You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan unsure penting dalam perawatan, khususnya

perawatan pada anak. oleh karena anak merupakan bagian dari keluarga, maka

perawat harus mampu emngenal keluarga sebagai tempat tinggal atau konstanta

tetap dalam kehidupan anak (Wong, Perry and Hockenberry. 2002). Sebagai

perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan, harus mampu memfasilitasi

keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian

tindakan keperawatan langsung, maupun pendidikan kesehatan bagi anak. Selain

itu, perawat harus memperhatikan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi

keluarga yang dapat menetukan pola keidupan anak selanjutnya. Factor-faktor

tersebut sangat menentukan perkembangan anak dalam kehidupan (Alimul, 2005).

Kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaannya bentuk dukungan

dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangat baik maka

pertumbuhan dan perkebangan anak relative stabil, tetapi apabil dukungan

keluarga anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya

yang dapat menganggu psikologis anak (Alimul, 2005).

Populasi anak yang dirawat dirumah sakit menurut Wong (2001),

mngalami peningkatan yang sangat dramatis. Presentase anak yang dirawat

dirumah sakit saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan kompleks

dibandingkan kejadian hospitalisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Mc Cherty dan

Kozak mengatakan hamper empat juta anak dalam satu tahun mengalami

hospitalisasi (Lawrence J. cit Hikmawati, 2000). Rata-rata anak mendapat

1
perawatan selama enam hari. Selain membutuhkan perawatan yang special

disbanding pasien lain, anak sakit juga mempunyai keistimewaan dan

karakteristik tersendiri karena anak-anak bukanlah miniature dari orang dewasa

atau dewasa kecil. Dan waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak-

anak 20-45% lebih banyak dari pada waktu untuk merawat orang dewasa (Speirs,

cit Hikmawati 2000).

Menurut Supartini (2004) perawaan anak dirumah skit merupakan

pengalaman yang penuh dengan stress, baik bagi anak maupun orang tua.

Lingkungan umah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress dan kecemasan

pada anak. Pada ank yang dirawat dirumah sakit akan muncul tantangan-

tantangan yang harus dihadapinya seperti mengatasi suatu perpisahan,

penyesuaian dengan lingkungan yang asing baginya, penyesuaian dengan banyak

orang mengurusinya, dankerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-

anak yang sakit serta pengalaman mengikuti terapi yang menyakitkan.

Pada anak usia pra sekolah, kecemasan yang paling besar dialami adalah

ketika pertama kali mereka masuk sekolah dan kondisi sakit yang dialami anak.

Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit maka

besar sekali kemungkinan anak akan mengalami disfungsi perkembangan. Anak

akan mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit maka besar sekali

kemungkinan anak akan mngalami disfungsi perkembangan. Anak akan

mengalami gangguan, seperti gangguan somatic, emosional dan psikomotor

(Nelson cit Isranil Laili 2006). Reaksi terhadap penyakit atau masalah diri yang

dialami anak pra sekolah seperti perpisahan, tidak mengenal lingkungan atau

2
lingkungan yang asing, hilangnya kasih sayang, body image maka akan bereaksi

seperti regresi yaitu hilangnya control, displacement, agresi (menyangkal) ,

menarik diri tingkah laku protes, serta lebih peka dan pasif seperti menolak

makan dan lain-lain (Alimul, 2005).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan permasalahan yang

akan diteliti adalah : “ Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan

akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah dibangsal E RSUP Prof Dr. R. D.

Kandou Manado

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah di bangsal

perawatan anak

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat dukungan keluarga yang diberikan orang tua

selama proses hospitalisasi anak di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang sedang

dirawat di bangsal perawatan anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

3
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Aplikatif

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi perawat

khusunya pada bangsal anak, untuk lebih memperhatikan penerapan asuhan

keperawatan pada anak.

2. Manfaat Keilmuan

Mengembangkan konsep-konsep yang ada dan merupakan data dasar

untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan

hospitalisasi pada anak.

3. Manfaat Metodologi

Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa S 1 Keperawatan atau peneliti yang

berminat dalam lingkup yang sama, guna mengembangkan penelitian

keperawatan anak khususnya masalah tentang hospitalisasi pada anak.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Hopitalisasi pada anak.

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena alasan yang

berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani

terapi perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini,

2004).

Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung

selama individu tersebut dirawat dirumah sakit (Wong 2001)

Menurut WHO Hospitalisasi merupakan pengalaman yang

mengancam bagi individu karena stressor yang dihadapi dapat

menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:

1. lingkungan yang asing

2. berpisah dengan orang yang berarti

3. kurang informasi

4. kehilangan kebebasan dan kemandirian

5. pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan,

semakin sering berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk

kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya.

6. Perilaku petugas Rumah Sakit.

5
Menurut Wong ( 2001 ), berbagai perasaan muncul saat anak

dirawat di RS, cemas, marah sedih, takut dan rasa bersalah. Hospitalisasi

bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai suatu pengalaman yang

mengancam dan merupakan sebuah stressor. Keduannya dapat

menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga. Bagi anak hal ini mungkin

terjadi karena,

1. Anak tidak memahami mengapa dirawat/terluka

2. Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan,

lingkungan dan kebiasaan sehari-hari

3. Keterbatasan mekanisme koping.

Anak akan memberikan reaksi saat sakit dan mengalami proses

hospitalisasi, reaksi tersebut dipengaruhi oleh. Tingkat perkembangan

usia, pengalaman sebelumnya, support system dalam keluarga,

ketrampilan koping dan berat ringannya penyakit (Alimul, 2005).

Beberapa penelitian menunjukkan, orangtua menjalani cemas yang

tinggi terutama baru pertama kali anaknya dirawat di RS, orang tua yang

kurang mendapat dukungan emosi dan sosial keluarga, kerabat dan

petugas kesehatan dan saat orang tua mendengar keputusan dokter tentang

diagnose penyakit anaknya (Fiieddman 1997).

6
B. Dampak Hospitalisasi

1. Reaksi Anak

a. Masa bayi

Pada anak usia lebih dari 6 bulan terjadi tranger anxiety reaksi

yang ditunjukan, menangis, marah, banyak melakukan gerakan,

bila ditinggalkan ibunya akan merasa cemas karena perpisahan

dan respon nyeri adalah menangis.

b. Masa Toddler

Anak dalam masa toddler menunjukan reaksi cemas akibat

perpisahan, kehilangan kemampuan mengontrol diri dan menjadi

tergantung dengan lingkungan biasa mengalami regresi, dan nyeri

terhadap perlukaan.

c. Masa Pra sekolah

Anak biasanya menolak makan, menangis, tidak kooperatif dengan

petugas saat mengalami perpisahan, kehilangan control terhadap

dirinya dan takut terhadap perlukaan.

d. Masa Sekolah

Cemas akibat perpisahan, kehilangan control, dan nyeri terhadap

perlukaan. ( Wong 2000)

2. Reaksi Orang Tua

- Perasan cemas dan takut

- Perasaan sedih

- Perasaan frustasi (wong 2000)

7
3. Reaksi Saudara Kandung

Proses Hospitalisasi juga menimbulkan reaksi terhadap saudara

kandung diantaranya, rasa marah, cemburu/iri hati merasa orang tua

lebih mementingkan saudaranya), benci ( selain kepada orang tua,

situasi tidak menyenangkan), rasa bersalah dan takut. (Wong 2000).

Menurut Supartini (2004) Proses hopitalisasi dapat mengakibatkan

perubahan yang diantaranya;

1. Perubahan konsep diri

Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan,

pengaruh citra tubuh, perubahan citra tubuh dapat menyebabkan

perubahan peran, ideal diri, harga diri dan identitasnya.

2. Regresi

Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya

atau lebih rendah dalam fungsi fisik, mental prilaku dan intelektual.

3. Dependensi

Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.

4. Dipersonalisasi

Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian,

tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan,

perubahan identitas dan suli bekerjasama mengatasi masalahnya.

5. Takut dan Ansietas

Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap

penyakitnya.

8
6. Kehilangan dan perpisahan

Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena

lingkungan yang asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan

kebebasan, berpisah dengan pasangan dan terasing dari orang yang

dicintai.

9
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini berbentuk deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu

jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data

variable bebas dan variable terikatnya hanya satu kali pada satu saat (Nursalam,

2003).

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dri suatu variabel yang menyangkut

masalah yang diteliti. (Nursalam, 2001).

Populasi yang diambil adalah semua anak usia pra sekolah (2,5-5

tahun) dan keluarganya yang dirawat di irina E RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan “sampling”

tertentu untuk bisa memenuhi/mewakili populasi. (Nursalam, 2001).

Sampel penelitian ini diambil berdasarkan teknik purposive sampling,

yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel dari antara

populasi sesuai yang di kehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian)

(Nursalam, 2003).

10
C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di ruangan perawatan anak irina E RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Waktu penelitian ini akan dimulai tanggal 10

januari sampai 10 Februari tahun 2010.

D. Instrument Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah; pertama, dukungan keluarga. Petanyaan didasarkan pada teori Friedman

(1998) yang disusun dalam 18 butir pertanyaan. Menurut Nursalam (2003) skala

pengukuran dukungan keluarga yang digunakan adala dengan skala likert yaitu

selalu ( skor 4), sering (skor 3), kadang-kadang (skor 2), tidak pernah (skor 1).

Skor yang dihasilkan yaitu antara 18-72 akan dikategorikan menurut Arikunto

(2000) bahwa rentang skor kategori dibagitiga sama besar sehingga diperoleh skor

kategori sebagai berikut: Dukungan keluarga baik: 55-72, dukungan keluarga

cukup: 37-54, dukungan keluarga kurang : 18-36. Kedua, skala kecemasan. Alat

ukur untuk skala kecemasan ini menggunakan Tes T-MAS (Taylor’s Manifest

Anxiety Scale) akibat hospitalisasi pada anak. T-Mas merupakan alat yang

digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan melalui observasi yang disusun

oleh Janet Taylor (cit Mulyani, 2004). Menurut Kaplant dan Sadock’s (2002),

pengukuran skala kecemasan secara umum pada anak adalah modifikasi

pengukuran kecemasan pada orang dewasa disesuaikan dengan kondisi anak. Alat

ini berisi 24 butir pertanyaan observasi tingkat kecemasan pada anak usia pra

sekolah dengan jawaban ya (skor 1) dan tidak (skor 0). Dari 24 butir pertanyaan

tersebut skor yang diperoleh adalah antara 0-24. Skor yang diperoleh kemudian

11
dikategorikan menurut Arikunto (2000) dalam kategori sebagai berikut : Cemas

berat17-24, cemas sedang 9-16, cemas ringan 1-8, dan tidak cemas 0. Keuntungan

memakai T-MAS yaitu waktu pemeriksaan yang relatif cepat, dan penilaian

dilakukan oleh responden sendiri, karena hanya responden sendiri yang tahu

keadaan sebenarnya. Makin tinggi skor yang diperoleh, maka makin tinggi pula

tingkat kecemasannya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk variabel dukungan

keluarga adalah dengan menggunakan jenis data primer yaitu kuesioner yang

dijawab langsung oleh responden (Sugiyono, 2006). Untuk variabel tingkat

kecemasan pengumpulan datanya menggunakan data primer kuesioner dan observasi

langsung kepada responden serta menggunakan data sekunder untuk melengkapi data

primer yang diperoleh dari rekam medis dan dari ten aga paramedis sebagai sumber

informan serta keluarga pasien.

E. Pengolahan Data

1. Editing atau pembersihan data, data yang didapat dalam daftar pertanyaan

perlu dibaca dan diperbaiki, jika terdapat hal-hal yang salah atau meragukan

untuk memperbaiki kualitas data. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

editing yaitu kelengkapan data, kesempurnaan data, kejelasan datauntuk

dibaca, kekonsistenan data untuk dibaca, keseragaman data dan kesesuaian

data.

2. Koding. Tahap perhitungan skor diawali dengan memberi kode data berupa

jawaban ”selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah” untuk kuesioner

dukungan keluarga dan “ya” atau “tidak” untuk kuesioner tingkat kecemasan

12
untuk memudahkan analisa. Skor Dukungan keluarga dan tingkat kecemasan

dilakukan dengan menjumlahkan angka-angka yang merupakan jawaban dari

pertanyaan dalam kuesioner.

3. Tabulating. Tahap tabulasi yang dilakukan yaitu memasukkan data ke dalam

tabel-tabel, dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus

dalam berbagai kategori.

F. Etika Penelitian.

Etika penelitian bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas

responden akan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden.

Masalah etika ini terutama ditekankan pada :

1. Informed Consent

Lembar persetujuan ini diberikan pada responden yang akan mengisi

kuesioner dan memenuhi kriteria inklusi. Jika subyek menolak, peneliti

tetap menghormati hak-hak mereka.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan maka subyek tidak mencantumkan nama tapi

diberi kode atau inisial.

3. Confidentialy

Kerahasiaan informal responden dijamin oleh peneliti dan hanya data-

data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

13
G. Rencana Jadwal Penelitian

september oktober november desember januari februari


No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

2. Menyusun proposal penelitian

3. Seminar Proposal

4. Perbaikan Proposal

5. Pelaksanaan Riset

6. Pengolahan dan Analisa Data

7. Menyusun Lap. Hasil riset

8. Ujian sidang

9. Perbaikan

14
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Edisi 1, Salemba

Medika, Jakarta.

Friedman, M.M, 1998, Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, EGC,

Jakarta.

Hikmawati, U., 2000, Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak

Usia Pra Sekolah Selama Perawatan Pada Anak Usia Pra Sekolah di

IRNA II Bangsal Perawatan Anak RSUP Dr.Sardjito, Yogyakarta,

Skripsi, FK UGM, Yogyakarta.

Isranil L, E., 2006, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Anak

Sekolah Yang di Rawat di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) RSUP

Dr.Sardjito Yogyakarta, Skripsi, FK UGM, Yogyakarta.

Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan :

Pedoman Skripsi, Tesis, Salemba Medika, Jakarta.

Potter dan Perry, 2005, Fundamental Keperawatan Volume 1 Edisi 4, EGC,

Jakarta.

Stuart dan Sundeen, 1998, Keperawatan Jiwa. EGC, Jakarta.

Supartini, Y., 2004, Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC,

Jakarta.

Wong and Whaley’s, 2001, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,

Remaja Rosdakarya, Bandung.

15

You might also like