Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau
berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah.
(Ngastiyah.1997.Hal : 358)
Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum
tulang (kerusakan susum tulang). (Ngastiyah.1997.Hal:359)
Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik dalam darah
tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya pembentukan sel
hemopoetik dalam sumsum tulang. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.2005.Hal:451)
Anemia aplastik adalah kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum tulang yang mengarah
pada suatu penurunan nyata atau tidak adanya unsur pembentukan darah dalam sumsum.
(Sacharin.1996.Hal:412)
2. Etiologi
a. Faktor congenital : sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti
mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya.
b. Faktor didapat
· Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan kimia dan lain – lain.
(Mansjoer.2005.Hal:494)
3. Manifestasi Klinis
a. Lemah dan mudah lelah
d. Pucat
e. Pusing
f. Anoreksia
h. Takikardia
j. Sesak
k. Demam
l. Purpura
m. Petekie
n. Hepatosplenomegali
o. Limfadenopati
(Tierney,dkk.2003.Hal:95)
Sumsum Tulang
Darah tepi
Gejala klinis
Keterangan
Aplasia eritropoesis
Retikulositopenia
Anemia (pucat)
Aplasia granulopesis
Granulositopenia, leucopenia
Panas (demam)
Aplasia trombopoetik
Trombositopenia
Diatesis hemoragi
Limfositosisa
Gambaran umum : sel sangat kurang, banyak jaringan penyokong dan lemak
· Tambahan : hepar,limpa,kelenjar getah bening tidak membesar dan tidak ada ikterus
4. Patofisiologi
Sumber :
(Smeltzer.2001.Hal:938)
5. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Infeksi organ
c. Gagal jantung
d. Parestesia
e. Kejang
(Nelson.1999.Hal:1724)
6. Pemeriksaan diagnostic
a. Biopsi sumsum tulang : menentukan beratnya penurunan elemen sumsum normal dan
penggantian oleh lemak. Abnormalitas mungkin terjadi pada sel stem, precursor granulosit,
eritrosit dan trombosit. Akibatnya terjadi pansitopenia (defisiensi semua elemen sel darah).
(Smeltzer.2001.Hal:939)
b. Gambaran darah tepi menunjukkan pansitopenia dan limfositosis relatif. (Staf pengajar Ilmu
Kesehatan Anak FKUI.2005.Hal:452)
7. Penatalaksanaan
a. Implikasi keperawatan
· Pertahankan suhu tubuh dengan memberikan selimut dan mengatur suhu ruangan
· Berikan dukungan emosional kepada orang tua dan anak
· Berikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan orang tua dan anak Berikan informasi adekuat
mengenai keadaan, pengobatan dan kemajuan kesehatan anak serta bimbingan untuk perawatan
dirumah.
(Pillitteri.2002.Hal:246)
b. Tindakan Kolaborasi
· Medikamentosa :
Untuk pasien dengan neutropenia sebagai abnormalitas dominant, efektif diberikan myeloid
growth factors G-CSF (filgastrim) dengan dosis 5µg/kg/hari atau GM-CSF (sargramostim)
dengan dosis 250 µg/m2/hari untuk meningkatkan angka neutrofil dan menurunkan infeksi.
(Tierney.2003.Hal:96)
· Transfusi darah : diberikan jika diperlukan saja karena pemberian transfusi darah terlampau
sering akan menimbulkan depresi sumsum tulang atau akan menimbulkan reaksi hemolitik
sebagai akibat dibentuknya antibodi terhadap sel – sel darah tersebut.
Untuk mencegah infeksi sebaiknya anak diisolasi dalam ruangan yang steril. Pemberian obat
antbiotika dipilih yang tidak menyebabkan depresi sumsum tulang. Kloramfenikol tidak boleh
diberikan.
· Makanan : umumnya diberikan dalam bentuk lunak. Jika harus menggunakan NGT harus hati –
hati karena dapat menimbulkan luka / perdarahan pada waktu pemasangan.
(Ngastiyah.1997.Hal:365)
Transplantasi sumsum tulang : sumsum tulang diambil dari donor dengan beberapa kali pungsi
hingga mendapatkan sedikitnya 5 x 108 sel berinti / kgBB resipien. Keberhasilan pencangkokan
terjadi dalam waktu 2 hingga 3 minggu.
(Sodeman.1995.Hal:278)
1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
· Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya
· Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang menunjukkan
keletihan
b. Sirkulasi
· Hipotensi postural
· Disritmia : abnormalitas EKG mis : depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang
T
· Ekstremitas : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan
dasar kuku
· Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonsriksi kompensasi)
c. Integritas Ego
· Depresi
d. Eliminasi
· Riwayat pielonefritis, gagal ginjal
· Distensi abdomen
e. Makanan / cairan
· Stomatitis
f. Neurosensori
· Hemoragis retina
· Epistaksis
· Gangguan koordinasi, ataksia
g. Nyeri/kenyamanan
h. Pernapasan
i. Keamanan
· Riwayat terpajan terhadap bahan kimia mis : benzene, insektisida, fenilbutazon, naftalen
· Gangguan penglihatan
· Limfadenopati umum
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah (SDM) normal.
c. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses
pencernaan.
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam anak menunjukkan perfusi
yang adekuat
Kriteria Hasil :
· Pengisian kapiler
Intervensi :
1) Ukur tanda-tanda vital, observasi pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar
kuku.
5) Evaluasi keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh supaya tetap hangat.
R/ meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen, memperbaiki defisiensi untuk mengurangi resiko
perdarahan.
R/ transplantasi sumsum tulang dilakukan pada kegagalan sumsum tulang/ anemia aplastik.
b. Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah (SDM) normal.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak mampu mempertahankan berat
badan yang stabil
Kriteria hasil :
Hb : 11 – 16 g/dL
Ht : 31 – 43 %
Intervensi :
1) Observasi dan catat masukan makanan anak.
4) Bantu anak melakukan oral higiene, gunakan sikat gigi yang halus dan lakukan penyikatan
yang lembut.
Kolaborasi
R/ mengetahui efektivitas program pengobatan, mengetahui sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.
6) Berikan diet halus rendah serat, hindari makanan pedas atau terlalu asam sesuai indikasi.
R/ bila ada lesi oral, nyeri membatasi tipe makanan yang dapat ditoleransi anak.
c. Dx. 3 : Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses
pencernaan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak menunjukan perubahan pola
defekasi yang normal.
Kriteria hasil :
R/ bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.
Kolaborasi
R/ serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang traktus
intestinal.
6) Berikan obat antidiare mis : difenoxilat hidroklorida dengan atropine (lomotil) dan obat
pengabsorpsi air mis Metamucil.
Kriteria hasil :
R/ manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen
adekuat ke jaringan.
2) Observasi adanya tanda – tanda keletihan ( takikardia, palpitasi, dispnea, pusing, kunang –
kunang, lemas, postur loyo, gerakan lambat dan tegang.
R/ mencegah kelelahan.
e. Dx.5 : Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh sekunder leucopenia,
penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).
Kriteria Hasil :
Intervensi
2) Tempatkan anak di ruang isolasi bila memungkinkan dan beri tahu keluarga supaya
menggunakan masker saat berkunjung.
Kolaborasi
4. Implementasi
5. Evaluasi Keperawatan