Professional Documents
Culture Documents
Islam masuk ke Indonesia (History of Islam Came To Indonesia) dan memengaruhi berbagai segi
kehidupan masyarakat Indonesia termasuk juga segi pemerintahan yakni dengan munculnya kerajaankerajaan yang bercorak Islam. Kerajaan kerajaan di Indonesia yang bercorak Islam secara geografis
terletak di sepanjang pesisir pantai. Hal ini disebabkan karera terbentuknya kerajaan dimulai dan kotakota pelabuhan yang berfungsi sebagai kota transit sehingga mata pencaharian masyarakatnya di sektor
pertanian dan perdagangan atau disebut maritim. Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam di
Indonesia antara lain:
Ilustrasi
Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berada di Sumatra.
Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh dan mengalami kejayaan. Hal ini
dibuktikan Kerajaan Samudera Pasai mampu memperluas wilayahnya dan menjalin hubungan
perdagangan dengan Arab. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik aI Tahir, ada kunjungan Ibnu
Battutah yang mengadakan perjalanan India-Cina (kembali tahun 1345). Peranan Kerajaan Samudera
Pasai dalam persebaran agama Islam yaitu:
Menjadi pusat studi Islam di Asia sehingga banyak orang-orang asing yang menetap di
Samudera Pasai.
Penyebaran agama Islam melalui perluasan pengaruh politik. Hal ini dibuktikan dengan berhasil
merintis munculnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa.
Samudera Pasai menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan laut yang menghubungkan
daerah Pasai dengan Arab, India, dan Cina. Sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan besar,
Samudera Pasai memiliki fungsi sebagai
Tempat merambah perbekalan.
Adanya perpecahan di dalam kerajaan telah melahirkan kemunduran politik dan perdagangan terlebih
lagi, munculnya Kerajaan Malaka yang letaknya lebih strategis.
Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh merupakan kelanjutan dari Kerajaan Samudera Pasal yang didirikan oleh Sultan
Ibrahim. Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda yang berhasil menaklukkan daerah-daerah di sekitar Aceh sekaligus mengislamkan daerah
tersebut dalam usahanya untuk memperluas wilayah kekuasaan Sultan Iskandar Muda bekerja sama
dengan Sultan Turki untuk memperkuat pasukannya. Kerajaan Aceh mengembangkan diri dan dapat
mempersatukan beberapa daerah di Aceh, yaitu Daya, Pedir, Lingga, Perlak, Tamiang, Samudera Pasai,
dan Lamuni, di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528).Beberapa faktor yang
mendorong berkembangnya Kerajaan Aceh adalah,
Letaknya strategis di jalur perdagangan.
Pelabuhari Olele memliki syarat yang baik sebagal pelabuhan.
Pedalaman Aceh menghasilkan lada yang melimpah.Aceh makin ramai dan berperan penting
setelah Malaka dikuasai Portugis.
Sultan Ali Mughayat Syah adalah raja pertama Kerajaan Aceh. Setelah Sultan Ali Mughayat Syah wafat,
pemerintahan beralih kepada putranya yang bergelar Sultan Salaluddin. Selama menduduki tahta, Ia
tidak mempedulikan pemerintahan kerajaannya. Keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami
kemerosotan yang tajam. Kerajaan Aceh mengalami kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda (16071636). Corak pemerintahannya terdiri atas,
Pemerintahan sipil oleh golongan bangsawan (teuku).
Pemerintahan agama oleh golongan ulama (tengku).
Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Iskandar Muda untuk memperkuat kerajaan Aceh.
Memperluas daerah kekuasaan ke Semeranjung Malaka dengan dikuasainya kerajaan Kedah,
Perak, Johor, dan Pahang. Daerah pantai barat dan timur Sumatera dikuasainya sampai ke
Pariaman yang merupakan jalur masuk Islam ke Minaangkabau.
Untuk memperlemah kekuasaan Portugis, Iskandar Muda membuka kerja sama dengan Belanda
dan lnggris dengan mengizinkan kongsi dagang mereka, yaitu VOC dan EIC untuk membuka
kantor cabangnya di Aceh.
Menyerang Portugis di Malaka dan sempat mengalahkan Portugis di Pulau Bintan pada tahun
1614.Mendirikan
Masjid Baiturrahman di pusat ibukota kerajaan Aceh.
Pengganti Sultan Iskandar Muda adalah Sultan Iskandar Thani. Pada masa kepemimpinan Sultan
Iskandar Thani, Kerajaan Aceh mengalami kemunduran disebabkan oleh,
Timbulnya pertikaian antara bangsawan dan ulama.
Banyak daerah yang melepaskan diri dan Kerajaan Aceh.
Pada tahun (1641) muncul kekuatan Belanda di Selat Malaka.
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah.Letak
Kerajaan Demak berada di tepi pantai utara Jawa. Peranan Kerajaan Demak dalam pensebaran agama
Islam adalah,
Menjadi pusat persebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan oleh para wali.
Mengadakan perluasan wilayah di daerah-daerah sekitar pesisir pantai utara Jawa yang
kemudian diislamkan melalui pendekatan politik, sosial, dan budaya.
Kerajaan Banten
Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang berada di Jawa Barat yang didirikan oleh Sunan
Gunung Jati. Raja pertama yang memerintah adalah Sultan Hasanudin yang berhasil memperluas
pengaruh agama Islam di Banten. Kerajaan Banten mampu berkembang pesat, antara lain karena
didukung oleh fakta,
Banten mempunyal komoditas ekspor yang penting, misalnya ada, sehingga menjadi daya tarik
bagi pedagang asing.
Islamisasi di Banten menjadikan Banten sebagai pusat politik Kerajaan Banten.
Banten merupakan pelabuhan penting di Selat Sunda.
Pelabuhan Banten memenuhi syarat sebagai pelabuhan yang balk.
Persebaran agama Islam dapat berkembang pesat semasa pemerintahan Panembahan
Yusufdan Maulana Muhamad. Panembahan Yusuf memelopori penyebaran agama Islam di Jawa Barat
sedangkan Maulana Muhammad memelopori penyebaran Islam di bagian selatan Sumatra. Persebaran
agama Islam yang dilakukan Kerajaan Banten menggunakan pendekatan politik dan ekonomi. Untuk
pendekatan politik, dilakukan dengan cara memperluas wilayah kekuasaan Banten dan mengislamkan
daerah-daerah yang berhasli dikuasainya, sedangkan pendekatan ekonomi dilakukan dengan cara
memengaruhi para pedagang yang berdagang di Banten untuk memeluk agama Islam, sebb Banten
merupakan kota pelabuhan yang penting. Di samping Banten, pelabuhan Iainnya adalah Jayakarta.
Kerajaan Banten mengalami kemunduran sejalan dengan masuknya VOC melalul Penjanjian Banten, di
mana Banten kehilangan peranan sebagai pelabuhan yang bebas.
Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dan kekuasaan Demak, yang didirikan
olehSutawijoyo yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alogo Sayidin Panotogomo (kepala tentara
dan pengatur agama). Panembahan Senopati bercita-cita menjadikan Mataram sebagai pusat budaya
Jawa dan agama Islam. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, cara yang digunakan dengan
melakukan ekspansi wilayah kekuasaan di seluruh Pulau Jawa, kecuali daerah Banten, Blambangan, dan
Batavia yang belum dapat dikuasai. Pusat Kerajaan Mataram terletak di Yogyakarta. Sultan
Agung membagi sistem pemerintahan Kerajaan Mataram seperti berikut.
Kutanegara, daerah pusat keraton. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh Patih Lebet (Patih
Dalam) yang dibantu Wedana Lebet (Wedana Dalam).
Negara Agung, daerah sekitar Kutanegara. Pelaksanaan pemerintahan dipegang Patih Jawi
(Patih Luar) yang dibantu Wedana Jawi (Wedana Luar).
Mancanegara, daerah di luar Negara Agung. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para
Bupati.
Pesisir, daerah pesisir. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para bupati atau syahbandar.
Raja-raja Mataram Islam antara lain,
Panembahan Senopati (1586-1601).
Mas Jolang (1601-1613): Dalam usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di pantai
untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram, Mas Jolang gugur dalam
pertempuran di Krapyak sehingga dikenal dengan sebutan Panembahan Soda Krapyak.
Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645): Raja terbesar di Mataram Islam adalah Sultan
Agung. Kerajaan Mataram mengalami masa kejayaannya pada masa pemerinntahan Sultan
Agung. Hal itu dapat dilihat dari kemajuan sector pertanian. Keagamaan dapat berkembang
pesat serta dapat mengatur pemerintahan dengan balk. Sultan Agung juga memelopori
pembuatan kalender Jawa yang merupakan penggabungan antara kalender Saka dengan
kalender Hijriah. Sepeninggal Sultan Agung, Mataram Islam mengalami kemunduran. Hal ini
disebabkan oleh perang saudara dan beberapa pemberontakan seperti: Pemberontakan
Trunojoyo (1674-1679); Pemberontakan Untung Suropati (1681-1706); Perang perebutan
mahkota 1 (1704-1708); Perang perebutan mahkota 2 (1719-1724); Perang perebutan mahkota 3
(1747-1755).
Perang perebutan mahkota in diakhiri dengan Perjanjian Giyanti (1755)dan Perjanjian Salatiga (1757)
yang membagi wilayah Mataram menjadi empat bagian.
Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan oleh Fatahiliah atau Sunan Gunung Jati. Pada masa pemerintahan
Fatahiliah, Cirebon dapat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dan perluasan wilayah yang berhasil
dilakukan oleh Fatahiliah, persebaran agama Islam berkembang pesatdan Cirebon mampu menjadi pusat
perdagangan dan menjalin hubungan perdagangan dengan Cina. Wafatnya Fatahiliah diganti
oleh Panembahan Ratu. Cirebon berhasil dikuasal VOC dan Iayahnya dibagi menjadi tiga yaltu
Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan yaitu pada tahun 1681.
Kerajaan Gowa Talio atau Kerajaan Makassar
Kerajaan Gowa Tallo terletak di wilayah Makassar yang didirikan oleh Sultan Alaudin dan Sultan
Abduliah, yang berhasil menyebarkan pengaruh kekuasaan Kerajaan Gowa TaIlo dan menyebarkan
agama Islam di daerah Bima, Sumbawa, Manado, Gorontalo, dan Tomini. Kerajaaan Gowa Tallo
mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin yang berhasil memperkuat
kekuasaan Gowa Talio. Makassar berkembang pesa tdan menjadi pusat perdagangan di Indonesia Timur.
Hal inl disebabkan,
Makassar memiliki syarat yang balk untuk pelabuhan.