Professional Documents
Culture Documents
2009
A. LATAR BELAKANG
Seiring berkembangnya teknologi perkaretan menuntut mahasiswa Akademi
Teknologi Kulit konsentrasi studi Teknologi Bahan Kulit, Karet, dan Plastik untuk
selalu mengikuti perkembangan tersebut karena mahasiswa sebagai agent of change
yang diharapkan mampu menciptakan inovasi-inovasi dan kreasi-kreasi baru. Untuk
tujuan tersebut maka harus ada suatu transfer knowledge dari suatu badan peneliti
perkaretan dalam hal ini Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor kepada mahasiswa
ATK Yogyakarta.
Pada dasarnya ATK telah memiliki mesin-mesin perkaretan yang merupakan
bantuan dari IGI Jerman, namun karena adanya kendala dalam hal ini adalah masalah
mengenai listrik sehingga ATK belum mampu untuk mengoperasikan mesin-mesin
tersebut. Disamping itu, esensi dari kegiatan ini adalah untuk menambah
pengetahuan yang lebih dalam mengenai adhesive dan kompon khususnya kompon
sol sepatu mahasiswa ATK Yogyakarta konsentrasi studi Teknologi Bahan Kulit,
Karet, dan Plastik.
B. TUJUAN
Tujuan dari kunjungan ke Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan kompon sampai proses pencetakan sol
sepatu.
2. Untuk mengetahui aplikasi formula kompon.
3. Untuk mengetahui proses pembuatan adhesive.
4. Untuk mengetahui aplikasi formula adhesive.
C. MANFAAT
Manfaat dari kunjungan ke Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai kompon.
2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai adhesive.
3. Mahasiswa dapat secara langsung melaksanakan praktek pembuatan adhesive.
thiuram
accelerator
sekunder
dithiokarbamat
dithiofosfat
Keterangan bagan:
Accelerator primer
Thiazol (semi cepat), contoh: MBT, MBTS
Sulfenamida (cepat-ditunda), contoh: CBS
Accelerator sekunder
Guanidine (sedang), contoh:DPG, DOTG
Thiuram (sangat cepat), contoh: TMT, TMTD
Dithiokrabamat (sangat cepat), contoh: ZDC, ZDMC
Dithiofosfat (cepat),contoh: ZBPP
b. Filler (bahan pengisi)
Bahan pengisi adalah bahan yang berfungsi untuk mengubah atau
memperbaiki sifa fisis barang jadi karet, seperti daya tahan terhadap
gesekan, irisan, dll.
Klasifikasi filler berdasarkan fungsinya
reinforcing
filler
filler
inert filler
HC C CH3
CH
CH C
1. +S+ H3C C CH + S(free sulphur)
H3C C CH3
CH CH CH C CH3
2.
H3C C +S + H3C C HC CH
S
CH HC
3. S
H3C C +S H3C C
B. ADHESIVE
Akhir – akhir ini terjadi perkembangan yang pesat pada bidang perekat, mulai
dari bidang furniture sampai untuk aplikasi konstruksi. Pengikatan dengan perekat
telah menjadi metode yang efektif dan ekonomis dalam fabrikasi dari berbagai
komponen. Penulisan laporan ini untuk menyajikan perekat berbasis karet alami
dan sintetis pada perkembangan terbaru dan di bidang yang menggunakan perekat
tersebut.
B.1. Pengertian Perekat
Karet Butil
Karet butil memiliki impermeabilitas terhadap gas, karet ini dibuat
untuk ban dalam kendaraan, karet ini tahan terhadap oksidasi. Karet butil
berbeda dengan isobutillin yang memiliki sedikit isoprena, termasuk rantai-
rantai molekuler yang dapat divulknisasi pada kedua bahan tersebut dapat
menghasilkan (pada molekuler rendah) konsistensi cair dan setengah cair
dengan kualitas rekat yang tinggi. Poliisobutilin dengan molekuler rendah
sebagai bahan perekat, karet butil tidak berdiri sendiri, bahan tambahan lain
perlu dipakai, pada perekat leleh panas (hot melt) akan mengurangi
permeabilitas air sehingga menambah daya rekat dan tahan terhadap gemuk.
Pada prinsipnya perekat karet butil dipakai untuk menyambung karet butil
solid dan substrat lain. Seperti juga karet alam karet butil yang berbentuk
lembaran dipakai untuk melapisi tangki baja agar tidak lekas berkarat akibat
reaksi bahan kimia. Perekat. karet butil sifatnya dapat dipertinggi dengan
Alat :
1. Neraca analitik
2. plastik (wadah bahan kimia)
3. open mill
Bahan :
1. NR 8. Coumaron Resin
2. ZnO 9. Wax
3. Stearid Acid 10. MBTS
4. Carbon Black 11. TMTD
5. Kaolin 12. Sulfur
6. CaCO3 13. TMQ
7. Oil
Alat:
a. Neraca analitik
b. Plastic(sebagai wadah bahan kimia)
c. Open mill
Bahan :
1 NR 100 100
2 ZnO 5 5
3 Stearic acid 2 2
4 IPPD 1 1
5 TMQ - 1
6 Montaclere 1 -
7 Kaolin 100 50
8 CaCO3 50 30
9 Silika 20 -
10 Carbon black - 20
11 TiO 2 -
12 Oil prosesing 10 5
13 Camaron resin 5 2
14 MBTS 2 12
Dalam prakitikum kali ini kompon yang ingin dibuat adalah sebanyak 5 kg.
sehingga semua bahan yang dibutuhkan harus diubah untuk 5 kg sehingga :
1 NR 1.662,23 2.279,98
5 TMQ - 22,79
6 Montaclere 16,62 -
9 Silika 332,4 -
11 TiO 33,24 -
D. PEMBAHASAN
Berikut ini adalah fungsi masing - masing bahan pada formulasi kompon:
Untuk mengetahui berat bahan kompon yang akan kita timbang kita perlu
mengetahui faktor pengali. Sedangk.an faktor pengali didapat dari berat kompon
yang akan kita buat dibagi dengan jumlah seluruh phr dari kompon.
Misalkan pada pembuatan sol hitam jumlah seluruh phr adalah 300,8
sedangkan berat kompon jadi yang akan kita buat adalah 5 kg (5000 gr) maka
faktor pengalinya adalah 5000/300,8 di dapatkan 16,27. Jadi dari perhitungan di
atas kita dapatkan faktor pengali 16,27. Maka NR yang kita buat adalah 100 gr x
16,27 = 1.627 gr.
CH3 CH3
Gambar 1.1
Gambar 1.2
R-R
Energy Mekanik
ROO. +ROO.
Bergabung kembali
R.+ R.
KOMPON DAN ADHESIVE TBKKP.TPL.08 31
Mekanisme vulkanisasi dapat dilihat dari diagram berikut:
Ac – Sx – Ac
Karet – Sx Ac
Jembatan sulfida
Gambar 1.3
Mekanisme vulkanisasi
Dalam Pengolahan kompon ini menggunakan mesin open mill atau mesin
penggilingan terbuka. Dengan menggunakan mesin terbuka maka kita dapat
mengamati kondisi pengolahan secara langsung. Hanya saja jika tidak berhati –
hati maka kompon dapat terkotori oleh debu dan bakteri – bakteri di udara.
Karet alam merupakan jenis karet yang memiliki sifat yang baik untuk
pengolahan kompon. Hanya saja sebelum dicampurkan dengan bahan- bahan
lain karet alam harus dimastikasi hingga benar- benar lumat dan siap untuk
dicampur dengan bahan – bahan kimia lainnya. Untuk kombinasi pengolahan
karet alam dengan karet sintetis dapat dilakukan dengan cara mastikasi karet
alam terlebih dahulu baru kemudian dapat dicampur dengan karet sintetis.
Suhu awal pada saat mastikasi adalah 420C, waktu mastikasi adalah 5 menit.
Pencampuran camaron resin dilakukan pengadukan selama 1 menit
Pencampuran stearic acid dilakukan pengadukan selama 1 menit
Penambahan minyak, caco3,Tio2, monteclere secara bersamaan, lalu diaduk
selama 6 menit.
Penambahan IPPD lalu diaduk selama 7 menit.
Penambahan pigment kuning dan ZnO dan diputar selama 2 menit.
Penambahan MBTS dan TMTD diaduk selama 1,5 menit
Penambahan sulfur dan diputar selama 1,5 menit
Lalu di blending selama 6 kali pemotongan.
Suhu akhir dari proses adalah 62oC
Vulkanisasi dilakukan dengan suhu 150oC dengan tekanan 100 bar dan dipres
selama 10 menit.
1. Karet alam
2. Resin siongka
3. MgO
4. Kalium laurat
5. KOH
6. Pendispersi
7. Etil asetat
8. Toluene
9. Tepung tapioka
10. Karet sintetis
No Kondisi Keterangan
No Aplikasi Keterangan
D. PEMBAHASAN
Pemilihan bahan ini karena kompon sendiri merupakan karet yang sudah
diproses hingga berbentuk padat dan lebih awet. Pembuatan kompon sendiri
dalam tahapan prosesnya hanya sedikit menggunakan bahan –bahan kimia
tertentu yang dapat mempengaruhi kualitas karet. Kompon memiliki sifat yang
lebih baik dari lateks. Kompon telah terbebas dari kotoran – kotoran, bebas dari
noda, serta memiliki warna yang agak terang sehingga saat diaplikasikan sebagai
perekat maka warna perekat juga baik. Penggunaan kompon juga didasarkan
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA