You are on page 1of 21

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK:

STIMULASI PERSEPSI PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH


DI RUANG PURI ANGGREK RSJ MENUR PROVINSI JATIM

Oleh
KELOMPOK 3C:
1. Vera Evelyn Juliani

131513143006

2. Dita Deswita Sari

131513143050

3. Annisa Agustina

131513143051

4. Qumairy Lutfiyah

131513143052

5. Anna Nurwachidah R H

131513143053

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

BAB 1
PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional,
psikologis, dan sosial yang terkihat dari hubungan interpersonal yang
memuaskan, perilaku, dan koping yang efektif, konsep diri positif, dan
kestabilan emosional. Kesehatan jiwa dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor tersebut antara lain otonomi dan kemandirian, memaksimalkan
potensi diri, menoleransi ketidakpastian hidup, harga diri, menguasai
lingkungan, orientasi realitas dan manajemen stress. Salah satu bentuk
gangguan jiwa adalah harga diri rendah.
Harga diri rendah adalah dimana keadaan individu mengalami
evaluasi diri negatif yang mengenal diri atau kemampuan dalam waktu
lama (Carpenitto, Lynda Juall. 2001). Direktur Jenderal Pembinaan
Kesehatan Masyarakat (Binkesmas) Depertemen Kesehatan dan World
Health Organization (WHO) tahun 2010 memperkirakan tidak kurang
dari 450 juta penderita gangguan jiwa ditemukan di dunia. Bahkan
berdasarkan data studi World Bank dibeberapa negara menunjukkan
8,1% dari kesehatan global masyarakat (Global Burden Disease)
menderita gangguan jiwa. Harga diri rendah merupakan gangguan
konsep diri dimana klien menganggap dirinya selalu rendah, sebanyak
5-7% dari populasi didunia menderita harga diri rendah. Depertemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010, menyatakan jumlah
penderita gangguan jiwa di indonesia mencapai 2,5 juta dimana
diperkirakan sekitar 60% menderita harga diri rendah di Indonesia.
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang
komprehensif meliputi kesehatan jiwa dan fisik sangat diperlukan
untuk mencegah meningkatnya angka gangguan jiwa. Perawatan klien
gangguan jiwa di rumah sakit membutuhkan dukungan dari banyak
aspek sehingga kesejahteraan klien dapat tercapai. Salah satu tujuan

perawatan klien dengan gangguan jiwa di rumah sakit adalah dengan


melatih klien untuk mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang
lain. Ketika klien mampu berinteraksi diharapkan klien dapat kembali
berfungsi di masyarakat dan mampu melakukan perannya di
masyarakat. Bentuk pelatihan berinteraksi dan bekerjasama dengan
orang lain adalah dengan melakukan terapi aktivitas kelompok.
Salah satu penanganan klien gangguan jiwa dengan harga diri
rendah adalah dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternative penyelesaian masalah.
Sebagai bentuk dari terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
yang akan kami gunakan adalah diskusi pengalaman menyenangkan
dan tidak menyenangkan, serta menggambar. Kegiatan-kegiatan ini
diharapkan dapat memberikan stimulus kognitif, afektif, dan
psikomotorik untuk klien. Selain itu juga dapat menjalin komunikasi
dan kerjasama antar klien. Oleh karena itu, kami menerapkan terapi ini
pada pasien harga diri rendah di ruang merpati RSUD Dr. Soetomo.
II.

Tujuan
a. Tujuan umum
Klien mampu bekerja sama dengan terapis dan klien lain
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus terapi aktivitas kelompok pasien dengan harga diri
rendah ini adalah:
1. Klien mampu

memperkenalkan

nama

lengkap

dan

nama

panggilannya
2. Klien mampu mengikuti kegiatan sampai batas waktu yang sudah
ditentukan dan sesuai tata tertib
3. Klien mampu memahami perintah dari leader
4. Klien mampu berkoordinasi dengan klien yang lain untuk
melaksanakan perintah leader.

5. Klien mampu mempertahankan kontak mata saat berinteraksi


dengan klien yang lain.
6. Pasien mampu menggambar serta dapat menjelaskan makna isi
gambarnya
7. Klien mampu mengemukakan pendapat tentang kegiatan yang
telah dilakukan.
III.

Manfaat
a. Memberikan wawasan ilmu pengetahuan pada mahasiswa, khususnya
dalam hal keperawatan tentang TAK pada klien dengan gangguan
stimulasi .
b. Memberikan pengetahuan yang lebih kepada mahasiswa untuk
mengembangkan terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan
gangguan jiwa.
c. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terutama terutama pada
klien gangguan stimulasi persepsi dengan berbagai sesi.
d. Membantu proses penyembuhan pada klien dengan gangguan stimulasi
persepsi.

BAB II
SATUAN ACARA KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : STIMULASI PERSEPSI PADA


HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok pasien dengan harga diri rendah adalah
upaya untuk menggali dan meningkatkan aspek-aspek yang ada dalam diri
demi meningkatkan harga diri pasien.
Pasien dengan harga diri rendah mengalami perasaan dimana dia
menganggap bahwa dirinya tidak berarti buat dirinya dan orang lain. Hal
ini dapat mengakibatkan pasien menarik diri atau pun melakukan perilaku
kekerasan. Untuk menanggulanginya, maka perlu ada aktivitas yang
memberi stimulasi secara konsisten kepada pasien tentang persepsi
dirinya.
B. Tujuan
c. Tujuan umum
Klien mampu bekerja sama dengan terapis dan klien lain
d. Tujuan khusus
Tujuan khusus terapi aktivitas kelompok pasien dengan harga diri
rendah ini adalah:
1. Klien mampu

memperkenalkan

nama

lengkap

dan

nama

panggilannya
2. Klien mampu mengikuti kegiatan sampai batas waktu yang sudah
ditentukan dan sesuai tata tertib
3. Klien mampu memahami perintah dari leader
4. Klien mampu berkoordinasi dengan klien yang lain untuk
melaksanakan perintah leader.
5. Klien mampu mempertahankan kontak mata saat berinteraksi
dengan klien yang lain.
6. Pasien mampu menggambar serta dapat menjelaskan makna isi
gambarnya
7. Klien mampu mengemukakan pendapat tentang kegiatan yang
telah dilakukan.
C. Karakteristik Klien
a. Kriteria inklusi

Klien yang sudah mampu berinteraksi dengan klien lain.

Klien dengan kondisi yang stabil.

Klien bersedia mengikuti permainan


b. Kriteria eksklusi
Klien dengan gangguan harga diri rendah yang belum mampu
berinteraksi dengan orang lain.
D. Masalah Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning telah disiapkan sebelumnya.
b. Kontrak waktu sudah tepat dan mempertimbangkan kondisi klien.
c.

Media dan alat yang dipilih sudah tepat.

d. Tempat luas dan sesuai untuk kegiatan.


e. Materi TAK sesuai dengan kondisi klien.
f. Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok.
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan kegiatan dengan jelas
b. Fasilitator menempatkan diri di samping klien
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk
dapat mengawasi jalannnya permainan
d. 100% klien yang mengikuti kegiatan dapat mengikuti kegiatan
dengan aktif dari awal sampai selesai.
e. Di akhir kegiatan sudah dievaluasi jalannya kegiatan dan dilakukan
kontrak yang akan datang.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal.
b. 100% klien mampu memahami perintah dari leader.
c. 100% klien mampu berkoordinasi dengan klien yang lain untuk
melaksanakan perintah leader.
d. 80% klien mampu mengenal nama, tanggal lahir, usia klien lain.

e. 100% klien mampu mempertahankan kontak mata saat berinteraksi


dengan klien yang lain.
f. 100% klien mampu mengikuti aturan selama kegiatan.
g. 80% klien mampu mengemukakan pendapat tentang kegiatan yang
telah dilakukan.
F. Pengorganisian TAK
1. Waktu
Kegiatan terapi aktivitas kelompok pasien dengan harga diri
rendah akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal
: Selasa / 26 Januari 2016
Pukul
: 13.30 14.15 WIB
Durasi
: 45 menit
2. Tim Terapis
Adapun tim terapis yang akan terlibat meliputi; leader, co-leader,
fasilitator, observer.
a.
Leader : Vera Evelyn Juliani
Tugas :

Menyusun rencana TAK

Memimpin jalannya diskusi

Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas


kelompok sebelum kegiatan dimulai.

Memberikan memotivasi anggota untuk aktif dalam


kelompok dan memperkenalkan dirinya.

Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik


dan tertib.

Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

Menjelaskan permainan.

Sebagai role model

b. Co-leader : Anna Nurwachidah


Tugas :

Membantu leader secara umum

Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang


aktifitas klien.

Membantu leader dalam memimpin permainan.

Membantu leader dalam menjelaskan aturan main kegiatan

Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

Memberikan reward bagi kelompok yang menyelesaikan


perintah dengan cepat.

c.

Memberikan punishment bagi kelompok yang kalah.

Fasilitator : Dita Deswita Sari dan Qumairy Lutfiyah


Tugas :

Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan


aktif dan memotivasi

d.

Memberikan stimulus pada anggota kelompok.

Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan.

Mempertahankan kehadiran anggota

Observer : Annisa Agustina


Tugas :

Mengobservasi dan mencatat jalannya proses kegiatan.

Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama


kegiatan berlangsung.

Mencatat peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok.

Mencatat jika ada peserta yang drop out dan alasan drop
out.

Memberi umpan balik pada kelompok

Semua tim terapis adalah memenuhi persyaratan, diantaranya:


a.

Memiliki pengalaman mengikuti TAK

b.

Memiliki pengetahuan tentang masalah pasien

c.

Mengetahui metode yang tepat untuk TAK

d.

Terampil berperan sebagai pemimpin


3. Pasien

Seluruh pasien di Ruang Puri Anggrek RSJ Menur Prov Jatim yang
mengalami masalah keperawatan Harga Diri Rendah
4. Metode dan media
a.

Metode
Adapun metode yang digunakan pada terapi aktivitas ini
adalah Diskusi dan Permainan

b.

Media
Media yang akan digunakan meliputi:

Papan nama sejumlah pasien dan perawat yang ikut TAK

Kertas HVS

Polpen atau pensil

Buku Gambar

Pensil warna

5.

Proses seleksi peserta


a. Menyeleksi klien sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b. Mengidentifikasi nama klien dan masalah keperawatan yang
dialami.
c. Membuat kontrak waktu dengan klien.
d. Membagi klien dalam kelompok kecil

Co-L

O
k

F
G. Setting Tempat

F
F

k
F

Keterangan:
: Leader

1.
2.

Co-

: Co-Leader

: Observer

k
F

: Klien

: Fasilitator

H. Proses TAK
Sesi 1 : identifikasi Hal Positif pada Diri
Tujuan
Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan .
Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya .
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang .
Alat
1. Spidol sebanyak klien yang mengikuti TAK .
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.
3. Tape recorder / pemutar musik
4. Bola tenis.
Metode
Diskusi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan
konsep diri: harga diri rendah .
b Membuat kontrak dengan klien .
c Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan .
2. Orientasi
a Salam terapiutik
1. Salam terapis pada klien .
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama) .
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
b

nama).
Validasi

c
1.

Menanyakan perasaan klien saat ini .


Kontrak
Terapis menjalankan tujuan kegiatan, yaitu bercakap cakap
tentang hal positif diri sendiri .
Terapis menjalaskan aturan main sebagai berikut .
Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus

2.

meminta izin kepada terapis .


Lama kegiatan 20 menit .
Setiap kali mengikuti kegiatan harus dari awal sampai
selesai

3.

Tahap kerja
a Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan
serta memakai papan nama .
b Terapis membagikan kertas dan pulpen/pensil pada klien .
c Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak
d

menyenangkan
Terapis memutar kaset pada tape recorder serta bola diedarkan
berlawanan dengan arah jarum jam dan pada saat tape dimatikan
maka klien yang memegang bola menjelaskan pengalaman tidak

menyenangkan yang telah ditulis di kertas.


Kaset lagu pada tape recorder dihidupkan dan bola tenis mulai

diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam.


f Terapis memberi pujian atas peran serta klien
g Terapis membagikan kertas yang kedua
h Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri:
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan di rumah
i

dan di rumah sakit


Terapis memutar kaset pada tape recorder serta bola diedarkan
berlawanan dengan arah jarum jam dan pada saat tape dimatikan
maka klien yang memegang bola menjelaskan hal positif tentang

4.
a
b

diri sendiri yang telah ditulis di kertas.


Kaset lagu pada tape recorder dihidupkan dan bola tenis mulai

diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam.


k Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
Tahap terminasi
Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mangikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
Tindak lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis

Kontrak yang akan datang


1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif
diri yaitu melatih hal positif diri yang dapat diterapkan dirumah
sakit dan dirumah .
2. Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai


dengan tujuan TAK . Untuk TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah
sesi 1, kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan
pengalaman yang tidak menyenagkan dan aspek positif ( kemampuan
yang dimiliki ) . Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 1
Stimulasi persepsi : harga diri rendah
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan
dan hal positif diri sendiri
No

Nama Klien

Menulis pengalaman tidak

Menulis hal positfif

menyenangkan

diri sendiri

Petunjuk :
1

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2

Untuk tiap klien, beri nilai pada tiap kemampuan menulis pengalaman
yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri . Beri tanda
jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu .

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien . Contoh : Klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi
persepsi harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal
pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami kesulitan hal positif
diri . Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan
tingkatkan reinforcement ( pujian ) .

Sesi 2 : Menggambar
Tujuan
1

Klien dapat mengekspresikan suasana dan keinginan hatinya melalui


gambar

Terapis dapat mengetahui perkembangan kondisi psikologis klien


setelah diskusi pada sesi 1

Setting
1

Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran .

Ruangan nyaman dan tenang .


Alat

Buku gambar

Pensil

Pensil warna

Pemutar musik

Bola tenis
Metode
Menggambar
Langkah kegiatan
1 Persiapan
a

Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1


b

Mempersiapkan alat tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana


ruang yang tenang dan nyaman)

Orientasi
a

Salam terapeutik :
Mengucapkan salam terapeutik

Validasi
Menanyakan perasaan pasien hari ini
c

Kontrak

Menjelaskan tujuan kegiatan

Menjelaskan aturan main:

Tahap Kerja
a

Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu menggambar dan


cerita hasil gambar kepada klien lain.

Membagikan kertas dan pensil/pen, satu pasang untuk setiap pasien

Meminta pasien untuk menggambar apa saja sesuai keinginan


hatinya

Sementara pasien mulai menggambar, terapis memberi motivasi


kepada klien untuk meneruskan menggambar, jangan mencela
pasien

Setelah semua selesai menggambar, terapis memutar kaset pada


tape recorder serta bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum
jam dan pada saat tape dimatikan maka klien yang memegang bola
hasil gambarnya.

Kaset lagu pada tape recorder dihidupkan dan bola tenis mulai
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam

Terapis meminta klien untuk menanggapi gambar dan cerita klien


lain

Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan


gambarnya.

4
a

Terminasi

Evaluasi/validasi
1 Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
2 Memberi pujian atas pencapaian kelompok

Tindak Lanjut
Menganjurkan agar klien mampu mengekspresikan perasaan
melalui gambar jika klien tidak mampu bercerita kepada orang lain.

Kontrak yang akan datang


Membuat kontrak kembali untuk TAK berikutnya
Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi umum sesi 2,


kemampuan yang di harapkan adalah memberi pendapat tentang
gambar , memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain dan
mengikuti sampai selesai kegiatan. Formulir evuluasi:
Sesi 2
Stimulasi persepsi : harga diri rendah
Menggambar
N

Aspek yang Dinilai

o
1

Menceritakan makna

gambar
Memberi tanggapan

terhadap gambar klien lain


Mengikuti kegiatan

Nama Klien

sampai selesai
Petunjuk:
1

Di bawah judul nama klien , tulis nama paggilan klien yang ikut TAK .
2

Untuk tiap klien , semua aspek yang di nilai dengan memberi tanda
ceklis jika di temukan pada klien tau beri tanda silang jika tak di
temukan.

Dokumentasi
Dokumentasikan lah kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh catatan: klien
mingikuti TAK stimulasi persepsi (menggambar), klien tidak mampu
mengekpresikan dan memberi tanggapan, namun mengikuti kegiatan
sampai selesai.

I. Antisipasi Masalah
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1.
Memanggil nama klien
2.
Memotivasi klien untuk ikut diskusi dan menggambar
b. Bila klien meninggalkan aktifitas menggambar tanpa pamit :
1.
Panggil nama klien
2.
Tanya alasan kenapa klien meninggalkan aktivitas tersebut

3. Berikan penjelasan tentang tujuan kegiatan dan berikan penjelasan


pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah
itu boleh kembali lagi
c. Bila ada klien lain ingin ikut :
1. Berikan penjelasan bahwa diskusi dan menggambar ditunjukkan
pada klien yang sudah dipilih
2. Katakan pada klien lain ada aktifitas atau permainan lain yang bisa
diikuti oleh klien tersebut.
3. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk tapi jangan
berikan peran pada klien

Lampiran
LEMBAR OBSERVASI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
Sesi I
Di ruang Jiwa Merpati RSUD Dr Suetomo
Tanggal 1 Desember 2013
1. Evaluasi Struktur:
a. TAK dimulai pada pukul

:.....................

b. Jumlah peserta
:.
c. Apakah terapis melaksanakan tugas sesuai dengan pengorganisasian?
Ya/Tidak
Catatan:

.....................
2. Evaluasi Proses:
No.
1.

2.

Pelaksanaan TAK
Orientasi:
1. Salam terapeutik
a. Salam dari terapis kepada klien
b. Memperkenalkan nama dan panggilan terapis
2. Evaluasi atau validasi
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
b. Menanyakan masalah yang dirasakan
3. Kontrak
a. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu orientasi pengenalan
orang
b. Menjelaskan aturan kegiatan :
Kerja:
1. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama
panggilan serta memakai papan nama .
2. Terapis membagikan kertas dan pulpen/pensil pada klien .
3. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan
4. Terapis memberi pujian atas peran serta klien
5. Terapis membagikan kertas yang kedua
6. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri
sendiri: kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa
dilakukan di rumah dan di rumah sakit
7. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah
ditulis secara bergiliran sampai semua klien mendapatkan
giliran .
8. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien

Check list

3.

Terminasi:
1 Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mangikuti
TAK
b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2

Tindak lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang
belum tertulis

3. Kontrak yang akan datang


a. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal
positif diri yaitu melatih hal positif diri yang dapat
diterapkan dirumah sakit dan dirumah .
b. Menyepakati waktu dan tempat
Catatan:

........................................................................................
....................................................
LEMBAR OBSERVASI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
Sesi II
Di ruang Jiwa Merpati RSUD Dr Suetomo
Tanggal 1 Desember 2013
1

Evaluasi Struktur:
TAK dimulai pada pukul
:.....................
Jumlah peserta
:.
Apakah terapis melaksanakan tugas sesuai dengan pengorganisasian?
Ya/Tidak
Catatan:

.....................
Evaluasi Proses:
No.
1.

2.

Pelaksanaan TAK
Orientasi:
1. Salam terapeutik
c. Salam dari terapis kepada klien
d. Memperkenalkan nama dan panggilan terapis
2. Evaluasi atau validasi
c. Menanyakan perasaan klien saat ini
d. Menanyakan masalah yang dirasakan
3. Kontrak
c. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu orientasi pengenalan
orang
d. Menjelaskan aturan main :
Kerja:
1. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu
menggambar dan cerita hasil gambar kepada klien lain.
2. Membagikan kertas dan pensil/pen, satu pasang untuk setiap
pasien
3. Meminta pasien untuk menggambar apa saja sesuai
keinginan hatinya
4. Sementara pasien mulai menggambar, terapis memberi
motivasi kepada klien untuk meneruskan menggambar,
jangan mencela pasien
5. Setelah semua selesai menggambar, terapis meminta
masing-masing pasien untuk menceritakan gambar apa dan
makna gambar yang dibuat
6. Terapis meminta klien untuk menanggapi gambar dan cerita
klien lain
7. Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai

3.

menceritakan gambarnya.
Terminasi:
1. Evaluasi/validasi
a. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
b. Memberi pujian atas pencapaian kelompok

Check list

2. Tindak Lanjut
Menganjurkan agar klien mampu mengekspresikan
perasaan melalui gambar jika klien tidak mampu bercerita
kepada orang lain.
3. Kontrak yang akan datang
Membuat kontrak kembali untuk TAK berikutnya
Catatan:

You might also like