You are on page 1of 17

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia dan


binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Kata penyakit
menular seksual semakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada arti' orang
yang mungkin terinfeksi, dan mungkin mengeinfeksi orang lain dengan tanda-tanda
kemunculan penyakit. Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum
suntik dan juga kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui
selama ratusan tahun.

Secara umum ada 10 faktor yang dapat menyebabkan PMS ini,yaitu :

1. Seks tanpa pelindung


Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik
untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju
penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi
terbaik terhadap PMS. Biasakanlah memakai kondom.

2. Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan
seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang
suka berganti pasangan cenderung memilih pasangan yang suka berganti pasangan pula.
Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.

3. Mulai aktif secara seksual pada usia dini


Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih
tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS
karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah
terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakaikondom, terlibat perilaku
seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
4. Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa
minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan
batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar
maupun sulit meminta pasangannya menggunakan kondom.

5. Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh
obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilaku seksual beresiko/tanpa pelindung.
Pemakaian obat terlarang juga memudahkanorang lain memaksa seseorang melakukan
perilaku seksual yang dalam keadaan sadar tidak akan dilakukan. Penggunaan obat
dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat
darah, seperti hepatitis dan HIV,yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.

6. Seks untuk uang/obat


Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga
sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan
(pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli
maupun penjual sama-sama dirugikan.

7. Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi


Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika
berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.

8. Monogami serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi
kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh
gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan
kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya, sebab orang yang mempraktekkan
monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga
akan tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual.
Sebenarnya monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami
jangka panjangyang kedua pasangan sudah dites kesehatan reproduksi.

9. Sudah terkena suatu PMS


Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda
lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi
dapat menjadi jalan masuk patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah
terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.

10. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi

Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih pil
KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindardari kehamilan,
mereka enggan memakai kondom. Ini bisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh
pasangannya berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai kondom) atau memang tidak
suka pakai kondom dan menjadikan pil KB sebagai alasan. Yang jelas, perlindungan
ganda (pil KB dan kondom) adalah pilihan terbaik…meski tidak semua orang
melakukannya.

Jenis-jenis PMS

• Gonore
• Sifilis
• Herpes genitali
• Kondiloma Akuminata
• Klamidia Trachomatis
• HIV/AIDS

1. Gonore
a. pengertian

Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi
lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata
(konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan
menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan
reproduksi.
b. penyebab

Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat


menular ke orang lain melalui hubungan seksual dengan penderita. Penyakit ini juga
dapat menular dari ibu ke bayinya saat melahirkan. Kita tidak akan terinfeksi gonore
dari pemakaian handuk bersama maupun pemakaian toilet umum.

c. Gejala

Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam
kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan
pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.
Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan
diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya
tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita
menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih,
keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim,
saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang
dalam ketika berhubungan seksual.

Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (anal
sex) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan tidak nyaman di
sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah
dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.

Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore
biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya
infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala, namun terkadang menyebabkan nyeri
tenggorokan dan gangguan untuk menelan.

Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya
infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore
dari ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak
matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati, maka akan
menimbulkan kebutaan.

d. Diagnosis dan pengobatan

Diagnosis penyakit gonore didasarkan pada hasil pemeriksaan mikroskopik


terhadap nanah untuk menemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan
mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium.

Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler


(melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama satu
minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran
darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena
(melalui pembuluh darah atau infus).

2. Sifilis

a. pengertian

Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta,
Treponema pallidum. Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa
contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak
dalam uterus).

b.penyebab

Sifilis atau yang disebut dengan ‘raja singa’ disebabkan oleh sejenis bakteri yang
bernama treponema pallidum. Bakteri yang berasal dari famili spirochaetaceae ini,
memiliki ukuran yang sangat kecil dan dapat hidup hampir di seluruh bagian tubuh.
Spirochaeta penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui
hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Infeksi ini
juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa kehamilan. Anda
tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk, pegangan pintu atau tempat duduk WC.

c. gejala dan tanda

Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan; sebelum perkembangan tes
serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut "Peniru Besar"
karena sering dikira penyakit lainnya..Bila tidak terawat, sifilis dapat menyebabkan efek
serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat
berakibat fatal. Orang yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan
pasangan seks yang mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter
secepat mungkin.

Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Menurut statistik, perawatan
dengan pil kurang efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak
menyelesaikan pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif adalah dengan
penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat (procaine diikutkan untuk mengurangi
rasa sakit); dosis harus diberikan setengah di setiap pantat karena bila dijadikan satu dosis
akan menyebabkan rasa sakit. Cara lain adalah memberikan kapsul azithromycin lewat
mulut (memiliki durasi yang lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin gagal karena ada
beberapa jenis sifilis kebal terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus terjadi pada
tahun 2004. Perawatan lain kurang efektif karena pasien diharuskan memakan pil
beberapa kali per hari.

Perawat kesehatan profesional mengusulkan seks aman dilakukan dengan menggunakan


kondom bila melakukan aktivitas seks, tapi tidak dapat menjamin sebagai penjaga yang
pasti. Usul terbaik adalah pencegahan aktivitas seksual dengan orang yang memiliki
penyakit kelamin menular dan dengan orang berstatus penyakit negatif.

Penyakit ini pada laki-laki lebih terlihat gejalanya dibandingkan dengan


perempuan.Biasanya kaum perempuan tidak mengetahui gejalanya.Gejala yang ada yaitu
seperti ruam berwarna merah pada daerah kelamin,dan biasanya sangat gatal.Meski kaum
perempuan tidak akan tau apakah dia menderita penyakit sifilis,sebaiknya menjaga diri
agar tidak tertular penyakit ini dan menularkan penyakit ini pada orang lain.Dan bagi
kaum lelaki sebaiknya juga menjaga diri sendiri agar tidak tertular atau menularkannya
pada orang lain.Cara satu-satunya untuk mencegah hal ini terjadi adalah setia pada
pasangannya dan juga rutin diperiksa oleh dokter agar tidak menjadi terlalu parah.

Kalau Anda menduga bahwa Anda menderita sifilis atau kalau Anda mempunyai
pasangan yang mungkin menderitanya, Anda dan pasangan perlu mengunjungi dokter
spesialis kulit dan kelamin. Kalau mereka mendiagnosa adanya sifilis, Anda akan
diberikan antibiotik. Setiap orang yang menjadi partner seksual tanpa perlindungan juga
harus segera diperiksa untuk mengetahui apakah mereka telah terinfeksi sifilis. Begitulah
himbauan dokter menyangkut penyakit ini.

Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang kemerahan dan
basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini disebut dengan chancre, dan
muncul di tempat spirochaeta masuk ke tubuh seseorang untuk pertama kalinya.
Pembengkakan kelenjar getah bening juga ditemukan selama stadium ini. Setelah
beberapa minggu, chancre tersebut akan menghilang. Stadium ini merupakan stadium
yang sangat menular.

Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para penderita
akan mengalami ruam, khususnya di telapak kaki dan tangan. Mereka juga dapat
menemukan adanya luka-luka di bibir, mulut, tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-
gejala yang mirip dengan flu, seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada
stadium ini. Stadium ini biasanya berlangsung selama satu sampai dua minggu.

Stadium tiga. Kalau sifilis stadium dua masih juga belum diobati, para
penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis laten. Hal ini berarti bahwa
semua gejala penyakit akan menghilang, namun penyakit tersebut sesungguhnya masih
bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnya pun masih bergerak di seluruh tubuh.
Sifilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya.
Stadium empat. Penyakit ini akhirnya dikenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium
ini, spirochaeta telah menyebar ke seluruh tubuh dan dapat merusak otak, jantung, batang
otak dan tulang.

Sifilis dapat mempertinggi risiko terinfeksi HIV. Hal ini dikarenakan oleh lebih
mudahnya virus HIV masuk ke dalam tubuh seseorang bila terdapat luka. Sifilis yang
diderita juga akan sangat membahayakan kesehatan seseorang bila tidak diobati. Baik
pada penderita lelaki maupun wanita, spirochaeta dapat menyebar ke seluruh tubuh dan
menyebabkan rusaknya organ-organ vital yang sebagian besar tidak dapat dipulihkan.
Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati, juga dapat menyebabkan terjadinya cacat lahir
primer pada bayi yang ia kandung.

3. Herpes genitali
a. Pengertian

Banyak sekali masyarakat yang tidak menyadari bahwa dirinya terkena herpes
virus, selain gejalanya kadangkala tidak timbul, seringkali terjadi luka yang sakit hanya
pada awal infeksi pertamanya saja. Pada infeksi kedua atau ketiga tidaklah sesakit yang
pertama bahkan bisa dikategorikan ringan dan seringkali pada beberapa orang tidak
merasakan nyeri apapun saat ada luka tersebut.

Sebenarnya keluarga herpes virus bukan hanya bisa terkena pada manusia tapi juga
hewan akan tetapi yang biasanya mengenai manusia dikategorikan sebagai Human
Herpes Viridae dan terdiri dari beberapa macam virus, mungkin banyak yang bahkan
tidak mengetahui bahwa keluarga herpes terdiri dari beberapa macam virus dan bukan
mengenai genitalia semata.

Seperti apakah keluarga virus Human HerpesViridae ini?

1. Virus Varicella Zoster (VZV) merupakan keluarga dari virus herpes, dimana ia bisa
menyebabkan cacar dan akan terus hidup di dalam badan meskipun sudah sembuh, virus
ini jika teraktivasi kembali bisa menjadi herpes zoster atau yang disebut cacar ular.
2. Virus herpes simplex (HSV) dimana virus ini terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe HSV-
1 dan HSV-2, apa bedanya?

Tipe 1 secara teori dikaitkan dengan bagian atas tubuh, seperti bibir dan virus HSV-1
tidak selalu berkaitan dengan genitalia. Banyak diantara penduduk di dunia yang terkena
HSV-1 pada waktu kecil entah dari orangtua yang mempunyai HSV-1 di bibirnya dan
sedang mencium anaknya lalu menularkan virus tersebut.

Sedangkan tipe 2 secara teori dikaitkan dengan bagian genitalia atau pinggang ke bawah,
inilah yang sering orang kaitkan dengan herpes secara keseluruhan. Herpes virus tipe 2
inilah yang penularannya biasanya oleh hubungan seksual akan tetapi perlu diketahui
dengan perubahan yang terjadi pada cara berhubungan seksual seperti oral seks, pada
prakteknya tak jarang herpes virus tipe 1 didapatkan pada bagian genitalia dan begitu
pula sebaliknya.

3. Virus Epstein Barr (HHV-4), virus epstein barr ini biasanya tidak selalu menimbulkan
gejala atau hanya bergejala seperti flu dan infeksi virus ini menimbulkan infeksi
mononukleosis pada tubuh.

4. Cytomegalovirus (HCMV atau juga HHV-5),merupakan salah satu virus dari infeksi
TORCH yang bisa menyebabkan abnormalitas pada bayi baru lahir.

5. Roseolovirus, virus yang menyebabkan penyakit roseola yang biasa didapat pada anak
- anak.

6. Kaposi's Sarcoma associated Herpes Virus(KSHV), virus ini menyebabkan penyakit


kaposi sarkoma yaitu sebuah tumor yang biasanya cukup banyak terdapat pada penderita
AIDS.

b. Penyebab

Saat ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua
herpes ini berasal dari virus yang berbeda. Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella
zoster. Zoster tumbuh dalam bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh kanan atau kiri
saja. Jenis yang kedua adalah herpes simpleks, yang disebabkan oleh herpes simplex
virus (HSV). HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu HSV-1 yang umumnya
menyerang bagian badan dari pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks
labialis), dan HSV-2 yang menyerang bagian pinggang ke bawah. Sebagian besar herpes
genitalis disebabkan oleh HSV-2, walaupun ada juga yang disebabkan oleh HSV-1 yang
terjadi akibat adanya hubungan kelamin secara orogenital, atau yang dalam bahasa
sehari-hari disebut dengan oral seks, serta penularan melalui tangan.

Bila seseorang terkena HSV, maka infeksi yang terjadi dapat berupa episode I infeksi
primer (pertama kali terjadi pada dirinya), episode I non primer, infeksi rekurens
(ulangan), asimtomatik atau tidak ada infeksi sama sekali. Pada episode I infeksi primer,
virus dari luar masuk ke dalam tubuh hospes (penerima virus). Selanjutnya, terjadilah
penggabungan virus dengan DNA hospes tersebut dan mengadakan multiplikasi atau
replikasi sehingga menimbulkan kelainan pada kulit. Virus akan menjalar melalui serabut
saraf sensorik ke ganglion saraf dan berdiam secara permanen dan bersifat laten.

Pada episode I non infeksi primer, infeksi sudah lama berlangsung tetapi belum
menimbulkan gejala klinis. Pada keadaan ini tubuh sudah membentuk antibody sehingga
pada waktu terjadinya episode I ini kelainan yang terjadi tidak seberat episode I dengan
infeksi primer.

Sedangkan infeksi rekurens terjadi apabila HSV yang sudah ada dalam tubuh seseorang
aktif kembali dan menggandakan diri. Hal ini terjadi karena adanya factor pencetus, yaitu
berupa trauma (luka), hubbungan seksual yang berlebihan, demam, gangguan alat
pencernaan, stress, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol serta obat-obatan yang
menurunkan kekebalan tubuh seperti misalnya pada penderita kanker yang mengalami
kemoterapi.

c. gejala dan tanda


Herpes genitalis primer memiliki masa inkubasi antara 3 - 7 hari. Gejala yang timbul
dapat bersifat berat tetapi bisa juga tidak tampak, terutama apabila lukanya berada di
daerah mulut rahim pada perempuan. Pada awalnya, gejala ini didahului oleh rasa
terbakar beberpa jam sebelumnya pada daerah dimana akan terjadi luka. Setelah luka
timbul, penderita akan merasakan gejala seperti tidak enak badan, demam, sakit kepala,
kelelahan, serta nyeri otot. Luka yang terjadi berbentuk vesikel atau gelembung-
gelembung. Kemudian kulit tampak kemerahan dan muncullah vesikel yang bergerombol
dengan ukuran sama besar. Vesikel yang berisi cairan ini mudah pecah sehingga
menimbulkan luka yang melebar. Bahkan ada kalanya kelenjar getah bening di sekitarnya
membesar dan terasa nyeri bila diraba.

Pada pria gejala akan tampak lebih jelas karena tumbuh pada kulit bagian luar kelenjar
penis, batang penis, buah zakar, atau daerah anus. Sebaliknya, pada wanita gejala itu sulit
terdeteksi karena letaknya tersembunyi. Herpes genitalis pada wanita biasanya
menyerang bagian labia majora, labia minora, klitoris, malah acap kali leher rahim
(serviks) tanpa gejala klinis. Gejala itu sering disertai rasa nyeri pada saluran kencing.

d. Penularan dan pencegahannya

Penularan dan Pencegahannya

Baik HSV-1 maupun HSV-2 menular melalui kontak kulit, ciuman, hubungan seks dan
oral seks. Herpes paling mudah ditularkan pada masa terjadinya luka aktif. Akan tetapi
virus juga dapat menyebar selama tidak ada gejala yang tampak, dan ditularkan dari
daerah yang kelihatannya tidak aktif. Sebagian besar penularan herpes genitalis ini terjadi
melalui kontak seksual. Sulitnya, kadang-kadang penderita tidak sadar bahwa ia sedang
kambuh, sehingga dengan melakukan hubungan seks yang tidak terlindungi, ia
menularkan virus ini ke pasangannya.

Memang akibat infeksi HSV-2 jarang sampai menimbulkan kematian pada orang dewasa.
Namun herpes genitalis perlu penanganan serius, karena selain belum ada obat atau
vaksin yang efektif, perkembangan akibatnya pun sulit diramalkan. Infeksi primer dini
yang segera diobati besar kemungkinan akan dapat mencegah penyakit ini kambuh,
sedangkan infeksi rekuren (ulangan) hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya.

Suami atau istri dengan pasangan yang pernah terinfeksi herpes genitalis perlu
melakukan proteksi individual dengan cara menggunakan dua macam alat perintang,
yaitu spermicidal foam (busa pembasmi sperma) dan kondom. Spermicidal foam mampu
mematikan virus, sedangkan kondom berfungsi untuk menghambat atau mengurangi
masuknya virus. Sementara itu si pengidap harus berusaha menyingkirkan faktor-faktor
pencetus seperti yang sudah diungkapkan di atas.

Yang juga dikhawatirkan adalah penularan ibu yang mengidap HSV kepada bayi yang
dikandung/dilahirkannya. Bila penularan (transmisi) terjadi pada trimester I kehamilan,
hal itu cenderung mengakibatkan abortus. Sedangkan pada trimester II bisa terjadi
kelahiran prematur. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita herpes genitalis dapat
menderita kelainan yang sangat beragam, mulai dari hepatitis, ensefalitis bahkan bisa
lahir dalam keadaan mati.

Selain pencegahan terhadap penularan serta menghindari faktor pencetus bagi penderita,
yang perlu juga diperhatikan adalah kondisi kejiwaan bagi penderita herpes genitalis ini.
Anggapan bahwa herpes adalah penyakit kotor, tidak dapat disembuhkan, menular
dengan mudah, dll, membuat orang yang terkena herpes akan malu dan takut melakukan
pemeriksaan dan berobat. Padahal apabila pengobatan dilakukan sedini mungkin, maka
penyakit ini lebih bisa dikendalikan.

4. Kondiloma Akuminata
a. Pengertian

Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling


vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Kutil genitalis sering ditemukan dan menyebabkan kecemasan karena: - tidak enak
dilihat, - bisa terinfeksi bakteri - bisa merupakan petunjuk adanya gangguan sistem
kekebalan.
b. Penyebab

Virus papilloma.

Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak
menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim.
Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher
rahim (ditunjukkan dengan hasil Pap-smear yang abnormal) atau kanker pada vagina,
vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan atau kerongkongan.

c. Gejala

Kutil genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembab. Pada
pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit depannya
(jika tidak disunat). Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim
(serviks) dan kulit di sekeliling vagina. Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah
sekeliling anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan
hubungan seksual melalui dubur.

Kutil biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagai
pembengkakan kecil yang lembut, lembab, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh
dengan cepat dan bisa memiliki tangkai. Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa
kutil dan permukaannya yang kasar memberikan gambaran seperti bunga kol (blumkol).

Pada wanita hamil, pada gangguan sistem kekebalan (penderita AIDS atau pengobatan
dengan obat yang menekan sistem kekebalan) dan pada orang yang kulitnya meradang,
pertumbuhan kutil ini sangat cepat.

d. Pengobatan

Kutil pada alat kelamin luar bisa diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau
pembedahan dengan bius lokal.
Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikan atau asam
trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil. Tetapi pengobatan ini memerlukan
waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit di sekelilingnya dan
sering gagal.

Kutil di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil. Pilihan
lainnya adalah pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik.

Kutil genitalis sering kambuh dan memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang belum
disunat, kekambuhan bisa dicegah dengan menjalani penyunatan.

5. Klamidia Trachomatis

Chlamydia trachomatis adalah salah satu dari tiga spesies bakteri dalam genus
Chlamydia, famili Chlamydiaceae, kelas Chlamydiae, filum Chlamydiae, domain
Bacteria.C. trachomatis adalah agen chlamydial pertama yang ditemukan dalam tubuh
manusia. Bakteri ini pertama kali diidentifikasi tahun 1907.

Infeksi Chlamydia trachomatis sering tidak menimbulkan gejala dan sangat beresiko
bila terjadi pada ibu-ibu karena dapat menyebabkan kehamilan ekyopik, intertelitas dan
abortus. WHO memperkirakan 4 juta kasus baru pada ibu-ibu terinfeksi oleh Chlamydia
trachomatis dan 50.000 diantaranya mengalami intertilitas,kehamilan ektopik dan
abortus. Mekanisme terjadinya infeksi C.trachomatis telah dipelajari banyak peneliti,
dimana MOMP (Major Outr Membrane Protein) merupakan suatu target penting untuk
mencegah respons imun dari host, seperti neuralizing factor dan sel T. Berdasarkan
adanya variasi nukleotida dari MOMP pada gen Omp-1 dan adanya inhibisi respon imun
dapat menyebabkan mudahnya host terpapar oleh C.trachomatis. Setiap variasi
nukleotida memperlihatkan berkurangnya imunitas seravor yang spesifik dalam
menyeleksi imun dari host.

6. HIV
a. Virus HIV

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat


menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4
sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat
bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus
HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih
sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika
diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita
dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.

b. Penyakit AIDS

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang


merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk
hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang
mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau
menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel
darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.

Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi
AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS
yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum
maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit
AIDS.

C. Metode / Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS


- Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah
menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
- Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks,
dsb.
- Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks,
oral seks, dll.
- Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya,
dan lain sebagainya.

Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / bab / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine

You might also like