You are on page 1of 24

Pengantar Penggunaan

APLIKASI MIS OPSNAL

MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
LATAR BELAKANG
 Kebutuhan Polri untuk dapat memantau secara
CEPAT dan AKURAT segenap aktifitas,
kondisi dan perkembangan situasi kamtibmas
yang berlangsung dilapangan (dari NAD hingga
Papua)
MIS OPSNAL PAM PEMILU 2009
=
MIS OPSNAL POLRI
RUANG LINGKUP OPSNAL POLRI
DATA OPSNAL POLRI
OPERASI KEPOLISIAN

PERENCANAAN

PENGORGANISASIAN

1. OPS TERPUSAT
2. OPS KEWILAYAHAN
3. KEWILAYAHAN KENDLIPUSAT

PELAKSANAAN

PENGENDALIAN
LAPORAN OPSNAL POLRI

- KIRBUT ANG OPS


REN OPS - REN GELAR PERS
- REN OPS
- DATA KUANTITAS
OPERASI
OUTPUT DATA

DATA KUANTITAS OPERASI - PREDIKSI JUMLAH

- MENGACU PD APLIKASI
SISLAPHAR KAMTIBMAS

LAPORAN HARIAN OPERASI

- LAP HARIAN OPERASI


- APLIKASI EIS
(TABULASI, GRAFIK, GIS)
- LAP AKHIR OPERASI APLIKASI EIS

OUTPUT DATA

LAPORAN AKHIR OPERASI


APLIKASI MIS OPSNAL POLRI

Geographical Information System

MANAJEMEN OPERASIONAL
USER MIS OPSNAL

SUPER
ADMIN
ADMIN

OPERATOR

EKSEKUTIF
MODUL MIS OPSNAL

1. SISLAPHAR (Sistem Informasi


Harian)
2. Operasi Kepolisian
3. EWS (Early Warning System)
4. GIS (Geographic Information System)
FOKUS PELATIHAN

PENGGUNAAN MIS OPSNAL


UNTUK PEMILU 2009
SISLAPHAR
Adalah sistem Aplikasi yang digunakan untuk mencatat kegiatan
gangguan KAMTIBMAS, terdiri dari:

1. Tabel Referensi, atau disebut juga sebagai Pencatat data-data


dasar (data Master), mis. Pendidikan, Pekerjaan, Jenis Operasi,
Bentuk Operasi, dll
2. Data Operasional, digunakan untuk mencatat kegiatan-kegiatan
gangguan Kamtibmas, Kegiatan Kapolri, dan Pendataan Tahanan
3. Laporan, untuk menyajikan laporan tentang gangguan
Kamtibmas
4. Management USER, untuk mengelola para pengguna Aplikasi
mulai dari Menambah user, Menentukan Hak Akses User
terhadap Aplikasi
Sekilas Pengoperasian SISLAPHAR
1. Dari pilihan-pilihan yang ada, maka Pilihan nomor
2 (Data Operasional) yang perlu diperhatikan.
Proses gangguan Kamtibmas akan dimulai dari
Pilihan ini.
2. Cara Pengisian data meliputi:
1. Mengisi dengan cara mengetikkan sesuatu ke dalam Form
yang telah disediakan, atau
2. Memilih dari daftar yang telah disediakan oleh Aplikasi.
Jenis Pilihan ini biasanya merupakan pilihan dari Data
Master (mis. Pendidikan, Pekerjaan, Jenis Kejahatan, dst)
3. Setelah isian selesai pengguna harus memilih satu
diantara dua proses, yaitu Simpan (SAVE) atau
BATAL (Cancel)
Sekilas Pengoperasian SISLAPHAR
(lanjutan)

4. Laporan yang bisa dihasilkan dapat berupa:


1. Data Table, dan
2. Grafik
OPERASIONAL KEPOLISIAN
Modul MIS OPSNAL Kepolisian akan digunakan
untuk mengolah data:

1. Operasi Kepolisian, yaitu operasi non-rutin yang


meliputi KEGIATAN yang harus dilakukan oleh
Kepolisian dan KEJADIAN yang dapat ditangani
oleh Kepolisian
2. Pengamanan Pemilu 2009, yaitu pencatatan
seluruh Kegiatan dan Kejadian selama masa
sebelum selama dan sesudah Pemilihan Umum
2009
OPERASIONAL KEPOLISIAN
(Kerangka Kerja Aplikasi)

MIS OPSNAL menggunakan dokumen acuan kerja:


Manajemen Operasional Kepolisian (MOK) dengan
pentahapan seperti berikut:
1. PERENCANAAN
2. PENGORGANISASIAN
3. PELAKSANAAN
4. PENGENDALIAN
5. ADMINISTRASI
Beberapa dokumen telah dijadikan rujukan juga:
1. Sistem Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Data tahun 2008
2. Naskah Sementara: SKEP/770/IX/2005
3. Mantap Brata 2009, NO. POL: R/RENOPS/942/V/2008
4. Manajemen Operasi Kepolisian, Tahun 2008
5. Modul 2: Petunjuk Pengoperasian MIS Pengamanan Pemilu (SIPAMLU)
OPERASIONAL KEPOLISIAN
(PERENCANAAN)
Sistematika pertama Operasional Kepolisian adalah:
1. Perencanaan, yaitu tahap pembuatan rencana operasi yang terdiri dari:
1. Pembuatan Petunjuk Perencanaan (JUK-CAN),
2. Pembuatan KIRSUS (Perkiraan Khusus) Intelijen,
3. Dikeluarkannya Direktif Kapolri
4. Pembuatan RENCANA OPERASI
5. Pembuatan Rencana Latihan Pra-operasi (Ren-Lat-Pra-Ops)
6. Dikeluarkannya Surat Perintah Pelaksanaan Operasi (SPRINT Lak-Ops)
7. Diterimanya Perintah Pelaksanaan Operasi (PRINT Lak-Ops)
8. Dibuatkan Rencana Dukungan Operasi (REN-DUK-OPS) yang terdiri dari:
1. REN-DUK-PERS, Rencana Dukungan Personil
2. REN-DUK-MatLog, Rencana Dukungan Material Logistik
3. REN-DUK-GAR, Rencana Dukungan Anggaran, dan
4. REN-DUK-BBM, Rencana Dukungan Bahan Bakar Minyak

Catatan: NOMOR RENCANA OPERASI (NO.REN.OPS) akan menjadi pengikat (KEY)


dalam proses pencatatan data pada tahap selanjutnya
OPERASIONAL KEPOLISIAN
(PENGORGANISASIAN)
Sistematika kedua Operasional Kepolisian adalah:
2. Pengorganisasian, yaitu tahap pendataan personil yang
akan dilibatkan dalam operasi, serta bagan organisasinya.

Pendataan personil yang akan terlibat dalam operasi dapat


terdiri dari:

1. Personil dari POLRI,


2. Personil dari TNI, serta
3. Personil Non POLRI / Non TNI
OPERASIONAL KEPOLISIAN
(PELAKSANAAN)
Sistematika Ketiga Operasional Kepolisian adalah:
3. Pelaksanaan, yaitu tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
Rencana yang telah disusun. Pelaksanaan akan dibagi menjadi beberapa pilihan
meliputi:
1. Kegiatan,
1. Kementerian/Lembaga Pemerintah/Lembaga Non. Pemerintah. Sebagai contoh, di dalam
hal PEMILU, maka kegiatan Penyelenggara Pemilu (KPU, KPUD) dapat dimasukkan ke
dalam bagian ini
2. MASYARAKAT. Sebagai contoh, di dalam hal PEMILU, maka kegiatan PARPOL peserta
Pemilu dapat digolongkan ke dalam bagian ini.
3. SATGAS OPERASI. Kegiatan POLRI dimasukkan ke dalam bagian ini.
2. Kejadian, yang dapat dimasukkan ke dalam bagian KEJADIAN adalah:
1. Pelanggaran
2. Gangguan
3. Kejahatan
4. Bencana
5. Tindak Pidana Pemilu
3. Produk Intelijen, terdiri dari:
1. OPS-SUS
2. KIRPAT
OPERASIONAL KEPOLISIAN
(PENGENDALIAN)

Sistematika keempat Operasional Kepolisian adalah:


4. Pengendalian, yaitu proses pemantauan dan evaluasi
terhadap jalannya operasi. Di dalam melaksanakan
pengendalian, “media” yang digunakan adalah:
Laporan-laporan yang dapat dihasilkan selama dalam
operasi, di antaranya ANEV (Analisa dan Evaluasi).
Di d yang digunakan analisa adalah:

1. Grafik Pelanggaran Pada Tahap Kampanye,


2. Laporan Tindak Pidana Pemilu,
3. dll
OPERASIONAL KEPOLISIAN
(ADMINISTRASI)

Pilihan Administrasi dipersiapkan untuk melakukan pendataan-pendataan


awal sebuah operasi, seperti:
1. Pendataan perlengkapan yang akan digunakan
2. Pendataan personil yang akan dilibatkan,
3. dst

Dalam hal PEMILU, maka tahap Administrasi akan melakukan pendataan:


4. Pendataan Parpol
5. Pendataan Calon, baik Calon Presiden/WaPres, Calon anggota Legislatif,
DPD
6. Pendataan TPS
7. Perlengkapan Material Logistik Pemilu
8. Dst
CATATAN PENTING
1. Fokus Aplikasi dan Pelatihan saat ini adalah untuk menghadapi PEMILU tahun 2009
2. Adanya beberapa revisi terhadap pengkodean dokumen yang telah digunakan di dalam PEMILU sebelumnya, yaitu
istilah MB-1 s/d MB-14. Perubahan ini dikarenakan dimasukkannya Kegiatan (Operasi) PEMILU ke dalam
Kerangka Acuan Manajemen Operasi Kepolisian (MOK), meski dokumen ini belum mendapat Nomor Pengesahan.
3. Kegiatan PEMILU dimasukkan ke dalam bagian PELAKSANAAN, di dalam konteks Manajemen Operasional
Kepolisian,
4. Tahap PELAKSANAAN di dalam Dokumen Manajemen Operasional Kepolisian, akan dipilah ke dalam :
a)KEGIATAN, dan
b)KEJADIAN
5. Kegiatan akan dilalukan oleh 3 komponen dasar, yaitu:
a.Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Departemen/Lembaga Non Pemerintah
b.Masyarakat
c.Satgas Operasi (Kepolisian)
6. Kejadian akan digolongkan menjadi:
a.Pelanggaran
b.Gangguan
c.Kejahatan
d.Bencana
e.Tindakan Pidana Pemilu
7. Istilah yang digunakan dalam pendokumentasian kegiatan Pemilu tahun 2004 (MB-1 s/d MB-14), diubah karena
dimasukkannya seluruh kegiatan pemilu ke dalam salah satu kegiatan Operasi, dan menempati posisi di
PELAKSANAAN di dalam tatanan Manajemen Operasional Kepolisian, sehingga urutannya disesuaikan dengan
urutan MENU di dalam aplikasi
CATATAN PENTING
(Arsitektur Aplikasi)

MIS OPSNAL (Management Information System


Operasional) dibangun dengan model:
1. Tersentralisasi (Database dan Aplikasi)
2. Aplikasi Berbasis Web (Teknologi Internet)
3. Menggunakan Infrastruktur VPN-IP
4. Autentikasi Pengguna (USER) akan
dikonfigurasikan secara terpusat, sehingga data
yang diolah hanya bisa dilihat oleh user
bersangkutan
MODUL EWS
(EARLY WARNING SYSTEM)

Adalah aplikasi yang dikhususkan untuk memantau


dan mendapatkan informasi tentang kondisi alam
(cuaca, gangguan alam) secara lebih dini. Informasi
(data-data) kondisi alam salah satunya diperoleh
dari BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika).
Aplikasi ini sangat bermanfaat sebagai alat bantu
untuk mengetahui secara lebih dini terhadap kondisi
alam dan mengambil keputusan karenanya.
MODUL GIS
(GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM)

Adalah aplikasi yang MEMADUKAN antara data


PETA dan data “relational” biasa (teks). Pada
umumnya GIS akan digunakan untuk menampilkan
(memvisualisasikan) hasil-hasil rangkuman suatu
data dikaitkan dengan posisi data tersebut berada
atau berasal, terutama jika hasil rangkuman tersebut
harus dianalisa berdasarkan tempatnya.

You might also like