Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Gambar adalah media untuk memproyeksikan penglihatan secara permanen pada media tertentu, baik kertas,
plastik, dinding, maupun sebagai berkas dalam komputer yang juga dapat diproyeksikan pada monitor
komputer. Khusus untuk berkas gambar, dengan semakin maraknya handphone dan kamera maka semakin
mudah juga masyarakat untuk mengambil gambar dalam bentuk digital. Dari kejadian ini tidak menutup
kemungkinan terjadinya penumpukan gambar didalam komputer yang tidak terorganisis sama sekali, karena
akan sangat sulit menamai berkas gambar satu persatu dari semua berkas gambar yang ada di dalam komputer.
Jadi muncul satu permasalahan apabila terjadi penumpukan photo yang tidak terorganisir, seperti besar
kemungkinan terjadinya penduplikasian berkas gambar yang pada akhirnya akan membuat ruang simpan
semakin berkurang. Satu lagi permasalahan yang mungkin timbul adalah bila hendak mencari lokasi gambar
yang ada, akan memakan waktu apabila mencari dengan membuka satu persatu gambar yang ada dalam folder.
Dengan segala permasalahan ini, ternyata ada suatu penyelesaian yaitu dengan memakai metode Content
Based Image Retrieval (CBIR) yang memanfaatkan histogram warna RGB dari berkas gambar. Dengan
menggunakan metode ini permasalahan penduplikasian gambar dapat teratasi, karena metode ini dapat
diterapkan pada aplikasi guna mencari gambar berdasarkan isi konten dari gambar.
Kata Kunci : Gambar, Komputer, CBIR, Pencarian Gambar Yang Sama
1.
PENDAHULUAN
Perkembangan
media
gambar
sangat
memudahkan setiap orang untuk merekam gambar
pada setiap momen yang dianggap penting, hal itu
terbukti dengan banyak jumlah produk perekam
gambar yang di produksi dan bahkan dijual dengan
harga yang sangat murah, selain kamera yang sudah
jelas fungsinya adalah sebagai media pengambilan
gambar paling baik, banyak produk yang tidak lazim
juga sudah memasukkan fungsi kamera, seperti
CCTV, Laptop, Handphone, Pulpen, Kunci Mobil,
Jam Meja dan masih banyak lagi.
Di tengah kondisi seperti ini muncul suatu
masalah penamaan berkas gambar yang direkam,
karena nama berkas gambar yang direkam, disimpan
bukanlah berdasarkan situasi atau kejadian dari
gambar itu sendiri, melainkan dengan menggunakan
kode tanggal, bulan, tahun dan nomor urut dari
gambar itu direkam, atau juga menggunakan nama
default dari pengaturan pemilik alat perekam itu
sendiri, dalam kondisi ini hampir dapat di pastikan
tidaklah mudah untuk mencari gambar yang
diiginkan dengan cepat, apalagi mencari gambar
yang sama menggunakan nama dari gambar.
Selain itu dengan perkembangan komputer dan
aplikasi-aplikasi pengolahan gambar juga, sangat
memudahkan setiap orang untuk merubah ataupun
TINJAUAN PUSTAKA
Dibawah ini diilustrasikan 2 gambar yang masingmasing mempunyai resolusi 4x4 piksel. Masingmasing gambar sudah mempunyai nilai warna RGB
dan dari nilai itu dilakukan proses selanjutnya.
Gambar 2. Citra A
ANALISIS
Gambar 3. Citra B
Dari nilai RGB diatas maka proses selanjutnya
adalah proses kuantisasi masing-masing nilai RGB.
Proses kuantisasi dilakukan dengan rumus dibawah
ini :
Kemudian dibuat tabel histogram warna masingmasing piksel seperti dibawah ini.
Tabel 3. Histogram Warna Citra A
H(0,0,0)=1 H(0,0,1)=0 H(0,0,2)=0 H(0,0,3)=1
H(0,1,0)=0 H(0,1,1)=0 H(0,1,2)=0 H(0,1,3)=0
H(0,2,0)=0 H(0,2,1)=0 H(0,2,2)=0 H(0,2,3)=0
H(0,3,0)=0 H(0,3,1)=0 H(0,3,2)=0 H(0,3,3)=0
H(1,0,0)=2 H(1,0,1)=1 H(1,0,2)=2 H(1,0,3)=0
H(1,1,0)=0 H(1,1,1)=0 H(1,1,2)=0 H(1,1,3)=0
H(1,2,0)=0 H(1,2,1)=0 H(1,2,2)=0 H(1,2,3)=0
H(1,3,0)=0 H(1,3,1)=0 H(1,3,2)=0 H(1,3,3)=0
H(2,0,0)=1 H(2,0,1)=3 H(2,0,2)=2 H(2,0,3)=0
H(2,1,0)=0 H(2,1,1)=0 H(2,1,2)=0 H(2,1,3)=0
H(2,2,0)=0 H(2,2,1)=0 H(2,2,2)=0 H(2,2,3)=0
H(2,3,0)=0 H(2,3,1)=0 H(2,3,2)=0 H(2,3,3)=0
H(3,0,0)=0 H(3,0,1)=1 H(3,0,2)=0 H(3,0,3)=2
H(3,1,0)=0 H(3,1,1)=0 H(3,1,2)=0 H(3,1,3)=0
H(3,2,0)=0 H(3,2,1)=0 H(3,2,2)=0 H(3,2,3)=0
H(3,3,0)=0 H(3,3,1)=0 H(3,3,2)=0 H(3,3,3)=0
Tabel 4. Histogram Warna Citra A
H(0,0,0)=0 H(0,0,1)=1 H(0,0,2)=1 H(0,0,3)=1
H(0,1,0)=0 H(0,1,1)=0 H(0,1,2)=0 H(0,1,3)=0
H(0,2,0)=0 H(0,2,1)=0 H(0,2,2)=0 H(0,2,3)=0
H(0,3,0)=0 H(0,3,1)=0 H(0,3,2)=0 H(0,3,3)=0
H(1,0,0)=0 H(1,0,1)=1 H(1,0,2)=1 H(1,0,3)=0
H(1,1,0)=0 H(1,1,1)=0 H(1,1,2)=0 H(1,1,3)=0
H(1,2,0)=0 H(1,2,1)=0 H(1,2,2)=0 H(1,2,3)=0
H(1,3,0)=0 H(1,3,1)=0 H(1,3,2)=0 H(1,3,3)=0
H(2,0,0)=3 H(2,0,1)=2 H(2,0,2)=2 H(2,0,3)=2
H(2,1,0)=0 H(2,1,1)=0 H(2,1,2)=0 H(2,1,3)=0
H(2,2,0)=0 H(2,2,1)=0 H(2,2,2)=0 H(2,2,3)=0
H(2,3,0)=0 H(2,3,1)=0 H(2,3,2)=0 H(2,3,3)=0
H(3,0,0)=0 H(3,0,1)=0 H(3,0,2)=2 H(3,0,3)=0
H(3,1,0)=0 H(3,1,1)=0 H(3,1,2)=0 H(3,1,3)=0
H(3,2,0)=0 H(3,2,1)=0 H(3,2,2)=0 H(3,2,3)=0
H(3,3,0)=0 H(3,3,1)=0 H(3,3,2)=0 H(3,3,3)=0
Setelah membuat tabel histogram warna RGB
masing-masing citra kemudian histogram tersebut
diubah kedalam bentuk larik.
Histogram Citra A ={1 , 0 , 0 , 1 , 0 , 0 , 0 , 0 , 0 , 0 ,
0,0,0,0,0,0,2,1,2,0,0,0,0,0,0,0,0,
0,0,0,0,0,1,3,2,0,0,0,0,0,0,0,0,0,
0,0,0,0,0,1,0,2,0,0,0,0,0,0,0,0,0,
0,0,0}
Histogram Citra B = { 0 , 1 , 1 , 1 , 0 , 0 , 0 , 0 , 0 , 0
,0,0,0,0,0,0,0,1,1,0,0,0,0,0,0,0,0
,0,0,0,0,0,3,2,2,2,0,0,0,0,0,0,0,0
,0,0,0,0,0,0,2,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0
,0,0,0}
+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|0,06-0|+|00|+|0,13-0,13|+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|00|+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|0-0|+|0-0|
4.
d(A,B)= 0,06+0,06+0,06+0,13+0,07
+0,06+0,13+0,06
d(A,B) = 0,63
hasil 0,63 adalah hasil dari pencarian gambar yang
sama yang artinya adalah gambar tersebut diatas
tidak mempunyai kesamaan warna atau tidak mirip.
Hasil 0 akan didapat jika gambar yang digunakan
mempunyai histogram warna yang sama.
5.
Daftar Pustaka
4.
TAMPILAN PROGRAM
5.
KESIMPULAN
2.
3.