You are on page 1of 6

Hendrasch\referensi geologi file’s\Adit

ADIT

Adit adalah salah satu eksplorasi yang dimaksud untuk produksi data, sedangkan
pengertian dari adit yaitu : Lubang horizontal dimana salah satu ujungnya pepat, yang
dikerjakan untuk kepentingan pencarian data dari daerah penyelidikan. Ada kesamaan
antara terowongan dan adit. Namun bila adit untuk kegunaan langsung mencari data,
sedangkan terowongan dibuat untuk kegunaan primer, seperti untuk saluran air,
keperluan lalu lintas bawah tanah dan lain-lain. Maka pencarian data geologi melalui
terowongan adalah sekunder.

Keunggulan Adit/Terowongan untuk Pengambilan Data Geologi


Adit atau terowongan mempunyai keunggulan sendiri dalam pengambilan data.
Keunggulan pertama adalah bahwa batuan yang tersingkap seluruhnya sepanjang
terowongan, paling tidak sepanjang pengamatan dilakukan langsung setiap ada kemajuan,
karena mungkin sekali terjadinya longsoran pada jalur-jalur lemah, sebenarnya seperti
jalur sesar biasanya dilakukan pengkayuan (betimmering). Adanya sesar-sesar, kontak
antar batuan dapat dilihat dengan jelas.
Keunggulan kedua dari pengamatan diterowongan adalah data geologi didapatkan dalam
3-Dimensi, yaitu pada kedua dinding terowongan, pada atap terowongan dan pada lantai,
keadaan yang sangat jarang didapatkan pada singkapan. Jalur dan bidang sesar dapat
diamati dalam posisi dan orientasi, begitu pula jurus dan kemiringan lapisan pola kekar,
rekah-rekah didapatkan dalam oreintasi.
Kegunaan Adit antara lain :
a. Mengetahui sifat-sifat litologi
b. Mengetahui struktur geologi
c. Guna mengambil langkah selanjutnya

A. Mengetahui Sifat-Sifat Litologi


Dengan cara langsung atau masih dalam keadaan segar, kita dapat mengamati serta
mendeskripsi litologi di sebuah adit. Maka pengetahuan tentang batuan memegang
peranan penting, sifat-sifat litologi perlu diketahui, seperti :
- Kekerasan, derajat sementasi batuan
- Tekstur
- Derajat pelapukan
- Sifat pengembangan.
Sehingga apa yang didapat tentang karakteristik batuan di dalam adit dapat digabung
dengan data-data lain yang didapat dari eksplorasi lainnya seperti, sumur, paritan,
pemboran dan lain-lain.

B. Mengetahui Struktur Geologi


Masalah struktur geologi sering sangat sulit untuk ditelumuri, kesulitan ini
dikarenakan sedikitnya singkapan di permukaan atau telah hilang terkena pengaruh
erosi ataupun tertimbun soil. Maka dengan membuat adit kita dapat mengharap

1
Hendrasch\referensi geologi file’s\Adit

untuk menjumpai struktur geologi yang belum terpengaruh oleh proses eksogen.
Seperti telah kita ketahui ada beberapa macam struktur geologi antara lain ; kekar,
sesar, lipatan dan lain-lain. Struktur kekar sangat berpengaruh terhadap suatu batuan
dan hal ini berarti berpengaruh juga pada bangunan teknik, sepeti yang dikemukakan
oleh Klaus, W.Y. dan M.A. Soe, bahwa :
- Sifat teknis suatu batuan lebih banyak ditentukan oleh sistim kekar daripada
kekuatan batunya.
- Kekuatan batuan yang diperhitungkan adalah besarnya residual strength yang
tergantung pada keadaan saling mempengaruhi dan mengunci antar balok-balok
batuan yang terbentuk oleh kekar.
- Kerusakan batuan sebagian besar tergantung pada perubahan struktur dalam
batuan tersebut.
Mengingat pengaruh kekar tersebut, maka dengan mengerjakan adit diharapkan
dapat mengetahui geomekanika dan diadakan pencatatan data secara kualitatif,
seperti:
 Orientasi dari kekar
 Penyebaran kekar secara dua dimensional dan tiga dimensional, hal ini juga
merupakan faktor kekuatan batuan dan kompressibilitynya
 Ukuran-ukuran dan bentuk dari blok-blok batuan yang terjadi kekar
 Pengotoran-pengotoran dari kekar
Disamping dari Adit, untuk mengetahui data kekar secara kualitatif kekar juga
diselidiki secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan metoda-metoda yang ada,
misalnya :
- Untuk mengetahui penyebaran secara umum dari suatu sistim kekar beserta jurus
dan kemiringannya dapat digunakan Schmidt Equal Area Net (Billings, 1954).
- Untuk mengetahui besarnya Joint Breakage dapat digunakan perhitungan
prosentase bidang kekar terhadap luas permukaan batuan.
- Untuk mengetahui kekuatan batuan adalah dengan cara membuat Grafik, sudut
antara batuan adalah dengan arah umum dari kekar yang mana arah umum dari
sistim kekar sebagai sumbu mendatar dan besarnya prosentase bidang kekar
terhadap luas permukaan sebagai sumbu tegak.
Dari hasil penelitian pada Adit tentang kekar baik kuatitatif maupun kuantitatif maka
dapat disimpulkan dan dipertanyakan sebagai berikut :
 Apakah kekar yang terdapat, merugikan sifat teknis batuan.
 Apakah bidang kekar merupakan bagian yang mudah lapuk atau licin, sehingga
akan mengurangi stabilitas batuan.
 Bagaimana sifat bidang kekar terhadap masuknya air permukaan atau air
tanahnya.

C. Cara Mengambil Langkah Selanjutnya


Untuk mengambil langkah selanjutnya, tentu saja harus diselaraskan dengan tujuan
semula dari rencana kerja suatu bangunan, seperti :
- Dengan adanya Adit maka diadakan koreksi-koreksi atas rongga-rongga
karena keruntuhan. Rongga-rongga tersebut diukur secara matematis, kemudian

2
Hendrasch\referensi geologi file’s\Adit

data-data yang diperoleh dijadikan bahan pertimbangan dibuatnya diversion


tunnel ataupun prosedur tunel.
- Di dalam Adit sering dilakukan beberapa percobaan-percobaan seperti stamp
test, test kekompakan litologi, elastisitas batuan dengan metoda seismik dan
lain-lain. Data-data tersebut kemudian digabungkan dengan data yang didapatkan
dari hasil eksplorasi lainnya.

Teknik Pembuatan Terowongan

Prinsip Operasi Pembuatan Terowongan


Muka batuan bor dibor mendatar dengan bor pneumatic dalam arah terowongan itu
direncanakan, kemudian diisi oleh dinamit, serta diledakkan. Rubuhan dimuat lori dan
dibuang. Suatu lubang terbentuk dengan kemajuan sekitar 1 meter perhari.

Peralatan yang diperlukan


1. Bor tangan (bor kotrek) atau bor pneumatic dengan compressornya.
2. Lori dengan sekrup atau shovel (mesin) di atas rel.
3. Dinamit dan sistem peledakan.
Pembuatan adit yang lebih canggih terjadi kalau cebakan sudah menjadi tambang atau
memang dilakukan untuk keperluan tertentu, misalnya penyelidikan untuk proyek
bendungan, adit maka perlu diperhatikan perlengkapan sebagai berikut :
- Set compressor untuk pemboran dinding muka.
- Set pembangkit tenaga listrik/diesel, untuk sumber penerangan. Disini perlu
diperhatikan keamanan terhadap bahaya terkena aliran listrik.
- Perlengkapan pemboran seperti jack hammer, detonator, linggis, pacul dan lain-lain.
- Membuat sistim pengeringan.
- Perlengkapan-perlengkapan untuk pekerja, seperti topeng gas, sepatu tambang,
sarung tangan dan lain-lain.
Di daerah-daerah yang lemah, misalnya jalur sesar atau batuannya lembek (serpih)
dipasang penyangga dari kayu (betimmering).

Prosedur Eksplorasi Adir :


Ada beberapa cara dalam penggalian terowongan adit, ini dimaksud untuk mencapai
effisiensi kerja. Cara penggalian adit harus memperhatikan “Bridging Capacity” yaitu
kemampuan batuan untuk tetap berada dalam keadaan seimbang. Biasanya untuk batuan
yang keras mempunyai bridging capacity yang tinggi.
Mengenai cara penggalian bisa dipisahkan menjadi :
a. Penggalian pada batuan keras
b. Penggalian pada material lepas

A. Penggalian Adit Pada Batuan Keras :


Tahap penggalian adit umumnya meliputi :

3
Hendrasch\referensi geologi file’s\Adit

Tahap Pengeboran
Setelah direncanakan bentuk penampang adit, kemudian diadakan penggalian pada
bagian atas dari penampang, hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi over break
(runtuhnya bagian atas) ketika diadakan peledakan awal.

Tahap Peledakan Lubang Bor (Charging)


Setelah dibuat lubang bor dengan alat sederhana kemudian diteruskan dengan
menggunakan jack hammer, lubang-lubang hasil pemboran tersebut diatur dengan
sistimatis sehingga lubang yang bakal terjadi adalah sesuai dengan penampang adit
yang direncanakan. Kemudian lubang bor diledakkan dengan sistim delay time.
Lubang-lubang bor tersebut berisi detonator diselubungi damotin. Ukuran dinamit
berbeda-beda, ini disesuaikan dengan kebutuhan, tetapi umumnya adalah 200 gram,
dan perlu juga diperhatikan bahwa dalam pengetrapan sistim peledakan harus
disesuaikan dengan karekteristik batuan.

Tahap Pengangkutan Material Hasil Peledakan/Galian (Mucking)


Ada beberapa cara, yaitu dari yang paling sederhana sampai yang menggunakan
proses mesin. Pada umumnya pembuangan material dari adit ke tempat pembuangan
dilakukan dengan rel dilengkapi lori.

Tahap pemasangan Penyangga Pada Terowongan/Adit (Errecting Support)


Penyangga pada adit agak berbeda sifatnya dengan penyangga pada terowongan,
sebab pada adit hanya bersifat sementara saja, yang lazim terbuat dari tiang kayu
yang kuat/kokoh. Penyangga pada adit bisa tak dipakai bila “Bridging capacity”nya
tinggi. Ada beberapa bentuk penyangga yang sering dipakai, antara lain :
- Penyangga bentuk empat persegi panjang
- Penyangga bentuk trapezoidal
- Poligonal
- Bentuk kubah
- Bentuk tapal kuda
- Bentuk silinder dan lain-lain
Hal bentuk penyangga disesuaikan dengan batuan setempat, keadaan batuan, besar
kemiringan, koefisien dan kekuatan batuan dan lain-lain.
Cara Penggalian pada Tahap Pemboran dan Peledakan :
Dengan mengingat bridging capacity, maka untuk batuan yang keras ada beberapa
cara penggaliannya, antara lain:

1. Metoda Muka Penuh (Full-face Method)


Cara penggaliannya yaitu dimana seluruh bidang muka setelah dibor untuk
tempat detonator kemudian diledakkan seluruh bidang muka. Ini umumnya
dilakukan pada adit yang mempunyai diameter kecil yaitu kurang dari 10 feet.

2. Metoda Maju dari Atap (Top Heading & Bench Method)


Ini diterapkan bila bridging capacity rendah terutama pada adit yang mempunyai
diameter besar. Caranya bagian atas dari heading digali lebih dahulu dan bagian

4
Hendrasch\referensi geologi file’s\Adit

bawah (bench) dibiarkan lebih dahulu, sampai pada kedalaman kurang labih dari
15 feet kemudian diledakkan. Hasil ledakan dikeruk dan diangkat, baru
kemudian bagian bawahnya (bench) diledakkan, begitu seterusnya.

3. Metoda Maju dari Atas (Top Heading Method)


Cara ini merupakan kombinasi dari metoda 1 dan 2, dimana mula-mula heading
digali kemudian diteruskan menggali bagian bench, baru sesudah itu bersama-
sama diledakkan (blasting dan diangkat), dibuang materialnya. Cara ini
umumnya digunakan untuk adit yang bridging capacity pendek dan dimensi adit
besar. Karena pada terowongan, penyangga adalah merupakan bagian yang
permanen, maka dalam proses pembuatannya ada sedikit perbedaan yaitu pada
proses pembuatan terowongan kita mengenal adanya “side-drift metohds”.

B. Penggalian Pada Material Lepas


Untuk adit yang digali pada material lepas, masalah penyangga harus bersifat cepat
selesai untuk dipasang, dan salah satu cara penggaliannya adalah sebagai berikut:
Mula-mula Polling ditancapkan ke dalam material yang akan digali, lalu disangga
dengan balok kayu dan penggalian dilakukan di bawah polling. Selanjutnya
dilakukan penggalian berikut dengan pemasangan P dan C yang kedua untuk bagian
samping, tempat penggalian, agar tak terjadi longsor maka dikerjakan hal yang sama
dengan pemasangan polling dan balok kayu (C). Perlu pula diperhatikan bahwa
bagian yang digali (F) akan tetap longsor bila tak dipasang papan penahan (L).
begitu seterusnya.
Bentuk dan kedudukan bagian yang digali tergantung sebagai berikut :
- Macam dan sifat material, bila berbutir kasar, maka akan lebih landai daripada
bila berbutir halus.
- Kandungan airnya, bila semakin lembab maka bagian yang digali, semakin datar.
- Waktu, bentuk yang digali akan berubah sesuai dengan perubahan waktu.
- Luas dari bagian yang digali (F), bila luasnya kecil berarti F capat berarea dalam
keadaan vertikal, dan bila luasnya besar bagian yang digali F akan longsor.
- Kedalaman, ternyata tekanan horizontal merupakan fungsi atau sebagian
tergantung dari tekanan vertikal.
- Gangguan/kerusakan pada material, material akan berada dalam keadaan stabil
bila masih dalam keadaan/ kedudukan semula tetapi akan mudah rusak apabila
sudah berpindah tempat.

Survey/Pemetaan Geologi Bawah Tanah


Tugas penting dari ahli geologi, selain ikut membantu merencanakan terowongan adalah
memetakan secara detail geologi bukaan-bukaan yang didapatkan karena pembuatan
terowongan tersebut.
Pemetaan bawah tanah (underground mapping) pada prinsipnya sama dengan perbedaan
prinsipiil :
1. Data geologi yang didapatkan sepanjang terowongan bersifat menerus, lebih detail
serta lebih jelas.

5
Hendrasch\referensi geologi file’s\Adit

2. Singkapan-singkapan didapatkan dalam 3-Dimensi, atas, bawah, kiri dan kanan,


sehingga pengukuran gejala geologi harus dilakukan dengan pengukuran pada
jarak leluasa, jadi lebih teliti.
3. Yang adanya pelapukan (kecuali di dekat permukaan tanah).
4. Pemetaan dilakuakn dam 3 Dimensi, pada berbagai niveau (bidang penambangan)
dan melalui shaft, raises dan sebagainya. Setiap peta dinyatakan pada niveau mana.
5. Interpretasi dilakukan antar terowongan. Batas-batas terowongan selalu teramati.
Pemetaan dilakukan pada sekala 1 : 100, 1 : 50 atau 1 : 10 dan dikompilasikan pada skala
1 : 500 atau 1 : 1.000.
Peta dasar pada kertas ukuran folio atau kuarto, dengan sistim kisi, dimana lay out dari
terowongan digambarkan. Gejala-gejala geologi lokasinya harus diukur dengan pita ukur
terhadap titik yang dikenal dalam peta dasar. Peta diplot pada kanan kiri lay out, dengan
simbol-simbol ataupun warna yang sesuai. Semua data segera diplot kembali di peta
dasar di kantor. Peta dasar didapatkan dari pengukuran tambang (mine-surveying) yang
merupakan metoda pengukuran geologi khusus. Semua data geologi harus dicatat dan
tidak hanya cebakan bijihnya saja.

You might also like