You are on page 1of 28

aurellia@doramail.

com
2008

Analisis Laporan Keuangan


PT. International Nickel Indonesia

Disusun oleh
Netaniel Giovanni
2C/22
Administrasi Perpajakan

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara


Daftar Isi
BAB I Pendahuluan......................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 3

1.2. Metode Penulisan .................................................................................................... 4

1.3. Pembatasan masalah ............................................................................................... 4

BAB II Pembahasan ........................................................................................................ 6

2.1. Profil Perusahaan..................................................................................................... 6

2.2. Analisis Laporan Keuangan ...................................................................................... 8

2.3. Kondisi Keuangan Perusahaan .............................................................................. 11

2.4. Analisis DuPont ...................................................................................................... 20

BAB III Kesimpulan dan Saran ...................................................................................... 21

LAMPIRAN .................................................................................................................... 22

Page 2 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era globalisasi dan persaingan bebas seperti sekarang ini hanya perusahaan yang
inovatif dan memiliki strategi bisnis yang baik saja yang akan bisa bertahan. Perusahaan
yang mampu menarik pasar dengan produk-produk inovatif dengan harga kompetitiflah
yang bisa menguasai pasar. Strategi dan inovasi yang didukung dengan manajemen
keuangan dan manajemen risiko akan membawa sebuah perusahaan mencapai titik
keemasan.
Strategi melalui manajemen keuangan adalah cara-cara yang dilakukan sebuah
perusahaan dalam menciptakan dan menjaga nilai ekonomis dari perusahaannya.
Strategi yang dibuat adalah setiap hal yang dilakukan dengan tujuan menciptakan
kekayaan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan pemegang saham. Sehingga pada
intinya apapun yang akan dilakukan suatu perusahaan harus difokuskan pada
penciptaan kekayaan.
Setiap strategi yang dilakukan perusahaan akan tercermin pada kekayaan yang
dimiliki perusahaan. Dengan rasio keuangan, kita dapat mengerti apa yang telah dicapai
perusahaan, bagaimana posisi keuangannya sekarang, dan apa saja kelemahan dan
kekuatan keuangan perusahaan.
Rasio keuangan dapat memberikan informasi mengenai keuangan perusahaan yang
berguna bagi manajemen perusahaan melalui dua cara. Pertama, kita dapat meneliti
dan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, misalnya
dalam jangka waktu tiga atau lima tahun terakhir. Kedua, kita dapat membandingkan
rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Dalam makalah ini penulis meneliti rasio keuangan pada PT. International Nickel
Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan nikel.
Rasio yang dinilai adalah rasio likuiditas perusahaan, rasio profitabilitas perusahaan,
rasio untuk keputusan pendanaan, dan rasio tingkat pengembalian atas ekuitas. Rasio-
rasio keuangan yang didapat kemudian dibandingkan dan dianalisis dengan rasio-rasio

Page 3 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
perusahaan pada tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan rasio pada perusahaan
sejenis.

1.2. Metode Penulisan


Makalah ini disusun berdasarkan data-data valid yang penulis olah dari laporan
tahunan PT. Internasional Nickel Indonesia. Laporan tahunan PT. Internasional Nickel
Indonesia yang diolah adalah laporan tahunan tahun 2003 s.d. tahun 2007 dengan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Laporan tahunan yang ada
diolah dengan didukung data dari sumber-sumber online seperti situs bursa efek
Jakarta (www.jsx.co.id) dan situs PT. International Nickel Indonesia itu sendiri yaitu
www.pt-inco.co.id.
Data laporan keuangan PT. International Nickel Indonesia yang telah diolah menjadi
rasio-rasio keuangan kemudian dibandingkan dengan rasio-rasio keuangan perusahaan
sejenis atau dengan kata lain menggunakan analisis dengan norma industri. Norma
industri didapat dari rata-rata rasio keuangan perusahaan pertambangan nikel di
Indonesia yaitu hasil rata-rata rasio keuangan PT. International Nickel Indonesia, PT.
Petrosea, dan PT. Aneka Tambang.

1.3. Pembatasan masalah


Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan terdapat banyak kriteria yang harus
dilihat dan dibandingkan. Dalam makalah ini kriteria yang dibandingkan hanya empat
jenis rasio keuangan. Rasio yang dinilai adalah rasio mengenai likuiditas perusahaan,
rasio profitabilitas perusahaan, rasio keputusan pendanaan dan rasio tingkat
pengembalian ekuitas.
Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar, rasio cepat, periode penagihan rata-rata,
perputaran piutang usaha, dan rasio perputaran persediaan. Rasio profitabilitas terdiri
dari rasio tingkat pengembalian investasi dari laba usaha, rasio margin laba usaha,
perputaran total aktiva, perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, dan
perputaran aktiva tetap. Rasio keputusan pendanaan terdiri dari rasio utang dan rasio
laba terhadap beban bunga. Rasio pengembalian atas ekuitas rasio tingkat
pengembalian ekuitas yang didapat dari hasil bagi antara pendapatan bersih dan

Page 4 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
ekuitas pemegang saham biasa. Setelah di dapat rasio-rasio keuangan sebagaimana
disebut diatas selanjutnya rasio-rasio yang ada dibandingkan dengan rasio perusahaan
sejenis (norma industri).

Page 5 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Profil Perusahaan


PT. International Nickel Indonesia Tbk (PT. Inco) adalah salah satu produsen nikel
utama dunia. Selama hampir 40 tahun, sejak penandatanganan Kontrak Karya dengan
Pemerintah Indonesia pada tahun 1968, PT Inco telah memberikan lapangan kerja dan
pelatihan, telah menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat di
lingkungan tempat PT. Inco beroperasi, telah menghasilkan keuntungan bagi pemegang
saham kami dan telah memberikan sumbangsih bagi kemakmuran bangsa dan rakyat
Indonesia. Perseroan didirikan pada bulan Juli 1968 sebagai anak perusahaan yang
sepenuhnya dimiliki Vale Inco Limited dan menandatangani kontrak karya dengan
Pemerintah Indonesia pada tanggal 27 Juli 1968. Setelah penandatanganan Kontrak
Karya tersebut, PT. Inco mulai mengeksplorasi daerah Kontrak Karya seluas 6,6 juta
hektar yang mula-mula diberikan. Luas daerah Kontrak Karya PT. Inco saat ini adalah
218.529 hektar, kurang dari lima persen dari luas Kontrak Karya mula-mula.
PT Inco memproduksi nikel dalam matte dari bijih laterit di fasilitas pengolahan yang
terintegrasi dengan fasilitas penambangan di dekat Sorowako di Pulau Sulawesi. Nikel
dalam matte adalah produk setengah jadi dengan kandungan rata-rata nikel sebesar 78
persen, sulfur sebesar 20 persen dan kobalt sebesar 2 persen. Seluruh produksi PT Inco
dijual dalam dolar Amerika Serikat berdasarkan kontrak jangka panjang. Kekuatan daya
saing PT Inco terletak pada cadangan bijih yang melimpah, tenaga kerja terampil yang
terlatih dengan baik, listrik tenaga air yang berbiaya rendah, dan adanya kepastian
pasar untuk produk yang dihasilkannya.
Pada tahun 2007 PT Inco mendapat kehormatan menerima sejumlah penghargaan
yang mencerminkan komitmen terhadap kinerja yang kuat, komunikasi yang efektif,
dan kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat tempat PT. Inco beroperasi
• Penghargaan dari majalah Investor pada tahun 2007 sebagai perusahaan
dengan kinerja terbaik di antara 330 perusahaan yang terdaftar pada Bursa
Saham Indonesia, berdasarkan kinerja keuangan dan harga saham.

Page 6 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
• Peringkat perusahaan-perusahaan terbaik pada tahun 2007 menurut majalah
Finance Asia menampilkan PT Inco sebagai organisasi kedelapan dengan
pengelolaan terbaik dan kami menempati posisi kedua di antara perusahaan-
perusahaan yang dinilai paling berkomitmen terhadap kebijakan dividen yang
kuat.
• Kami dipilih oleh majalah bisnis terkemuka Indonesia, SWA, sebagai salah satu
dari 25 perusahaan dengan sistem teknologi informasi terbaik yang mendukung
dan mendorong kegiatan usaha yang efektif.

Page 7 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
2.2. Analisis Laporan Keuangan
Meneliti kondisi keuangan perusahaan menggunakan rasio-rasio keuangan artinya membandingkan akun-akun yang ada dalam laporan
keuangan untuk mendapatkan rasio-rasio yang diinginkan. Rasio yang dihitung untuk mengetahui kondisi keuangan PT. International
Nickel Indonesia adalah rasio likuiditas perusahaan, rasio profitabilitas perusahaan, rasio keputusan pendanaan dan rasio tingkat
pengembalian ekuitas. Untuk dapat menghitungnya maka diperlukan akun-akun dalam laporan keuangan PT. INCO sebagaimana
ditampilkan pada tabel 2.1. Angka-angka dalam tabel inilah yang digunakan untuk menghitung rasio-rasio tersebut.

Tabel 2.1 (dalam ribuan US$)


PT. International Nickel Indonesia
No. Akun 2007 2006 2005 2004
1 aktiva lancar 636,516 905,320 458,646 461,898
2 kewajiban lancar 251,762 196,863 125,820 203,016
3 piutang usaha 159,365 276,030 82,944 63,119
4 penjualan kredit 2,325,858 1,337,735 885,087 792,083
5 hpp 682,867 569,913 442,633 357,177
6 persediaan 137,783 121,431 91,329 79,198
7 pendapatan usaha (laba operasional) 1,588,447 735,641 421,763 417,401
8 total aktiva 1,887,196 2,122,732 1,642,274 1,619,914
9 aktiva tetap bersih 1,244,294 1,210,689 1,178,019 1,152,064
10 total utang 500,668 439,954 353,109 475,829
11 beban bunga 1,503 1,990 5,480 5,161
12 pendapatan bersih 1,173,036 513,358 268,920 284,431
13 ekuitas pemegang saham 1,386,528 1,682,778 1,289,165 1,144,085
2.2.1. Rasio Likuiditas

1. Rasio lancar =

2. Rasio cepat =

3. Periode penagihan rata-rata =

4. Perputaran piutang usaha =

5. Perputaran persediaan =

2.2.2. Rasio profitabilitas usaha

1. Tingkat pengembalian investasi =

dari laba usaha

2. margin laba usaha =

3. perputaran total aktiva =

4. perputaran piutang usaha =

5. perputaran persediaan =

6. perputaran aktiva tetap =

2.2.3. Keputusan pendanaan

1. Rasio utang =

2. Rasio laba terhadap beban bunga =

2.2.4. Pengembalian atas ekuitas

Tingkat pengembalian ekuitas =


Dengan menggunakan rumus-rumus diatas maka didapat rasio-rasio keuangan PT.
International Nickel Indonesia seperti terdapat pada table di bawah ini.

Tabel 2.2.

PT. INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA


Tahun 2007 2006 2005 2004
Rasio Likuiditas perusahaan
Rasio Lancar 2.528 4.599 3.645 2.275
Rasio Cepat 1.981 3.982 2.919 1.885
Periode Penagihan Rata-rata 25.009 75.315 34.205 29.086
Perputaran Piutang Usaha 14.595 4.846 10.671 12.549
Perputaran Persediaan 0.294 0.426 0.500 0.451
Rasio Profitabilitas Perusahaan
Tingkat Pengembalian Investasi dari Laba Usaha 0.842 0.347 0.257 0.258
Marjin Laba Usaha 0.683 0.550 0.477 0.527
Perputaran Total Aktiva 1.232 0.630 0.539 0.489
Perputaran Piutang Usaha 14.595 4.846 10.671 12.549
Perputaran Persediaan 4.956 4.693 4.847 4.510
Perputaran Aktiva Tetap 1.869 1.105 0.751 0.688
Keputusan Pendanaan
Rasio Utang 0.265 0.207 0.215 0.294
Rasio Laba terhadap Beban Bunga 1,056.851 369.669 76.964 80.876
Pengembalian Atas Ekuitas
Tingkat Pengembalian Ekuitas 0.846 0.305 0.209 0.249

2.2.5. Norma Industri

Untuk dapat menilai kondisi keuangan perusahaan kita dapat membandingkan rasio-
rasio keuangan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu agar kita dapat
mengetahui kondisi perusahaan yang sebenarnya kita juga harus membandingkan
keuangan perusahaan dengan perusahaan lain yang bergerak di usaha sejenis.
Membandingkan kondisi perusahaan dengan perusahaan lain berarti menggunakan
rasio rata-rata yang disebut norma industri.
Norma industri yang dipakai untuk menganalisis kondisi keuangan PT. International
Nickel Indonesia di sini adalah norma industri yang didapat dari hasil rata-rata
perusahaan yang bergerak di sector usaha pertambangan nikel yaitu hasil rata-rata
rasio rasio keuangan PT. INCO, PT. Petrosea yang bergerak di sektor usaha
pertambangan nikel dan PT. ANTAM.

Page 10 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
Tabel 2.3 Norma Industri Pertambangan

Norma Industri
Tahun 2007 2006 2005 2004
Likuiditas perusahaan
Rasio Lancar 2.905 3.228 1.950 2.740
Rasio Cepat 2.451 2.727 1.517 2.478
Periode Penagihan Rata-rata 25.751 47.096 67.273 63.795
Perputaran Piutang Usaha 14.174 7.750 5.426 5.721
Perputaran Persediaan 0.501 0.591 0.690 0.683
Profitabilitas Perusahaan
Tingkat Pengembalian Investasi dari Laba Usaha 0.497 0.248 0.166 0.142
Marjin Laba Usaha 0.450 0.351 0.269 0.276
Perputaran Total Aktiva 1.026 0.761 0.885 0.784
Perputaran Piutang Usaha 110.664 19.783 7.154 8.127
Perputaran Persediaan 10.843 13.123 17.353 17.384
Perputaran Aktiva Tetap 2.699 1.736 2.370 3.194
Keputusan Pendanaan
Rasio Utang 0.223 0.240 0.164 0.155
Rasio Laba terhadap Beban Bunga 372.944 150.694 47.607 80.876
Pengembalian Atas Ekuitas
Tingkat Pengembalian Ekuitas 0.508 0.251 0.168 0.172

2.3. Kondisi Keuangan Perusahaan


Kondisi keuangan perusahaan dapat digambarkan dengan pertanyaan-pertanyaan
berikut ini
1. Seberapa likuid perusahaan?
2. Apakah manajemen menghasilkan laba operasi yang pantas atas aktiva
perusahaan?
3. Bagaimana perusahaan membiayai aktivanya?
4. Apakah pemegang saham biasa menerima pengembalian sesuai atas investasi
mereka?

2.3.1. Likuiditas Perusahaan


1. Rasio Lancar
Pada tahun 2007 PT. INCO memiliki rasio lancar 2,528. Dibandingkan dengan tahun
2006, rasio lancar PT. INCO mengalami penurunan. Kondisi rasio lancar pada tahun

Page 11 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
2004 ke 2005 mengalami kenaikan hingga ke tahun 2006, namun pada tahun 2007
kondisi rasio lancar PT. International Nickel Indonesia mengalami penurunan yang
drastis. Hal ini berarti kemampuan PT. International Nickel Indonesia untuk melunasi
kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang dimilikinya mengalami penurunan.
Rasio lancar PT. International Nickel Indonesia tahun 2007 pun lebih rendah bila
dibandingkan dengan norma industri. Rasio lancar norma industri tahun 2007 adalah
2,905 sedangkan PT. International Nickel Indonesia 2,528. Hal ini berarti kemampuan
PT. International Nickel Indonesia untuk melunasi kewajiban lancarnya lebih rendah
apabila dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya.

2. Rasio Cepat
Rasio cepat PT. International Nickel Indonesia selama empat tahun terakhir tidak
mengalami fluktuasi yang signifikan. Pada tahun 2007 berada pada posisi 1,981. Pada
tahun ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan
bila dibandingkan dengan norma industri sebesar 2,451 maka dapat dikatakan kondisi
keuangan perusahaan tidak likuid dibanding dengan perusahaan pesaingnya.

3. Periode Penagihan Rata-rata


Periode Penagihan Rata-rata PT. International Nickel Indonesia pada tahun 2007
adalah 25,009 hari, lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bila
dibandingkan dengan industri sejenisnya maka kondisi perusahaan memiliki periode
penagihan lebih kecil dibandingkan dengan norma industri sebesar 25,751 hari pada
tahun 2007. Bila dihitung maka PT. International Nickel Indonesia dalam setahun
memiliki perputaran piutang 14,5847 (365 hari: 25.009) sedangkan industri sejenisnya
memiliki perputaran piutang 14,174 kali. Hal ini berarti PT. International Nickel
Indonesia membutuhkan waktu lebih cepat untuk menagih piutang-piutangnya tahun
2007 dibandingkan dengan tahun lalu dan dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

4. Perputaran Piutang Usaha


Pada tahun 2007, rasio perputaran piutang usaha PT. International Nickel Indonesia
adalah 14,595 kali per tahun, yaitu tiga kali lebih besar dari tahun 2006, hal ini
menunjukkan bahwa PT. International Nickel Indonesia membutuhkan waktu lebih

Page 12 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
cepat dibanding tahun 2006. Bila dibandingkan dengan norma industri sebesar 14,174
maka dapat dikatakan perusahaan memiliki perputaran piutang usaha yang lebih cepat
dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya atau dengan kata lain perusahaan
membutuhkan waktu lebih cepat untuk menagih piutang-piutangnya dibanding
perusahaan lain yang sejenis.

5. Perputaran Persediaan
PT. International Nickel Indonesia pada tahun 2007 memiliki perputaran persediaan
sebesar 0,294 artinya dalam satu tahun perusahaan memutar persediaannya sebesar
0,294 kali atau dengan kata lain perusahaan menjual persediaan rata-rata dalam
365,294 hari (365 hari : 0,294) sedangkan rata-rata perusahaan sejenisnya memerlukan
waktu 728,542 hari (365 hari : 0,501).

Berdasarkan lima rasio likuiditas di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan
memiliki rasio lancar dan rasio cepat yang rendah, hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki aktiva lancar yang rendah untuk dapat memenuhi kewajiban 12
bulan selanjutnya dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan rasio likuiditas perusahaan
sejenis. Tetapi perusahaan membutuhkan waktu lebih sedikit untuk menagih piutang-
piutangnya dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Di sisi lain perputaran persediaan
perusahaan menunjukkan perusahaan lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan
sejenisnya. Dengan perbandingan-perbandingan tersebut maka dapat dikatakan kondisi
perusahaan cukup likuid dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenisnya.
Dapat dikatakan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang mampu untuk
memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar selama 12 bulan ke depan dan
para kreditur dapat yakin bahwa perusahaan akan mampu memenuhi semua kewajiban
lancarnya dalam jangka waktu 12 bulan.

2.3.2. Profitabilitas Usaha


1. Tingkat pengembalian investasi dari Laba Usaha
Pada tahun 2007 PT. International Nickel Indonesia memiliki tingkat pengembalian
investasi dari laba usaha sebesar 0.842 atau 84,2%, nilai ini lebih besar dari tahun 2006
dan menunjukkan telah terjadi perubahan yang sangat signifikan. Angka yang lebih

Page 13 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
besar di tahun 2007 ini berarti pada tahun ini PT. International Nickel Indonesia
memiliki memiliki tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan tahun
sebelumnya.
Bila dibandingkan dengan norma industri sebesar 49,7% maka PT. International
Nickel Indonesia memiliki tingkat pengembalian investasi dari laba usaha yang jauh
lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

2. Margin Laba Usaha


Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, mulai dari tahun 2005, margin
laba usaha PT. International Nickel Indonesia mengalami kenaikan walaupun tidak
signifikan. Kenaikan ini berarti PT. International Nickel Indonesia dari tahun ke tahun
memiliki daya saing yang meningkat karena dapat sangat efektif dalam mengatur lima
komponen margin usaha.
Komponen penggerak margin usaha adalah jumlah unit produksi yang dijual, rata-
rata harga jual tiap unit , beban produksi atau beban perolehan produk, kemampuan
mengendalikan beban administrasi dan umum, dan kemampuan mengendalikan beban
pemasaran dan distribusi produk perusahaan.
Apabila dibandingkan dengan industry sejenis yang memiliki norma industri tahun
2007 yang sebesar 0,450 maka dapat dikatakan bahwa PT. International Nickel
Indonesia jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya.

3. Perputaran Total Aktiva


Pada tahun 2007 perputaran total aktiva PT. International Nickel Indonesia adalah
1,232. Artinya dengan asset sebesar $1 PT.INCO mampu menghasilkan $1,232. Bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya nilai perputaran total asset PT.
International Nickel Indonesia terus mengalami peningkatan mulai dari $0,489/$1 aset,
hingga di tahun 2007 menjadi $1,232/$1 aset. Hal ini berarti dari tahun ke tahun PT.
International Nickel Indonesia makin mampu menggunakan aktivanya secara lebih
efisien untuk menghasilkan tingkat penjualan yang lebih tinggi.
Apabila dibandingkan dengan industri pesaingnya pun PT. International Nickel
Indonesia masih lebih efisien pada tahun 2007. Rata-rata perusahaan sejenis memiliki

Page 14 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
rasio 1,026 sedangkan PT. International Nickel Indonesia lebih efisien sebesar 0,2 point
yaitu $1,232/$1 aset.
4. Perputaran piutang
Perputaran piutang PT. International Nickel Indonesia mengalami fluktuasi yang
signifikan dari tahun ke tahun. Tahun 2007 berada di posisi 14,595 meningkat jauh
dibandingkan dengan tahun 2006. Tetapi apabila dibandingkan dengan industri sejenis,
dengan norma industry sebesar 110,664 PT. International Nickel Indonesia mempunyai
perputaran piutang yang sangat rendah. Hal ini bias diartikan bahwa PT. International
Nickel Indonesia belum memiliki cara-cara yang baik untuk bisa menagih piutang
usahanya dibandingkan dengan rata-rata perusahaan sejenisnya.

5. Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan tahun 2007 lebih besar daripada tahun 2006. Namun
perputaran persediaan PT. International Nickel Indonesia lebih rendah dari perusahaan
sejenisnya. Hal ini berarti PT. International Nickel Indonesia lebih baik dalam mengelola
persediaan dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya.
PT. International Nickel Indonesia pada tahun 2007 memiliki perputaran persediaan
sebesar 0,294 artinya dalam satu tahun perusahaan memutar persediaannya sebesar
0,294 kali atau dengan kata lain perusahaan menjual persediaan rata-rata dalam
365,294 hari (365 hari : 0,294) sedangkan rata-rata perusahaan sejenisnya memerlukan
waktu 728,542 hari (365 hari : 0,501).

6. Perputaran Aktiva Tetap


Rasio perputaraan aktiva tetap PT. International Nickel Indonesia pada tahun 2007
adalah 1,869. Dari tahun ke tahun rasio perputaran aktiva tetap mengalami
peningkatan dari tahun 2004 sebesar 0,688 menjadi tiga kali lipatnya di tahun 2007
sebesar 1,869 ini berarti perusahaan makin efisien dalam mengelola aktiva tetap.
Tetapi jika dibandingkan dengan norma industri tahun 2007 sebesar 2,699 maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pada tahun 2007 PT. International Nickel Indonesia kurang
efisien dalam mengelola aktiva tetapnya dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya.

7. OIROI

Page 15 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
OIROI (operating income return on investment) adalah hasil kali antara margin laba
usaha dengan perputaran total aktiva.
OIROI = margin laba usaha x perputaran total aktiva

OIROI = x

OIROI PT. International Nickel Indonesia adalah


OIROI2007 = 0,683 x 1,232 = 0,841456 = 0,842
OIROI2006 = 0,550 x 0,630 = 0,3465 = 0,347
OIROI2005 = 0,477 x 0,539 = 0,257103 = 0,257
OIROI2004 = 0,527 x 0,489 = 0,257703 = 0,258
Sedangkan OIROI berdasarkan norma industri adalah
OIROI2007 = 0,450 x 1,026 = 0,4617 = 0,462
OIROI2006 = 0,351 x 0,761 = 0,26711= 0,267

Berdasarkan perhitungan-perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa OIROI PT.


International Nickel Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sejak tahun
2004 dan pada tahun 2007 mencapai titik 0,842. Hal ini berarti makin lama PT.
International Nickel Indonesia makin baik dalam mengelola keuangan perusahaan.
Perusahaan makin efisien dan makin mampu menghemat biaya produksi dan biaya
opersional yang ditandai dengan margin laba usaha yang makin meningkat. Tapi
sayangnya perusahaan kurang efisien dalam mengelola aktiva tetapnya jika
dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya.

2.3.3. Keputusan Pendanaan


1. Rasio Utang
Ketika kita akan mencari tahu tentang bagaimana perusahaan mendanai aktivanya
kita dapat melihat rasio utang perusahaan. Dengan melihat rasio utang, kita dapat
mengetahui berapa persentase pendanaan aktiva dengan utang kemudian kita dapat
membandingkannya dengan perusahaan sejenisnya.
Pada tahun 2007 rasio utang PT. International Nickel Indonesia adalah 26,5%.
Sedangkan pada tahun sebelumnya berada pada posisi 20,7%. Sejak tahun 2004 dapat
dilihat bahwa rasio utang rata-rata perusahaan berada pada kisaran 23%. Apabila

Page 16 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
dibandingkan dengan norma industri 2007 sebesar 22,3% maka dapat diambil
kesimpulan bahwa perusahaan lebih banyak membiayai aktivanya dengan utang
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

2. Rasio Laba terhadap Beban Bunga


Rasio ini digunakan untuk menguji posisi utang perusahaan. Rasio laba terhadap
beban bunga dihitung untuk melihat seberapa mampu perusahaan memenuhi
kewajibannya membayar beban bunga.
Pada tahun 2007 rasio laba terhadap beban bunga PT. International Nickel Indonesia
adalah 1056,851 kali. Pada tahun sebelumnya rasio ini hanya 369,669 dan dapat kita
lihat sejak tahun 2003 rasio laba terhadap beban bunga mengalami peningkatan yang
sangat signifikan. Hal ini berarti perusahaan makin mampu memenuhi kewajiban
membayar beban bunganya.
Jika dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya, PT. International Nickel Indonesia
jauh lebih mampu memenuhi kewajiban beban bunganya. Dengan melihat rasio ini,
para kreditur tidak perlu ragu lagi apabila ingin memberikan bantuan dana kepada
perusahaan dalam bentuk utang karena perusahaan berada dalam kondisi yang sangat
mampu untuk membayar setiap beban bunganya.

Setelah melihat rasio utang dan rasio laba terhadap beban bunga maka dapat kita
simpulkan bahwa perusahaan lebih banyak mendanai aktivanya dalam bentuk hutang
dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya. Walaupun mendanai aktivanya dalam
bentuk hutang, saat ini perusahaan berada dalam kondisi yang sangat mampu untuk
membayar beban bunganya.

2.3.4. Pengembalian atas Ekuitas


Rasio pengembalian ekuitas saham biasa menggambarkan apakah para pemegang
saham menerima pengembalian yang pantas atas investasi mereka. Dengan
membandingkan rasio ini kita dapat mengetahui apakah pendapatan yang ada untuk
pemegang saham lebih menarik dibandingkan perusahaan lain yang ada dalam bidang
usaha sejenis.

Page 17 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
Pada tahun 2007 tingkat pengembalian ekuitas PT. International Nickel Indonesia
adalah 0,846 atau 84,6% sedangkan pada tahun sebelumnya adalah 30,5%. Disini dapat
dilihat bahwa tingkat pengembalian ekuitas makin baik di tahun 2007. Hal ini berarti
perusahaan bisa memberikan tingkat pengembalian yang lebih menarik investor.
Apabila dibandingkan dengan norma industri tahun 2007 sebesar 50,8% maka dapat
disimpulkan pada tahun 2007 PT. International Nickel Indonesia memperlihatkan
tingkat pengembalian yang lebih menarik dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan pesaingnya. Jika dilihat lebih jauh lagi ternyata PT. International Nickel
Indonesia sejak tahun 2004 memiliki tingkat pengembalian bagi pemegang saham yang
jauh lebih baik dibandingkan pesaingnya.

2.3.5. Gambaran Kondisi Perusahaan Secara Umum


Likuiditas PT. International Nickel Indonesia pada tahun 2007 dapat dilihat dari rasio
lancar. Pada tahun 2007 perusahaan mengalami penurunan rasio lancar dan rasio cepat
dan posisinya pun lebih rendah dari norma industri. Melihat hal ini dapat dikatakan
perusahaan kurang liquid dibanding tahun sebelumnya. Tapi di sisi lain PT. International
Nickel Indonesia memiliki perputaran piutang dan periode penagihan yang cepat
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dan dibanding perusahaan pesaingnya,
begitu juga perputaran persediaannya.
Dengan mempertimbangkan rasio lancar dan rasio perputaran piutang dan
persediaan, maka secara umum kondisi perusahaan dalam kondisi yang liquid.
Perusahaan akan mampu melunasi semua kewajiban-kewajiban lancar yang dimilikinya
dengan aset lancar yang ada.
Likuiditas perusahaan yang baik juga sejalan dengan kondisi Profitabilitas
perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai OIROI PT. International Nickel
Indonesia yang makin meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 84,2% di tahun
2007. Angka ini mencerminkan bahwa perusahaan memiliki tingkat efisiensi biaya
produksi yang tinggi namun masih kurang bila dibandingkan dengan perusahaan
sejenis.
Selanjutnya informasi yang kita dapatkan dari penghitungan rasio-rasio diatas adalah
mengenai keputusan pendanaan aktiva. Berdasarkan rasio utang kita dapat menilai
bahwa perusahaan lebih banyak mendanai aktivanya dengan utang dibandingkan

Page 18 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
dengan perusahaan sejenisnya. Walaupun begitu apabila kita melihat rasio laba
terhadap beban bunga maka dapat diketahui bahwa saat ini perusahaan berada dalam
kondisi yang sangat mampu untuk memenuhi setiap beban bunganya.
Kondisi perusahaan bila dilihat daari rasio pengembalian atas ekuitas adalah pada
tahun 2007 perusahaan mampu menawarkan tingkat pengembalian yang menarik bagi
para pemegang saham dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya.
Jadi bila ditarik kesimpulan secara menyeluruh, saat ini kondisi keuangan PT.
International Nickel Indonesia berada dalam kondisi yang baik. Lebih baik dari kondisi di
tahun sebelumnya dan cukup baik dibandingkan dengan para pesaingnya.

Page 19 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
2.4. Analisis DuPont

ANALISIS DUPONT

Page 20 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
BAB III
Kesimpulan dan Saran

Rasio-rasio keuangan adalah alat yang sangat penting untuk menganalisis kondisi
keuangan perusahaan. Rasio-rasio keuangan disini meliputi rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, keputusan pendanaan, dan rasio tingkat pengembalian atas ekuitas.
Berdasarkan rasio-rasio keuangan, kondisi PT. International Nickel Indonesia pada
tahun 2007 berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya dan
cukup baik dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya.
Analisis keuangan berdasarkan analisis DuPont juga menunjukkan pada tahun 2007
PT. International Nickel Indonesia memiliki tingkat pengembalian ekuitas yang baik
yaitu sebesar 84,6%.
Analisis rasio keuangan dalam makalah ini memiliki kelemahan yaitu data norma
industri yang digunakan merupakan hasil rata-rata dari rasio keuangan PT. International
Nickel Indonesia, PT. Petrosea, dan PT. Aneka Tambang karena itulah bisa saja analisis
dengan perbandingan perusahaan sejenis bisa saja tidak akurat sesuai dengan kondisi di
lapangan. Penulis menggunakan norma industri dengan rata-rata tiga perusahaan ini
karena penulis tidak dapat menemukan norma industri perusahaan pertambangan nikel
di indonesia. Atas kekurangan ini penulis memohon pintu maaf yang sebesar-besarnya
dan penulis meminta saran untuk hasil yang lebih baik di masa yang akan datang.

Page 21 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
LAMPIRAN

Page 22 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
Page 23 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
Page 24 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
Page 25 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
Page 26 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
Page 27 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com
Page 28 of 28
makalah ini dapat di download di www.netanielgiovanni.blogspot.com

You might also like