Professional Documents
Culture Documents
Kaum muslimin sepakat bahawa segala ucapan,perbuatan,atau taqrir yang bersumber dari
Rasulullah tentang masalah syariat atau masalh kepemimpinan dan pengadilan, yang
sampai kepada kita dengan sanad yang shahih, menjadi hujjah bagi kaum muslimin, dan
sebagai sumber syariat dimana para mujtahid dapat menggali hukum syariat yang
berkaitan dengan perbuatan hamaba.
Maka sunahlah yang menjadi sumber kedua dari sumber-sumber hukum agama, dan
kedudukannya berada setelah Al-Qur’an, dana wajib diikuti sebagaimana wajibnya
mengikuti Al-Qur’an.
B. Penghapalan hadits
Para sahabat dalam menerima hadits nabi saw. Sangat berpegang pada kekuatan
hapalannya yakni menerima dengan jalan hapalan bukan dengan jalan menulisnya. Sebab
itu kebanyakan sahabat menerima hadits melalui mendengar dengan hati-hati apa yang
disabdakan nabi. Kemudian terekamlah lafal dan makna itu dalam sanubari mereka.
C. Pembukuan hadits
Dari Urwah bin Az-Zubair bahwasanya Umar bin Khatab ingin menulis sunnah-sunnah
nabi, lalu beliau meminta fatwa dari para sahabat tentang hal itu. Mereka menyarankn
untuk menulisnya, kemudian Umar beristikharahselama sebulan, hingga pada suatu pagi,
beliau akhirnya mendapatkan kemantapan hati. Lalu berkata, “suatu ketika aku ingin
menulis sunnah-sunnah, dan aku ingat suatu kaum terdahulu mereka menulis buku dan
meninggalkan kitabullah. Demi Allah aku tidak akan mengotori kitabullah dengan suatu
apapun”.
Upaya untuk mengumpulkan dan membukukan hadits telah dilakukan pertama kali oleh
khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Hal-hal yang mendorong untuk melakukan pengumpulan dan pembukuan adalah sebagai
berikut :
1. tidak adanya larangan pembukuan sedangkan Al-Qur’an telah dihafal oleh
ribuan orang, dan telah dikumpulkan dan dibukukan pada masa utsman sehingga
dapat dibedakan secara jelas antara Al-Qur’an dengan Al-Hadits dan tidak ada
kemungkinan untuk tercampur antara keduanya.
2. dikhawatirkan hilangnya hadits, karena ingatan kuat yang menjadi kelebihan
orang arab semakin melemah, sedangkan para ulama telah menyebar dibeberapa
penjuru negeri islam setelah terjadi perluasan wilayah kekuasaannya dan masing-
masing dari mereka mempunyai ilmu, maka diperlukan pembukuan hadits
Rasulullah untuk menjaga agar tidak hilang.
3. munculnya pemalsuan hadits akibat perselisihan politik dan mazhab setelah
terjadinya fitnah, dan terpecahnya kaum muslimin menjadi pengikut Ali dan
pengikut Muawiyah, dan khawarij yang keluar dari keduanya. Masing-masing
golongan berusaha memperkuat mazhabnya dengan cara menakwil Al-Qur’an
bukan yang sebenarnya, atau membuat nash-nash hadits dan menisbatkan kepada
Rasulullah apa yang beliau katakan untuk memperkuat pendapat mereka.