Professional Documents
Culture Documents
Produk adalah barang yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada
konsumennya. Perencanaan dan perancangan produk adalah satu set kegiatan
yang dimulai dari timbulnya persepsi bahwa ada kesempatan di pasar, dan
berakhir dengan produksi, penjualan, dan pengiriman produk.
Racangan produk baru merupakan kunci bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Dalam kondisi industri yang cepat berubah, memperkenalkan
produk baru merupakan suatu cara hidup, dan untuk itu pendekatan yang sangat
canggih perlu dikembangkan.
a)
Hal lain yang melatar belakangi produk ini diluncurkan yaitu, dengan
melihat pasar minuman nonalkohol yang menjanjikan, yang dilihat dari data
penjualan pada tahun 2012 yang mencapai 40 triliun dan diperkirakan akan terus
berkembang. Selain itu, minuman kemasan ready to drink merupakan segmen
kedua terbesar setelah minuman air mineral.
Ichi Ocha Green Tea adalah minuman teh hijau dengan cita rasa teh khas
Jepang yang nikmat. Dibuat dari daun teh hijau pilihan untuk menghasilkan
kualitas rasa dan aroma teh premium. Rasanya tidak begitu manis dan sangat
menyegarkan, terutama bila sajikan dingin. Dikemas praktis agar dapat diminum
kapanpun, dimanapun.
Rincian Produk
-
Komposisi: Air, Gula, Daun Teh Hijau (0,5%), Pengatur Keasaman Natrium
Bikarbonat dan Kalium Karbonat, Antioksidan Asam Askorbat, Perisa
Identik Alami Melati.
Diproduksi oleh Asahi Indofood Beverage Makmur, Sukabumi 43359 Indonesia. BPOM RI MD 268328001092
Menariknya, produk Ichi Ocha ini diklaim diproduksi dengan satu kali
proses penyeduhan, menjadikan produk ini terlihat lebih unggul dibandingkan
dengan produk sejenis lainnya. Bahan baku daun teh hijau yang digunakan dipilih
dari berbagai daerah di Jepang dengan kualitas terbaik. Selain itu, Ichi Ocha di
prkoduksi dengan satu kali proses penyeduhan, atau daun teh hijau hanya
digunakan dan di ekstrak satu kali saja. Sehingga, aroma asli daun teh hijau masih
terasa dan manfaat yang ada pada daun teh tersebut lebih banyak.
Karakteristik dari teh hijau yang tidak melalui proses fermentasi dan
oksidasi ini membuat teh hijau ini diharapkan tidak mendapat banyak
penyerapan oksigen dan tidak di simpan pada tempat dengan temperatur tinggi,
agar tidak merusak kandungan katekin didalamnya.
Proses Produksi Teh Hijau
1)
Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh hijau ditebar dan diadukaduk untuk mengurangi kandungan air yang terbawa pada daun. Setelah
itu daun teh dilayukan dengan melewatkan daun tersebut pada silinder
panas sekitar 5 menit (sistem panning) atau dilewatkan beberapa saat
pada uap panas bertekanan tinggi (sistem steaming), proses pelayuan ini
bertujuan untuk mematikan aktivitas enzim sehingga akan menghambat
timbulnya proses fermentasi. Menurunkan kadar air menjadi sekitar 60
70%.
a) Peko (daun pucuk)
b) Jikeng (daun bawah atau tua)
c) Bubuk / kempring (remukan daun)
d) Tulang
2)
Proses Pendinginan
Bertujuan untuk mendinginkan daun setelah melalui proses pelayuan.
3)
Proses Pengeringan
Proses pengeringan yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan
ECP drier, kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan pengeringan
menggunakan
rotary
drier.
Proses
pengeringan
pertama
akan
memperketat cairan sel. Proses ini dilakukan pada suhu 110 - 135 selama
30 menit. Proses pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk gulungan
daun, suhu yang dipergunakan berkisar antara 70 - 95C dengan waktu
sekitar 60 90 menit. Produk teh hijau yang dihasilkan mempunyai kadar
air 4 6%.
5)
Proses Sortasi
Proses ini bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan berbagai
kualitas mutu.
b)
Siklus Hidup
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai strategik
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual
umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap
permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya
periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan
menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang
tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
2)
3)
4)
c)
Ada tiga cara mendasar untuk memandang proses pengenalan produk baru.
1)
Menarik-pasar (Market-pull)
Menurut pandangan ini, Anda harus membuat apa yang dapat dijual.
Dalam hal ini produk baru ditentukan oleh pasar dengan sedikit perhatian
terhadap teknologi dan proses produksi yang ada. Kebutuhan pelanggan
dasar utama untuk memperkenalkan produk baru. Menurut pandangan ini
seseorang dapat menentukan jenis produk baru yang dibutuhkan melalui
penelitian pasar dan umpan balik pelanggan. Kemudian produk ini
diproduksi.
2)
Mendorong-teknologi (Technology-push)
Pendekatan ini menyarankan bahwa Anda harus menjual apa yang Anda
dapat buat. Jadi, produk baru diperoleh dari teknologi produksi, dengan
sedikit perhatian terhadap pasar. Ini merupakan tugas pemasaran untuk
menciptakan pasar dan menjual produk yang dibuat. Pandangan ini
dipengaruhi oleh penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan
perubahan operasi. Melalui penelitian dan pengembangan serta operasi
yang agresif, diciptakan produk yang superior dan memiliki keuntungan
alami di pasar.
3)
Antarfungsional (Interfunctional)
Menurut pandangan ini, pengenalan produk baru mempunyai sifat antar
fungsional dan memerlukan kerja sama di antara pemasaran, operasi,
keterampilan teknik, dan fungsi lainnya. Proses pengembangan produk
baru tidak dapat dilakukan dengan menarik-pasar atau mendorongteknologi, tetapi ditentukan oleh usaha antar fungsi yang terkoordinasi.
Hasilnya merupakan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
penggunaan teknologi yang memberikan manfaat terbaik.
Pengembangan Produk
Tanpa memerhatikan pendekatan organisasi yang digunakan untuk
mengembangkan
produk
baru,
langkah-langkah
yang
dipakai
untuk
Menciptakan Ide
Ide dapat diperoleh dari pasar atau teknologi yang ada. Ide pasar diperoleh
sebagai turunan dari kebutuhan pelanggan atau keinginan yang belum
terpenuhi. Sebagai contoh, mungkin ada kebutuhan akan makanan.
2)
Menyeleksi Produk
Tidak semua ide harus dikembangkan menjadi produk. Ide mengenai
produk baru perlu memenuhi paling sedikit tiga pengujian : (1) Potensi
pasar (Martek potential), (2) Kelayakan keuangan (Financial feasibility), (3)
Kesesuaian operasi (Operation compatibility). Sebelum ide produk baru
dijadikan
rancangan
pendahuluan,
harus
dilakukan
analisis
yang
3)
perlu membuat prototipe untuk pengujian dan analisis lebih lanjut. Dalam
rancangan pendahuluan ini, perlu dipertimbangkan perimbangan (tradeoff) antara biaya, kualitas dan untuk kerja (performance) dari produk.
Hasilnya diharapkan berupa rancangan produk yang mampu bersaing
dalam pasar dan dapat diproduksi melalui operasi perusahaan.
4)
Pembuatan Prototipe
Pembuatan prototipe dapat diambil berbagai macam bentuk yang berbeda.
Mula-mula beberapa prototipe yang menyerupai produk akhir dibuat
dengan tangan. Sebagai contoh, pada industry mobil biasanya membuat
model mobil baru dengan tanah liat.
5)
Pengujian
Pengujian terhadap prototipe ditujukan pada pengujian pemasaran dan
kemampuan teknis produk. Salah satu cara untuk menilai potensi pasar
adalah membuat sejumlah prototipe yang cukup untuk menunjang uji
pasar terhadap produk baru tersebut. Uji pasar biasanya dilakukan selama
6 bulan sampai 2 tahun dan terbatas untuk wilayah yang tidak terlalu luas.
Prototipe produk baru dilempar ke sekelompok pelanggan untuk
mengetahui pendapat mereka. Maksud dari uji pasar ini adalah untuk
mengumpulkan data kuantitatif tentang tanggapan pelanggan terhadap
produk tersebut.
6)