Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dipengaruhi oleh keadaan gizi dengan demikian angka kesakitan dan kematian
pada periode ini dapat dijadikan informasi yang berguna mengenai keadaan
kurang gizi di masyarakat (Supariasa, 2001). Gangguan gizi pada anak balita
langsung atau tidak langsung terhadap gizi anak (Moehji S, 2003). Anak balita
sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat badannya. Anak
kekurangan gizi (Djaeni, 2000). Untuk itu status gizi balita perlu diperhatikan
dalam status gizi baik dengan cara memberikan makanan bergizi seimbang
angka prevalensi gizi kurang adalah 19,20% dan status gizi buruk 8,30%
(Depkes RI, 2004). Data dari Dinas Kesehatan RI yang mengacu pada aksi
pangan dan gizi tahun 2001-2005 sasaran gizi kurang dari 20% dan gizi
buruk 5% (Depkes RI, 2002). Menurut hasil pemantauan status gizi pada
balita di Propinsi Jatim pada tahun 2005, dari 8.012 balita yang disurvei
terdapat 6,5% balita mengalami gizi buruk dan 20% mengalami gizi kurang
(Sugeng Iwan, 2008). Menurut hasil pemantauan status gizi balita Kabupaten
1
2
Bojonegoro tahun 2008 ditinjau dari BB/U 70.749 balita terdapat 1,32% balita
dengan status gizi buruk, balita dengan gizi kurang sebanyak 13,15% balita,
83,63% balita dengan status gizi baik dan gizi lebih sebanyak 1,90% balita,
Temayang tahun 2008, dari 1.781 balita terdapat 1,46% balita mengalami gizi
buruk 16,79% balita dengan gizi kurang 80,17% balita dengan gizi baik dan
gizi balita tahun 2008 oleh bidan Desa Papringan diperoleh data dari 150
balita yang mengalami gizi buruk 3,3% balita, 22,6% balita dengan gizi
kurang, 73,3% balita dengan gizi baik dan 0,6% balita yang mengalami gizi
lebih.
pangan di tinhgkat rumah tangga. Kedua, pola asuhan gizi atau makanan
Gizi kurang dan gizi buruk berdampak serius terhadap kualitas generasi
pertumbuhan fisik dan perkembangan mental (Depkes RI, 2002). Pada usia
selain ASI kebutuhan bayi akan makanan sudah cukup terpenuhi dengan ASI
menunjang tumbuh kembangnya. Pada usia ini jika hanya diberi ASI saja
kebutuhan asuhan gizi bayi masih belum terpenuhi sepenuhnya. Dan jika
2
3
pada balita akan bertambah negatif pada obesitas (gizi lebih) pada masa anak
peningkatan pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat
kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga khususnya para ibu harus
hubungan pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita dengan status
3
4
B. Rumusan Masalah
1. Sejauh mana pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita di Desa
Kabupaten Bojonegoro ?
Kabupaten Bojonegoro ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Bojonegoro.
4
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi Iptek
3. Bagi profesi
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep pola asuh gizi atau makanan,
1. Pengertian
bulan dan jika memungkinkan sampai usia 6 bulan. Setelah periode ini
dengan baik dan tetap sehat penting untuk mengetahui makanan apa yang
6
7
ASI adalah makanan utama pada bayi terutama usia 0-6 bulan
sebagai berikut :
ASI ibu keluar secara normal (dalam jumlah yang cukup) jadi
dan anak.
6) ASI tidak usah dimasak atau diolah terlebih dahulu sehingga sangat
7
8
TABEL 1
b. Makanan tambahan/MP-ASI
8
9
e) Disukai anak.
g) Mudah disimpan.
(Juwono L, 2003).
diperlukan bayi.
halus.
9
10
1) Segera susui bayi dalam waktu 30 menit. Jika ASI belum keluar
(Depkes, 2005).
3) Nasi tim bayi ditambahn sedikit demi sedikit dengan sumber zat
bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara
10
11
atau buah.
secara berganti-ganti.
dengan porsi separuh makan orang dewasa setiap kali makan dan
TABEL 2
Bahan makanan Anak usia 1-3 tahun Anak usia 4-6 tahun
(1.200 kkal) (1.700 kkal)
Nasi 3P 4½P
Sayuran 1½P 2P
Buah 3P 3P
Tempe 1P 2P
Daging 1P 2P
ASI Dilanjutkan hingga 2 tahun
Susu 1P 1P
Minyak 3P 4P
Gula 2P 2P
Sumber : Depkes RI, 2002. Panduan Makan Untuk Hidup Sehat.
11
12
meliputi :
diperlukan.
makan lagi.
oleh anak.
12
13
makan anak).
a. Usahakan sebelum makan anak berada dalam keadaan lapar. Hal ini
b. Biasakan untuk memberi makan secara teratur. Jam makan untuk anak
13
14
makanan kesukaannya.
e. Anak yang sedang malas makan, jangan dipaksa makan. Simpan saja
g. Kembangkan sikap tegas, terbuka dan logis ketika orang tua menolak
permintaan jajan dari anak yang tidak baik dan sehat. Berikan kepada
disenangi anak.
orang tua.
antara lain :
2 jam jika tidak ada di lemari es. Jika dibiarkan lebih lama panaskan
bersih.
14
15
f. Menjaga rumah dan daerah sekitarnya tetap bersih sehingga tikus dan
B. Konsep Balita
1. Pengertian
Balita atau anak bawah 5 tahun adalah anak usia kurang dari 5 tahun.
Sehingga bayi usia dibawah 1 tahun juga termasuk dalam golongan ini.
Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum
15
16
Dalam menentukan kasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang
berikut :
TABEL 3
KLASIFIKASI STATUS GIZI ANAK BAWAH LIMA TAHUN
(BALITA)
16
17
penilaian yaitu :
1) Klinis
2) Biokimia
secara labolatoris.
3) Biofisik
jaringan.
4) Antropometri
17
18
TABEL 4
Kelebihan Keterbatasan
1. Relatif murah. 1. Membutuhkan data referensi
2. Cepat, sehingga dapat yang relevan.
dilakukan pada populasi 2. Kesalahan yang muncul
yang besar. seperti kesalahan pada
3. Objektif peralatan (belum dikalibrasi),
4. Gradable, dapat dirangking kesalahan pada observer
apakah ringan, sedang atau (kesalahan pengukuran,
berat. pebacaan, pencatatan).
5. Tidak menimbulkan rasa 3. Hanya mendapatkan data
sakit pada responden. pertumbuhan, obesitas,
malnutrisi karena kurang
energi dan protein, tidak dapat
memperoleh informasi karena
difisiensi zat gizi mikro.
Sumber : FKM UI, 2007
Dalam penelitian ini cara penilaian status gizi yang digunakan adalah
1) Berat Badan
mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain,
18
19
2) Umur
tanggal, hari, bulan dan tahun anak waktu lahir seingga didapatkan
umum.
19
20
belum baik.
yaitu :
2) Statistik vital
20
21
3) Faktor ekologi
lingkungan budaya.
(Soetjiningsih, 2004).
(Moehji S, 2003).
21
22
(Almatsier S, 2005).
Sakit.
(Almatsier S, 2005).
22
23
D. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dalam
Pemberian Makanan Balita Dengan Status Gizi Balita Di Desa
Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro.
Penjelasan :
Status gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, gizi buruk dipengaruhi oleh pola
23
24
E. Hipotesa
Hipotesa nol (H0) menyatakan tidak ada hubungan antara variabel yang
Hipotesa pada penelitian ini adalah adanya Hubungan Pola Asuh Orang
24
25
BAB III
METODE PENELITIAN
menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo S, 2002). Pada bab ini akan dibahas
tentang desain penelitian, populasi, sampel, besar sampel dan sampling, kriteria
pengolahan atau analisa data, etika penelitian dan jadwal kegiatan penelitian.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang
penelitian ini adalah diskriptif dan analitik korelatif yang bertujuan untuk
(Nursalam, 2008)
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008).
25
26
(Arikunto, S 2003).
Keterangan :
26
27
2
1,96 + 0,84
n= +3
1 1 + 0,3
In
2 1 − 0,3
2
2,8
n= +3
0,309
n = 82,11 + 3
n = 85 responden.
Σ balita di posyandu X
nA = x besar sampel (lampiran 11)
Σ populasi
d. Sampling
(Nursalam, 2008).
27
28
C. Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah perilaku atau karakteristik yang memberi nilai
28
29
E. Definisi Operasional
TABEL 5
Definisi
No Variabel Indikator Alat Ukur Skala Kategori
operasional
1 Independent: Kemampuan 1. Pola pemberian Ordinal Pola asuh gizi
Pola asuh orang tua makanan : Kuesiner atau makanan :
orang tua (pengasuh) sebanyak
dalam dalam a. Jenis makanan Dengan kriteria :
balita 20
pemberian memberikan Pertanyaan 1. Baik
makanan asuhan berupa b. Jumlah dan jika bisa
balita. pemberian frekuensi menjawab
makanan pemberian pertanyaan
balita. makanan balita dengan
benar 16-20
2. Pengasuhan dalam (76%-100%)
memberi makanan. 2. Cukup
a. Bagaimana jika bisa
membujuk anak menjawab
makan. pertanyaan
b. Menciptakan situasi dengan
yang nyaman saat benar 11-15
makan. (56%-75%)
c. Berperilaku yang
29
30
Definisi
No Variabel Indikator Alat Ukur Skala Kategori
operasional
ramah terhadap 3. kurang
anak. jika bisa
d. Menghindari menjawab
pertengkaran pertanyaan
sewaktu makan. dengan
e. Membiasakan benar < 11
waktu makan yang ( ≤ 55%)
teratur.
f. Memberikan
perlindungan
kepada anak.
g. Memberi makan
setiap kali anak
merasa lapar.
h. Memantau
banyaknya makanan
yang dihabiskan
oleh anak.
i. Cara pemberian
makanan yang baik
j. Membangkitkan
selera makan
2 Dependent : Tingkatan Tabel rujukan WHO- Baku Ordinal Kode
Status Gizi kondisi atau NCHS (standar BB/U) rujukan - Gizi lebih : 3
keadaan anak dengan klasifikasi : WHO- - Gizi baik : 2
yang mengacu Gizi lebih : > + 2 SD NCHS - Gizi
pada Standar kurang : 1
pertumbuhan Gizi baik : (BB/U) - Gizi
berdasarkan ≥ - 2 SD s/d + 2 SD buruk : 0
berat badan Dacin
dan umur Gizi kurang :
< - 2 SD s/d ≥ - 3 SD Buku KIA
30
31
1. Lokasi penelitian
Bojonegoro.
2. Waktu penelitan
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus
2009.
1. Data Primer
dahulu kepada Kepala Puskesmas, Bidan desa dan Kepala Desa Papringan
31
32
dengan jawaban yang telah disediakan. Bila ada pertanyaaan yang belum
menggunakan dacin dan melihat umur balita pada buku KIA. Setelah berat
2. Data sekunder
orang lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri
(Budiarto, 2001). Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Bidan
desa yaitu data tentang jumlah seluruh balita, nama balita, tanggal lahir
H. Instrumen Penelitian
hasilnya lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
(Arikunto, 2002).
adalah kuesioner, buku KIA, timbangan berat badan untuk bayi (dacin), tabel
baku median WHO-NCHS dan lembar observasi status gizi pada balita.
1. Kuesioner
ended) dari data umum dan pertanyaan tertutup (close ended) dari data
32
33
pendapatnya. Pernyataan ini untuk mendapatkan data pola asuh orang tua
2. Buku KIA
Buku yang berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas)
dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi
tentang riwayar penyakit dan cara memelihara dan merawat kesehatan ibu
Health Statistic)
33
34
pertimbangan berat badan bayi dan klasifikasi status gizi pada balita.
Data yang terkumpul dari kuesioner yang telah diisi kemudian diolah
a. Gizi lebih :3
b. Gzi baik :2
c. Gizi kurang : 1
d. Gizi buruk :0
34
35
jumlah nilai yng diperoleh dari jawaban kuesioner dan lembar observasi
tua dalam memberikan makanan balita dengan status gizi balita, digunakan
rumus :
f
P= x100%
N
Keterangan :
P : Prosentase
N : Frekuensi total
(Budiarto, 2001).
kriteria :
a. Baik : 76%-100%
b. Cukup : 56%-75%
c. Kurang : ≤ 55%
metode korelasi tata jenjang atau spearman’s rho yang digunakan untuk
(Arikunto, 2002).
35
36
atau sama dengan 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak dan data
disimpulkan bahwa ada hubungan yang nyata antara dua variabel yang
diteliti tersebut.
6∑ D 2
rho XY = 1 −
N(N 2 − 1 )
Keterangan :
N : Banyaknya subyek.
1 : Bilangan konstanta.
a. Arah korelasi
korelasi jika bukan 0,000 dapat diartikan bahwa kedua variabel yang
36
37
TABEL 6
INTERPRESTASI NILAI R
J. Etika Penelitian
1. Prinsip Manfaat
37
38
to full disclosure)
c. Informed consent
38
39
responden.
TABEL 7
GANT’S CHART
No. Jenis Kegiatan Mei Juni Juli Agustus
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pengajuan judul
2 Penyusunan proposal
3 Ujian Proposal
4 Pengambilan Data / Penyusunan KTI
5 Penyusunan KTI
6 Ujian Sidang
39
40
BAB IV
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian
khusus yang meliputi identifikasi pola asuh orang tua dalam pemberian makanan
balita dan identifikasi status gizi balita. Sedangkan hasil analisis data diperoleh
dari perhitungan uji statistik dengan menggunakan uji Spearman’s Rho untuk
A. Hasil Penelitian
1. Data Geografi
a. Lokasi
Kedungsumber
40
41
2) Posyandu : 5 unit
3) BPS : 1 unit
c. Tenaga kesehatan
1) Bidan : 1 orang
2. Data Umum
a. Umur balita
TABEL 8
41
42
(18,82%) dan paling sedikit responden balita berusia 40-45 bulan yaitu
TABEL 9
c. Pengasuh balita
TABEL 10
No Pengasuh balita F %
1 Ibu kandung 85 100
Jumlah 85 100
Sumber : Data primer bulan Juli 2009
42
43
TABEL 11
No Pendidikan ibu F %
1 SD/sederajat 42 49,41
2 SMP/sederajat 29 34,11
3 SMA/sederajat 14 16,47
Jumlah 85 100
Sumber : Data primer bulan Juli 2009
43
44
3. Data Khusus
Data khusus dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua dalam
TABEL 12
(15,39%)
44
45
TABEL 13
baik yaitu 58 balita (68,23%) dan sebagian kecil balita bersetatus gizi
TABEL 14
45
46
sebanyak 41 balita (85,41%), balita yang pola asuh orang tua dalam
balita (54,16%) balita pola asuh orang tua dalam pemberian makanan
(ρ < 0,05), jadi H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita dengan
sejajar searah dan kekuatan korelasi antara pola asuh orang tua dalam
rendah.
46
47
B. Pembahasan
pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita dengan status gizi balita.
orang tua dalam pemberian makanan balita baik yaitu sebanyak 48 orang
(56,74%).
tentang kasih sayang dan tanggung jawab orang tua (Anwar HM, 2008).
pemberian makanan balita baik karena seluruh balita diasuh oleh ibu
pemberian makanan sangat penting sekali. Interaksi yang baik dan penuh
kasih sayang antara ibu dan anak sangat penting dalam upaya pemberian
47
48
2. Status gizi
bersetatus gizi baik yaitu sebanyak 58 balita. Tapi masih banyak balita
yang mempunyai status gizi kurang sebanyak 26 balita (30,58%) dan gizi
tubuh (nutrient out put) akan gizi tersebut (Supariasa IDN, 2001). Pada
makanan selain ASI kebutuhan bayi akan makanan sudah cukup terpenuhi
yang dapat menunjang tumbuh kembangnya. Pada usia ini jika hanya
diberi ASI saja kebutuhan asuhan gizi bayi masih belum terpenuhi
48
49
kurang dan status gizi buruk karena masih ditemukan ibu yang kurang
harus diberikan pada balita dan ibu yang kurang mengetahui usia berapa
balita mulai diberi makanan tambahan sehingga asupan gizi pada balita
kurang.
pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita baik memiliki status
gizi baik sebanyak 41 balita (85,41 %) dan balita yang pola asuh orang tua
sebanyak 8 (61,53%) dan status gizi buruk sebanyak 1 balita (7,69 %).
Hal ini sesuai dengan pernyataan Menkes yaitu salah satu faktor
yang mempengaruhi status gizi balita adalah pola asuh gizi/makanan yaitu
49
50
dalam pemberian makanan balita baik memiliki status gizi balita dan pola
asuh orang tua dalam pemberian makanan balita kurang memiliki status
gizi balita kurang dan status gizi balita buruk. Interaksi yang baik dan
penuh kasih sayang antara ibu dan anak juga sangat penting dalam upaya
anak tergantung pada bagaimana ibu memberi makan pada anak. Seorang
memberikan efek yang baik terhadap status gizi anak. Ibu yang kurang
harus diberikan pada balita dan mulai usia berapa balita harus diberi
50
51
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini memuat kesimpulan hasil penelitian secara sistematis yang
A. Kesimpulan
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dalam
berikut:
a. Paling banyak responden balita berusia 26-32 bulan dan 54-60 bulan
(100%).
(49,41%) dan sebagian kecil pengasuh balita (ibu) tamat SMA yaitu 14
orang (16,47%).
51
52
a. Sebagian besar pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita
baik 48 (56,47%) dan sebagian kecil pola asuh orang tua dalam
SPSS versi 14 menyatakan ada hubungan antara pola asuh orang tua
B. Saran
distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta minyak
beryodium.
52
53
2. Bagi Responden
bersifat fisik saja namun di situ juga merupakan saran untuk mendapatkan
penanganannya.
53
54
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Syaifudin Ali. 2008. Buku Pintar Ibu Kreatif ASI, Susu Formula dan
Makanan Bayi. Jogjakarta : Khazanah Ilmu-Ilmu Terapan
Almatsier. 2005. Pinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Anwar HM. 2008. Peranan Gizi dan Pola Asuh Dalam Meningkatkan Kualitas
Tumbuh Kembang Anak. http://www.whandi.net diakses 8 juni 2009
Deddy Muchtadi. 1994. Gizi Untuk Bayi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
Jakarta : Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Panduan Makan Untuk Hidup Sehat. Jakarta :
Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pola Pemberian ASI Dan Makanan. Depkes RI.
http://www.idrea.net. Diakses 8 juni 2009.
FKM UI. 2007. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknis Analitik
Data. Jakarta : Salemba Medika
Moehji, Sjahmien. 2003. Ilmu Gizi 2 Penaganan Gizi Buruk. PT. Bhratara Niaga
Media. Jakarta.
54
55
Paath, Erna Franan. 2004.. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC.
Pudjiadi, Sholikin. 2001. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta : FKUI.
Sediaoetama, Ahmad Djaeni. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan profesi.
Jakarta : Dian Rakyat..
Supartini, Yupi (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :
EGC.
55
56
LEMBAR KUESIONER
A. DATA UMUM
Petunjuk pengisian :
- Isilah biodata dibawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaan
sebenarnya !
- Apabila kurang jelas tanyakan pada peneliti.
Biodata Responden :
1. Nama orang tua/pengasuh (inisial) : ……………………………
2. Hubungan dengan balita : ……………………………
3. Pendidikan terakhir : ……………………………
4. Jenis kelamin (L/P) : ……………………………
5. Nama balita (inisial) : ……………………………
6. Tanggal lahir balita : ……………………………
7. Jenis kelamin balita (L/P) : ……………………………
56
57
B. DATA KHUSUS
Petunjuk pengisian :
- Jawablah pertanyaan dengan jujur sesuai dengan keadaan sebenarnya !
- Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling benar !
- Baca kembali setelah anda menjawab semua pertanyaan agar tidak ada
pertanyaan yang terlewatkan !
1. Makanan apa yang harus diberikan pada bayi berusia 0-6 bulan ? Skore
a. ASI
b. ASI dan bubur halus
c. ASI dan bubur kasar
2. Makanan apa yang harus diberikan pada bayi berusia 6-9 bulan ?
a. ASI
b. ASI dan bubur halus
c. ASI dan bubur kasar
3. Makanan apa yang harus diberikan pada bayi berusia 6-12 bulan ?
a. ASI
b. ASI dan bubur halus
c. ASI dan bubur kasar
4. Makanan apa yang harus diberikan pada bayi berusia 12-24 bulan ?
a. ASI dan bubur halus
b. ASI dan bubur kasar
c. ASI dan nasi lembik
5. Usia berapa anak mulai diberi makanan tambahan (makanan selain ASI ) ?
a. < 6 bulan
b. 6 bulan
c. > 6 bulan
57
58
6. Berapa kali anda memberikan makanan tambahan pada anak anda dalam
sehari ?
a. < 3 kali / hari
b. 3 kali / hari
c. > 3 kali / hari
7. Apa yang anda lakukan jika anak anda merasa bosan dengan menu yang anda
beikan ?
a. Memaksa anak untuk tetap memakannya.
b. Membiarkan anak untuk tidak memakannya.
c. Memberikan variasi pada makanan
11. Apa yang anda lakukan jika anda biasa sedang sibuk dan anak anda minta
makan atau menangis karena lapar ?
a. Menyelesaikan pekerjaan kemudian baru memberikan makan
b. Membiarkan dan tidak menghiraukan
c. Memberikan makan dengan segera
58
59
12. Apakah anda memberi makan pada anak anda pada saat anak anda
mengantuk ?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
13. Apakah anda marah jika anak anda masih belum mau makan ?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
14. Apakah anda memuji jika anak anda mau makan dengan lahap ?
a. Tidak pernah memuji
b. Selalu memuji
c. Kadang-kadang
15. Apakah anda selalu memantau banyaknya makanan yang dihabiskan oleh anak
anda ?
a. Tidak pernah memantau
b. Kadang-kadang
c. Selalu memantau
16. Apakah anda membiasakan waktu makan yang teratur pada anak anda ?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Selalu
17. Apakah anda membujuk anak anda jika anak anda tidak mau makan ?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Selalu
59
60
18. Berapa kali anda memberi ASI pada anak anda dalam sehari ?
a. 3 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. Sewaktu-waktu jika anak menginginkannya
60
61
Keterangan :
Gizi Buruk <60% Median BB/U Baku WHO-NCHS, 1983
Gizi Kurang 60-79,9% Median BB/U Baku WHO-NCHS, 1983
Gizi Baik 80-120% Median BB/U Baku WHO-NCHS, 1983
Gizi lebih >120% Median BB/U Baku WHO/U Baku WHO-NCHS, 1983
61
62
Keterangan :
Gizi Buruk <60% Median BB/U Baku WHO-NCHS, 1983
Gizi Kurang 60-79,9% Median BB/U Baku WHO-NCHS, 1983
Gizi Baik 80-120% Median BB/U Baku WHO-NCHS, 1983
Gizi lebih >120% Median BB/U Baku WHO/U Baku WHO-NCHS, 1983
62
63
LEMBAR OBSERVASI
Jenis Kategori
No Nama BB Umur
Kelamin Status Gizi
63
64
1. A 11. C
2. C 12. A
3. C 13. A
4. B 14. B
5. B 15. C
6. B 16. C
7. C 17. C
8. C 18. C
9. A 19. A
10. B 20. B
64