You are on page 1of 15

Analisis sitem pengendalian manajemen PT Garuda Indonesia

Chapter 1

The Nature of Management Control System

PT. Garuda Indonesia

Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan nasional Indonesia. Maskapai


ini menguasai 50% pasar penerbangan dosmestik. Berkat perluasan customer service dan
kerja sama dengan maskapai penerbangan lain, Garuda menjadi pemain penting di pasaran
internasional. Untuk melayani pasaran yang luas ini, garuda memiliki 40 kantor cabang di
seluruh Indonesia, 38 kantor cabang di berbagai kota di seluruh dunia, dan kantor perwakilan
di 13 kota. Berikut ini merupakan pesawat-pesawat yang dimiliki oleh Garuda Indonesia.
Dengan armada ini, Garuda melayani 30 tujuan penerbangan domestik dan 24 penerbangan
internasional.

No. Type Total Seat Capacity

1. B-747-400 3 405
2. A-330-300 6 293
3. B-737-400 26 124
4. B-737-300 17 104
5. B-737-500 5 92
Total 57

Sejarah singkat

Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang
melawan Belanda. Pada saat ini, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3. 26
Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu nama
maskapai ini adalah Garuda Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama
Seulawah atau Gunung Emas, dana untuk membeli pesawat ini didapatkandari sumbangan
masyarakat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan
20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda
berakhir. Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini.

Page 1 of 15
Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950,
Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma sebuah pesawat DC-3.

Pada 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada 1955 pesawat Catalina
mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.
Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965 Garuda mendapat dua
pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat turboprop Lockheed L-118 Electra.
Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju Bandara Internasional Kai Tak di Hong Kong dan
tahun 1965 tibalah era jet, dengan DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara
Schiphol di Haarlemmeer, Belanda, Eropa.

Tahun 1970-an Garuda mengambil perangkat DC-9 dan juga Pesawat Jet kecil
Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat
terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara pada 1980-an mengadopsi
perangkatdari Airbus, seperti A300. Dan juga Boeing 737, juga McDonnell Douglas MD-11.

Dalam tahun 1990-an, Garuda mengalami beberapa musibah, dan maskapai ini
mengalami periode ekonomi sulit. Tetapi, dalam tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat
mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomiyang bagus. Salah satu
lelucon mengenai maskapai penerbangan ini adalah bahwa Garuda merupakan akronim.
Akronim ini adalah kepanjangan dari "Good And Reliable Under Dutch Administration"
(baik dan dapat diandalkan di bawah administrasi Belanda).

Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Garuda Indonesia

Dewan Komisaris :

• Mr. Abdulgani (Chairman)

• Mrs. Gunarni Soeworo

• Mr. Bambang Wahyudi

• Mr. Slamet Riyanto

• Mr. Aries Muftie

Page 2 of 15
Dewan Direksi :

President & CEO : Emirsyah Satar.

EVP. Engineering, Maintenance & Information System : Sunarko Kuncoro.

EVP. Marketing and Sales : Agus Priyanto.

EVP Services : Arya Respati Suryono.

EVP Operations : Ari Sapari.

EVP Corporate Affair and Bussines Support : Achirina

EVP Finance : Alex M.T Maneklaren.

Business Unit PT Garuda Indonesia

Garuda Aviation Training and Education (GATE)

Merupakan anak perusahaan garuda Indonesia yang bergerak dibidang pelatihan


penerbangan. Servis dan fasilitas yang dimiliki antara lain:

• Certificate of ISO 9001:2000 from TUV – Germany Flight simulator of F-28, A-330, DC-
9, DC-10, B 747-200, MD-11, B 737 300/400

• Static and motion mock-up of narrow and wide body aircraft (include escape sliding and
swimming poll for emergency-procedure practice)

• Door trainers of narrow and wide body aircraft

• Maintenance simulator

• Cockpit procedure trainer

• Live-in accommodation for student

Garuda Medical Center (GMC) / Garuda Sentra Medika (GSM)

Page 3 of 15
Merupakan penyedia jasa layanan kesehatan yang telah berpengalaman selama 50
tahun dalam bidang layanan kesehatan, dengan mengutamakan profesionalisme dan kepuasan
pelanggan. Tadinya Garuda Medical Centre merupakan salah satu divisi dari Garuda
Indonesia yang bernama Pusat Kesehatan dan Layanan Medis. Pada tahun 1998, bentuk ini
diubah menjadi business unit tersendiri yang berada dibawah satu direktorat yaitu Direktorat
SBU, sehingga sebutan dinas pelayanan kini berubah menjadi SBU Garuda Sentra Medika.
Menyediakan dua macam layanan kesehatan yaitu GSM Healthcare (Program layanan
Kesehatan) seperti layanan dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, laboratorium dan
UGD. Layananyang lain adalah GSM Medicare (Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan).

Perolehan sertifikat ISO 9001:2000 adalah bukti dari komitmen GSM terhadap mutu
pelayanan.

PT. Garuda Maintenance Facilities Aero Asia (GMF Aero Asia)

Merupakan anak perusahaan PT. Garuda Indonesia yang bergerak di bidang


maintenance pesawat terbang. Perusahaan ini didirikan 50 tahun yang lalu dan berkantor di
Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Beroperasi di fasilitas seluas 115 hektar, dan
didukung oleh teknisi sebanyak 2500 orang serta alat-alat beratyang canggih.

PT Aerowisata

PT. Aerowisata merupakan perusahaan hospitality and tourism yang pada awalnya
didirikan karena pariwisata Indonesia yang sedang berkembang dengan pesat. Dalam waktu
singkat PT. Aerowisata telah menjadi pionir dalam usaha sejenis yang ada di Indonesia.
Selain berfungsi sebagai pendukung operasi Garuda, PT Aerowisata juga memiliki business
unit seperti hotel (Sanur Beach Hotel, Hotel Preanger,dll.), jasa travel (Satriavi), catering,
transportasi darat dan masih banyak lagi.

Citilink

Mulai beroperasi sejak tahun 2001. Merupakan low-cost airline untuk masyarakat
menengah yang ingin membutuhkan jasa penerbangan dengan harga terjangkau. Saat ini
daerah tujuan hanya meliputi Jakarta, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Balikpapan dan Tarakan.

PT. Abacus Distribution System

Page 4 of 15
Merupakan perusahaan berbasis Computerized Reservations System yang
berhubungan dengan pemesanan tiket yang membantu travel biro dalam melakukan
operasinya. Karena itulah PtT. Garuda Indonesia memutuskan untuk bergabung dengan
Abacus Internanational pada tahun 1993 dan namanya berubah menjadi Abacus Indonesia.
Pada tanggal 1 Maret 1995 PT. AbacusDistribution System Indonesia resmi berdiri sendiri di
bawah Garuda Indonesia yang bermarkas Jl. Jendral Sudirman, Kav. 3-4 Jakarta.

PT. GAPURA ANGKASA

(Ground Handling)

CARGO

Perusahaan yang menangani kargo/pengangkutan barang. Pada tahun 2001 resmi


menjadi SBU.

Elemen-elemen sistem pengendalian :

1. Pelacak (detector) atau sensor


Detector melaporkan apa yang terjadi di dalam suatu organisasi. Apabila diterapkan
pada manajemen Garuda maka yang berfungsi sebagai detektor adalah bagian Marketing and
Sales. Misalnya jika ada penurunan penjualan, maka manajer bagian penjualan akan
melaporkannya ke assesor.
2. Penaksir (assestor)
Perangkat yang menentukan dampak dari peristiwa aktual dengan
membandingkannya pada standar atau ekspektasi dari yang seharusnya terjadi. Pada
manajemen Garuda hal ini dilakukan oleh bagian Finance. Mereka membandingkan antara
budget dan aktual, jika penjualan tidak sesuai dengan target maka harus dilaporkan pada
bagian efector.
3. Effector
Suatu perangkat (sering disebut feedback) yang mengubah perilaku jika assesor
mengindikasikan kebutuhan yang harus dipenuhi. Setelah masalah diindikasikan maka tugas
effector, dalam manajemen adalah CEO, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
tersebut.

Page 5 of 15
4. Jaringan komunikasi
Perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan assesor dan assesor dengan
effector. Dalam suatu organisasi, komunikasi antar departemen sangat penting untuk
menjamin bahwa setiap informasi telah disampaikan dengan benar. Di zaman teknologi
informasi sakarang ini, informasi sangat vital bagi perusahaan. Tanpa informasi perusahaan
akan kalaah bersaingdari kompetitornya. Oleh karena itu peran Chief Information Officer
dibutuhkan untuk mendesain jaringan/sistem komunikasi dan informasiyang dapat diandalkan
untuk membantu perusahaan dalam mencapai goalnya.

Chapter 2

Understanding Strategies

GOALS

Pada umumnya goal/tujuan perusahaan dirumuskan oleh CEO dengan nasehat dari
anggota senior manajemen lainnya dan selanjutnya disahkan oleh board of director. Seperti
yang tercantum dalam website resminya, tujuan utama Garuda Indonesia adalah kepuasan
pelanggan (customer satisfaction). Dalam jangka waktu dua tahun, Garuda telah
menghidupkan kembali kebudayaan perusahaan, yaitu higher Seat Load Factor, improve On
Time Performance, menambah penghasilan dan profitabilitas dan mengembangkan kepuasan
pelanggan. Hal ini terbukti dari lampiran yang dicantumkan pada makalah ini.
Anak perusahaan Garuda juga menerapkan tujuan yang sejalan dengan perusahaan induknya,
yaitu kepuasan pelanggan.

VISI DAN MISI PT. Garuda Indonesia

Visi
‘Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di Internasional’

Misi

a. Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada


pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara

Page 6 of 15
profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi
tinggi.
b. Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus
meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan,
wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan.
c. Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan
serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut.

SRATEGIES

Strategi adalah petunjuk umum yang mengarahkan perusahaan agar mencapai


tujuannya. Perusahaan menyusun strateginya dengan mencocokkan kompetensinya dengan
kesempatan di dalam industri, misalnya dengan SWOT yang dimilikinya dan analisis
lingkungan internal dan eksternalnya (disebut juga strategy formulation).

Analisis lingkungan eksternal Garuda Indonesia :

Competitor Customer Supplier

Perusahaan penerbangan dalam negeri, seperti Lion Air, Sempati Air dan
Perusahaan penerbangan luar negeri, antara lain Malaysian Airline, Singapore Airline, EVA
Air,dll Pelanggan yang mementingkan jasa pelayanan penerbangan dengan harga terjangkau.
Garuda mempunyai anak perusahaan yang mendukung operasinya seperti PT. GMF, PT.
GATE (pelatihan pilot), PT Aerowisata (katering penerbangan), PT Abacus (pemesanan tiket,
dll). Selain itu garuda juga mengadakan e-auction untuk procurement agar pemeilihan
supplier lebih adil dan menguntungkan.

Lingkungan eksternal Garuda Indonesia

Technology Marketing Distribution Production

Garuda tidak menggunakan pesawat dengan tipe terbaru. Menguasai 50% pasar
penerbangan domestik Untuk penerbangan domestik, Garuda telah menjangkau hampir
seluruh kota besar di Indonesia. Sedangkan untuk penerbangan internasional belum terlalu
luas. Penerbangan yang aman, pelayanan penumpang yang baik, fasilitas pesawat yang cukup
memadai.

Page 7 of 15
Analisis SWOT

 Strength :
- On time performance
- Service yang cepat dan memuaskan
- Dibandingkan dengan perusahaan penerbanan domestik lainnya, keamanan
penerbangan Garuda paling terjamin
- Memiliki business unit yang mendukung aktivitas perusahaannya
- Memiliki SDM yang qualified (kompeten)
 Weakness :
- Biaya operational yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat cukup tinggi
diantara penerbangan domestik lainnya
- Tingginya tingkat KKN di dalam perusahaan yang dapat merugikan perusahaan
- Garuda mempunyai utang yang sangat banyak
 Oportunity :
- pasar penerbangan internasional yang masih sangat luas
- meningkatnya kebutuhan masyarakat atas alat transportasi yang lebih cepat
 Threat :
- Kompetitor yang semakin banyak dengan harga tiket yang kompetitif
- Kondisi sosial politik yang tidak menentu (misal : ancaman bom)
- Penurunan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS
- Kenaikan BBM

Berdasarkan analisis lingkungan diatas, strategi yang diterapkan Garuda agar dapat
bertahan untuk menghadapi kompetitornya adalah meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (dengan training and development pegawai), menerapkan Good Corporate
Governance , meningkatkan sinergi antar unit-unit usaha yang tercangkup dalam ‘Garuda
Group’, dan menerapkan aliansi strategis (misalnya dengan join service passanger dengan
perusahaan penerbangan lain).

Strategi dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Strategi untuk keseluruhan organisasi (corporate level)


2. Strategi untuk business units dalam organisasi (business unit level).
Corporate Level Strategy

Page 8 of 15
Berbicara mengenai di dalam bisnis apa perusahaan akan berpartisipasi dan
pembagian sumber daya ke masing-masing bisnis unit. Berdasarkan corporate level
strateginya, maka Garuda Indonesia diklasifikasikan ke dalam perusahaan related diversified
firm yaitu perusahaan yang beroperasi di bidang industri yang mirip dan mereka berhubungan
satu sama lain melalui operating synergies. Operating synergies ini dapat berupa :
- kemampuan untuk membagi sumber daya
- kemampuan untuk membagi core competency (sesuatu yang membuat suatu
perusahaan sukses dan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi customer).
Ini dapat dilihat dari Garuda Indonesia dan bisnis unitnya, yaitu:
- Citilink, perusahaan penerbangan dengan harga terjangkau dan melayani
penerbangan domestik. Sebagai anak perusahaan Garuda, Citilink berbagi sumber
daya dengan Garuda misalnya divisi marketing, maintenance, dan procurementnya
sama dengan Garuda.
- PT. Garuda Maintenance Facilities Aero Asia, perusahaan ini bergerak di bidang
pemeliharaan pesawat terbang. Tidak hanya melayani Garuda saja tapi juga
maskapi penerbangan lain baik nasional maupun internasional.
- PT. Aerowisata International, menyediakan jasa travel, hotel, transportasi, dan
jasa katering penerbangan.
- PT. Abacus Distribution System, merupakan perusahaan yang melayani jasa
pemesanan tiket melalui komputer.
- PT. Gapura Angkasa, ground handling.
- PT. Garuda Medical Centre (GMC), merupakan jasa pelayanan di bidang
kesehatan. Sebelum menjadi bisnis unit tersendiri, GMC adalah divisi kesehatan
Garuda Indonesia dan hanya melayani awak dan karyawan.
- Garuda Aviation and Training Education (GATE), merupakan lembaga
pendidikan dan pelatihan penerbangan. Selain sebagian besar pilot Garuda
mendapatkan lisensi kelayakan terbangnya dari lembaga ini, beberapa maskapai
penerbangan nasional maupun internasional juga mengirimkan sumber daya
menusianya untuk menjalani pelatihan disini.
- CARGO bergerak di bidang jasa angkutan/barang.
Karakteristik lain dari related diversified firm adalah mereka mempunyai core
competencies yang menguntungkan business unitnya. Core competencies yang
dimiliki Garuda Group adalah dibdang aviasi. Karena mereka tumbuh

Page 9 of 15
berkembang melalui R & D, Garuda terus melakukan inovasi untuk meningkatkan
atau memperbaiki kualitas pelayanannya.

Bussiness Unit Level Strategy

Fokus dari strategi yang diterapkan pada level bisnis unit ini adalah bagaimana
menciptakan dan menjaga keunggulan kompetitif di setiap industri yang dimasukinya. Ciri
bisnis unit adalah dapat mengambil keputusan dan memiliki strateginya sendiri-sendiri tapi
tujuan utamanya tetap sama dengan perusahaan induknya.

Usaha utama Garuda adalah jasa penerbangan, dan business unitnya pun sejalan
dengan kegiatan utama perusahaan. Jadi bisa dibilang Garuda menggunakan pola Aviation
Business Model untuk mengembangkan usahanya.
Berikut ini adalah Bussiness Unit Level Strategy yang diterapkan oleh BU maupun anak
perusahaan Garuda.

Citilink

Pada tahun 2001, Garuda mendirikan Citilink yang hanya melayani penerbangan
domestik. Strategi untuk business unit bergantung pada misi dan keunggulan kompetitifnya.
Berdasarkan Boston Consulting Group’s two-by-two-growth-share matrix Citilink, berada di
dalam tahap “Question mark” jadi misi yang paling sesuai adalah ‘built’. Built artinya tujuan
dari misi ini adalah meningkatkan market share. Untuk menentukan strategi yang sesuai,
dapat menggunakan analisis industri Porter’s Five Force Model. Berikut analisisnya :

1. The intensity of rivalry among existing competitors. Faktor yang mempengaruhi


persaingan adalah :
- Pertumbuhan industri : saat ini pertumbuhan industri jasa maskapai penerbangan
di Indonesia sangat tinggi
- Jumlah kompetitor : karena pertumbuhan industrinya sangat cepat, maka jumlah
pesaing sangat banyak
2. The bargaining power of customers. Contoh yang mempengaruhi kekuatan pembeli
adalah jumlah pembeli; masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan alat transportasi
yang cepat untuk jadi pasarnya sangat luas

Page 10 of 15
3. The bargaining power of supplier. Salah satu keunggulan yang dimiliki Citilink
adalah suplier karena hampir semua kebutuhan Citilink disuplai oleh perusahaan
induknya, Garuda.
4. Threat from substitutes. Dengan banyaknya penerbangan sejenis di Indonesia
ancaman beralihnya pelanggan sangat tinggi.
5. Threat of new entry. Dengan banyaknya perusahaan penerbangan yang menjual
pesawat lamanya dengan harga murah, diperkirakan akan banyak perusahaan
baruyang bergerak di bidang ini.
Dari analisa diatas sebaiknya competitive advantage yang dipilih adalah low cost.
Citilink telah mempraktekan strategi tersebut. Harga tiket yang cukup murah dibandingkan
perusahaan penerbangan domestik lainnya yaitu sekitar 30% lebih murah dibanding Garuda
Indonesia, sasarannya jelas adalah penumpang kelas menengah yang membutuhkan
transportasi yang cepat dan nyaman dengan pelayanan yang memuaskan tentunya.
PT. Aerowisata International
PT. Aerowisata merupakan hospitality industry. Visinya adalah “Customer Comes
First” dengan fokus utama memuaskan pelanggannya. Saat ini berada di dalam tahapan ‘star’
karena perkembangannya yang sangat pesat. Jadi misinya adalah terus mempertahankan
keunggulannya. Sebelumnya, Aerowisata merupakan bagian kecil dari Garuda hingga
akhirnya berkembang, mandiri dan bahkan kini memiliki business unit sendiri, yaitu :
- PT. Mirtasari Hotel, PT. Bina Inti Dinamika, Sanur Beach Hotel dll. yang
bergerak di bidang perhotelan
- PT. Citra Sarana Service, jasa boga
- PT. Satriavi, bergerak dalam bidang biro perjalanan
- PT. Aero Jasa Perkasa, keagenan transportasi udara
- PT. Mandira Era Jasa Wahana, transportasi darat
- Garuda Orient Holidays Pty Limited, wisata
Dilihat dari bussiness unitnya, corporate level strategy yang diterapkan Aerowisata
sama dengan Garuda yaitu related diversified firm. Sedangkan business unit level strategy
yang diterapkan adalah diferentiation. Gunakan Porter’s Five Force Model untuk menentukan
business level strategy:
1. The intensity of rivalry among existing competitors. Faktor yang mempengaruhi
persaingan adalah :
- Pertumbuhan industri : saat ini pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia
sedang mengalami kelesuan
Page 11 of 15
- Jumlah kompetitor : belum terlalu banyak
2. The bargaining power of customers. Contoh yang mempengaruhi kekuatan pembeli
adalah jumlah pembeli; cukup banyak turis yang membutuhkan jasa pelayanan wisata
yang lengkap dan Aerowisata mampu menyediakan semuanya karena didukung oleh
BU dan perusahaan induknya.
3. The bargaining power of supplier. Salah satu suplai Aerowisata adalah SDM. Untuk
pelatihan pegawai bisa memanfaatkan BU Garuda yaitu GATE.
4. Threat from substitutes. Karena belum banyak jasa seperti ini jadi ancamannya belum
terlau besar.
5. Threat of new entry. Luasnya industri ini memungkinkan banyaknya perusahaan baru
yang tertarik untuk masuk ke bidang wisata.

PT. Aerowisata berupaya terus mengembangkan kualitas jasa pelayanannya dengan


selalu beradaptasi dengan teknologi baru, menambah kantor perwakilan baik di dalam
maupun di luar negeri, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pelatihan
intensif dan rotasi pegawai dengan maksud untuk meningkatkan dan memuaskan jumlah
pelanggan.

PT. Garuda Sentra Medika

Bergerak di bidang pelayanan kesehatan. Visinya adalah adalah menjadi pusat


penyedia jasa layanan kesehatan terkemuka di Indonesia, melalui pelayanan profesional,
berstandar internasional dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Sedangkan misinya :

- Membangun citra sebagai penyedia layanan kesehatan profesional, yang


berstandar internasional
- Mengelola Healthcare Services dan Managed Care dengan efektif dan efisien
- Mengembangkan produk-produk layanan kesehatan penerbangan, jaringan klinik
satelit dan rumah sakit
- Meningkatkan kompetensi, profesionalisme & kesejahteraan SDM
- Meningkatkan pendapatan usaha dan memperoleh laba yang wajar.

Analisa industri dengan Porter’s Five Force Model:

Page 12 of 15
1. The intensity of rivalry among existing competitors. Faktor yang mempengaruhi
persaingan GSM adalah jumlah kompetitor yang cukup banyak terutama di
Jakarta.
2. The bargaining power of customers. GSM memiliki customer tetap yaitu seluruh
karyawan PT Garuda Indonesia beserta seluruh anak perusahaan dan bisnis
unitnya. Walaupun begitu karena banyaknya usaha sejenis customer jadi
mempunyai banyak pilihan.
3. The bargaining power of supplier.
4. Threat from substitutes. Ancaman cukup tinggi
5. Threat of new entry. Jasa pelayanan kesehatan selalu dibutuhkan, jadi ancaman
dari pendatang baru selalu ada.

Dari analisa diatas, strategi yang paling tepat bagi GSM adalah low cost agar dapat
bersaing dengan kompetitornya.

PT. GMF Aero Asia

Selain berfungsi sebagai operation support Garuda, GMF juga melayani


pemeliharaan pesawat terbang milik maskapai penerbangan lain. Misi GMF adalah
‘menyediakan pemeliharaan pesawat yang dapat dipercaya dan terintegrasi untuk
menciptakan langit yang lebih aman. Saat ini nama GMF dikenal sebagai salah satu penyedia
jasa maintenance pesawat terbang yang cukup dikenal baik di Indonesia maupun dalam dunia
internasional. Ini terbukti dari jumlah klien yang mempercayakan maintenance pesawatnya
pada GMF. Bisa dibilang saat ini GMF berada di tahap ‘star’ karena market sharenya yang
cukup luas dan mendapat profit yang cukup besar. Pada tahap ini misi perusahaan adalah
mempertahankan keunggulannya.

1. The intensity of rivalry among existing competitors. Jumlah penyedia jasa


maintenance seperti GMF masih sedikit di Indonesia, tetapi persaingan di luar negeri
sangat ketat
2. The bargaining power of customers. Dengan banyaknya pilihan, customer mamegang
peranan penting untuk memilih jasa perusahaan mana yang akan dipakai
3. The bargaining power of supplier. Lemah karena jumlah supllier cukup banyak
4. Threat from substitutes

Page 13 of 15
5. Threat of new entry. Karena perusahaan maintenance lokal sangat sedikit, masuknya
perusahaaan baru ke bidang ini sangat besar.
Dari analisis didapat bahwa persaingan dalam bidang ini cukup ketat, untuk
mempertahankan keunggulannya GMF menerapkan strategi low cost. Strategi ini telah
diterapkan oleh GMF dan tampaknya cukup berhasil.

Penerapan Value Chain pada PT Garuda Indonesia dan Business Unitnya


Untuk lebih memahami aktivitas suatu perusahaan dan mengembangkan competitive
advantage, kita perlu memisahkan aktivatas-aktivitas yang ada dalam perusahaan ke dalam
suatu value chain. Value chain diterapkan untuk melihat apakah operasi perusahaan (dari
tahap desain sampai distribusi) bisa ditingkatkan atau biayanya diturunkan. Vlue chain di
bagi ke dalam dua bagian yaitu proses-proses utama (primary activities) dan aktivitas
penunjangnya (supporting activities). Primary activities terbagi menjadi :
 Inbound logistics, proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku
 Pada Garuda dan BU-nya, proses ini tidak ada karena merupakan perusahaan jasa.
 Production, proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi Pada Garuda dan BU-
nya, proses ini tidak ada karena merupakan perusahaan jasa.
 Outbound logistics, penyimpanan barang jadi Pada Garuda dan BU-nya, proses ini
tidak ada karena merupakan perusahaan jasa.
 Sales and marketing, identifikasi kebutuhan customer dan melakukan penjualan
Bagian Sales di Garuda bertgas untuk menjual jasa. Sedangkan bagian marketing
berfungsi untuk mencari tahu kebutuhan pelanngannya. Misalnya pelayanan macam
apa yang diinginkan dan disukai pelanggan.
 Maintenance / service, misalnya pelayanan kepada customer setelah penjualan.

Support Activity terbagi menjadi :


- Procurement, pembelian barang seperti suplai, peralatan dan material.
Saat ini Garuda menggunakan sistem procurement on-line. Salah satu sistemnya
adalah dengan cara e-auction (pelelangan secara elektronik)
- Technology Development, dukungan teknologi untuk memberikan nilai tambah
pada produknya. Pengembangan teknologi untuk pesawat dilakukan oleh bagian
R&D di GMF

Page 14 of 15
- Human Resource Management, rekrutmen pegawai, pemberian kerja, training &
development dan kompensasi. Pelatihan pilot, pegawai dilakukan oleh business
unit Garuda, GATE.
- Firm Infrastructure, terdiri dari struktur organisasi, sistem pengontrolan,
kebudayaan perusahaan.Bahasan tentang hal ini ada di chapter 1 dan 3.
Profit margin yang didapat oleh perusahaan tergantung pada efektivitas dalam
melakukan aktivitas-aktivitas diatas dengan efisien.
Tidak semua aktivitas-aktivitas dalam value chain harus dilakukan sendiri oleh
perusahaan, melainkan dapat juga dilakukan oleh business unitnya dan sebaliknya
(operation synergy). Tindakan seperti ini dapat mengurangi biaya operasional.
Tapi yang terjadi sinergi antar business unit ini akan menambah biaya hubungan
antar departemen.

Chapter 3

Behavior in Organizations

Goal Congruence

Goal Congruence adalah tujuan suatu organisasi, yang harus dicapai oleh semua
bagian dari organisasi, yang ditetapkan oleh top managemen. Dua pertanyaan penting untuk
mengevaluasi management control practice:

1. Aksi apa saja yang dapat memotivasi orang untuk menjadi kepentingan mereka?
2. Apakah aksi-aksi ini sesuai dengan kepentingan utama perusahaan?
Tujuan utama PT. Garuda Indonesia adalah kepuasan pelanggan (Customer
satisfaction). Semua kegiatatn harus dikerjakan dengan baik demi kepuasan pelanggan.
Tujuan ini akan dicapai dengan work culturenya (Smile ‘n Care).

Page 15 of 15

You might also like