
Daunnya berbentuk bulat telur memanjang, elips, atau lanset dengan pangkal tumpul
dan ujung memncing seperti tombak. Permukaan atas daun berwarna hijau tua
mengkilat sedangkan permukaan bawah hijau muda. Panjang daun 4-8 cm dan lebar
1,5-4 cm. Tangkai daunnya bersayap sangat sempit sehingga bisa dikatakan tidak
bersayap.
7
Klasifikasi Jeruk Siam
Tabel 1 Klasifikasi ilmiah jeruk siam
Kerajaan Plantae
Divisio Magnoliophyta
Kelas Magliopsida
Subkelas Rosidae
Ordo Sapindales
Familia Rutaceae
Genus Citrus
Sesies C.nobilis
Berdasarkan berat tiap buah, jeruk siam digolongkan dalam 4 ukuran yaitu kelas
A,B,C dan D yang masing-inasing digolongkan dalam 2 jenis mutu yaitu Mutu I dan
Mutu II.
Syarat mutu
Tabel 3 Syarat Mutu Jeruk Siam
Karakter Syarat Cara
Istik Mutu I Mutu II Pengujian
Kesamaan sifat Seragam Seragam Organoleptik
varietas
Tingkat Kesamaan sifat Tua, tapi tidak Organoleptik
ketuaan Tua varietas Seragam, terlalu matang
tapi tidak terlalu
matang
8
Kekerasan Keras Cukup keras Organoleptik
Kerusakan, % 5 10 SP-SMP-310-1981
(buah/buah)
Menurut SNI 01-2892-1992, cara uji gula, ada beberapa metode cara uji pada gula
yaitu:
a. Metode Luff Schoorl
b. Metode Lane Eynon
Pada makalah ini metode yang digunakan adalah metode Luff Schoorl. Dipilih
metode ini karena sangat menguntungkan dalam menganalisa gula nabati yang
termasuk sukrosa yang merupakan rasa manis dasar sakarosa adalah disakarida , yang
apabila direduksi adalah akan menghasilkan monosakarida yang bersifat pereduksi.
Monosakarida tersebut akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O.
Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang
dibebaskan tersebut dititer dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode
analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas
untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi
terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal
NaOCl) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion
iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2
yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator. I2 bebas ini selanjutnya
9
akan dititar dengan larutan standar natrium thiosulfat sehinga I2 akan membentuk
kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu
titrasi membutuhkan indicator amilum, maka penambahannya sebelum titik ekivalen.
Pada prinsipnya, iodometri merupakan reaksi reduksi oksidasi karena terjadi
perubahan bilangan oksidasi (biloks) dari zat-zat yang terlibat dalam reaksi, dalam hal
ini transfer electron dari pasangan pereduksi kepasangan pengoksidasi. Oksidasi
adalah pelepasan satu atau lebih elektron dari suatu atom, ion atau molekul.
Sedangkan reduksi adalah penangkapan satu atau lebih electron. Tidak ada dalam
elektron bebas dalam sistem kimia, oleh karena itu pelepasan elektron (oksidasi)
selalu diikuti penangkapan elektron (reduksi).
Indikator
Pada iodometri titrasi selalu berkaitan dengan I2, meskipun warna I2 berbeda
dengan I2, secara teoritis untuk titrasi ini tidak memerlukan indikator, tapi karena
warnanya dalam keadaan sangat lemah maka pada titrasi ini diperlikan indikator.
Indikator yang digunakan adalah indikator amilum dan I2 akan bereaksi dan reaksinya
adalah reaksi dapat balik.
D. Hipotesis
Jeruk siam memiliki kadar gula yang lebih besar dibandingkan dengan sunkist
sehingga mampu bersaing di pasaran.
10
Gambar 2. Sari buah jeruk
11
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
C. Langkah Kerja
1. Pembuatan Larutan Dan Standarisasi
a. Pembuatan Tio 0,1 N 250 ml
1) Menimbang 6,25 gr Na2S2O3 menggunakan neraca analitik, lalu larutkan
dengan aquades secukupnya, aduk hingga homogen.
2) Menimbang 75 mg Na2CO3 menggunakan neraca analitik, lalu larutkan
dengan aquades secukupnya, aduk hingga homogen.
12
3) Masukkan kedua larutan tersebut diatas kedalam labu ukur 250 ml lalu
tambahkan aquades hingga garis batas.
b. Pembuatan larutan luff schorl
1) Menimbang 2,5 gr CuSO4 lalu larutkan dengan aquades sebanyak 10 ml,
masukkan kedalam gelas beker lalu aduk dengan spatula hingga homogen.
2) Menimbang 5 gr asam sitrat lalu larutkan dengan aquades 5 ml, masukkan
kedalam gelas beker lalu aduk dengan spatula hingga homogen.
3) Didihkan air sebanyak 30 ml menggunakan kompor pemanas.
4) Setelah mendidih tambahkan 38,8 gr Na2CO3 sedikit demi sedikit sambil
diaduk-aduk sampai homogen.
5) Masukkan ketiga larutan diatas kedalam labu ukur 100 ml lalu tambahkan
aquades hingga tanda batas.
c. Pembuatan larutan KI 20 %
Menimbang 20 gr KI menggunakan neraca analitik lalu larutkan
menggunakan aquades, masukkan kedalam labu ukur 100 ml tambahkan
aquades hingga tanda batas.
d. Pembuatan larutan H2SO4 25%
Karena adanya H2SO4 98% maka perlu pengenceran hingga konsentrasi 25%
dengan volume sampai 100 ml
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 25% = 100 x 98%
V1 = 25,51 ml
Maka diambil 25,51 ml lalu dilarutkan dengan aquades menjadi 100 ml.
e. Amylum 1%
1) Menimbang 1 gr kanji lalu larutkan dengan aquades secukupnya, aduk
hingga homogen.
2) Menimbang 1 gr NaCl lalu larutkan dengan aquades secukupnya, aduk
hingga homogen.
3) Masukkan kedua larutan tersebut kedalam labu ukur 100 ml lalu
tambahkan aquades sampai tanda batas dan kocok hingga homogen.
f. Pb asetat 10 %
Menimbang 10 gr Pb larutkan dengan aquades menjadi 100 ml
g. Asam Oksalat 10 %
13
Menimbang 10 gr Asam Oksalat lalu dilarutkan dengan aquades, masukkan
kedalam labu ukur 100 ml tambahkan hingga tanda batas.
h. Standarisasi Thiosulfat
1) Menimbang 120- 150 mgram Kalium bikromat kristal Kemudian larutkan
ke dalams aquades 25 ml kedalam erlenmayer
2) Menambahkan 2 gram KI kristal dan 5ml HCl pekat
3) Menitrasi dengan larutan tio Sulfat sampai terjadi perubahan warna dari
coklat menjadi kuning dan tambahkan indikator amilum sebanyak 3 tetes
dan titrasi kembali dengan larutan Tio Sulfat sampai menjadi warna hijau
kebiruan.
4) Mengulangi langkah percobaan diatas sebanyak 2 kali
5) Mencatat hasil percobaan
14
j. Titar dengan larutan tio 0,1 N dengan larutan A amilum sebagai indikator,
misalkan dibutuhkan Vi ml tio 0, 1 N.
k. Kerjakan penetapan blanko dengan 25 ml air dan 25 ml larutan Luff, misalkan
dibutuhkan V2 ml tio 0, 1 N.
l. mengulangi lankah sebanyak 2 kali dan mecatat infomarsi yang diperoleh
Perhitungan:
(V2- V1) ml tio yang dibutuhkan oleh contoh dijadiikan ml 0,1000 N kemudian
dalam tabel pherry cari berapa mg glukosa yang tertera untuk ml tio yang
dipergunakan (misalnya W1 mg).
Keterangan:
Wl = glukosa, mg
fp = faktor pengenceran
W = bobot contoh (mg)
15
RANGKAIAN ALAT TITRASI
Buret
Klem
Statif
elenmayer
pemanas
16
3. Sampel jeruk siam(Pontianak)
Berat sari jeruk siam = 2,0147 gram, diendapkan dan diencerkan hingga 50 ml.
Dianalisa 10 mL
b. Perhitungan
1. Standardisasi Larutan Na2S2O3
N Na2S2O3
N Na2S2O3
17
N Na2S2O3
N Na2S2O3
N Na2S2O3 rata-rata
2. Jeruk Siam
a. Selisih titrasi blangko dan sampel 0,0963 N Tio
= Volume Thio untuk titrasi blanko – V thio untuk titrasi sampel
= 26,3 – 18,67
= 7,63 ml
= 7,3477 ml
= 17,2 + 0,904
= 18,104 mgram
Glukosa total =
= 90,52 mgram
= 0,0901 gram
Kadar =
= 4,47 % b/b
18
3. Jeruk Sunkist
a. Selisih titrasi blangko dan sampel 0,0963 N Tio
= 26,3 – 19,95
= 6,35 ml
= 6,1151 ml
= 14,7 + 0,2876
= 14,9876 mgram
Glukosa total =
= 74,938mgram
= 0,0749 gram
Kadar =
= 3,74% b/b
19
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Berdasarkan literatur, komposisi dari buah jeruk secara umum antara lain:
Air : 58,1
Gula : 4,5
Pati : 0
Serat makanan : 2,0
Total nitrogen : 0,12
Vitamin C
Sumber: Person's Chemical Analysis of Food
a. Metode Penetapan kadar
Seperti tinjauan Pustaka diatas metode yang digunakan adalah metode Luff
Schoorl.Dimana dalam menganalisa gula nabati yang termasuk sukrosa yang
merupakan rasa manis dasar sakarosa adalah disakarida , yang apabila direduksi
adalah akan menghasilkan monosakarida yang bersifat pereduksi.Mono sakarida
tersebut akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O.Kelebihan CuO
akan direduksikan dengan KI berlebih, sehinnga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan
tersebut dititer dengan larutan Na2S2O3.Dan volume tio yang habis ini yang akan
dimasukan ke tabel luff Schoorl.
b. Penjelasan Tiap Langkah Praktikum
1. Standarisasi larutan Na2S2O3
Standarisasi larutan Na2S2O3 kalium bikromat bertujuan untuk mencari kosentrasi
larutan Na2S2O3 yang digunakan sebagai larutan standar pada proses titirasi untuk
penentuan kadar gula karena pada proses titrasi larutan terlebih dahulu harus
diketahui konsentrasinya untuk mencari larutan yang akan ditirasi.Natrium
Thiosulfat kami pilih untuk larutan standar karena reaksinya sangat cepat sampai
selesai dan tidak ada reaksi sampingan .Jika pH diatas 9 Thiosulfat teroksidasi
menjadi sulfat
4I2 + S2O32- 8I- + 2SO4 + 10H+
Dalam larutan yang netral atau sedikit alkalin oksidasi menjadi sulfat tidak
muncul terutama jika iodium digunakan sebagai titran . Standarisasi larutan
Natrium Thiosulfat biasanya menggunakan standar yang terbuat dari agen
20
pengoksidasi yang kuat yang akan membebaskan iodin dari iodida, dalam
preaktikum kali ini kami menggunakan kalium bikromat karena senyawa ini
mempunyai berat ekuvalen yang sangat tinggi serta larutan-larutanya sangat stabil
dan merupakan pengoksidasi yang kuat
Cr2O7 + 6I- + 14 H+ 2Cr3+ + 3I2 + 7H2O
I2 + S2O32- 2I- + S4O62-
2. Penetapan kadar gula
Dalam penetapan kadar gula ini kita menggunakan pereaksi yaitu larutan luff
Schorll sebelum kita menetapkan kadar gula reduksi pada sampel. Disini kita
melakukan reparasi pada sampel terlebih dahulu. Sampel ditimbang sebanyak 2
gram dan tambahkan aquades sedikit hal ini untuk mengencerkan saja dan
masukan kedalam labu ukur 50 ml . dan tambahkan Pb asetat 10 % hal
penambahan timbal in dimaksudkan untuk mengikat kandungan –kandungan yang
ada di dalam sampel selain gula seperti pati,serat dan lain –lain ,setelah pb asetat
ditambahkan sebanyak 5 ml dilakukan penambahan asam oksalat sebagai indikasi
penambahan Pb asetat sudah cukup. Dan tambahkan lagi asam oksalat sebanyak
15 ml untuk mengendapkan Pb asetat yang telah mengikat kandungan –
kandungan yang lain dalam sampel selain gula lalu tepatkan tanda labu ukur
dengan penambahan aquades setelah didiuamkan beberapa menit lakukan
penyaringan agar larutan yang kita dapat murni. Larutan dipipet 10 ml dan
ditambah aquades sebanyak 15 ml serta penambahan pereaksi yaitu larutan luff
sebanyak 25 ml dan melakukan pemanasan selama 10. Pemanasan ini dilakukan
dengan tujuan untuk mempercepat reaksi reduksi dari mono sakariada pada gula
terhadap CuO menjadi CuO2 dan dalam pemanasan ditambahkan batu didih hal
ini dimaksudkan untuk meratakan pemanasan. Pemanasan cukup lakukan
pendinginan dengan es . Larutan ditambahkan larutan KI 10 % sebanyak 10 ml
untuk mereduksi kelebihan CuO sehingga I2 terlepas dan juga dilakukan
penambahan H2SO4 25 % sebanyak 25 ml yang bertujuan untuk mengasamkan
larutan karena pada suasana basa thio sebagai larutan standar akan tereduksi
secara parsial menjadi sulfat makanya perlu dilakukan pengasaman tersebut.warna
akan menjadi ciklat keruh dari awalnya berwarna biru karena larutan luff. Dititrasi
dengan larutan standar thio sampai terjadi perubahan warna menjadi kuning hall
ini menandakan larutan tersebut mendekati titik ekivalen sesuai dengan mmetode
maka di tmbahkan indikator amilum sebanyak 3 tetes dn titrasi sampai terjadi
21
waarbna larutan berubah menjadi putih ssusu. Dan pada balangko dilakukan juga
hal yang sam a hanya saj tidak menngunakan sampel
Dari analisa yang diperoleh dan di konversikan ke persamaam luff maka di
peroleh kadar gula pada jeruk siam sebesar 4,47 % dan jeruk sunkis 3,74 % pada
titrasi dengan thio semakin kbanyak thio yang dihabiskan semakin kecil kadar
gula yang terkandung karena akan selisih dengan blangko
22
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J., & Fessenden, J.S., “Kimia Organik” Erlangga, Jakarta, 1997.
24
25
26